Aku Hanya Ibu Pengganti

Yuliana masuk ke kamarnya tidak lupa menguncinya. Wanita itu menyentuh dadanya berdebar cepat. Wajahnya memerah dan panas mengingat kejadian kotor tadi.

"Ih," ucap Yuliana merinding geli. Ia bergegas menuju toilet untuk membasuh wajahnya yang terasa panas.

"Tenang Yuliana, santai. Mungkin ini salah satu cara hal yang harus aku wajarkan, di negara ini," batin Yuliana menatap wajahnya yang memerah di pantulan cermin.

"Ah, ish! Aku jijik, tapi jiwa jandaku juga meronta-ronta," resah Yuliana mengibas-ibaskan tangan di depan wajahnya.

"Tujuh tahun nggak ke sentuh sama sekali, harusnya aku biasa saja kan? Kenapa malah jadi gini?" Yuliana ibu jarinya mencoba mengontrol segala pikiran kotornya yang menginginkan sentuhan.

Yuliana menghela nafas kasar. Ia mendudukkan tubuhnya lemas di atas toilet duduk.

"Sudah Yuliana, bukannya ini malah normal. Selama tujuh tahun, kamu nyaris tidak memiliki gairah sama sekali. Kalau kamu jadi seperti ini, artinya tubuh kamu masih merespon, masih normal dan masih sehat," ucap Yuliana bicara pada dirinya sendiri. Mencoba menyakinkan, memiliki pikiran ingin disentuh, adalah hal normal.

Yuliana menghela nafas kasar, memilih melepaskan baju dan masuk dalam bath up merendam tubuhnya. Di sana ia memang dimanjakan. Ia mendapat yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Namun, setiap apa yang ia rasakan membuatnya merasa bersalah karena putranya di sana, masih sangat kekurangan. Dan ia tidak bisa membagi kesenangan yang ia dapatkan di tempat itu.

Setelah beberapa saat memanjakan tubuhnya dengan berendam. Yuliana keluar dari kamarnya, dengan hanya menggunakan satu lilitan handuk.

Yuliana membuka pintu lemarinya, mengambil satu dress lebar, dengan panjang menutupi hingga betisnya, yang bagian pundaknya hanya memiliki lebar tiga jari sedangkan lengannya dibiarkan terlihat jelas.

Yuliana selalu tampil apa adanya dan natural. Selesai mandi, ia tidak menggunakan apapun sekedar merias wajahnya.

Yuliana memiliki wajah yang cukup manis, bibir tipis dan hidung yang mungil namun terlihat pas, dan memiliki warna kulit yang katanya cukup disukai oleh para bule.

Yuliana pun kerap merasakan itu. Di sana ia kerap dipuji cantik, karena warna kulitnya.

Wanita itu menatap jam di ponselnya. Melihat waktu yang sudah semakin mulai masuk waktu sore. Namun, ia tidak memiliki kegiatan. Sehingga memilih mengurung diri dan bersantai di kamar.

Beruntung bagian kamarnya cukup jauh dari tempat Sean dan Clara tadi. Entah mereka masih melanjutkan kegiatan gilanya atau tidak.

Baru saja mendaratkan tubuhnya di kasur, ketukan pintu terdengar membuatnya berdecak kesal.

"Siapa sih?" Gumamnya dengan malas berjalan ke arah pintu, membukanya sembari mengulum senyum terpaksa. Namun, sesaat kemudian ia menjerit terkejut melihat Sean yang hanya menggunakan celana selutut.

"Astaga, kenapa mahluk ini ada di sini?" gumam Yuliana menggunakan bahasa Indonesia agar Sean tidak paham.

"Em, ada apa ya Tuan?" tanya Yuliana tanpa niat menatap Sean.

Tanpa menjawab Sean mendorong pintu kamar Yuliana, membuat Yuliana yang menumpuh tubuhnya dengan pintu mundur hingga nyaris jatuh.

"Eh eh," Yuliana berusaha menyeimbangkan tubuhnya. Matanya menatap Sean yang berjalan masuk dengan santainya di dalam kamarnya.

Tidak ingin terjadi kesalahpahaman, Yuliana membiarkan pintu terbuka lebar.

"Ayo kemari, pijat kakiku," ucap Sean dengan santai duduk dan meselonjorkan kakinya di atas kasur.

Yuliana memicingkan mata memandang ke arahnya dengan tajam.

"Kenapa kau diam saja!" sentak Sean.

Yuliana menggeleng. Ia bisa saja melakukannya namun mengingat kejadian tadi, membuat ya merasa merinding membayangkannya. "Itu bukan tugasku. Aku panggilkan pelayan saja."

"Jangan merasa dirimu bagian keluargaku!" Sean memandang dengan tajam.

"Aku tidak merasa bagian keluargamu, Tuan Sawyer. Tapi, ini memang bukan tugasku! Aku bukan pelayan, aku ibu pengganti," ucap Yuliana dengan tegas.

"Silahkan keluar dari kamarku!" pinta Yuliana mengulurkan tangan keluar.

Bola mata Sean melebar, tangannya mengepal menatap tajam Yuliana seolah siap menerkam. Dengan gerakan cepat Sean melompat turun dari kasur. Yuliana yang tau dalam bahaya. Nyalinya seketika ciut.

"Akh!" jeritnya segera berlari keluar.

"Hey!" teriak Sean mengejar.

Tubuh Yuliana kecil. Tingginya bahkan tidak sampai 150. Namun, ia cukup gesit dan memiliki lari cepat.

"Nyonya Jessy, Tuan William! tolong!" pekik Yuliana berlari panik menuju kamar Jessy berada.

Hap ...!

Meski larinya cukup cepat. Namun, Sean yang memiliki tinggi dan kaki yang panjang. Sehingga memiliki langkah yang lebar, jadi dengan mudah menangkap Yuliana.

"Ah ...! Maafkan aku, maafkan aku," pekik Yuliana panik saat tangan Sean melingkar di perutnya. Dan kakinya tidak lagi menginjak lantai.

"Maaf, setelah kau membuatku marah hah!" sentak Sean.

"Ah! Maaf!" Yuliana memohon.

"Aku akan memberimu pelajaran, agar kau tau posisimu di sini!" sahut Sean membawa Yuliana tanpa kesulitan, meski Yuliana sudah memberontak ingin turun.

"Tolong, Nyonya Jessy tolong!" jerit Yuliana semakin panik kala ia akan dibawa masuk kamar.

Yuliana terus memukul dan menarik tangan besar Sean yang menekan perutnya.

"Mommy tidak ada bodoh! Dan aku akan puas menyiksamu!" ucap Sean diikuti dengan tawa seringainya.

Masuk ke kamar, tubuh Yuliana langsung di lempar ke kasur, membuat Yuliana segera menggulingkan tubuhnya, menutup tubuhnya dengan selimut, dan menatap penuh waspada pada Sean.

Tingkah gesit Yuliana dalam sekejap mata itu, membuat Sean melongo. Mulut dan matanya terbuka tanpa bisa dikendalikan.

"Hey, apa yang kau pikirkan wanita murahan! Kau pikir aku akan menyentuhmu!" sentak Sean marah menyadari sikap waspada Yuliana.

"Aku tidak berselera melihat manusia kecil sepertimu!" tambah Sean dengan ketus.

Ia tidak terima sikap Yuliana. Seolah ia memiliki selera rendah, karena tertarik dengannya.

"Tidak," jawab Yuliana cepat.

"Aku tidak berpikir seperti pikiranmu. Nyonya Clara sangat cantik, mana mungkin kau menyentuhku. Aku hanya takut, kamu akan memukulku, Tuan Sawyer!" ungkap Yuliana dengan jujur, sembari merapatkan selimut menutupi tubuhnya.

Sean melotot, semakin tidak percaya akan sikap dan pikiran Yuliana. Bagaimana bisa, Yuliana begitu berani bicara begitu padanya.

"Terbuat dari apa, wanita ini?" batinnya sembari mengeram kesal.

Sean menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Yuliana, membuat Yuliana tengkurap di atas kasur. Sebelum Yuliana bangkit, dengan cepat bahunya di tekan kuat oleh Sean.

Satu tangan Sean beralih menekan leher Yuliana, membuat tubuh Yuliana menegang dan berhenti memberontak.

"Maafkan aku Tuan. Aku mohon. Aku akan memijatmu, tolong lepaskan aku," ucap Yuliana kesulitan bernafas, akibat tekanan itu.

"Aku tidak butuh pijatanmu lagi wanita sialan," sahut Sean menyeringai.

Yuliana menggeleng. "Tuan, aku mohon, jangan membunuhku, anakku masih kecil. Dia menungguku pulang."

Sean berdecih, tak peduli sama sekali. "Kalau kau tidak ingin mati di sini. Cukup biarkan aku membuang anak di perutmu! Dan kau boleh pergi setelahnya."

Yuliana menangis. "Tuan dia anakmu. Anakmu!"

"Sudah ku bilang aku tidak butuh anakmu!" bentak Sean semakin menekan leher Yuliana membuat Yuliana semakin sulit bernafas.

"Tuan, Tuan ... Anda mencintai Nyonya Clara kan? Dengan menitipkan anak kalian dalam rahimku, artinya Nona Clara tidak perlu kesakitan untuk melahirkan anak kalian. Tubuhnya juga tidak akan berubah," sahut Yuliana berusaha membujuk sebaik mungkin pada Sean. Dengan menggunakan nafas sisa oksigen yang ia miliki.

Sean terdiam, perlahan tekanan di leher Yuliana ia urai. Tampak terpengaruh akan ucapan Yuliana.

Yuliana pun semakin membujuk. "Aku hanya Ibu pengganti, dan merasakan sakitnya, tapi tetap kalian orang tuanya," tuturnya dengan selembut mungkin.

Terpopuler

Comments

Adek Ar

Adek Ar

aduh..kecil skali tdk sampai 150 tingginya.
imut² donk ya..klo sma sean seketiak sean donk.

2025-03-19

0

Sweet Girl

Sweet Girl

waduh gimana caranya... biar Ndak meronta-ronta lagi..

2025-03-08

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Cerdas Yul....

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Awal pemeriksaan kesehatan
3 Kontrak perjanjian
4 Penolakan
5 Hamil
6 Jangan Mengganggu orangku!
7 Geli, tapi juga ingin
8 Aku Hanya Ibu Pengganti
9 Evan Linos
10 Sumber kebahagiaan
11 Perkara Ponsel
12 Niat Menjahili
13 Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14 Resah Akibat Ulah Sendiri
15 Pasti gara-gara janin
16 Malam panas
17 Ketahuan
18 Luluhkan
19 Makan Malam Bersama
20 Aku Akan Menerimanya
21 Kepuasan yang didapat
22 Menemani Memeriksa Kehamilan
23 Belanja
24 Jangan Mencintaiku
25 Apa Aku Cemburu?
26 Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27 Makan Siang
28 Cinta Yuliana
29 Bimbang
30 Bagaimana aku memilih?
31 Kembali Terjadi
32 Sapaan Pagi
33 Kadang Manis, Kadang Ketus.
34 Clara Hamil
35 Lindungi Anakku
36 Kenapa malah begini?
37 Iri
38 Permintaan yang Terkabul
39 Kamu masuk terlalu dalam
40 Datangnya Anak dan adik
41 Aku Tidak Membutuhkanmu
42 Garen Vs Sean
43 Apa kamu merindukanku
44 Semoga menjadi Awal Yang Baik
45 Maaf
46 Di Kolam Renang
47 Akan Kembali
48 Siapa yang ingin kau racuni?
49 Menjadi Penengah
50 Penjelasan
51 Kode maut
52 Tidak Boleh Lahir
53 Benci aku Anna
54 Melahirkan
55 Bukan Pengganti
56 Erlan Sawyer
57 posisi sama
58 Harusnya Tidak Dirindukan
59 Kejutan
60 Ketahuan dan pembalasan
61 Apa dia akan memaafkan aku
62 Anna-ku
63 Takut bertemu
64 Trauma
65 65
66 66
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Awal
2
Awal pemeriksaan kesehatan
3
Kontrak perjanjian
4
Penolakan
5
Hamil
6
Jangan Mengganggu orangku!
7
Geli, tapi juga ingin
8
Aku Hanya Ibu Pengganti
9
Evan Linos
10
Sumber kebahagiaan
11
Perkara Ponsel
12
Niat Menjahili
13
Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14
Resah Akibat Ulah Sendiri
15
Pasti gara-gara janin
16
Malam panas
17
Ketahuan
18
Luluhkan
19
Makan Malam Bersama
20
Aku Akan Menerimanya
21
Kepuasan yang didapat
22
Menemani Memeriksa Kehamilan
23
Belanja
24
Jangan Mencintaiku
25
Apa Aku Cemburu?
26
Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27
Makan Siang
28
Cinta Yuliana
29
Bimbang
30
Bagaimana aku memilih?
31
Kembali Terjadi
32
Sapaan Pagi
33
Kadang Manis, Kadang Ketus.
34
Clara Hamil
35
Lindungi Anakku
36
Kenapa malah begini?
37
Iri
38
Permintaan yang Terkabul
39
Kamu masuk terlalu dalam
40
Datangnya Anak dan adik
41
Aku Tidak Membutuhkanmu
42
Garen Vs Sean
43
Apa kamu merindukanku
44
Semoga menjadi Awal Yang Baik
45
Maaf
46
Di Kolam Renang
47
Akan Kembali
48
Siapa yang ingin kau racuni?
49
Menjadi Penengah
50
Penjelasan
51
Kode maut
52
Tidak Boleh Lahir
53
Benci aku Anna
54
Melahirkan
55
Bukan Pengganti
56
Erlan Sawyer
57
posisi sama
58
Harusnya Tidak Dirindukan
59
Kejutan
60
Ketahuan dan pembalasan
61
Apa dia akan memaafkan aku
62
Anna-ku
63
Takut bertemu
64
Trauma
65
65
66
66

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!