Eliz mulai goyah

Elisa bangun dengan nafas sesak, badannya sudah banjir keringat. Hawa ruangan sangat panas dan membuatnya sangat kehausan. Elisa melihat air mineral dimeja depannya. Ia mendekati air itu lalu mencium aromanya

," emmmhh.. Aman .. Tak ada bau apapun , baiklah akan ku minum saja"

Tanpa menunggu lama Elisa sudah menghabiskan setengah isi air mineral merk pegunungan itu.

Beberapa menit kemudian Elisa merasakan tubuhnya kesulitan bernafas, terbatuk batuk dan detak jantungnya terasa melemah. Pandangan matanya juga mulai kabur. Badannya kejang kejang dan lemas bersamaan. Di detik detik terparah kondisinya, bibir Elisa bergerak gerak, "Elizia" .

Plukkk... Kepalanya lunglai tak bergerak lagi. Racun yang tak terlihat , tak berbau dan berbahaya yang ditabur Eliz benar benar bekerja dengan cepat.

Tap..tap...tap.. Eliz tersenyum senang melihat salah satu saingannya telah lenyap.

"kini satu saingan berat telah "KO" hahaha...."

Eliz tertawa jahat dengan menolak pinggangnya. kakinya ia hentak hentakan ketubuh Elisa mencari tahu apakah Elisa m*ti atau tidak. Setelah tak ada pergerakan lagi barulah Eliz pergi dari sana.

"kalian semua masukan Elisa kelemari lalu buat ruangan ini serapi mungkin. Jangan sampai ada barang bukti secuil pun atau kalian semua akan hekkkk!"

Eliz berkata sambil memeragakan tangannya mengg*r*k lehernya .

anak buahnya mengerti langsung bergegas merapikan segala halnya. Mereka tak mau m*ti konyol akibat tak benar benar melakukan perintah Nonanya.

Eliz mengambil kacamata hitamnya lalu melengos pergi dengan mobil taxi online.

sampai disuatu hari , Arka main kerumah Elisa dan mendapatkan kenyataan jika pujaan hatinya telah pergi jauh meninggalkannya dan tak akan kembali.

Kevin dan Alexa sedang berbincang bincang mengenai kemungkinan pelaku utamanya. Sedangkan Arka mengepalkan tangannya bulat bulat, matanya marah dan berapi api. Rasa sedih kehilangan orang yang dicintai memenuhi relung hati Arka. Ia merasa tak berdaya dan kecolongan oleh Eliz dan anak buahnya.

"Eliz, aku akan membalasmu , lihat saja nanti. Meskipun harus menjadi iblis , aku rela asalkan bisa menyeretmu ke neraka!" bisik Arka dalam hati.

tanpa sepengetahuan siapapun selama ini Arka ikut mengawasi gerak gerik Eliz. Dia masuk ke kehidupan Eliz dan menawarkan sebuah ikatan Cinta. Dengan penuh bujuk rayu Arka mencoba menawan hati Eliz yang terkenal bengis dan kejam. Jika bertanya alasannya, tentu saja karena Elisa. Arka menjalin hubungan dengan Eliz berharap itu bisa sedikit menghilangkan iri dihati wanita itu. Namun nyatanya ia salah. Eliz lebih cerdik dari yang Arka Kira. Eliz bergerak menyerang Elisa saat dia sedang sibuk dengan hal lain. Sebenarnya Eliz sudah mengetahui akal bulus Arka hanya saja dia memilih diam dan berpura pura tidak tahu. Baginya itu akan bagus demi memancing tindakan lengah lawannya. Dan benar saja, Arka yang lengah mengira jika Elisa sudah aman. Nyatanya Eliz adalah buaya yang mengintip dia air tenang lalu mencapluk mangsanya tanpa diketahui orang lain. Kini satu satunya jalan adalah Arka berpura pura terus mendukung Eliz dan menghancurkannya dari dalam. Ia ingin Eliz merasakan sakit hati yang dia rasakan juga.

"aku sudah memberimu air yang tenang Eliz, tapi kau malah mencari tsunami mu sendiri. Maka rasakan lah pembalasan pria yang patah hati ini, kau akan menderita Elizia Priscilla" ucap Arka dalam hati.

Arka melangkahkan kaki di ruang utama. Disana sudah ada Eliz yang asyik menonton Tv sambil menyuap pizza kedalam mulutnya. Disebelahnya ada beberapa bodyguardnya yang ikut makan bersama.

"hallo baby, kemarilah, makanlah ini, aku yakin kau lapar" ajak Eliz.

Arka baru saja akan mendekati Eliz tapi suara dering ponsel mengagetkannya. Memaksanya untuk mengangkatnya.

"loudspeaker, aku mau dengar!" kata Eliz.

Tut..."Hallo Arka, kamu dimana? Kamu kok belum pulang kerumah, papa khawatir sama kamu" kata suara diseberang sana.

"ah iya pa, ini Arka lagi main sama temen. Iya pa, Arka pulang sekarang" jawab Arka.

Mata Eliz mendelik saat Arka mengatakan akan pulang. Bayangan makan malam romantisnya lenyap begitu saja. Sedari tadi dia sedang memesan makan malam romantis dirumahnya, namun kini Arka malah pulang. Hati Eliz dongkol , bete dan galau. Ia merasa diacuhkan .

Arka menutup teleponnya. " Ell, aku pulang dulu ya, papa nyariin soalnya" . Tanpa menunggu persetujuan Arka pulang kerumahnya dengan memesan taxy online.

Sedangkan Eliz yang marah masih membeku ditempatnya. para bodyguard nya terilhat saling sikut dan berbisik bisik takut.

"kalian membicarakan apa sampai berbisik bisik begitu?"

seorang diantara mereka berbicara meskipun dengan takut

"begini Bos , kita harus pergi sekarang sebelum ada yang curiga kalau kita..." kata kata 001 langsung terjeda karena Eliz memotong pembicaraannya.

"kalau kita apa hah? Memb*n*h maksudmu? siapa yang curiga? Biar aku temb*k kepalanya"

Hati mereka berdegup kencang. Bukan kasmaran , tapi takut dengan ancaman Eliz. Wanita itu tak pernah berkata bohong dalam ucapannya. Meskipun ia sadis dan kejam, namun berbohong bukanlah tipenya.

"Boss, Boss David mengirimkan pesan!" 002 menyerahkan ponselnya kearah Eliz. Sungguh ajaib , Eliz melengos pergi meskipun berjalan dengan malas.

"the power of David" bisik 002

"bukan!" jawab 001

"terus apa?" tanya yang lain

"the power of Money". Kata 001 sontak memicu gelak tawa dari teman temannya. Mereka tertawa lepas dimobil hitam itu.

"eh kau ini , untung saja Bos Eliz gak disini, kalau dia denger, behhhh... Jadi perkedel kamu " ucap 003 yang sedang mengemudi.

Teman teman yang lain kembali tertawa menertawakan 001 yang suka ceplas ceplos itu.

Sedangkan Eliz memilih naik taxy online untuk pulang kerumah. Ia pulang sendiri tak bersama dengan bodyguardnya. Ia bete sekaligus kesal pada Arka yang ketahuan melindungi Alexa . Gadis asing yang tiba tiba datang entah darimana serta memiliki 100% kemiripan dengan Elisa, saingan beratnya.

"sebenarnya darimana Alexa berasal ? Dan kenapa dia begitu mirip dengan Elisa? Ah kepalaku rasanya akan meledak memikirkan semua ini!" Eliz memijit pelan kepalanya yang berdenyut nyeri. Otaknya dipaksa untuk terus berpikir keras akhir akhir ini.

seorang anak kecil sedang mengamen di trotoar jalan. Eliz kasihan jadi ia turun lalu memberikan uang pecahan 100 ribu pada gadis kecil itu.

"terimakasih kakak cantik dan baik hati, semoga Tuhan selalu melindungi kakak" ucap anak itu lalu berjalan menjauh dari Eliz dengan girang. Baginya mendapatkan uang 20 ribu saja sulit. Makanya ia sangat senang diberikan uang berwarna merah itu. sudah ada banyak rencana dikepala anak itu.

"aku ingin beli beras agar ibu bisa masak, aku juga akan beli ikan kering yang lezat untuk kami makan bersama nantinya." ucapnya.

Eliz terbengong ditempatnya. Kata kata gadis kecil itu mencubit hati kecilnya . " apa katanya? Baik hati? cantik? Ahhh.. Aku memang cantik tapi baik hati? Aku bahkan malu menyebutkan kata itu. Tanganku sudah terlalu banyak melenyapkan orang, apakah kiranya Tuhan akan menerima orang sepertiku?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!