Aku Akan Menerimanya

"Tuan anda bisa tidur di kamar anda sendiri, kenapa ingin tidur di kamarku?" Yuliana berusaha menutup pintu kamarnya, menahan agar Sean tidak masuk. Namun, apalah daya kaki Sean sudah mengganjal di depan pintu. Sekali Sean mengeluarkan tenaga pun Sean pasti akan bisa langsung masuk.

"Kamarmu? Heh, jangan berlagak, kau adalah keluarga di rumah ini!" sahut Sean dengan ketus.

Bibir Yuliana bergetar. "Baiklah, silahkan tidur di sini, saya tidur di luar," ucap Yuliana membuka pintu ingin keluar. Namun, saat ia akan keluar, Sean dengan cepat mengangkat tubuhnya. Membuatnya seketika menjerit.

Sean sedikit melempar tubuh Yuliana ke atas kasur, membuat Yuliana segera menggulung tubuhnya dengan selimut.

"Tuan Sean Sawyer, apa begini kelakuan kamu jika tidak ada istrimu!" pekik Yuliana menutupi tubuhnya, dengan mata melotot tajam menjurus pada Sean.

Sean menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya kau siapa, menganggap kau sebanding istriku!" sahut Sean dengan ketus dan dingin.

"Aku hanya ingin tidur di sini, sembari memeluk anak dalam kandunganmu. Bukannya kamu ingin menerima anak itu?" sahut Sean dengan tegas menyampaikan niatnya.

Yuliana diam. Dipeluk, artinya melalui dirinya, ia merasa keberatan untuk itu. Namun, dengan alasan ingin mendekatkan diri dan belajar menerima anak itu, adalah tawaran yang baik.

Tatapan tajam Yuliana menurun. Wanita itu pun perlahan menurunkan selimut di tubuhnya. Membuat Sean mengerutkan kening, penasaran hal apa yang membuat Yuliana terlihat akan patuh.

"Berjanjilah, kau akan menerimanya, mencintai dan merawatnya dengan baik. Ingatlah Tuan, ini anakmu," ucap Yuliana menatap dengan tegas pada Sean.

Sean diam memandang wajah serius Yuliana yang selalu sama setiap membahas anak itu.

"Apa kau mencintai anak di kandunganmu yang jelas-jelas bukan anakmu, dan tidak akan mengikuti genetik mu sedikitpun? Kenapa?" tanya Sean mendudukkan tubuhnya di sisi kasur lainnya, tanpa mengalihkan pandangannya.

Semakin ia mengenal Yuliana, semakin besar pula rasa penasaran akan sikap dan cara berpikir wanita itu.

"Tentu saja aku mencintainya, karena aku mengandungnya, aku yang merasakan sakitnya, aku yang menggendongnya selama 9 bulan, untuk membawanya ke dunia ini. Meski secara biologis dia bukan anakku, tapi dia tetap anak yang akan ku lahirkan," ucap Yuliana dengan tegas sembari mengusap perutnya.

"Ada banyak orang tua di sana, yang bahkan menyayangi anak angkatnya. Apalagi diriku yang mengandungnya tentu aku akan mencintainya."

Yuliana mengambil nafas panjang, bola matanya mulai berkaca-kaca, membayangkan bagaimana ia harus meninggalkan anak itu.

"Andai saja bukan demi putraku, aku tidak akan melakukan ini. Karena setelah dia lahir, aku pasti akan meninggalkannya," ucap Yuliana diikuti air mata yang jatuh tanpa mampu ia kendalikan.

Nafas Yuliana naik turun, terasa sesak, membayangkan apa yang akan terjadi. Itu baru bayangannya, dan sudah membuatnya merasa takut kehilangan.

"Jadi, aku mohon cintai anakmu. Dia adalah malaikat yang di kirim Tuhan untuk menghiasi keluarga kalian. Dengan begitu aku bisa meninggalkannya dengan tenang," ucapnya menunduk sembari terisak kecil.

Tutur katanya yang lembut, serta isakannya yang terdengar pilu membuat Sean diam dan larut menatapnya. Sadar ucapan Yuliana itu, murni dari hatinya yang paling dalam, yang mengartikan sebuah ketulusan yang dalam.

Sean mengerjapkan matanya beberapa saat, lalu menatap lekat wajah wanita itu. Mencoba melihat posisi yang dialaminya.

Dan ia menangkap. Yuliana berat untuk meninggalkan anak yang bukan anaknya. Tapi, memikirkan Clara yang juga berat menerima anaknya yang bukan lahir dari rahimnya, membuatnya tidak tau harus memilih yang mana.

Sungguh hati kecilnya ingin menerima anak itu, menjadi anak ketiganya, dan anak pertamanya yang selamat masuk ke dunia. Sembari menunggu Clara mampu hamil dan mengandung anak mereka sendiri, tanpa menyingkirkan anak itu.

Sean menghela nafas kasar, dua pilihan yang sangat berat. Pria itu membaringkan tubuhnya yang lelah. "Kemarilah," ucapnya mengulurkan tangan meminta Yuliana mendekat.

Yuliana diam beberapa saat, meneguk ludahnya sendiri. Ia perlahan mendekat, mengarahkan perutnya pada Sean.

"Aku bisa menerimanya, tapi mungkin istriku tidak. Tapi, kau tenang saja. Jika kau sudah pergi, Mommy pasti akan merawatnya dengan baik," ucap Sean mengeratkan pelukannya, menenggelamkan wajahnya di perut Yuliana, yang membuatnya kembali merasakan perasaan hangat dan nyaman yang luar biasa.

"Hay Kids, kau sedang apa di sana? Kau harus lahir sehat ya, menjadi anak Daddy. Jangan seperti kedua kakakmu yang hadir hanya sebentar. Daddy sudah lama menunggu kehadiran kamu," batin Sean kemudian memberikan kecupan ringan di perut tersebut.

Yuliana memejamkan mata, dibawah kendali dan kesadarannya, ia mengusap lembut kepala Sean. "Malaikat kecil teruslah tumbuh dan sehat di sana. Hidupmu pasti akan baik, jangan menyerah ya."

Episodes
1 Awal
2 Awal pemeriksaan kesehatan
3 Kontrak perjanjian
4 Penolakan
5 Hamil
6 Jangan Mengganggu orangku!
7 Geli, tapi juga ingin
8 Aku Hanya Ibu Pengganti
9 Evan Linos
10 Sumber kebahagiaan
11 Perkara Ponsel
12 Niat Menjahili
13 Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14 Resah Akibat Ulah Sendiri
15 Pasti gara-gara janin
16 Malam panas
17 Ketahuan
18 Luluhkan
19 Makan Malam Bersama
20 Aku Akan Menerimanya
21 Kepuasan yang didapat
22 Menemani Memeriksa Kehamilan
23 Belanja
24 Jangan Mencintaiku
25 Apa Aku Cemburu?
26 Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27 Makan Siang
28 Cinta Yuliana
29 Bimbang
30 Bagaimana aku memilih?
31 Kembali Terjadi
32 Sapaan Pagi
33 Kadang Manis, Kadang Ketus.
34 Clara Hamil
35 Lindungi Anakku
36 Kenapa malah begini?
37 Iri
38 Permintaan yang Terkabul
39 Kamu masuk terlalu dalam
40 Datangnya Anak dan adik
41 Aku Tidak Membutuhkanmu
42 Garen Vs Sean
43 Apa kamu merindukanku
44 Semoga menjadi Awal Yang Baik
45 Maaf
46 Di Kolam Renang
47 Akan Kembali
48 Siapa yang ingin kau racuni?
49 Menjadi Penengah
50 Penjelasan
51 Kode maut
52 Tidak Boleh Lahir
53 Benci aku Anna
54 Melahirkan
55 Bukan Pengganti
56 Erlan Sawyer
57 posisi sama
58 Harusnya Tidak Dirindukan
59 Kejutan
60 Ketahuan dan pembalasan
61 Apa dia akan memaafkan aku
62 Anna-ku
63 Takut bertemu
64 Trauma
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Awal
2
Awal pemeriksaan kesehatan
3
Kontrak perjanjian
4
Penolakan
5
Hamil
6
Jangan Mengganggu orangku!
7
Geli, tapi juga ingin
8
Aku Hanya Ibu Pengganti
9
Evan Linos
10
Sumber kebahagiaan
11
Perkara Ponsel
12
Niat Menjahili
13
Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14
Resah Akibat Ulah Sendiri
15
Pasti gara-gara janin
16
Malam panas
17
Ketahuan
18
Luluhkan
19
Makan Malam Bersama
20
Aku Akan Menerimanya
21
Kepuasan yang didapat
22
Menemani Memeriksa Kehamilan
23
Belanja
24
Jangan Mencintaiku
25
Apa Aku Cemburu?
26
Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27
Makan Siang
28
Cinta Yuliana
29
Bimbang
30
Bagaimana aku memilih?
31
Kembali Terjadi
32
Sapaan Pagi
33
Kadang Manis, Kadang Ketus.
34
Clara Hamil
35
Lindungi Anakku
36
Kenapa malah begini?
37
Iri
38
Permintaan yang Terkabul
39
Kamu masuk terlalu dalam
40
Datangnya Anak dan adik
41
Aku Tidak Membutuhkanmu
42
Garen Vs Sean
43
Apa kamu merindukanku
44
Semoga menjadi Awal Yang Baik
45
Maaf
46
Di Kolam Renang
47
Akan Kembali
48
Siapa yang ingin kau racuni?
49
Menjadi Penengah
50
Penjelasan
51
Kode maut
52
Tidak Boleh Lahir
53
Benci aku Anna
54
Melahirkan
55
Bukan Pengganti
56
Erlan Sawyer
57
posisi sama
58
Harusnya Tidak Dirindukan
59
Kejutan
60
Ketahuan dan pembalasan
61
Apa dia akan memaafkan aku
62
Anna-ku
63
Takut bertemu
64
Trauma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!