Jangan Mengganggu orangku!

Menjalani kehamilan dengan proses pembuahan yang dibantu dengan alat teknologi canggih dari dokter. Meski begitu gejala kehamilan wanita hamil pada umumnya juga alami oleh Yuliana.

Pagi-pagi Yuliana sudah berada di depan wastafel, berusaha memuntahkan isi perutnya yang terasa tidak nyaman.

"Perasaan waktu hamil Garen tidak seperti ini," gumam Yuliana kemudian membasuh wajahnya yang lemah.

"Pagi-pagi tapi tubuhku rasanya remuk." Yuliana mengusap perutnya yang terasa kembung.

Dengan langkah pelan dan lemas, ia berjalan keluar kamar. Melihat suasana sekitar yang terdapat beberapa pelayan tengah melakukan kegiatan bersih-bersih.

Dulu saat di rumahnya yang kecil di sana, ia melakukan hal yang sama. Pagi-pagi sudah mengerjakan semuanya. Namun, di sana, menyentuh sapu saja ia sudah ditegur.

Yuliana menghela nafas kasar, berjalan lesu ke arah lift, segera turun ke lantai dua.

"Aku ingin sarapan, tapi pasti yang diberikan roti dan telur," batinnya mengeluh atas sarapan yang biasa tersaji di sana.

"Aku ingin makan soto, atau sup. Pokoknya yang berkuah segar," batinnya berjalan ke arah meja makan. Di mana belum ada sosok pemilik rumah di sana.

Hanya ada pelayan yang tengah menyiapkan sarapan. "Nyonya, apa anda sudah ingin sarapan?" tanya satu pelayan menyapa dengan ramah.

Yuliana mengulum senyum tipis, melirik meja makan yang menyajikan roti, sayangnya ia merasa tidak tertarik melihat itu.

"Aku ingin memasak sendiri. Apa boleh?" tanya Yuliana dengan bola mata menatap penuh harap.

"Oh, kalau itu. Silahkan beritahu Nyonya besar. Kami tidak bisa memutuskan," sahut sang pelayan tetap dengan senyum ramahnya.

Yuliana menghela nafas kasar, mau tak mau ia harus menunggu Jessy di sana.

"Sepertinya kehamilan ini akan sangat berat, anak ini akan banyak maunya," batin Yuliana sembari mengusap perutnya dengan lembut.

Ia hanya berniat duduk santai sembari menunggu, tapi seorang pelayan membawakannya roti panggang, dan segelas susu hangat.

"Terima kasih," sahut Yuliana menerima susu itu.

Perlahan susu itu mengalir dan masuk menyentuh tenggorokannya. Saat ia masih menikmati susunya itu, tiba-tiba sebuah tangan menarik gelasnya dengan kasar. Sebelum ia melihat siapa pelakunya, dalam sekejap air susu dalam gelas itu, teranyun tumpah ke wajahnya.

"Akh!" pekik Yuliana pelan, saat merasakan hangatnya susu itu menyentuh wajah dan tubuhnya.

Yuliana mengusap lembut wajahnya. Perlahan membuka matanya, diiringi suara sentakan Clara.

"Hebat ya. Merasa jadi nyonya di sini. Sampai-sampai kau bisa sarapan lebih dulu?" Clara bersedekap dada, diikuti wajahnya yang tampak begitu arogan.

Bola mata Yuliana bergerak sesaat menatap Sean yang duduk santai di kursinya. Dengan menikmati secangkir kopi hangat yang baru tersaji.

Yuliana menghela nafas kasar, dan membungkuk pelan. "Maaf, maaf atas kelancangan saya," ucapnya mengalah, dan merasa ia memang telah bersalah.

Ia mungkin, memang lupa siapa dirinya di sana.

"Dasar tidak tau malu! Bermimpi jadi nyonya! Sadarlah dengan posisimu, wanita murahan!" umpat Clara mendorong kasar kening Yuliana, menatapnya dengan serendah-rendahnya.

Yuliana menghela nafas kasar. Tangannya bergerak mengusap sisa susu di wajahnya. Pagi-pagi ia terbangun karena rasa mual yang tidak tertahan, dan sekarang dirinya malah diganggu Clara.

Andai saja ia tidak memikirkan nasib putranya dan kebaikan yang sudah diberikan Jessy, mungkin ia sudah marah-marah, bahkan pergi dari sana.

Dia bukanlah wanita yang bisa sabar menghadapi seseorang yang tidak menghargainya sama sekali. Mantan suaminya dahulu pun ia lawan saat merasa semakin direndahkan. Tapi, di sana. Ia harus kembali dan terus menahan diri, demi masa depan putranya.

"Sekali lagi maaf Tuan Nyonya," ucap Yuliana membungkuk hormat pada keduanya, sebelum ia berbalik dan pergi dari sana.

Clara berdecih tak suka. Menatap punggung Yuliana saja sangat membuatnya merasa marah. Clara mendudukkan tubuhnya dengan kasar di samping Sean.

"Sean, aku tidak ingin melihat wanita itu lagi! Hatiku sakit setiap kali melihatnya," pinta Clara dengan suara melemas manja sembari menggoyangkan lengan Sean dengan manja.

Sean menghela nafas pelan, meletakkan kembali kopinya. Perlahan ia menoleh, memberikan tatapan lembutnya.

"Aku tau sayang. Tapi, tidak mungkin kita melawan Mommy. Kamu tunggu saja waktunya hm. Kamu tenang saja, anak dalam kandungan wanita itu, tidak akan pernah aku terima, kalau kamu juga tidak mau," tutur Sean mengulurkan tangannya mengusap lembut wajah halus Clara.

Clara berdecak. Kakinya menghentak pelan diikuti wajahnya yang sedikit mencebik. "Kenapa Mommy tidak menungguku hamil kembali sih? Dan malah mencari wanita lain?" ucapnya menjatuhkan cairan bening dari matanya.

"Mungkin Mommy tidak ingin melihatmu sakit lagi," jawab Sean dengan pemikiran se positif mungkin.

Tangannya menggenggam lembut tangan Clara. "Mommy mungkin terlihat tidak menyukaimu. Tapi, sebenarnya mommy sangat menyayangi kamu," lanjut Sean dengan penuh kelembutan menjelaskan.

"Aku bukan anak kecil Sean, jelas-jelas Mommy kamu tidak menyukaiku," sahut Clara dengan ketus.

"Ya, bagaimana aku bisa menyukaimu, sedangkan sikapmu sangat kasar dan arogan," ucap Jessy muncul bersama William.

Terlihat wajah Jessy memerah menahan marah menatap Clara.

"Clara, selagi Anna tidak mengganggumu, jangan mengganggunya! Dan kamu Sean, atur istrimu agar tidak bertindak semena-mena pada orang Mommy!" sahut Jessy dengan tegas.

"Apa wanita sialan itu mengadu pada Mommy? Memang jelas dia salah! Hanya seorang pekerja, tapi berani duduk di sini dan sarapan lebih dulu," sahut Sean tak mampu menahan rasa kesalnya.

"Dia hanya meneguk susu ibu hamil, demi kandungannya sendiri! Itu tidak salah!" balas Jessy membela Yuliana.

Sean mengepalkan tangan. Nafasnya naik turun semakin emosi. "Dia hanya pekerja Mommy, jika Mommy terus membelanya dia akan semakin besar kepala!" sahutnya tajam.

"Selagi dia bertindak sopan, apapun yang dia lakukan Mommy akan membelanya. Dia tanggung jawab Mommy!" sahut Jessy kekeh membela dan melindungi Yuliana dari anak dan menantunya.

Itu adalah janji tanpa ucapan dan sumpah pada bersangkutan yang akan ia penuhi.

Sean ingin menjawab. Namun, William segera memotong pembicaraannya. "Cukup! Jangan membalas Mommy kamu Sean!"

"Daddy, Mommy sangat keras kepala, dan memanjakan wanita sialan itu!" sahut Sean semakin jengkel.

"Wanita sialan yang kamu maksud sedang mengandung anakmu!" sahut William dengan penuh penekanan.

"Aku tidak butuh anak dari rahim, wanita yang tidak ku kenal!" jawab Sean dengan dingin.

"Lalu? Kau mengharapkan anak dari istrimu yang selalu keguguran tanpa alasan itu?" sahut Jessy dengan sinis.

"Mommy!" sentak Sean meninggikan suaranya.

Plakkk ....

William yang tidak terima langsung melayangkan tamparan keras, di wajah putranya. Membuat Sean merasakan perih dan panas di pipinya yang seketika juga berubah merah.

"Sean," Clara menangkap tubuh Sean, mengusap dengan lembut wajah Sean.

"Mommy Daddy kenapa kalian memperlakukan kami begini?" sahut Clara dengan bola mata berkaca-kaca dan terisak pelan sembari memeluk suaminya.

"Mommy kenapa bicara seperti itu. Padahal kita sama-sama wanita. Derajat kita jelas sama di keluarga Sawyer!" sahut Clara diikuti isak tangis pelan.

"Sama? Jelas berbeda sayang. Mommy sudah melahirkan dan membesarkan Sean, sedangkan kamu, selalu keguguran, bahkan kamu berkata tidak pernah sadar dengan kehamilanmu. Dua kali, Clara dua kali, kamu keguguran dengan angka bulan yang sama," sahut Jessy dengan senyum sinis, memandang dingin menantunya.

"Cukup, Mommy! Berhenti memandang rendah istriku!" sahut Sean dengan nafas naik turun, dan mata memerah, memandang tajam menyimpan sebuah emosi.

Sean menarik istrinya, membawanya pergi dari sana.

"Ingat, jangan menganggu orang Mommy!" Seru Jessy memperingati.

"Akan ku bunuh orang itu!" batin Sean mengepalkan tangannya mendengar ucapan Jessy, sembari terus melangkah tanpa menoleh.

Terpopuler

Comments

Adek Ar

Adek Ar

nyawa anna terancam,klo ibu hamil stres khawatir anknya nnti tdk sehat.
knp sean dn clara tdk tinggal dirumah lain aja agar anna tentram slama masa hamil.

2025-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Awal pemeriksaan kesehatan
3 Kontrak perjanjian
4 Penolakan
5 Hamil
6 Jangan Mengganggu orangku!
7 Geli, tapi juga ingin
8 Aku Hanya Ibu Pengganti
9 Evan Linos
10 Sumber kebahagiaan
11 Perkara Ponsel
12 Niat Menjahili
13 Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14 Resah Akibat Ulah Sendiri
15 Pasti gara-gara janin
16 Malam panas
17 Ketahuan
18 Luluhkan
19 Makan Malam Bersama
20 Aku Akan Menerimanya
21 Kepuasan yang didapat
22 Menemani Memeriksa Kehamilan
23 Belanja
24 Jangan Mencintaiku
25 Apa Aku Cemburu?
26 Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27 Makan Siang
28 Cinta Yuliana
29 Bimbang
30 Bagaimana aku memilih?
31 Kembali Terjadi
32 Sapaan Pagi
33 Kadang Manis, Kadang Ketus.
34 Clara Hamil
35 Lindungi Anakku
36 Kenapa malah begini?
37 Iri
38 Permintaan yang Terkabul
39 Kamu masuk terlalu dalam
40 Datangnya Anak dan adik
41 Aku Tidak Membutuhkanmu
42 Garen Vs Sean
43 Apa kamu merindukanku
44 Semoga menjadi Awal Yang Baik
45 Maaf
46 Di Kolam Renang
47 Akan Kembali
48 Siapa yang ingin kau racuni?
49 Menjadi Penengah
50 Penjelasan
51 Kode maut
52 Tidak Boleh Lahir
53 Benci aku Anna
54 Melahirkan
55 Bukan Pengganti
56 Erlan Sawyer
57 posisi sama
58 Harusnya Tidak Dirindukan
59 Kejutan
60 Ketahuan dan pembalasan
61 Apa dia akan memaafkan aku
62 Anna-ku
63 Takut bertemu
64 Trauma
65 65
66 66
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Awal
2
Awal pemeriksaan kesehatan
3
Kontrak perjanjian
4
Penolakan
5
Hamil
6
Jangan Mengganggu orangku!
7
Geli, tapi juga ingin
8
Aku Hanya Ibu Pengganti
9
Evan Linos
10
Sumber kebahagiaan
11
Perkara Ponsel
12
Niat Menjahili
13
Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14
Resah Akibat Ulah Sendiri
15
Pasti gara-gara janin
16
Malam panas
17
Ketahuan
18
Luluhkan
19
Makan Malam Bersama
20
Aku Akan Menerimanya
21
Kepuasan yang didapat
22
Menemani Memeriksa Kehamilan
23
Belanja
24
Jangan Mencintaiku
25
Apa Aku Cemburu?
26
Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27
Makan Siang
28
Cinta Yuliana
29
Bimbang
30
Bagaimana aku memilih?
31
Kembali Terjadi
32
Sapaan Pagi
33
Kadang Manis, Kadang Ketus.
34
Clara Hamil
35
Lindungi Anakku
36
Kenapa malah begini?
37
Iri
38
Permintaan yang Terkabul
39
Kamu masuk terlalu dalam
40
Datangnya Anak dan adik
41
Aku Tidak Membutuhkanmu
42
Garen Vs Sean
43
Apa kamu merindukanku
44
Semoga menjadi Awal Yang Baik
45
Maaf
46
Di Kolam Renang
47
Akan Kembali
48
Siapa yang ingin kau racuni?
49
Menjadi Penengah
50
Penjelasan
51
Kode maut
52
Tidak Boleh Lahir
53
Benci aku Anna
54
Melahirkan
55
Bukan Pengganti
56
Erlan Sawyer
57
posisi sama
58
Harusnya Tidak Dirindukan
59
Kejutan
60
Ketahuan dan pembalasan
61
Apa dia akan memaafkan aku
62
Anna-ku
63
Takut bertemu
64
Trauma
65
65
66
66

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!