bab 2 awal perhatian

Hari semakin sore dan langit mulai terlihat gelap, sang surya yang memang sejak tadi telah tertutup mendung kini kian tak terlihat karena ia yang sudah mulai tenggelam di peraduannya di ufuk barat.

Namun gerimis tak kunjung berhenti sejak tadi.

Gemericik airnya masih setia mengguyur dan membasahi maya pada.

Pun dengan seorang gadis cantik yang pakaiannya telah basah kuyup karenanya sejak tadi.

Tubuh gadis itu terlihat nyata mengigil.

" Raha..

Ayo kita pulang, kesehatanmu juga penting sayang.

papa juga tidak akan suka melihat kau begini "

Ajak Calista yang kembali mendekat pada gadis itu sambil membawa sebuah payung di tangannya setelah tadi ia menjauh dan berteduh di bawah tenda karena air hujan yang turun kian deras.

" pulanglah lebih dulu tante....aku masih betah di sini " jawab Raha bersikeras.

" tidak Raha, tante tidak akan pulang tanpamu.

Lihat dirimu, pakaianmu sudah basah kuyup begini. Kau harus segera mengganti pakaianmu sayang...

Ayo...

lagi pula ini sudah hampir gelap. Besok kita bisa datang mengunjungi papa lagi " bujuk Calista pada anak tirinya itu.

Raha menoleh dan menatap sejenak wajah wanita yang hampir seumuran bibinya itu namun mungkin Calista lebih muda beberapa tahun.

Calista masih terlihat muda dan sangat cantik. Darah keturunan Tionghoa nampak kentara mengalir dalam dirinya.

Sama seperti dirinya.

Daran china seorang Raha Anggraeni di peroleh dari sang ibu.

Ibu Raha seorang wanita berdarah China, dan juga berkebangsaan China.

Ia tinggal di Indonesia mengikuti sang suami.

Karenanya keluarga Raha dari pihak sang mama berada di China.

Namun Raha tak berhubungan sedikitpun dengan mereka.

Kata pengasuhnya,

Hubungan mereka putus begitu saja sejak kematian sang mama.

Tuan Prayoga pun seolah enggan untuk menghubungi mereka.

Rumor beredar di kalangan para pelayan,

Mungkin karena Raha seorang perempuan makanya keluarga sang mama enggan mendekat padanya.

Raha masih menatap Calista dengan tatapan yang sulit di artikan.

Hubungannya dengan wanita itu tak terlalu baik dan juga tak terlalu buruk.

Tapi setidaknya mereka berdua bisa berada di satu ruangan yang sama dan di selingi dengan perbincangan walau tak begitu akrab.

Raha sendiri tak tahu apa sebenarnya tujuan sang papa menikah kembali dengan wanita itu.

Yang ia tahu,

Mungkin karena cinta.

Ia kira sang papa memang mencintai wanita itu walau di dalam kamar utama yang tak boleh di masuki oleh siapapun selain dirinya dan sang papa masih banyak terpajang foto foto pernikahan dan foto foto sang mama.

Nyonya Tan Lyly Prayoga Pratama.

Sejenak Raha menghela nafas.

Setelah cukup lama membujuk, akhirnya Raha pun bersedia menuruti kata kata ibu tirinya itu.

Gadis itu kembali menatap ke arah gundukan tanah pemakaman sang papa.

" papa...

Raha pulang dulu, jangan cemas Raha akan baik baik saja seperti pesan papa.

Besok Raha akan datang lagi " bisik gadis itu di dalam hati sambil menatap makam sang papa.

Begitupun dengan Calista,

Sejenak wanita itu menatap tanah pemakaman itu dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

Beberapa saat kemudian Raha memutar tubuhnya dan mulai bersiap melangkah untuk meninggalkan tempat itu.

Bersamaan dengan itu,

Tiba tiba sebuah jazz berwarna hitam menyampir dan menyelimuti kedua pundaknya hingga menutupi lebih dari sebagian tubuh bagian atasnya.

Rasa hangat segera menyelimuti tubuhnya dan aroma wangi menyapa indera penciumannya.

Raha menunduk menatap jazz itu, kemudian ia menoleh dan mendongak menatap seseorang selain ibu tirinya yang tiba tiba juga telah berdiri di sisinya.

Seraut wajah dingin tanpa ekspresi dengan postur tubuh yang tinggi menjulang tersaji di sana.

Kening Raha mengerut sempurna melihat wajah itu.

Wajah seseorang yang hampir selama empat bulan ini juga berada di rumahnya dan tak sekalipun mereka pernah bertegur sapa.

Seseorang yang di perkenalkan Calista sebagai kakak tirinya.

Leon....

Tak pernah dekat dan di perlakukan lebih oleh seorang laki laki lain selain sang papa membuat seorang Raha merasa aneh dan canggung di perlakukan seperti itu.

Gadis itu berniat melepas jazz itu, namun...

" pakailah...

kau tidak ingin orang lain melihat lekuk tubuhmu kan ?! bajumu basah dan itu memperlihatkan dalaman yang sedang kau pakai sekarang " kata pemuda dengan raut wajah datar itu kepada Raha.

Raha menghentikan gerakannya yang hendak melepas jazz itu,

kepalanya terarah pada sekumpulan orang orang di depan area pemakan sana.

Ia pun mengurungkan niatnya melepas jazz itu dan memakainya kembali.

" terima kasih..." kata Raha kemudian.

Tidak ada jawaban,

Rahapun kembali melanjutkan langkahnya menuju keluar area pemakaman itu tanpa menunggu jawaban.

Sementara Calista,

Wanita itu berdiri terpekur dan menatap Leon dengan tatapan yang amat rumit.

Namun Leon hanya menatapnya sejenak, kemudian ia pun turut berlalu dari tempat itu.

Melangkah menuju mobil yang sama yang sedang di tuju oleh Raha.

Sejurus kemudian,

Calista pun mengikuti langkah dua orang itu meski kini pikirannya sedikit semakin rumit dan entahlah, ia tak tahu.

Di dalam mobil,

Raha yang duduk bersisihan dengan Calista hanya terdiam membisu.

Tatapan matanya menatap ke arah luar kaca mobil.

Sedangkan Calista pun sama,

Namun bedanya jika Raha menatap ke arah samping jendela kaca mobil.

Calista justru menatap lurus ke depan dengan sesekali melirik ke arah Leon yang duduk di sisi kiri sopir.

Pemuda itu pun tak jauh beda dengan dua orang wanita di kursi belakang.

Ia juga menatap lurus ke arah luar mobil tanpa sepatah kata.

Wajahnya pun nampak datar dan tak terbaca.

Sungguh suasana di dalam mobil itu terasa mencekam.

Mereka seolah tenggelam dengan pemikiran mereka masing masing tanpa terkecuali pak John sang supir pribadi keluarga Prayoga Pratama itu.

Pria setengah baya itu diam seribu bahasa menatap jalan raya beraspal di hadapannya.

Sesekali ia melihat sang nona dari kaca spion di hadapannya.

Ia miris melihat gadis itu,

Sejak kecil ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.

Hidupnya selalu berada dalam rasa sakit dan cengkeraman bahaya karena sakitnya.

Dan sekarang,

Baru seminggu yang lalu ia keluar dari rumah sakit karena tubuhnya yang lagi lagi drop,

sekarang ia harus kehilangan sosok ayah sekaligus ibu baginya untuk selama lamanya.

Lihatlah wajah kuyu dan pucat itu, siapa sekarang yang akan merawatnya dengan sakitnya ?!

Mungkinkah dua orang ini akan benar benar ikhlas mau merawat nonanya itu ?!

Bisik pak John di dalam hati.

Tak lama mobil itu memasuki area pelataran rumah besar dan megah tuan Prayoga sang pengusaha air minum mineral dalam kemasan yang baru saja meninggal dunia pagi tadi itu.

Raha segera turun dari mobil setelah pak Jhon membukakan pintu mobil untuknya.

" terimakasih pak Jhon..." kata Raha pelan setelah keluar dari mobil.

" nona... "

Panggil pak John ketika Raha baru saja melangkah beberapa langkah.

Raha menghentikan langkahnya dan menoleh kepada pak John.

" anda baik baik saja nona ?! " tanya pria setengah baya itu.

Raha menghela nafas kemudian tersenyum tipis.

" jangan khawatir pak John, aku baik baik saja.

Aku masuk dulu pak John " jawab Raha sambil melanjutkan langkahnya kembali.

Sedangkan di dalam mobil, dua orang yang belum keluar dari dalam sana nampak terdiam membatu dengan tatapan mata tertuju pada sosok gadis yang kini telah masuk ke dalam rumah itu.

" apa itu harus kau lakukan ?! " terdengar suara bernada pertanyaan keluar dari bibir Calista.

" aku hanya melakukan yang kau inginkan. Tidak lebih " jawab Leon, kemudian ia membuka pintu dan keluar dari mobil lebih dulu meninggalkan Calista sendirian.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

sepertinya mereka b-2 musuh dalam selimut yah,,,

2025-02-09

0

Aan

Aan

lanjutkan Thor
can't wait

2025-01-26

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

masih nyimak👍

2025-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 pemakaman
2 bab 2 awal perhatian
3 bab 3 pingsan
4 bab 4 belajar menerima takdir
5 bab 5 menjemput
6 ban 6 rahasia yang tersembunyi
7 bab 7 goyah
8 bab 8 cemas dan khawatir
9 bab 9 kegundahan
10 bab 10 agresif
11 bab 11 semakin resah
12 bab 12 keguguran
13 bab 13 kecewa
14 bab 14 kecemasan Leon
15 bab 15 mengakuisisi
16 bab 16 memiliki
17 bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18 bab 18 keputusan Raha
19 bab 19 hati yang kian terpaut
20 bab 20 Langkah Raha
21 bab 21 Leon yang merasa memiliki
22 bab 22 klaim Leon atas Raha
23 bab 23 pergi
24 bab 24 tak berdaya
25 bab 25 Anthony
26 bab 26 sama sama di rawat
27 bab 27 kejamnya Calista
28 bab 28 bantahan Calista
29 bab 29 menyampaikan perasaan.
30 bab 30 perhatian seorang Anthony
31 bab 31 sebuah kejujuran
32 bab 32 reaksi seorang Anthony
33 bab 33 kecewa
34 bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35 bab 35 menghalalkan segala cara
36 bab 36 suasana baru
37 bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38 bab 38 kembali down
39 bab 39 kembali
40 bab 40 mulai mencari
41 bab 41 sepupu
42 bab 42 sebuah pesan.
43 bab 43 hasil tes
44 bab 44 transplantasi
45 bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46 bab 46 terlambat
47 bab 47 kuliah
48 bab 48 bertemu
49 bab 49 penjelasan dokter Zani
50 bab 50 Zani yang keras kepala
51 bab 51 putus asanya seorang Raha
52 bab 52 seminar
53 bab 53 sepenggal rasa
54 bab 54 setelah sekian lama
55 bab 55 mencoba menahan diri
56 bab 56 kobaran api
57 bab 57 rapuh
58 bab 58 haruskah....
59 Bab 59 keharusan
60 bab 60 marah
61 bab 61 mengejar Raha
62 bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63 bab 63 berani bertaruh
64 bab 64 pada akhirnya
65 bab 65 takdir yang mengikat
66 bab 66 klaim Leon atas Raha
67 bab 67 terpaksa
68 bab 68 ancaman masih berlanjut
69 bab 69 menemui pengacara Harry
70 bab 70 tak berkutik
71 bab 71 langkah Leon
72 bab 72 Selanjutnya
73 bab 74 niat licik
74 bab 75 menikahi Raha
75 bab 76 menolak
76 bab 77 kembali di lukai
77 bab 77 hati yang rapuh
78 bab 78 tak mau menyerah
79 bab 79 mulai menancapkan kuku
80 bab 80 salah paham
81 bab 81 Kalapnya Leon
82 bab 82 menuntut hak
83 bab 83 masih meminta
84 bab 84 Drama pagi hari
85 bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86 bab 86 luka yang masih basah
87 bab 87 hati yang masih mengeras
88 bab 88 membentang jarak
89 bab 89 mencari tahu
90 bab 90 terkuak
91 bab 91 Rahasia yang terkuak
92 bab 92 berusaha menjelaskan
93 bab 93 merajut asa
94 94 masih berlanjut
95 bab 95 memenuhi janji
96 bab 96 menyelesaikan
97 bab 97 kau adalah nyawaku
98 bab 98 mengembalikan
99 bab 99 pagi yang mesra
100 bab 100 bertemu mertua
Episodes

Updated 100 Episodes

1
bab 1 pemakaman
2
bab 2 awal perhatian
3
bab 3 pingsan
4
bab 4 belajar menerima takdir
5
bab 5 menjemput
6
ban 6 rahasia yang tersembunyi
7
bab 7 goyah
8
bab 8 cemas dan khawatir
9
bab 9 kegundahan
10
bab 10 agresif
11
bab 11 semakin resah
12
bab 12 keguguran
13
bab 13 kecewa
14
bab 14 kecemasan Leon
15
bab 15 mengakuisisi
16
bab 16 memiliki
17
bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18
bab 18 keputusan Raha
19
bab 19 hati yang kian terpaut
20
bab 20 Langkah Raha
21
bab 21 Leon yang merasa memiliki
22
bab 22 klaim Leon atas Raha
23
bab 23 pergi
24
bab 24 tak berdaya
25
bab 25 Anthony
26
bab 26 sama sama di rawat
27
bab 27 kejamnya Calista
28
bab 28 bantahan Calista
29
bab 29 menyampaikan perasaan.
30
bab 30 perhatian seorang Anthony
31
bab 31 sebuah kejujuran
32
bab 32 reaksi seorang Anthony
33
bab 33 kecewa
34
bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35
bab 35 menghalalkan segala cara
36
bab 36 suasana baru
37
bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38
bab 38 kembali down
39
bab 39 kembali
40
bab 40 mulai mencari
41
bab 41 sepupu
42
bab 42 sebuah pesan.
43
bab 43 hasil tes
44
bab 44 transplantasi
45
bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46
bab 46 terlambat
47
bab 47 kuliah
48
bab 48 bertemu
49
bab 49 penjelasan dokter Zani
50
bab 50 Zani yang keras kepala
51
bab 51 putus asanya seorang Raha
52
bab 52 seminar
53
bab 53 sepenggal rasa
54
bab 54 setelah sekian lama
55
bab 55 mencoba menahan diri
56
bab 56 kobaran api
57
bab 57 rapuh
58
bab 58 haruskah....
59
Bab 59 keharusan
60
bab 60 marah
61
bab 61 mengejar Raha
62
bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63
bab 63 berani bertaruh
64
bab 64 pada akhirnya
65
bab 65 takdir yang mengikat
66
bab 66 klaim Leon atas Raha
67
bab 67 terpaksa
68
bab 68 ancaman masih berlanjut
69
bab 69 menemui pengacara Harry
70
bab 70 tak berkutik
71
bab 71 langkah Leon
72
bab 72 Selanjutnya
73
bab 74 niat licik
74
bab 75 menikahi Raha
75
bab 76 menolak
76
bab 77 kembali di lukai
77
bab 77 hati yang rapuh
78
bab 78 tak mau menyerah
79
bab 79 mulai menancapkan kuku
80
bab 80 salah paham
81
bab 81 Kalapnya Leon
82
bab 82 menuntut hak
83
bab 83 masih meminta
84
bab 84 Drama pagi hari
85
bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86
bab 86 luka yang masih basah
87
bab 87 hati yang masih mengeras
88
bab 88 membentang jarak
89
bab 89 mencari tahu
90
bab 90 terkuak
91
bab 91 Rahasia yang terkuak
92
bab 92 berusaha menjelaskan
93
bab 93 merajut asa
94
94 masih berlanjut
95
bab 95 memenuhi janji
96
bab 96 menyelesaikan
97
bab 97 kau adalah nyawaku
98
bab 98 mengembalikan
99
bab 99 pagi yang mesra
100
bab 100 bertemu mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!