ruang bawah tanah

Alexa bangun saat jam alarm.dihp nya berbunyi keras. Membangunkan Alexa , kevin sekaligus Arka bersamaan.

Alexa yang melihat Arka berusaha terbangun langsung saja membantunya .

"hati hati Ka, kamu masih sakit. Gimana sekarang kepalanya masih pusing gak?"

Arka mengangguk dengan tatapan polos. Ia menatap penuh harap pada Alexa. Ia ingin juga disayangi dan dijadikan pria favorit oleh Alexa.

Tapi kini Alexa telah memilihnya sendiri. Orang bilang jika seseorang akan bicara jujur saat malam hari. Ternyata itu benar. Alexa mengungkapkan perasaannya pada Kevin didepan matanya.

Disatu sisi sebagai saudara, Arka merasa senang melihat Kevin sudah memiliki kekasih yang sayang padanya. Tapi disisi lain ia merasa marah , tak terima dengan keputusan Alexa. Ingin rasanya Arka egois lalu menculik dan menjauhkan Alexa dari Kevin. Tapi apakah ia akan tega melihat wanitanya menangis? Tentu saja tidak.

Arka memilih menahan cemburu dan perasaannya demi melihat kedua orang yang dia sayang hidup bahagia. Ia tak mau berbahagia disaat orang lain terluka. Arka tidak mau memaksakan kehendaknya pada Alexa, baginya cinta adalah perasaan suci.yang datang dari hati. Tak harus dipaksakan , karena sesuatu yang dipaksakan biasanya hanya akan membuat perasaan tertekan dan menyiksa. Arka tak mau menyiksa perasaan Alexa jadi dia memilih menelan pahitnya sakit hati seorang diri.

"biarlah aku begini, asal Alexa bahagia" kata Arka dalam hati.

rambut Kevin sudah basah , pertanda dia baru selesai mandi. Aroma sabun yang menyegarkan menguar memenuhi seantero ruangan. Alexa dan Arka menatap pada Kevin yang terlihat lebih segar .

"Al, aku numpang mandi barusan soalnya gerah banget"

"iya gapapa kok"

"ada handuk gak Al?"

"gak tahu ya, aku kan baru kesini. Coba cari dilemari "

Kevin.bergegas ke kamar yang biasa ditempati Elisa. Ia memindai ruangan dengan begitu jeli.

"nah itu sepertinya lemari. Baiklah mari kita cari handuk untukku"

Kevin lalu membuka lemarinya.

Brakkk

Lemari kayu yang sudah berusia tua terletak di pojok kamar. Cat catnya yang berwarna merah hati sudah mengelupas sana sini. Bahkan dibeberapa bagian sudah kopong dimakan kutu kayu.

Aroma kayu lama langsung menyeruak saat Kevin membuka lemarinya. Terlihatlah banyak koleksi baju baju mahal Elisa yang jarang dia gunakan. Sebagian masih didalam plastik, sebagian lagi masih tercantel cap dan nama brandnya.

"dihbh kotor banget, banyak debu gini. Jangan jangan handuknya juga kotor lagi. Issshhh Elisa jorok"

"wahhhh gila sihhh ini ... Elisa udah kayak model fashion papan atas aja. Semua bajunya branded abis"

Kevin membekap mulut dan hidungnya untuk menghalau debu debu masuk . Sesuatu berwarna putih dan sedikit berbulu terlipat rapi di bawah lemari gantung itu .

Kevin menarik kain yang dikiranya handuk itu sampai dapat.

"nah dapat juga , ehh itu apaan ya? Kok ada tombol tombol aneh"

Kevin melihat dibalik handuk yang ia tarik , ada sebuah tombol tombol aneh dan juga layar disana. Ukurannya hanya sebesar kalkulator kecil.

Tangan Kevin terulur ingin memencet salah satu tombol kecil.

"ehhh Vin, ditungguin Alexa tuh . Katanya bantuin beli telor ke warung"

Kevin yang terkejut langsung terjungkal kedepan . Tubuhnya tersungkur kelemari baju.

Arka malah tertawa melihat Kevin terjungkal.

"hahaha.. Syukurin, emang enak? Lagian dari tadi dipanggil gak nyaut nyaut. Emang lagi ngapain sih"

"ka, aku nemu sesuatu yang aneh disini. Coba panggil.Alexa kesini."

Arka pun memanggil Alexa di dapur.

Tak lama Arka sudah datang bersama Alexa yang memakai apron . Sepertinya dia sedang memasak didapur.

"Al, coba liat! Tombol apa itu?"

Alexa menghampiri lemari dan mendekat ke arah tombol.tombol.aneh itu.

Tak lama munculah cahaya hijau dari sana yang langsung memindai wajah Alexa.

data diterima. Tuan rumah silahkan masuk!

drug drug drugg

Lemari tua itu bergerak kemudian bergeser kesamping . Arka langsung menarik Alexa dan Kevin untuk mundur kebelakang. Alexa yang ketakutan sudah bersembunyi didada kekar Arka. Membuatnya seperti kucing kecil manis yang ketakutan dan berlindung pada induknya.

Kevin menepis tangan Arka. Ia tak nyaman dirangkul orang lain selain Alexa tentunya.

Brak brak brak

Perlahan lahan terlihat sebuah ruangan bawah tanah . Tangga tangga beton beton berjajar rapi di bawah sana.

"Ini ruangan bawah tanah. Kita harus periksa, siapa tahu ada hal menarik yang kita temukan"

"Aku takut Vin, bagaimana kalau ini jebakan?"

"Alexa benar. Seseorang dari kita harus turun lalu memeriksanya , jika aman beri kode ke yang lain" kata Arka. Seperti biasa Arka selalu memberikan jalan keluar yang bijak.

"Aku akan turun ke sana . Kalian tunggu disini, jika 5 menit aku tak kembali kalian harus menyusulku"

Alexa dan Arka mengangguk bersamaan. Kevin lalu mengambil senter besar dan juga masker. Ia juga membawa timer . Ia setel 5menit sesuai dengan janjinya .

tap tap tap

Suara langkah kevin menuruni tangga bawah tanah. Semakin lama suaranya semakin pudar lalu hilang. pertanda kevin mulai menjauh

Arka merebahkan dirinya di ranjang empuk Elisa. Alexa akan beranjak tapi Arka menarik tangannya.

Brukkk

Alexa jatuh tepat diatas tubuh Arka. kedua mata mereka bertemu. Arka terbuai dengan wajah cantik Alexa. Tangannya menyusuri lembut wajah Alexa.

Alexa tak mampu berkata kata lagi. Ia ingin bangun tapi tangan kekar Arka melingkar dipunggungnya. membuatnya sukar bergerak .

"ka, tolong jangan seperti ini. Aku takut ada yang melihat dan berprasangka tidak tidak"

"tidak apa apa biarkan saja mereka menilai semau mereka. Selama kamu tidak melakukannya abaikan saja"

Arka lalu berbisik ditelinga Alexa ," alexa, mau kah kamu menjadi kekasihku?"

Deggg

Alexa terkejut mendengar perkataan Arka. Jantungnya berpacu cepat, nafasnya tak beraturan. Matanya menyorot kosong .

"tak apa Al, aku mengerti kamu mencintai Kevin kan? Kamu terlihat sangat nyaman dengannya, aku yakin kamu mencintainya"

Alexa tak tahu harus berkata apa . Ia tak bisa membohongi perasaannya sendiri. Alexa menyelam jauh kedalam pikirannya sendiri.

Arka yang melihat Alexa terdiam semakin yakin jika Alexa benar benar tak memiliki perasaan padanya. Ia tersenyum getir menertawakan nasibnya.

Arka lalu membelai lembut rambut Alexa.

"kamu sangat cantik Al, kamu pantas mendapatkan pria manapun yang kamu mau. Tapi jika bisa , aku ingin menjadi salah satu dari priamu, bisakah berikan aku kesempatan?"

"a.. A.. Aku..."

"Hei teman teman kemarilah ! Aku menemukan sesuatu disini!" teriak Kevin dari bawah sana

Cupppp cupppp

2 kecupan hangat mendarat di kedua pipi Arka membuatnya terperangah tak percaya.

Alexa lalu bergegas bangun dan merapikan pakaiaannya. Ia tak mau jika Kevin melihatnya berantakan.

Dinggggb... Poin utama bertambah 20. Selamat atas kerja kerasmu Tuan Rumah!

suara sistem masuk dikepala Alexa. Alexa menghela nafas perlahan. Lega dan lelah dia rasakan bersamaan. Ingin menolak tapi ia tak mampu. Bahkan kini hidupnya memiliki misi sulit.

"sistem, sampai kapan aku terus begini? Aku tak bisa melakukan ini lagi. Apakah tak ada cara lain?"

Tak ada Tuan Rumah. Kau harus dapatkan 1000 poin untuk bisa mendapatkan kunci kembali ketubuh aslimu. Tapi kau juga harus menyelesaikan misimu disini dan membantu tokoh utama pria memecahkan misteri kematian Elisa yang asli.

"kau tidak bilang padaku jika aku harus berjuang dan berusaha hidup saat ada orang yang mengejar dan menembakku. Kau bohong padaku"

Sistem : itu adalah bagian dari misi. Jadi jalani sebaik mungkin dan jangan mati disini.

Alexa mengepalkan tangannya bulat bulat . Ia menuruni tangga dengan emosi yang siap meledak kapan saja. Wajahnya sudah merah menahan marah dan kesal karena dibohongi sistem.

"Al, kemarilah ! Lihatlah ini adalah buku harian Elisa "

Alexa yang sedang marah , teralihkan fokus dengan Kevin . Ia lalu menghampiri kevin yang duduk disebuah kursi tua. Didepannya ada sebuah buku berwarna putih berdebu.

alexa menatap Kevin, Kevin menatap Alexa lalu mengangguk.

Ragu ragu Alexa membersihkan debu debunya lalu membukanya perlahan.

Ada sebuah tulis tangan rapi disana yang ditulis dengan tinta biru.

"Aku hidup bergelimang harta dan kesuksesan tapi tidurku tak pernah nyenyak . Aku merasa ketakutan saat berada sendirian . Dia selalu mengintai dan menunggu waktu untuk melenyapkanku. Jika kalian membaca tulisan ini, itu berarti dia telah berhasil melenyapkanku. Siapa pun kamu berhati hatilah. Dia sangat licik dan berada disampingmu"

Deggggg

Mata Alexa dan kevin membola membaca tulisan Elisa. Mereka semakin yakin jika Elisa sengaja dilenyapkan . Tapi siapa yang tega melakukannya???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!