Oke, ini mulai gil*! Bagaimana bisa Alexa baru tahu jika selama ini Kevin adalah orang besar dengan pengawalan seketat anak presdir? Lalu kemanakah para pengawal ini saat ia , Kevin dan Arka berada dalam bahaya? Kenapa baru muncul sekarang?
"Kami baru bisa melacak keberadaan Anda beserta King Kevin saat mendapat laporan dari King Arka . Ia menugaskan kami untuk mencari Anda berdua . Maafkan keterlambatan kami."
"tidak apa apa. Kalian datang tepat waktu. Terimakasih untuk itu"
"Tidak perlu begitu pada kami Queen, ini adalah tugas kami." balas Leo diakhiri senyuman manis.
Alexa terenyuh dengan senyuman dari pria itu. Ia pun balas tersenyum manis .
"Sepertinya kehangatan seperti ini tak akan aku dapatkan didunia nyata, dikelilingi orang orang baik yang tulus menyayangiku . Tapi apakah mereka akan tetap sama jika tahu aku bukanlah Elisa yang asli?"
Alexa tenggelam dalam kebingungannya. Perlahan rintik hujan turun menerpa mobil mencipta irama khas yang mengalun ditelinga. Setiap tetesan jatuhnya mencipta irama yang damai merasuk kesanubari. Mendekap erat kepiluan akan masa depan yang belum pasti. Serta membayangi gelap gulita misteri kehidupan insan insan tak berdaya. Takdir Tuhan yang penuh teka teki menjadi seni yang tak memiliki ujung. Seakan akan bagaikan bayangan gelap dengan lorong lorong hitam pekat yang menyerbu menyerang relung jiwa. Membakar keberanian sekaligus menyalakan obor remang remang agar tetap berjalan dijalur yang telah dirancang. Takut, was was, khawatir serta bimbang merajai hati namun kaki dipaksa untuk terus berjalan sebagai mana mestinya agar tak tergerus oleh roda takdir. Miris , namun inilah faktanya.
Kevin mengerjap ngerjapkan matanya saat rasa pusing mendera kepalanya. Ia bagaikan berputar putar dilintasan bianglala , pusing dan berkunang kunang.
"Ssssh..."
Suara desisan Kevin menyadarkan Alexa dari lamunannya, ia segera meraih air mineral yang ada disisi samping, tadi Lian menawarinya minum namun Alexa menolak dan menaruhnya disana.
"Vin , minum dulu ya?"
pinta Alexa dengan nada lembut dan perhatian. Lian memalingkan wajahnya kearah lain, begitu pun dengan Leo . Mereka takut menyaksikan interaksi yang tak seharusnya mengingat jika Kevin dan Alexa adalah pasangan kekasih. Darimana mereka tahu? Tentu saja dari Arka. Pria itu mengatakan semuanya. Bahkan ia juga mengatakan tentang kem*tian Elisa yang diduga dilakukan oleh seseorang.
Sedari tadi, Lian memilih cuek dan diam membisu. Bukan karena tak peduli, namun karena ia mengetahui jika Elisa didepannya adalah orang lain yang entah berasal dari mana. Dari langit mungkin. Ah yang benar saja!
Kevin memijit pelipisnya pelan pelan , ia menyentuh kepalanya yang terasa berputar putar itu.
Setelah meminum air yang diberikan Alexa, Kevin masih merasakan pusing hingga ia memejamkan matanya.
"Kau kenapa , Vin? Apa yang sakit?" tanya Alexa cemas.
"Aku pusing Al, kepalaku sepertinya berputar putar diudara. Argggh...."
"Oke aku harus apa? Mau ku pijat?"
"Tidak perlu. Aku hanya ingin tidur saja."
"Baiklah tidurlah disini. "
Alexa mengarahkan Kevin agar menempatkan kepalanya dipahanya. Kevin hanya menurut saja. Rasa pusingnya benar benar menggil* membuatnya hampir tak bisa membuka mata.
Dengan sabar , Alexa mengelus kepala Kevin hingga ia merasa nyaman dan terbuai kealam mimpi. Lian dan Leo melihat semuanya. Mereka hanya terdiam tanpa berniat mengusik keduanya.
"Lian, kita harus kerumah sakit untuk memeriksa keadaan Kevin. Tadi aku menemukannya sudah pingsan , aku takut terjadi sesuatu padanya." ucap Alexa saat melihat Kevin sudah tertidur nyenyak lagi.
"Tidak bisa Queen. Keadaannya tidak aman. Sebaiknya kita memeriksa King Kevin dimarkas saja. Agar lebih aman dari pengintaian musuh."
"Berapa lama lagi kita sampai?"
"Sekitar 30 menit lagi." Kali ini Leo yang menjawab pertanyaan Alexa .
Alexa hanya mampu menahan sabar seraya menghirup napas dalam dalam. Pandangannya tak sekali pun beralih dari pria yang tertidur dipangkuannya.
"Vin... Tolong bertahanlah...."
Setelah 30 menit kemudian...
Mobil telah sampai disebuah gedung tua yang sudah usang . Disekelilingnya tumbuh ilalang liar serta semak semak berduri. Riak air sungai mengalun merdu memecah keheningan bak lagu alami dari simfoni alam.
Lian segera membawa Kevin masuk kedalam . Dibelakangnya, Alexa mengikuti dengan cemas. Hatinya resah sebelum ia bisa melihat Kevin dalam keadaan baik. Rasa bersalah menyergap hatinya, membuatnya hampir kehilangan semangat. Ia terduduk lesu dikursi ruang tengah saat Kevin tengah ditangani dokter didalam kamarnya.
Disampingnya, Lian pun menunggu dengan ekspresi yang tak jauh berbeda dengannya. Keduanya pucat pasi , ketakutan.
Dari arah pintu masuk, seorang pria dengan kaus putih serta celana bahan rapi masuk dan langsung mencari Kevin.
"Lian! Mana Kevin? Bagaimana keadaannya sekarang?" teriaknya dengan nada tinggi. Rasa cemasnya terbukti memantik api marah dalam diri.
Alexa dan Lian mendongak memandang kearah Arka yang tampak marah padanya.
"King Kevin sedang ditangani dokter" jawab Lian dingin.
Arka menyugar kasar rambutnya prustasi. Lagi lagi ia dibayangi oleh kehilangan orang tersayang. Perasaan takut menggerayangi kepalanya mengingatkannya kembali akan luka perih ditinggalkan Elisa. membuatnya hampir kehilangan kewarasan karena takut jika Kevin akan pergi dengan cara serupa.
Alexa bangkit menenangkan Arka. Meskipun ia tak tahu apakah itu akan berhasil atau tidak, namun apa salahnya mencoba?
"Arka, tenanglah! Ayo duduk sebentar. Kita semua juga sama paniknya denganmu. Tapi dengan cara kamu marah marah seperti ini pun tak akan menyelesaikan masalah."
Arka hanya diam namun ia menuruti Alexa dengan duduk dikursinya. Matanya yang cerah berkilatan menyiratkan amarah yang terpendam dan bisa meledak kapan saja.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada kalian? Kenapa Kevin bisa begini?" lagi, Arka mengungkapkan penasarannya.
"Aku dan Kevin terjebak dijembatan tua reot ditengah hutan. Karena tak hati hati, aku terjebak ditengah jembatan sedangkan Kevin sudah lebih dulu sampai diujung. Ia melemparkan tali dari tanaman rambat untuk menolongku yang bergelantungan dijembatan roboh. Aku tidak tahu apa yang terjadi diatas sana. Yang ku tahu adalah aku terus naik menuju puncak aman saat sebuah tangan mengulurkan bantuan. Aku langsung meraih tangan itu dengan cepat dan baru mengetahui jika itu adalah tangan.... Estella."
"APA?!"
"Iya , Ka. Estella ada disana. Dan Kevin sudah pingsan dengan keadaan tubuh terikat. Aku tidak tahu darimana dia datang atau kapan ia datang."
"Tidak apa apa. Untunglah kamu selamat. Estella itu hampir sama kejinya dengan Eliz. "
"Tapi.... Ada satu hal yang ia katakan padaku.. Dan mengganjal dihatiku..."
Lian dan Arka mengerutkan kening. Bingung dengan maksud perkataan Alexa barusan.
"Dia meminta sebuah laptop padaku. Dan menyebut nyebut masalah "harta karun" , ciptaan berharga dan lainnya. Dia memaksaku untuk menyerahkannya. Padahal sungguh , Ka! Aku tidak memilikinya. Kau kan tahu sendiri?"
"Laptop? Harta karun? Mungkinkah maksudnya adalah....."
Lian dan Arka mengangguk serempak. Saling mengkode seolah mengerti. Tak lama Lian bangkit dan pergi dari sana meninggalkan Alexa yang masih kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments