pemb*n*h berdarah dingin

"berikan aku tambang dan lakban!" kata Eliz sambil menengadahkan tangannya. 001 dan 002 langsung memberikannya ketangan Eliz. Eliz menyeringai penuh misteri. "kalian tunggu disini, sementara aku akan bermain main dengan jalang itu, hahaha..." . Serempak semua anak buah Eliz mengangguk bersamaan lalu menunduk takut. Bahkan sebagian anak buahnya sudah mandi keringat akibat ngeri pada Eliz.

Tap..tap..tap... Suara high heels Eliz beradu dengan lantai . Menciptakan irama ngerinya sendiri. Detak jantung anak buah Eliz hampir loncat dari tempatnya tak kuat mendengarkan langkah kaki Eliz bak alg*jo yang siap mengeksekusi korbannya.

Sayup sayup suara sepatu Eliz mengecil lalu menghilang. Barulah anak buahnya mengelus dada lega sambil menyeka keringat yang sudah mengalir didahinya masing masing. Aura Eliz yang kejam, dingin dan tak pandang bulu adalah kombinasi berbahaya. Dia tak pernah merasakan takut akan hal apapun karena backingan dari Ayahnya David Elizio . David tak pernah membiarkan Eliz tertangkap pihak berwajib meskipun Eliz bersalah. Rasa sayangnya sebagai ayah dan juga Eliz yang anak tunggal membuat David gelap mata akan setiap tindakan Anaknya itu.

Seperti dulu saat Eliz membenci Anna, putri dari salah satu pelayan dirumah megahnya. Eliz dan Anna adalah teman main bersama sejak kecil. Mereka hidup bersama , minum bersama dan merasakan suka duka bersama. Sampai suatu waktu, saat berumur 10 tahun. Aura kecantikan Anna sudah mulai terlihat . Gadis kecil dengan kepang dua itu selalu memikat hati walaupun hanya memakai gaun murahan. Berbeda dengan Eliz yang sejak kecil dimanjakan oleh David, berbagai macam merk gaun , dres , pakaian bahkan boneka branded menjadi makanan sehari harinya. Namun begitulah sifat serakah merasuki manusia. ibaratnya seperti semakin minum air , semakin bertambah dahaganya. Eliz merasa iri pada Anna yang lebih cantik darinya. Ia merasa kalah saing dengan seorang anak pelayan. Disore harinya saat semua pelayan sedang sibuk menyiapkan makan malam, Eliz mengajak Anna untuk bermain dihalaman belakang rumahnya. Disana tempat mereka biasa bermain main. Mengejar kelinci , kupu kupu atau capung yang beterbangan rendah.

"baiklah tapi jangan lama ya, ibu menyuruhku untuk memetik sayur dikebun. Katanya makan malam ini Tuan David menginginkan salad," kata Anna pada Eliz.

"iya , aku janji kok ini sebentar, palingan cuma 15 menit, asalkan lancar dan kamu bisa diajak kerjasama" kata Eliz dengan seringaian khasnya.

Anna tak mengerti maksud dari ucapan sahabatnya itu. Alisnya mengerut karena kebingungan. Saat akan bertanya, Eliz sudah lebih dulu menarik tangan Anna untuk ikut bersamanya. Akhirnya Anna mengikuti langkah cepat Eliz dengan terseok seok.

"nah.. Sampai..." eliz langsung berbaring dan membentangkan kedua tangannya dirumput hijau itu. Rumput lembut , tebal dan empuk yang selalu bisa memanjakan tubuhnya. Mata Eliz menatap keatas langit berwarna kemerahan. Warna birunya perlahan berganti dengan jingga, isyarat alami alam bahwa malam akan segera menyapa.

Anna memilih duduk diatas hamparan rumput itu, tepat disebelah Eliz. Poninya melambai lambai tertiup angin, semakin menambah aura kecantikannya. Senyumnya mereka manakala melihat semburat jingga diatas sana.

Eliz semakin benci melihat Anna. Mata hatinya telah gelap gulita diliputi dengki. Dengan perlahan dia bangun lalu bangkit dan berjalan kearah sumur tua yang tak terpakai.

"senjanya cantik banget ya Ell," . Mata Anna tak lepas menatap indahnya senja. Warnanya yang lembut sukses membuat Anna terpaku ditempatnya.

Tiba tiba dari arah dekat sumur, Eliz berteriak kencang dan membuyarkan fokus Anna. Matanya mencari Asal suara ke segala arah. " ell , kamu dimana?" . Anna beranjak dari duduknya dan menyisiri semua tempat itu. Perlahan tapi pasti , jemari lentiknya menyibak nyibak semua rerumputan dan semak disekitaran sana.

"tolong Ann, aku tergigit ular!" teriak Eliz lagi yang bersembunyi di batu besar dekat sumur tua.

Anna semakin panik lalu berlari lari mengarah ke sumur tua.

"sepertinya asal suara itu dari sumur tua, aku harus kesana!" . Anna menjinjing gaunnya agar tak terjerembab jatuh. Saat sampai disumur tua, matanya menelisik keberadaan temannya, namun Eliz tak ada dimana pun. Pikiran buruk menyeruak dikepala Anna

," jangan jangan Eliz..." . Anna tak melanjutkan kata katanya. Ia fokus berlari dan melihat kearah sumur tua yang gelap tak tertembus cahaya.

" penutupnya sudah terbuka , semoga saja apa yang kupikirkan tidak terjadi." . Anna berkeringat dingin . Ia takut jika Eliz benar benar terjungkal tak sengaja masuk kedalam sumur itu. Sudah pasti majikannya akan marah dan menghukumnya dengan berat.

Anna menggigit kuku kukunya. Kebiasaan unik saat dia sedang gugup.

"ell, kamu dimana? Apa kamu dibawah sana?" teriak Anna mengarah kemulut sumur itu. Hening . Tak ada sahutan atau teriakan Eliz seperti tadi.

"apa jangan jangan Eliz sudah....." kata kata Anna menggantung diudara. Tak sanggup meneruskan kata katanya. Berbagai pikiran buruk sudah berkumpul dan menguasai pikiran Anna. Membentuk monster yang siap melahap keberanian Anna kapan saja.

"ck.. Ck.. Ck.. Kamu pikir seorang Eliz akan mati semudah itu? Huh.. Cara mati yang murahan! Tidak etis! Merusak pamorku saja" Eliz muncul dari semak semak sambil tersenyum sinis.

Anna yang kegirangan langsung memeluk sahabatnya. " ah ya ampun, syukurlah Ell, aku takut sekali. Tadi kamu berteriak dan mengatakan tergigit ular, apakah itu benar? Mana sini coba ku lihat , kita harus obati agar bisanya tak menyebar kemana mana" kata Anna sambil menunduk meraba raba kedua kaki Eliz. Sedangkan Eliz malah sibuk tertawa, menertawai Anna yang kepanikan atas ulahnya barusan

"hahaha... Gak ada apapun Ann, aku cuma berusaha menggodamu, seperti biasa"

bukannya marah, Anna malah kembali memeluk Eliz. Dia lega karena tak kehilangan sahabatnya sekaligus tak jadi dimarahi majikannya. "terimakasih Ell, terimakasih sudah hidup. Aku lebih bisa menerima kebohonganmu daripada menerima kenyataan kamu kenapa kenapa" kata Anna sambil terisak.

"sudahlah aku tak apa" . Eliz berkata sambil melerai pelukan Anna . Dia lalu duduk dipinggir pembatas beton berbentuk cincin melingkar dimulut sumur tua sambil mengayunkan kedua kakinya dan bernyanyi bahagia. anna pun ikut terduduk mengambil posisi tepat disebelah Elize.

" hey lihatlah kelelawar sudah muncul, artinya sebentar lagi malam" . Kata Anna sambil menunjuk kearah kelelawar yang terbang disekitar pohon.

Eliz bangkit dari duduknya lalu mendekati Anna," mana aku gak lihat?"

"itu lho El, deket pohon itu!" .kata Anna kekeh .

Elize tersenyum sinis lalu mendorong tubuh Anna masuk kesumur tua. Tak perlu banyak tenaga, Anna sudah berteriak dan langsung tercebur kesumur itu tanpa perlawanan sedikitpun. Teriakan Anna menggema namun Eliz buru buru menutup kembali sumur itu seakan tak terjadi apa apa. Dia melenggang pergi dengan langkah ringan dan bebas. Senyuman tak pernah lepas dari wajahnya.

"sekarang hanya aku satu satunya putri cantik di mansion ini. Aku tak suka disandingkan dengan seorang anak pelayan. Sekarang nikmati detik detik terakhirmu bersama cacing dan hewan menjijikan disana, hahaha..." eliz tertawa tawa kesetanan . Tak ada raut muka bersalah ataupun bersedih kehilangan sahabatnya itu. Bak api yang melalap kayu, secepat itulah dengki dan iri melalap hati nurani Eliz.

Didalam sumur, Anna terjatuh dengan kepala lebih dulu menyentuh tanah. Dia jatuh dari ketinggian 20 meter. sumur yang digali David beberapa tahun lalu ini adalah sumur galian dengan pembatas melingkar dibagian atasnya. Bertujuan untuk menjaga kestabilan dindingnya. Dulu, saat krisis air bersih melanda, semua orang memutuskan menggali sumur termasuk David. Hanya saja tempat ini kurang berair, sehingga tak lama setelahnya sumur ditutup total karena tak ada air yang keluar.

Memori kilas kilas bayangan orang orang yang disayangi memenuhi kepala Anna. memori itu seakan menari nari gemulai mengejek anna yang sekarat sendirian didalam sana. Disisa sisa kehidupannya, Anna menggumamkan sebuah nama dengan susah payah.

" Elizia......" beberapa detik kemudian dia menutup mata dan beristirahat untuk selamanya. Dunia terlalu jahat untuk orang sebaik dan setulus Anna. Anna tewas dengan kondisi memprihatinkan , Kepalanya mengeluarkan darah kental yang mengalir membasahi bajunya. Sementara tangannya patah karena jatuh dari ketinggian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!