bab 13 kecewa

Mobil Leon nampak memasuki pelataran parkiran sebuah rumah sakit.

Laki laki itu nampak turun dari mobil dan segera masuk menuju lobi rumah sakit.

" pasien atas nama Calista Nayana " suaranya terdengar singkat.

" sebentar pak...

pasien atas nama Calista Nayana, kamar golden sweet tulip nomor 214 pak "

terang seorang perawat yang berada di depan meja resepsinois itu.

Setelah mendengar jawaban itu, Leon segera berlalu begitu saja meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata dan tanpa memperdulikan tatapan beberapa orang perawat yang menatapnya penuh puja.

" apa dia manusia ?!

Bagaimana dia bisa setampan itu ?! " tak dapat menyembunyikan perasaannya dan kekagumannya terhadap sosok laki laki tampan di hadapannya barusan, salah satu dari perawat itu memuji ketampanan seorang Leon sambil menatap punggung Leon yang terlihat semakin menjauh.

" lihatlah tubuhnya yang kekar dan tinggi menjulang itu, akh....siapa wanita yang tidak akan puas dengannya " tambah yang lain dengan ekspresi yang entah.

" tapi dingin banget kayak es balok...brrrrr " timpal yang lain dengan berekspresi seperti orang kedinginan.

" gak dingin...di peluk dia jadi anget..." timpal yang lain lagi dan di sambut tawa renyah yang lain.

" punya laki kayak dia, gua kandangin aja sudah..

Gak usah keluar keluar...kelonin aku aja..."

" halu....

Nggak makan lo..."

" ha ha ha....."

Ketika para perawat perawat perempuan di meja resepsionis itu sedang sibuk membicarakannya,

Leon justru terus melangkah lebar menyusuri lorong koridor rumah sakit.

Beberapa menit kemudian ia sampai di ruangan yang ia tuju.

Cklek....

Leon membuka pintu ruangan itu,

Seorang perawat dan seorang dokter yang sedang berada di dalam ruangan itu dan sedang memeriksa Calista nampak menoleh kepadanya.

" Leon...!! " Rintih Calista yang berada di atas brankar begitu melihat laki laki pujannya itu.

Leon segera melangkah mendekat kepada Calista.

Calista langsung memeluk pinggang laki laki itu dan menangis sesenggukan.

" apa yang terjadi...kau baik baik saja kan ?! " tanya Leon sambil membalas pelukan Calista.

" aku terjatuh di kamar mandi hotel, aku baik baik saja...tapi anak kita " Calista menjawab namun kembali menangis.

Leon menoleh kepada dokter yang ada di ruangan itu.

" apa yang sudah terjadi dokter ?! " tanya Leon pada dokter itu.

" Istri anda mengalami pendarahan dan keguguran " jelas dokter itu.

" apa...?! " Leon terhenyak mendengar ucapan dokter itu.

Tubuhnya bagai tersambar petir,

Anak itu adalah harapannya satu satunya agar keluarganya mau menerima Calista sebagai istrinya.

Tapi sekarang....

anak itu justru telah tiada.

Leon terdiam membeku tak bergerak, ke dua tangannya menggantung di kedua sisi tubuhnya sementara Calista masih membenamkan wajahnya pada pinggang kokohnya.

Rasa kecewa yang begitu besar mencengkeram jiwanya.

Malam semakin larut, Calista sudah terlihat sedikit segar jika di bandingkan dengan ketika Leon baru saja datang tadi.

Saat ini Leon nampak duduk tak jauh dari wanita itu. Hanya saja ia duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

Leon sengaja sedikit menjauh dari Calista. Ia berusaha meredam emosinya agar tak memarahi wanita itu.

Berapa kali sudah ia katakan pada wanita itu untuk lebih berhati hati menjaga diri dan kandungannya.

Ia bahkan melarang wanita itu untuk melakukan perjalanan bisnis kemaren.

Tapi Calista tetap keras kepala.

Dan lihatlah sekarang....

Mereka kehilangan bayi mereka. Satu satunya harapan mereka untuk bisa mendapat restu kedua orang tuanya.

Ya...

Leon adalah putra tunggal seorang pengusaha kaya raya.

Bisnis keluarga Leon bahkan hampir menjangkau segala lini kehidupan masyarakat.

Namun, sang putra tunggal pergi dari singgasana demi memperjuangkan cintanya terhadap seorang Calista Nayana.

Seorang janda yang di tinggalkan suaminya tanpa seorang anak.

Pada dasarnya keluarga Leon tak memperhitungkan kekayaan wanita yang akan menjadi pilihan sang putra kelak.

Akan tetapi masa lalu dan latar belakang Calista yang seorang jandalah yang menjadi masalah.

Calista yang tahu Leon sangat mencintainya menjerat laki laki itu dengan tubuhnya hingga Leon tak bisa jauh darinya dan selalu menuruti keinginannya termasuk mengiyakan saja ketika ia menikahi seorang Prayoga demi harta.

Calista tak ingin masuk ke dalam keluarga Hazzard tanpa memiliki harta.

Akhirnya ia menerima tawaran seorang Prayoga Pratama dengan tujuan untuk mengeruk harta laki laki itu.

Dengan begitu,

Ia akan menjadi wanita kaya dan merasa pantas bersanding dengan Leon.

Karenanya ia berusaha memperdaya Prayoga Pratama.

" kau marah padaku Leon ?! " tanya Calista dengan wajah sendunya pada laki laki itu.

Leon mendongak, ia sedang mengerjakan berkas berkas yang di kirim anak buahnya ke emailnya saat ini.

ya..

Walau pergi dari rumah, tapi ia tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang pewaris tunggal.

" sudahlah Calista,

Kau istirahat saja untuk memulihkan kesehatanmu " jawab Leon sambil menatap wanita cantik yang kini nampak pucat itu.

" aku tidak tenang kalau kau seperti itu "

" lalu apa maumu ?! "

" kemarilah..." rengek Calista manja.

" aku masih bekerja Calista..."

" apa sekarang pekerjaanmu itu lebih penting dariku ?! "

" Calista...."

" Leon...

Kemarilah...

Aku membutuhkanmu..." sekali lagi Calista merengek manja.

Leon pun akhirnya tak tega, ia meletakkan lap topnya dan melangkah kearah brankar Calista.

Calista sedikit menggeser tubuhnya dan meminta Leon duduk di sisinya.

Leon pun menurut.

Tangan Calista terulur memeluk Leon dan membenamkan wajahnya pada dada laki laki itu.

Perlahan tangan Calista membuka kancing kemeja yang di kenakan oleh Leon.

" Calista....

Jangan seperti ini "

" emmm.....hanya begini saja, aku sangat merindukanmu.

Kemaren kita tidak bertemu seharian, bahkan semalaman.

Aku rindu sekali Leon..." bisik Calista dengan manjanya.

Tangannya sudah mengusap dada bidang laki laki itu yang entah sejak kapan kancing kemeja Leon telah terbuka hampir semua.

Jari jarinya kemudian menjalar turun ke perut.

Ujung jarinya berputar pada titik pusar Leon, Leon menghela nafas.

" Calista...." panggilnya sambil menghentikan tangan Calista.

" jangan hentikan aku Leon, kau tahu aku tak bisa berbuat apa apa selain menyentuhmu begini.

biarkan aku puaskan diriku dengan menyentuhmu..

Hemmm... " rengek wanita itu,

Akhirnya Leon melepaskan tangan Calista. Dan Calista melanjutkan aksinya mengusap perut six pack laki laki itu.

Turun ke bawah dan semakin ke bawah.

Calista meremas sesuatu milik Leon yang masih terbungkus celana.

Calista meremasnya pelan dan lama. Di bukanya resleting celana Leon dan ia memasukkan tangannya ke sana.

Tapi ia tetap belum bisa menyentuh benda yang ia inginkan itu karena Leon yang masih memakai long boxer sebagai dalamannya.

Calista masih tak mau menyerah,

Ia pun tetap menyentuh benda panjang berurat itu.

Meremasnya dan mengocoknya pelan.

Leon memejamkan matanya dan mulai menikmati permainan tangan Calista.

Calista sedikit mengangkat kepalanya dan menarik wajah Leon untuk melihat kepadanya.

Selanjutnya ia bersiap mencium bibir laki laki itu.

Tapi...

Belum sempat ia menyatukan bibir mereka berdua, ponsel Leon di meja sofa sana berdering.

Kring......

Kring.....

Leon sontak membuka matanya dan menoleh ke arah ponselnya.

Terpopuler

Comments

Siti Nurhasanah

Siti Nurhasanah

gubrakk...rasain kau, Calista...gantung kan tuh? pening..pening..deh lo

2025-01-31

0

Susi Akbarini

Susi Akbarini

dasar caliata..
maniak pada leon atau ada yg kain lagi????

2025-01-31

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

hadeehhh

2025-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 pemakaman
2 bab 2 awal perhatian
3 bab 3 pingsan
4 bab 4 belajar menerima takdir
5 bab 5 menjemput
6 ban 6 rahasia yang tersembunyi
7 bab 7 goyah
8 bab 8 cemas dan khawatir
9 bab 9 kegundahan
10 bab 10 agresif
11 bab 11 semakin resah
12 bab 12 keguguran
13 bab 13 kecewa
14 bab 14 kecemasan Leon
15 bab 15 mengakuisisi
16 bab 16 memiliki
17 bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18 bab 18 keputusan Raha
19 bab 19 hati yang kian terpaut
20 bab 20 Langkah Raha
21 bab 21 Leon yang merasa memiliki
22 bab 22 klaim Leon atas Raha
23 bab 23 pergi
24 bab 24 tak berdaya
25 bab 25 Anthony
26 bab 26 sama sama di rawat
27 bab 27 kejamnya Calista
28 bab 28 bantahan Calista
29 bab 29 menyampaikan perasaan.
30 bab 30 perhatian seorang Anthony
31 bab 31 sebuah kejujuran
32 bab 32 reaksi seorang Anthony
33 bab 33 kecewa
34 bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35 bab 35 menghalalkan segala cara
36 bab 36 suasana baru
37 bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38 bab 38 kembali down
39 bab 39 kembali
40 bab 40 mulai mencari
41 bab 41 sepupu
42 bab 42 sebuah pesan.
43 bab 43 hasil tes
44 bab 44 transplantasi
45 bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46 bab 46 terlambat
47 bab 47 kuliah
48 bab 48 bertemu
49 bab 49 penjelasan dokter Zani
50 bab 50 Zani yang keras kepala
51 bab 51 putus asanya seorang Raha
52 bab 52 seminar
53 bab 53 sepenggal rasa
54 bab 54 setelah sekian lama
55 bab 55 mencoba menahan diri
56 bab 56 kobaran api
57 bab 57 rapuh
58 bab 58 haruskah....
59 Bab 59 keharusan
60 bab 60 marah
61 bab 61 mengejar Raha
62 bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63 bab 63 berani bertaruh
64 bab 64 pada akhirnya
65 bab 65 takdir yang mengikat
66 bab 66 klaim Leon atas Raha
67 bab 67 terpaksa
68 bab 68 ancaman masih berlanjut
69 bab 69 menemui pengacara Harry
70 bab 70 tak berkutik
71 bab 71 langkah Leon
72 bab 72 Selanjutnya
73 bab 74 niat licik
74 bab 75 menikahi Raha
75 bab 76 menolak
76 bab 77 kembali di lukai
77 bab 77 hati yang rapuh
78 bab 78 tak mau menyerah
79 bab 79 mulai menancapkan kuku
80 bab 80 salah paham
81 bab 81 Kalapnya Leon
82 bab 82 menuntut hak
83 bab 83 masih meminta
84 bab 84 Drama pagi hari
85 bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86 bab 86 luka yang masih basah
87 bab 87 hati yang masih mengeras
88 bab 88 membentang jarak
89 bab 89 mencari tahu
90 bab 90 terkuak
91 bab 91 Rahasia yang terkuak
92 bab 92 berusaha menjelaskan
93 bab 93 merajut asa
94 94 masih berlanjut
95 bab 95 memenuhi janji
96 bab 96 menyelesaikan
97 bab 97 kau adalah nyawaku
98 bab 98 mengembalikan
99 bab 99 pagi yang mesra
100 bab 100 bertemu mertua
Episodes

Updated 100 Episodes

1
bab 1 pemakaman
2
bab 2 awal perhatian
3
bab 3 pingsan
4
bab 4 belajar menerima takdir
5
bab 5 menjemput
6
ban 6 rahasia yang tersembunyi
7
bab 7 goyah
8
bab 8 cemas dan khawatir
9
bab 9 kegundahan
10
bab 10 agresif
11
bab 11 semakin resah
12
bab 12 keguguran
13
bab 13 kecewa
14
bab 14 kecemasan Leon
15
bab 15 mengakuisisi
16
bab 16 memiliki
17
bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18
bab 18 keputusan Raha
19
bab 19 hati yang kian terpaut
20
bab 20 Langkah Raha
21
bab 21 Leon yang merasa memiliki
22
bab 22 klaim Leon atas Raha
23
bab 23 pergi
24
bab 24 tak berdaya
25
bab 25 Anthony
26
bab 26 sama sama di rawat
27
bab 27 kejamnya Calista
28
bab 28 bantahan Calista
29
bab 29 menyampaikan perasaan.
30
bab 30 perhatian seorang Anthony
31
bab 31 sebuah kejujuran
32
bab 32 reaksi seorang Anthony
33
bab 33 kecewa
34
bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35
bab 35 menghalalkan segala cara
36
bab 36 suasana baru
37
bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38
bab 38 kembali down
39
bab 39 kembali
40
bab 40 mulai mencari
41
bab 41 sepupu
42
bab 42 sebuah pesan.
43
bab 43 hasil tes
44
bab 44 transplantasi
45
bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46
bab 46 terlambat
47
bab 47 kuliah
48
bab 48 bertemu
49
bab 49 penjelasan dokter Zani
50
bab 50 Zani yang keras kepala
51
bab 51 putus asanya seorang Raha
52
bab 52 seminar
53
bab 53 sepenggal rasa
54
bab 54 setelah sekian lama
55
bab 55 mencoba menahan diri
56
bab 56 kobaran api
57
bab 57 rapuh
58
bab 58 haruskah....
59
Bab 59 keharusan
60
bab 60 marah
61
bab 61 mengejar Raha
62
bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63
bab 63 berani bertaruh
64
bab 64 pada akhirnya
65
bab 65 takdir yang mengikat
66
bab 66 klaim Leon atas Raha
67
bab 67 terpaksa
68
bab 68 ancaman masih berlanjut
69
bab 69 menemui pengacara Harry
70
bab 70 tak berkutik
71
bab 71 langkah Leon
72
bab 72 Selanjutnya
73
bab 74 niat licik
74
bab 75 menikahi Raha
75
bab 76 menolak
76
bab 77 kembali di lukai
77
bab 77 hati yang rapuh
78
bab 78 tak mau menyerah
79
bab 79 mulai menancapkan kuku
80
bab 80 salah paham
81
bab 81 Kalapnya Leon
82
bab 82 menuntut hak
83
bab 83 masih meminta
84
bab 84 Drama pagi hari
85
bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86
bab 86 luka yang masih basah
87
bab 87 hati yang masih mengeras
88
bab 88 membentang jarak
89
bab 89 mencari tahu
90
bab 90 terkuak
91
bab 91 Rahasia yang terkuak
92
bab 92 berusaha menjelaskan
93
bab 93 merajut asa
94
94 masih berlanjut
95
bab 95 memenuhi janji
96
bab 96 menyelesaikan
97
bab 97 kau adalah nyawaku
98
bab 98 mengembalikan
99
bab 99 pagi yang mesra
100
bab 100 bertemu mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!