Terjebak pilihan sulit

Eliz telah sampai di mansionnya. sebuah gedung mewah dengan arsitektur yang mirip kastil abad pertengahan. Warnanya yang putih nampak gagah dan bernilai seni tinggi. Ayahnya, David Elizio adalah kolektor seni dan seorang pecinta seni. Didalam rumahnya terdapat satu ruangan khusus untuk menyimpan bermacam koleksi antik dan langka yang bernilai jutaan dollar.

Hari sudah malam, langit sudah membentang berhiaskan bintang bintang. Rona cahayanya redup namun begitu lembut seakan memeluk hati hati yang bersedih dibawahnya. Suara nyanyian burung hantu terdengar merdu ditelinga. Aroma bunga sedap malam juga terasa menusuk hidung. Yeah.. Eliz tak menyukai bunga itu. Semua itu adalah bunga kesukaan ayahnya.

Pernah suatu waktu Eliz berniat menyingkirkan bunga itu namun ia malah kena marah David.

"jangan pernah sentuh atau mencoba menyingkirkan bunga itu. Itu adalah bunga kesukaan ibumu"

Begitulah jawaban David . Eliz yang tak pernah mengetahui tentang ibunya, tak merasakan apa apa. selama ini ia hidup hanya diasuh oleh baby sitter yang dipekerjakan ayahnya. Jadi saat David menyebut nyebut soal ibu, Eliz agak gamang dan tak tahu harus merespon apa.

Seorang pria sekitar usia 40 tahun duduk di kursi ruang tengah, dipangkuannya ada seorang wanita cantik dengan rambut keriting yang terus menggodanya. Elis jengah melihat pemandangan tak senonoh didepannya. Dia melewati tempat itu dengan menunduk, tak sudi melihat kelakuan ayahnya yang menurutnya aneh.

"darimana saja kau?!" tanya David menyentak lamunan Elize

"dari rumah Arka, pah" . Jawab elize lirih hampir tak terdengar.

"kau yakin dari rumah Arka? GPS ku memindai kau dan anak buahmu berkeliaran dirumah kecil nona Elisa , jangan bilang kau melakukan hal itu lagi" . Nada suara David sudah naik satu oktaf menandakan dia marah dan kesal saat ini.

"heii pelankan nada bicaramu pada Elize, kasihan dia jangan membentaknya, dia pasti sangat kelelahan". Ucap Estella dengan nada manja yang dibuat buat.

Elize jijik mendengar kata kata yang keluar dari mulut Estella, dia berlari dan segera masuk ke kamarnya.

"papa belum selesai bicara, Elize kemari!" teriak David . Elize yang sudah naik kelantai 2 kamarnya menyahut," Ngantuk pa, besok aja" .

David menepuk jidatnya, lelah dengan sikap Elize yang akhir akhir ini susah dikontrol.

"ahhh anak itu keras kepala... Seperti aku, hahaha..." .

Tawa David menggelikan telinga Estella, mereka pun kembali kekamar masing masing untuk beristirahat.

Alexa dan Kevin terperangah kaget karena melihat jalanan didepannya. Jalanan kecil yang hanya bisa dilewati oleh motor itu masuk ke dalam hutan yang lebat dan rimbun.

Dalam sekali lihat saja, hutan itu gelap dan pekat. Sepertinya cahaya matahari pun tak mampu menembus rekatnya dedaunan disana. Alexa menatap pada Kevin, kevin mengangguk yakin

"iya Al, kita harus masuk kesana. Ini satu satunya jalan"

"tapi Vin, ini hutan, gimana kalau ada hewan buas ?" tanya Alexa.

Pertanyaan Alexa cukup masuk akal mengingat jika hutan didepannya merupakan hutan alami . Hutan suaka yang dijadikan tempat perlindungan Alami untuk hewan hewan langka.

Ding... hutan aman Tuan rumah. Tak ada hewan buas sekarang tapi saat malam hari mereka berkeliaran bebas.

"apa kau yakin?" tanya Alexa dalam hati

Yakin Tuan rumah. Cepatlah bergegas sekarang karena waktu kita tidak banyak.

Akhirnya Alexa pasrah dan berjalan memasuki hutan itu. Dia merasa takut karena tak pernah sekalipun masuk hutan. Kevin yang seorang pecinta alam malah mesem mesem . Ia senang karena bisa menikmati alam bersama Alexa berdua.

Mereka berdua menyusuri jalan kecil yang berliku liku itu. Untungnya medan datar sehingga tak menyulitkan langkah keduanya.

ding... misi baru, temukan jalan keluar dari hutan dalam 30 menit. Nilai 10 poin.

"apa? Dimana aku.menemukannya? " rutuk Alexa dalam hati.

Tak jauh dari sini, disekitar sungai , kau akan melihat 2 belokan. Ambilah jalan ke kiri lalu kau akan sampai dijalan raya.

"hah hanya begitu saja? Kau yakin? Hmh.. Aku curiga sekali, kau pasti menyembunyikan sesuatu kan? "

Yah.. terserah padamu saja lah, jika kamu tak percaya. 🙄

"dih sistem kok ambekan" . Kata Alexa dalam hati

Alexa merasa kesal karena sistem 010 sangat menyebalkan baginya. Ia menendang sebuah batu didepannya .

Tuk.. Pletak... Batu itu mengenai sebuah pohon didepan lalu memantul kembali dan mengenai kepala Alexa.

"aduh...si*lan nih batu!" alexa langsung menginjak injak batu itu lalu melemparkannya kesungai yang jernih. Mungkin jika bisa , alexa akan menggigit batu itu sampai pecah berkeping keping.

"huh, aku gemas sekali!" kata Alexa gregetan.

"eh tunggu itukan sungai, berarti ada jalan sekitar sini"

Alexa yang baru menyadari info dari sistem langsung berlari kesegala arah untuk mencari jalan belokan Sedangkan Kevin sudah berteriak teriak sedari tadi. Dia takut jika alexa tersesat lalu hilang.

Alexa hanya melambaikan tangannya pertanda ia baik baik saja.

"Al, jangan pergi jauh , nanti kau tersesat!" teriak Kevin

Ia sedang memetik buah apel di pohon yang ada disana. Apel segar dengan warna kemerahan itu dirasa cukup mengganjal perut mereka yang sudah mulai riuh minta diisi.

Saat telah terkumpul beberapa Apel, Kevin turun dari pohon dengan hati hati. Alexa memetik daun pisang lalu membungkusnya. Ia membawa apel dengan riang gembira. Tak sabar mencicipi rasanya yang segar ditenggorokan

Mereka berdua makan apel sambil duduk dibawah pohon. Pohon yang masih rindang mampu memberikan hawa sejuk dan nyaman untuk beristirihat mengisi tenaga barang sekejap.

Kevin melihat lihat kesekitar tempat itu, mereka masih mencari jalan terusan untuk sampai kembali ke kota.

"Al, kita harus bergegas sekarang, jangan sampai kemaleman dihutan ini." bujuk Kevin sambil membangunkan Alexa.

"tapi Vin aku cape, mana jalannya gak ketemu ketemu lagi. Duh... Aku rindu kamarku yang nyaman , aku rindu dengan pekerjaanku yang selalu menumpuk di meja kerja. Aku rindu menggambar desain baju terkini, huaaa... Aku mau pulang!"

Alexa mengoceh kesal. Ia sudah lelah dipaksa berjalan sedari tadi. Sedangkan jalan yang dicari belum ketemu juga. Jadilah Alexa merajuk dan berkaca kaca.

saat seperti ini dia merindukan kedamaian rumahnya atau juga Villanya, bahkan pekerjaannya seabreg tak selesai selesai pun turut dirindukannya.

Tanpa basa basi Kevin langsung menggendong Alexa didepan. Dia tak bisa terus lebih lama dihutan itu sedangkan langit sudah mulai jingga, dan malam sebentar lagi menyapa.

Alexa melongo karena tindakan cepat Kevin..

"Vin, turunin aku, aku bisa jalan sendiri."

"gak bisa Al, kita harus nyeberang sungai itu. Udah kamu diam aja. Kalo terus ngomel gimana mau sampai cepet??"

Alexa :"....."

Akhirnya Alexa tak punya pilihan lain, dia mengalungkan kedua tangannya dileher Kevin. Hal yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.

alexa menatap lamat manik mata Kevin yang tegas berkilauan. Dia tersipu malu dan memilih menundukan pandangannya. Tak ingin terus menatap wajah Kevin yang rupawan itu.

Kevin menyebrangi sungai kecil yang hanya sebatas mata kakinya. Kerikil kerikil serta pasir kecil tak memberi banyak rintangan padanya. Hingga ia sampai di seberang sungai sana.

Tiba tiba dari arah semak semak, seekor ular python sebesar paha orang dewasa merayap dan sesekali menjulurkan lidahnya.

Tak ayal membuat Kevin dan Alexa panik ketakutan. mereka masuk dan menyibak rimbunnya hutan dengan tangan.

Didepan sana ada jembatan gantung yang sudah rusak dan juga jalan kecil berliku. Tapi bukan berliku yang jadi masalahnya, masalahnya adalah ada sarang ular didekat jalan kecil itu. Beberapa anak ular yang seperti baru menetas menggeliat geliat mencari induknya.

Alexa dan kevin sedari tadi panik karena ular, kini didepan mereka adalah sarangnya. Alexa dan Kevin sudah berkeringat, baju mereka bahkan sudah basah oleh peluh yang membanjiri. Alexa sudah memaksa turun sedari tadi saat melihat ular python besar. Dia lari tunggang langgang secepat yang ia bisa.

"hah.. Hah.. Hah.. Vin kita pilih jalan mana?" tanya Alexa sambil terengah engah. Nafasnya tak beraturan karena lari menyelamatkan diri.

Keadaan kevin pun sama. Mukanya sudah merah karena cape dipaksa terus berlari.

"sistem , mana jalan belokannya?"

Jalannya didepanmu Alexa. Kau hanya harus memilih antara jembatan reot atau jalan sarang ular. Nanti didepan akan ada jalan raya setelah kamu melewatinya.

Alexa menepuk jidatnya, ia sudah menduga jika Sistem hanya memberi info abu abu, tanpa menjelaskan sejelas jelasnya.

"hm.. Nyesel aku percaya sama sistem kayak gini"

---///

Alexa dan kevin terjebak, kira kira jalan mana yang akan mereka pilih? Sarang ular atau jembatan reot???

Yang penasaran boleh Like, komen , vote dan subscribe ya 🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!