Semakin Menghindar, Semakin dijahili

Jessy dan William yang berada di luar kota beberapa hari yang lalu, membuat Yuliana selalu makan di dapur bersama pelayan lainnya.

Tapi hari ini, karena buru-buru, ia memilih menyantap sarapan yang ada di tas meja, yang tentunya hanya di peruntukan untuk Sean.

"Aku harus makan cepat, aku tidak mau bertemu laki-laki itu," batinnya sembari melihat sekitar, dan mengunyah sarapan ala barat itu dengan cepat.

Dua telur, dua roti, sosis serta saosnya ditelan paksa untuk mengisi perutnya yang kosong.

Beruntung pagi ini, ia tidak merasa mual parah seperti sebelumnya. Sehingga sarapan kecil itu cukup untuk mengisi perutnya.

Saat ia tengah menggigit sosisnya suara pelayan menyapa membuatnya panik.

"Selamat pagi Tuan."

Sapaan itu artinya Sean sudah berada di sana. Yuliana segera memasukkan sisa potongan sosis ke mulut, hingga mulutnya menggembung penuh, ia mengambil segelas airnya, dan segera berlari pergi saat Sean baru saja menarik kursinya.

Sean menatap dengan mulut terbuka, melihat Yuliana sudah hilang dari pandangan.

"Larinya begitu cepat. Bisa-bisa anakku kenapa-napa," gumamnya tanpa sadar, ucapannya itu berharap akan hadirnya anak yang selalu ditolaknya.

Sean menarik kursinya, melirik piring bekas makan Yuliana. Ia yang awalnya tidak terlalu memikirkan kejadian tadi, membuatnya seketika paham tingkah Yuliana.

Pria itu menyinggung senyum puas, merasa kejahilannya itu akan membuat Yuliana tidak nyaman berada di sana.

Hm, ternyata hati pria itu belum menentu. Terkadang ia ingin menerima anak di kandungan Yuliana, namun terkadang ingin menolaknya.

Sean menarik piring yang tersedia sarapan yang sudah ditata sedemikian rupa. Menikmati dengan tenang seorang diri. Ia yang sudah merasa biasa akan hal itu, tentu sama sekali tidak merasakan yang namanya kesepian.

Beberapa saat menikmati makanannya. Alex datang menyusul, ikut bergabung duduk tepat di sebelah Sean.

"Apa hari ini ada meeting?" tanya Sean tanpa mengalihkan perhatian dari makanannya.

"Ya, meeting dengan karyawan, membahas proyek tiga triliun itu," jawab Alexander yang dibalas deheman ringan oleh Sean.

"Lalu kegiatan lainnya apa?" tanya Sean memasukkan potongan sosis dalam mulutnya, sembari menunggu jawaban Alex yang juga sudah berhadapan dengan sarapannya.

"Model untuk produk tas yang baru launching belum ada. Ada tiga model yang sudah dipilih, tinggal memilih yang mana ingin digunakan. Saya harap, kamu tidak memilih-milih lagi Sean," ucap Alex berharap Sean tidak menjadi pemilih untuk saat itu.

"Tidak mungkin aku tidak memilih, jika modelnya tidak menarik," balas Sean dengan santai sembari memasukkan suapan terakhir makanannya.

Ia lalu meneguk air mineral untuk membersihkan sisa makanan dalam mulutnya.

"Potongkan buah apel untukku!" perintahnya pada pelayan yang berdiri menunggu di sana.

"Em, Maaf Tuan. Ada dua sisa apel pagi ini. Tapi, keduanya sudah diambil Nyonya Anna," lapor sang pelayan memberitahu, membuat Sean terdiam dengan perasaan agak kesal, karena tidak mendapat yang diinginkan.

"Ke mana wanita itu sekarang?" tanya Sean dengan suara dinginnya.

"Dia ada di taman belakang Tuan," jawab sang pelayan sembari menunduk hormat.

Ya, halaman belakang, tempat yang selalu menjadi tempat favorit Yuliana. Pria itu segera bangkit. Baru saja membalikkan tubuhnya, teguran Alex sudah melayang.

"Jangan mengganggunya! Hanya apel saja, kamu ingin masalah?"

Sean menoleh, melirik tajam pada Alex. "Aku rasa kau tertarik dengannya? Makanya selalu membelanya berlebihan begitu," sahut Sean memandang curiga.

Dengan santai Alex menjawab. "Dia sedang mengandung penerus keluarga Sawyer, dan dia orang jauh, yang masih awam dengan orang sini, tugasku adalah menjaganya, tentu aku harus melakukan yang terbaik."

Sean menaikkan sebelah alisnya, menatap Alex. Ia lalu menyinggung senyumnya sinis. "Jangan ikut campur, aku hanya ingin bicara sebentar. Lagi pula aku tidak akan membunuhnya," ucapnya dengan santai.

"Sarapanlah dengan baik!" lanjutnya, kemudian membalikkan tubuh, melanjutkan niatnya menuju halaman belakang.

"Hm, aku ingin sedikit bermain-main dengan wanita itu lagi," batin Sean menyeringai membayangkan apa saja yang akan ia lakukan nantinya.

"Jika dia semakin menghindari ku, maka akan semakin ku dekati, hingga dia pergi dengan sendirinya dari sini," batin Sean sudah melihat punggung Yuliana yang duduk dibangku tengah lapangan.

Terpopuler

Comments

Azli Jailani

Azli Jailani

makin seru Thor
up yg bnyk y Thor

2025-02-20

0

GRL VJAESUKE

GRL VJAESUKE

please lanjut, seru

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Awal pemeriksaan kesehatan
3 Kontrak perjanjian
4 Penolakan
5 Hamil
6 Jangan Mengganggu orangku!
7 Geli, tapi juga ingin
8 Aku Hanya Ibu Pengganti
9 Evan Linos
10 Sumber kebahagiaan
11 Perkara Ponsel
12 Niat Menjahili
13 Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14 Resah Akibat Ulah Sendiri
15 Pasti gara-gara janin
16 Malam panas
17 Ketahuan
18 Luluhkan
19 Makan Malam Bersama
20 Aku Akan Menerimanya
21 Kepuasan yang didapat
22 Menemani Memeriksa Kehamilan
23 Belanja
24 Jangan Mencintaiku
25 Apa Aku Cemburu?
26 Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27 Makan Siang
28 Cinta Yuliana
29 Bimbang
30 Bagaimana aku memilih?
31 Kembali Terjadi
32 Sapaan Pagi
33 Kadang Manis, Kadang Ketus.
34 Clara Hamil
35 Lindungi Anakku
36 Kenapa malah begini?
37 Iri
38 Permintaan yang Terkabul
39 Kamu masuk terlalu dalam
40 Datangnya Anak dan adik
41 Aku Tidak Membutuhkanmu
42 Garen Vs Sean
43 Apa kamu merindukanku
44 Semoga menjadi Awal Yang Baik
45 Maaf
46 Di Kolam Renang
47 Akan Kembali
48 Siapa yang ingin kau racuni?
49 Menjadi Penengah
50 Penjelasan
51 Kode maut
52 Tidak Boleh Lahir
53 Benci aku Anna
54 Melahirkan
55 Bukan Pengganti
56 Erlan Sawyer
57 posisi sama
58 Harusnya Tidak Dirindukan
59 Kejutan
60 Ketahuan dan pembalasan
61 Apa dia akan memaafkan aku
62 Anna-ku
63 Takut bertemu
64 Trauma
65 65
66 66
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Awal
2
Awal pemeriksaan kesehatan
3
Kontrak perjanjian
4
Penolakan
5
Hamil
6
Jangan Mengganggu orangku!
7
Geli, tapi juga ingin
8
Aku Hanya Ibu Pengganti
9
Evan Linos
10
Sumber kebahagiaan
11
Perkara Ponsel
12
Niat Menjahili
13
Semakin Menghindar, Semakin dijahili
14
Resah Akibat Ulah Sendiri
15
Pasti gara-gara janin
16
Malam panas
17
Ketahuan
18
Luluhkan
19
Makan Malam Bersama
20
Aku Akan Menerimanya
21
Kepuasan yang didapat
22
Menemani Memeriksa Kehamilan
23
Belanja
24
Jangan Mencintaiku
25
Apa Aku Cemburu?
26
Gerakan Pertama Si Malaikat Kecil
27
Makan Siang
28
Cinta Yuliana
29
Bimbang
30
Bagaimana aku memilih?
31
Kembali Terjadi
32
Sapaan Pagi
33
Kadang Manis, Kadang Ketus.
34
Clara Hamil
35
Lindungi Anakku
36
Kenapa malah begini?
37
Iri
38
Permintaan yang Terkabul
39
Kamu masuk terlalu dalam
40
Datangnya Anak dan adik
41
Aku Tidak Membutuhkanmu
42
Garen Vs Sean
43
Apa kamu merindukanku
44
Semoga menjadi Awal Yang Baik
45
Maaf
46
Di Kolam Renang
47
Akan Kembali
48
Siapa yang ingin kau racuni?
49
Menjadi Penengah
50
Penjelasan
51
Kode maut
52
Tidak Boleh Lahir
53
Benci aku Anna
54
Melahirkan
55
Bukan Pengganti
56
Erlan Sawyer
57
posisi sama
58
Harusnya Tidak Dirindukan
59
Kejutan
60
Ketahuan dan pembalasan
61
Apa dia akan memaafkan aku
62
Anna-ku
63
Takut bertemu
64
Trauma
65
65
66
66

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!