Evan Linos

Yuliana melalui hari yang tidak mudah menghadapi kehamilannya. Ia sering kali mengalami mual hebat, hingga kadang memuntahkan apa yang ia telan.

Tapi, demi menjaga daya tahan tubuhnya. Ia tetap memaksa untuk makan apapun.

Yuliana yang semulanya dilarang memasak, menyentuh dapur, kini telah dibiarkan, untuk membuat makanannya sendiri.

Bagi Jessy asalkan sehat dan tidak mempengaruhi kondisi janin.

Semenjak mendapatkan izin memasak, setiap hari pun Yuliana memasak makanan yang ia mau. Makan kapanpun dan berapa banyak yang ia mau, tanpa ada yang melarang.

Namun, meski makanan ia bebas. Ada yang selalu mengusik kesenangannya itu. Tak lain adalah orang tua dari anak yang ia kandung. Terlebih Clara yang kerap main tangan dengannya.

Ya, Yuliana hanya bisa sabar. Di balik kesenangan yang ia dapatkan dengan menjadi ibu pengganti, ini adalah resiko yang harus dijalani.

Wanita itu kini tengah duduk santai di ruang santai sembari menonton siaran tv ditemani potongan buah apel di pangkuannya.

"Em," kepala Yuliana bergerak kanan kiri menikmati waktu santainya tanpa ada gangguan.

Tanpa wanita itu sadari Sean sudah berdiri tak jauh darinya, memandang dengan tajam.

"Apa dia sungguh seorang Ibu? Tubuhnya kecil, kelakuannya pun kayak anak kecil. Masa tontonannya kartun gitu," batinnya dengan tangan bersedekap dada, dengan alis dan kening berkerut tajam.

"Memangnya wanita sekecil dia bisa mengandung anakku?" batinnya.

Sejak awal, ia merasa tidak percaya akan pilihan ibunya. Baginya tubuh Yuliana terlalu kecil, bak anak SMP. Tapi, kenapa ibunya malah memilih dia.

"Yah, malah habis."

Sean menaikkan sebelah alisnya, mengalihkan pandangannya menatap layar tv yang mana film tontonan Yuliana sudah berakhir.

Yuliana meraih remote tv, mengganti channel lainnya. "Elsa!" seru Yuliana kala melihat kartu frozen itu.

Sean menggelengkan kepala melihat Yuliana yang benar-benar seperti anak kecil.

"Huh, semoga anakku, benar-benar tidak mengikuti genetik wanita aneh ini, sedikit pun," batin Sean, memilih membalikkan tubuh. Enggan menganggu Yuliana.

Pria itu, memilih segera masuk lift. Menekan lantai 4, menuju tempat istirahatnya.

Sampai di lantai itu, terlihat tak ada seorang pun di sana. Sean berjalan santai, meraih botol anggur yang terpampang langsung di koridor.

"Sayang! Kamu di sini!" seru Sean memanggil.

Sena berjalan menuju dapur, sembari terus berteriak lembut. Ia mengambil satu gelas kosong dan mengisinya dengan anggur.

"Sayang!" panggil Sean menengok ke arah tangga. Tempat satu-satunya menuju lantai lima.

"Iya, aku ke sana!" seru Clara membuat Sean mengurungkan niatnya berjalan menaiki tangga.

Pria itu memilih duduk di sofa, menikmati tegukan demi tegukan minuman anggur fermentasi tersebut. Sesekali ia memainkan ponselnya.

Sean mendekatkan ponselnya di telinga. "Halo Alex, kamu di mana sekarang?"

"Saya sedang di apartemen Tuan. Apa Tuan butuh bantuan saya?" tanya Alex di seberang sana.

"Hm, kamu kembali ke kantor, ambil dokumen map biru di atas meja. Aku lupa membawanya tadi," perintah Sean, kembali meneguk habis anggurnya dan meletakkan dengan lembut di atas meja.

"Baik Tuan, segera saya laksanakan," jawab Alex, membuat Sean segera mengakhiri panggilan itu.

Berakhirnya panggilan itu juga membuat Clara datang segera menghampirinya. Sean tersenyum menyambut dan memeluk lembut istrinya.

"Kamu habis mandi hem?" tanya Sean dengan lembut.

"Ya, tentu dong sayang. Aku harus menyambut suamiku dengan cantik kan?" ucap Clara mengusap manja bahu dan dada Sean.

"Kamu memang tau cara menyenangkanku sayang." Sean mengecup kening Clara. Tangannya melingkar di kepala Clara. Ujung jemarinya bergerak lembut, menarik dagu Clara agar mendongak, dan ia mulai memberikan sentuhan lembut yang penuh nafsu pada bibir istrinya itu.

"Em, sayang!" Clara mendorong pelan tubuh Sean.

"Kamu minum anggur merah lagi ya," ucap Clara mencebik manja.

"Sudah ku bilang, jangan menciumku jika baru minum," lanjutnya seakan siap merajuk.

"Em, maafkan aku sayang. Kamu begitu menggoda, jadi aku tidak bisa menahan diri," ucap Sean tulus.

Clara mengangguk. Tangannya bergerak mengusap leher Sean, memainkan lembut jakun Sean, membuat pria itu memejamkan mata, menikmati sentuhan menggoda itu.

"Sean, teman-temanku ingin liburan ke Paris besok. Mereka baru memberitahuku tadi. Kebetulan ada satu tiket yang lebih, boleh aku ikut mereka?" ucap Clara dengan bisikan manja dan menggoda tepat di depan telinga Sean.

Sean terdiam beberapa saat, kepalanya bergerak menatap Clara dengan lembut dan penuh kehangatan. "Berapa lama?" tanya dengan lembut.

"Em, mungkin sekitar dua Minggu. Bolehkan? Aku lelah tinggal di sini. Kepalaku selalu sakit semenjak ada wanita itu," tutur Clara bergerak naik ke atas pangkuan Sean.

Wanita itu sangatlah pandai menggoda Sean untuk mendapatkan izin pergi.

Tangan Sean bergerak melingkar di pinggang Clara.

"Itu sangat lama sayang. Aku akan sangat merindukan kamu. Apa aku tidak boleh ikut?"

Clara menggeleng, sembari memberikan tatapan melemas, manja dan menggodanya. "Ini liburan para wanita, dan hanya dua Minggu sayang. Aku mohon."

Sean menghela nafas kasar. Melihat tatapan memohon yang sangat manis itu membuatnya tidak bisa berkutik. Terlebih Clara memang butuh hiburan. Semenjak adanya Yuliana, Clara hampir setiap hari selalu menangis dan marah-marah merengek padanya.

"Baiklah, kamu boleh pergi." Angguk Sean dengan berat hati mengizinkan, membuat Clara mengulum senyum lebar.

"Aku akan kirim satu miliar ke rekening kamu untuk belanja, apa itu cukup?" tanyanya.

"Hm?" Clara tampak berpikir. "Dua miliar ya. Kalau pun tidak habis, aku akan menyimpannya untuk anak kita nanti," pinta Clara dengan senyum menggoda yang membuat Sean tak mampu membantah.

"Baiklah. Aku akan kirim besok ya."

Clara mengangguk senang. Ia segera memeluk erat Sean. "Terima kasih sayang, kamu yang terbaik!"

Sean tersenyum, membalas pelukan itu. "Hm, tapi malam ini. Kita akan melakukannya dengan puas kan?"

Tangan Sean bergerak nakal, mengusap tubuh Clara dengan lembut.

"Hm, baiklah," sahut Clara sembari tersenyum pasrah.

**

Sementara itu Alex baru saja datang. Namun, ia tidak sendiri. Tapi, bersama seseorang yang juga merupakan tangan kanan Sean.

"Jadi, ibu pengganti anak Sean tinggal di sini juga?" tanyanya sembari mengikuti langkah Alex.

"Ya, begitulah. Nyonya Jessy sangat menyayanginya. Sampai-sampai Sean kadang tidak berani mengganggunya langsung di depan nyonya," jawab Alex dengan santai.

"Hm, benarkah? Aku jadi penasaran bagaimana dia."

Alex tersenyum manis, mengingat bagaimana sikap dan fitur wajah Yuliana. "Dia wanita manis dan penurut."

Ucapan Alex membuat rekannya itu memandang dengan penuh curiga. Namun, belum sempat ia berucap, Alex sudah bicara kembali.

"Nah, itu dia," ucap Alex menunjuk ke arah ruang santai. Membuat pria yang penasaran itu segera menoleh.

"Hm?" Pria itu menaikkan sebelah alisnya melihat Yuliana dari belakang, tampak seperti anak kecil.

"Kau serius? Dia seperti anak kecil?" tanyanya memandang tak percaya.

Alex mengangguk santai. "Anna!" serunya memanggil, membuat Yuliana sontak menoleh.

"Kemari!" panggil Alex membuat wanita itu segera meletakkan mangkuk buahnya, dan berlari kecil menghampiri Alex.

"Apa pesananku sudah ada?" pinta Yuliana menatap dengan penuh harap, sembari mengulurkan tangan.

Bola mata Alex seketika melebar. Pria itu menepuk keningnya. "Astaga aku lupa."

Wajah cerah Yuliana seketika menghilang. "Kenapa lupa? Aku mau masak makan malam, dan lengkuas itu bahan pentingnya," ucapnya dengan wajah cemberut.

Alex tersenyum bersalah. "Maafkan aku. Habis berikan map ini pada Tuan Sean, aku akan pergi membelinya."

Yuliana tidak menjawab, matanya melirik ke arah pria itu, tanpa niat menyapa lebih dulu.

"Oh ya, kenalkan dia Evan, posisinya sama sepertiku," ucap Alex membuat Yuliana menatap pria itu.

"Evan Linos, panggil Evan saja." Pria berperawakan tinggi dan besar itu mengulurkan tangan.

Yuliana menyambutnya dengan bibir sedikit melengkung ke bawah. "Yuliana. Di negaraku aku dipanggil Yuli, namun di sini aku dipanggil Anna. Dan omong-omong namamu mirip dengan nama mantan suamiku. Kau bukan orang kasar seperti suamiku kan?"

Alex mengatup rapat mulutnya menahan tawa. Pantas saja sejak mendengar nama Evan, wajah Yuliana sedikit berubah.

Sedangkan Evan menatap dengan santai. "Ya tergantung."

Terpopuler

Comments

Adek Ar

Adek Ar

spertinya clara bukan istri yg baik,gugur 2 x mungkin dia memang gk mau hamil krn niat dia hnya untuk bersenang² menikah dng sean,atau clara punya selingkuhan dn hnya ingin menghabiskan harta sean sja.

2025-03-19

1

Sweet Girl

Sweet Girl

Gendeng...
makane... Mertua mu Ndak suka sama kamu Clara....

2025-03-08

0

Sweet Girl

Sweet Girl

huuuuaaaaa

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Awal pemeriksaan kesehatan
3 Kontrak perjanjian
4 Penolakan
5 Hamil
6 Jangan Mengganggu orangku!
7 Geli, tapi juga ingin
8 Aku Hanya Ibu Pengganti
9 Evan Linos
10 Sumber kebahagiaan
11 Perkara Ponsel
12 Niat Menjahili
13 Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14 Resah Akibat Ulah Sendiri
15 Pasti gara-gara janin
16 Malam panas
17 Ketahuan
18 Luluhkan
19 Makan Malam Bersama
20 Aku Akan Menerimanya
21 Kepuasan yang didapat
22 Menemani Memeriksa Kehamilan
23 Belanja
24 Jangan Mencintaiku
25 Apa Aku Cemburu?
26 Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27 Makan Siang
28 Cinta Yuliana
29 Bimbang
30 Bagaimana aku memilih?
31 Kembali Terjadi
32 Sapaan Pagi
33 Kadang Manis, Kadang Ketus.
34 Clara Hamil
35 Lindungi Anakku
36 Kenapa malah begini?
37 Iri
38 Permintaan yang Terkabul
39 Kamu masuk terlalu dalam
40 Datangnya Anak dan adik
41 Aku Tidak Membutuhkanmu
42 Garen Vs Sean
43 Apa kamu merindukanku
44 Semoga menjadi Awal Yang Baik
45 Maaf
46 Di Kolam Renang
47 Akan Kembali
48 Siapa yang ingin kau racuni?
49 Menjadi Penengah
50 Penjelasan
51 Kode maut
52 Tidak Boleh Lahir
53 Benci aku Anna
54 Melahirkan
55 Bukan Pengganti
56 Erlan Sawyer
57 posisi sama
58 Harusnya Tidak Dirindukan
59 Kejutan
60 Ketahuan dan pembalasan
61 Apa dia akan memaafkan aku
62 Anna-ku
63 Takut bertemu
64 Trauma
65 65
66 66
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Awal
2
Awal pemeriksaan kesehatan
3
Kontrak perjanjian
4
Penolakan
5
Hamil
6
Jangan Mengganggu orangku!
7
Geli, tapi juga ingin
8
Aku Hanya Ibu Pengganti
9
Evan Linos
10
Sumber kebahagiaan
11
Perkara Ponsel
12
Niat Menjahili
13
Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14
Resah Akibat Ulah Sendiri
15
Pasti gara-gara janin
16
Malam panas
17
Ketahuan
18
Luluhkan
19
Makan Malam Bersama
20
Aku Akan Menerimanya
21
Kepuasan yang didapat
22
Menemani Memeriksa Kehamilan
23
Belanja
24
Jangan Mencintaiku
25
Apa Aku Cemburu?
26
Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27
Makan Siang
28
Cinta Yuliana
29
Bimbang
30
Bagaimana aku memilih?
31
Kembali Terjadi
32
Sapaan Pagi
33
Kadang Manis, Kadang Ketus.
34
Clara Hamil
35
Lindungi Anakku
36
Kenapa malah begini?
37
Iri
38
Permintaan yang Terkabul
39
Kamu masuk terlalu dalam
40
Datangnya Anak dan adik
41
Aku Tidak Membutuhkanmu
42
Garen Vs Sean
43
Apa kamu merindukanku
44
Semoga menjadi Awal Yang Baik
45
Maaf
46
Di Kolam Renang
47
Akan Kembali
48
Siapa yang ingin kau racuni?
49
Menjadi Penengah
50
Penjelasan
51
Kode maut
52
Tidak Boleh Lahir
53
Benci aku Anna
54
Melahirkan
55
Bukan Pengganti
56
Erlan Sawyer
57
posisi sama
58
Harusnya Tidak Dirindukan
59
Kejutan
60
Ketahuan dan pembalasan
61
Apa dia akan memaafkan aku
62
Anna-ku
63
Takut bertemu
64
Trauma
65
65
66
66

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!