Tes...
Air mata itu menetes tanpa suara ketika sepatu high-heels milik Bella menginjak tangannya semakin kuat. Darah segar itu mengalir, Zakia hanya bisa diam tidak meringis sama sekali.
Max hanya diam saja. Tak melarang atau menegur ibu sambungnya yang dengan tega menyakiti istrinya. Tangan Max terkepal, Pria itu memalingkan wajah. Entah mengapa Hatinya merasa sakit melihat itu.
"Jangan hanya diam saja.. Ayo bicara.."Batin seseorang di ambang pintu. Merasa tidak tega, Orang itu akhirnya berlari.
"Nona!!.."Pria yang tak lain adalah Alden itu mendekat, Pria itu mendorong tubuh Bella hingga wanita paruh baya itu mundur sampai jatuh terduduk.
"Alden?
"Nona tidak apa-apa?" Zakia hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Alden. Max mengepalkan tangannya, Hatinya panas melihat Alden yang begitu perhatian terhadap istrinya.
Alden membantu Zakia berdiri. Akan tetapi sebelum itu, Alden menatap satu persatu keluarga besar itu.
"Maaf Kalau saya lancang, Tapi menurut saya.. Sebagai orang yang punya pendidikan tinggi tidak pantas orang seperti kalian memperlakukan seseorang seperti ini. Perlakuan seperti ini sangat mirip dengan orang gila yang tidak punya hati sama sekali.. Kalian mengaku pintar tapi sayangnya, Otak kalian minim.. " Usai mengatakan itu, Alden membawa Zakia keluar dari kerumunan monster itu.
Tujuan Alden adalah ke rumah sakit. Alden sudah tidak bisa menahannya lagi, Pria itu tidak bisa berpura-pura tidak peduli.
"Kita ke rumah sakit sekarang Nona.."Zakia masuk ke dalam mobil, Ia menurut saja mau kemana Alden membawanya.
Sementara di dalam ruangan yang super mewah itu. Max meraup wajahnya dengan kasar, Nafasnya bergemuruh hebat. Matanya menatap tajam darah segar di lantai itu. Max menggelengkan kepalanya..
"Tidak! Aku tidak peduli dengan pembu-nuh itu.. Harusnya aku senang bukan?
"Mau kemana Max?"Langkah Max terhenti, Ia menoleh ke arah Bella sejenak dan langsung pergi begitu saja.
Aurora mendekati sang ibu. Gadis delapan belas tahun itu ikut menahan sesak di dadanya.
"Aku tidak menyangka kalau kalian tidak ada bedanya dengan hewan. Sama-sama tidak punya akal. Seharusnya tempat kalian bukan disini.. Tapi di kebun binatang..."Ucap Gadis itu dengan sarkas.
"Aurora! Jaga bicaramu!!" Bentak Bella kepada sang putri. Wanita itu hendak menampar Aurora, Namun tangan itu hanya tertahan di udara. Bella masih ingat kalau gadis yang di hadapannya ini adalah putrinya. Putri yang dia lahirkan dengan susah payah.
"Aurora kecewa sama kalian terutama Mommy.. Coba bayangkan saja kalau yang ada di posisi dia? Apa yang akan kalian lakukan?"Sebagai sesama perempuan, Jelas Aurora ikut merasa sakit.
"Ingat Aurora, Wanita itulah yang telah membu-nuh Daddy mu hingga membuat paman Hansen koma sampai saat ini.. "Sepupu Aurora menyela tapi Aurora bukan mereka yang mudah percaya.
"Aku yakin bukan kak Zakia yang melakukan itu..Hanya kalian saja yang bo-doh..Aku tidak akan percaya sebelum Daddy sadar.. Aku yakin,,Setelah ini kalian akan menyesal.."Aurora pergi meninggalkan acara yang sudah kacau balau tersebut.
*****
Alden masuk ke ruangan dimana Zakia berada. Wanita itu duduk dengan tatapan kosong. Alden duduk di kursi samping Zakia. Pria tampan itu melihat luka di telapak tangan Zakia yang sudah di obati dan di lapisi perban.
"Nona.."Mendengar panggilan itu, Zakia merespon kemudian menoleh ke arah Alden yang tersenyum tipis.
"Kamu pulanglah.. Nanti Tuanmu marah..."Ucap Zakia dengan bahasa isyaratnya.
"Jangan pedulikan saya Nona..Saya bisa mengatasi diri saya sendiri.. Yang penting tugas dan amanah saya untuk melindungi Nona terlaksana."Dahi Zakia mengernyit heran.
"Melindungi? Apa Max yang menyuruhmu?
"Bukan Nona.. Suatu saat nanti Nona akan tahu..Saya akan berjanji Nona.. tunggu sebentar lagi, Sebentar lagi saya akan membebaskan Nona.."Lanjut Alden dalam hati. Jika bukan karena perintah seseorang, Alden tidak akan datang ke negara ini dan menjadi asisten orang gila seperti Max.
"Nona belum makan kan?" Zakia menggelengkan kepalanya..
"Nona tunggu disini dulu ya.. Biar saya keluar untuk beli makanan.."Zakia mengangguk, Alden bangkit dan pergi dari ruangan tersebut.
Seperginya Alden, Zakia kembali sendiri. Hingga pintu kembali terbuka dengan kasarnya,. Zakia kira itu adalah Alden tapi siapa yang menyangka kalau Max lah yang masuk.
Mendadak tubuh Zakia bergetar hebat melihat Max yang menatapnya marah dengan urat rahangnya yang menonjol.
Tanpa aba-aba Max mencekik leher istrinya itu. Zakia membuka mulutnya merasa susah bernafas.
"Kenapa? Kau senangkan? Bisa berdua dengan asisten ku? Sepertinya menawarkan diri kepada seorang pria adalah menjadi pekerjaanmu sekarang.."Ucapnya dengan gigi mengetat.
Bruk!
Max menghempaskan tubuh wanita itu hingga Zakia jatuh dari atas brangkar.
"Ayo ikut aku.. Aku ingin melihatmu melayani para pria hidung belang itu.."Zakia menggelengkan kepalanya..
"Jangan..jangan lakukan itu Max..
"AKU TIDAK PEDULI!!
.
.
.
Zakia diam dengan tubuh yang menegang begitu mobil mewah milik suaminya berhenti di depan sebuah tempat hiburan malam.
Max keluar dari kendaraan roda empatnya itu dan langsung menyeret Zakia dengan kasar.
"Masuk!! "Zakia menggelengkan kepalanya..Ia tidak mau masuk ke dalam tempat itu. Zakia tahu negara ini memang sudah terbiasa dengan tempat seperti ini. Akan tetapi tidak dengan Zakia, Wanita itu belum pernah menginjakan kakinya di tempat ini.
Brakk!!
Max mendorong tubuh Zakia hingga jatuh tersungkur di hadapan para pria hidung belang yang sebagian sudah hilang kesadarannya akibat pesta mereka.
"Wah! Tuan Max siapa yang kau bawa ini? Cantik sekali.."Pria berusaha lima puluh tahunan berjongkok di hadapan Zakia yang menangis.
"Kalian bisa pakai wanita ini sepuas kalian.. Asal..
"Asal apa Tuan?
"Bayar dulu padaku.."Zakia kembali menatap Max dengan sendu. Ia tak percaya jika Max akan setega itu dengannya. Sebenci itukah Max kepadanya? Tidakkah ada rasa belas kasih sedikit saja?
Max maju dan berjongkok di hadapan istrinya . Tangannya yang kekar mengapit dagu cantik itu.
"Kenapa menangis hm? Bukankah kau suka di sentuh oleh banyak pria? "Max tersenyum sinis, Max kembali melihat para pria yang menatap Zakia dengan tatapan lapar.
"Ayo lakukan! Jangan lupa upahnya hahahaha...
Zakia menangis sejadi-jadinya. Beberapa pria datang mendekat dan melemparkan segepok uang di hadapan bahkan di tubuh itu.
"Jangan menangis cantik.. Ayolah layani kita secara gantian... Hahaha..
"Hahaha... Hahaha..
Sraak..
Sraaak...
Sraaak..
Pakaian Zakia koyak. Tak ada yang menolongnya, Max hanya bisa menatapnya diam. Pria yang notabene nya adalah suami dari Zakia itu memantik rokok dan menuangkan minuman Alkohol ke gelas. Max sama sekali tidak peduli dengan tangisan Zakia yang pilu.
Memang tak bisa di pungkiri, Max merasa hatinya ikut di remas. Namun, Rasa cemburu siang tadi membuat pria itu buta. Biarkan saja Zakia merasakannya malam ini. Max ingin memberikan pelajaran agar wanita itu tidak mengulanginya lagi..
"Bagaimana kalau kita bawa saja ke dalam kamar. . Kita bisa bergantian mencobanya.. "Zakia Menatap Max lagi, Tolonglah.. Ia tidak mau jadi bahan ga-irah orang-orang ini..
Brak!
"BERHENTI!!
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Arin
Manusia macam Max ini buang saja di Ujung Kulon bareng badak bercula satu, apa lempar kasih ke komodo....
Suami yang cuma bisa nyiksa istrinya tanpa belas kasihan sama sekali. Ikut geram aku......
Semoga Gus Rafa secepatnya bisa membawa Zakia pergi
2025-02-11
1
Teh Euis Tea
ya ALLAH udah napa thor kasian zaskianya aku dari awal baca sampe skrng ikutan sakit hati jd mewek trs😭
2025-02-11
1
Erlangga❤
Tapi untung ada ýg datang klo enggak gk tau dah gimana nasib Zakia.. Max kamu akan menyesal bneran
2025-02-11
1