bab 8 cemas dan khawatir

Pukul satu siang, Raha nampak keluar dengan sedikit tergesa menuju gerbang sekolah.

Ia sengaja tak mengikuti kegiatan ekstra menari untuk acara kelulusannya nanti hari ini.

Ia hanya ingin cepat keluar.

Seharian tak melihatnya seperti ada yang kurang dalam hatinya.

Mata Raha mengedar ke penjuru tempat di depan gerbang sekolah begitu ia sampai di depan gerbang sekolah.

Namun matanya tak menemukan apa yang ia cari.

Sosok tinggi menjulang dengan wajah yang selalu dingin dan datar kepadanya itu tak kunjung ia lihat.

Satu persatu satu kendaraan penjemput di depan gerbang sekolahnya itu berlalu pergi.

Hingga satu jam kemudian,

Tempat di depan gerbang sekolah itu nampak sepi.

Tak ada satupun kendaraan penjemput terparkir di sana.

Raha menghela nafas kecewa.

Ya....

Tanpa sadar ia mengharapkan kehadiran Leon, dan ia merasa sangat kecewa ketika ia tak melihat laki laki itu berada di posisi biasanya laki laki itu menjemputnya.

Mendung di langit sana semakin menggantung,

Sebuah taksi berhenti tepat di hadapan Raha, gadis itu memang sengaja menghentikan taksi itu.

" the emerald golden pak " kata gadis itu setelah ia masuk dan duduk di bangku penumpang taksi itu.

" baik nona...."

Sementara itu,

Jarum jam yang menempel di dinding kamar Leon menunjuk angka 2 lebih 15 menit.

Laki laki muda yang nampak sibuk dengan layar lap top di pangkuannya itu menatap sejenak jam itu.

Keningnya berkerut.

Ia memeriksa ponselnya.

Tak ada pesan atau bahkan panggilan.

Segera ia meletakkan benda persegi panjang itu di sebelahnya dan ia segera keluar kamar.

" pak John.....pak John....!! " tak seperti biasanya ia yang sangat terkenal irit bersuara itu terdengar berteriak memanggil sopir keluarga itu.

" iya mas..." pak John datang dengan tergopoh gopoh.

" apa Raha sudah menghubungi pak John ?! Kenapa pak John tidak mengabari saya ?!

Pak John tahu ini sudah jam berapa ?! " tanya Leon dengan nada suara sedikit marah.

" maaf mas...tapi nona memang belum menghubungi saya " jawab pak John dengan menatap Leon sedikit aneh.

Tak biasanya laki laki muda di hadapannya berekspresi seperti itu.

 " apa ?!

tapi ini sudah jam dua lebih pak John...seharusnya dia sudah pulang satu jam yang lalu bukan ?! "

" mungkin nona sedang mengikuti ekstra mas "

" ckk....

Dia lemah, tapi kenapa masih ikut kegiatan ekstra ekstra segala " rutuk Leon.

kemudian ia berlalu kembali menuju kamarnya dan meninggalkan pak John yang termangu menatapnya.

Tak lama,

Leon kembali terlihat dengan membawa sebuah kunci di tangannya.

" mas Leon mau menjemput nona ?! " tanya Pak John.

" iya...

Ini sudah terlalu lama dia berada di luar rumah.

Bagaimana kalau dia terlalu lelah dan kembali jatuh sakit.

Kita bahkan belum menemukan pendonor sum sum tulang belakang yang tepat untuknya " oceh Leon sambil melangkah lebar menuju pintu.

Sejak kematian tuan Prayoga dan sejak ia selalu menemani Raha kontrol penyakitnya.

Diam diam Leon mencari donor sum sum tulang belakang untuk Raha.

Sudah beberapa kali ia mendapatkan orang yang bersedia mendonorkan sum sum tulang belakangnya karena terpengaruh dengan bayaran yang sangat mahal yang ia tawarkan sebagai imbalan.

Namun gagal,

Sum sum tulang belakang mereka tak cocok dengan Raha.

Leon mengendarai motor sportnya dan keluar dari garasi rumah besar Raha dengan di iringi tatapan mata bik Mira dan pak John.

Pasalnya dua orang itu nampak aneh, tak pernah ada motor apalagi motor sport semewah itu di rumah ini sejak dulu.

Lalu...

Dari mana dan milik siapa motor sport mewah yang tengah di pakai Leon barusan.

Atau....

Nyonya Calista yang membelikan anak tirinya itu ?!

Tanya dua orang itu di dalam hati.

Tidak tahu saja mereka,

Siapa sebenarnya seorang Leonel Exel Hazzard. Hanya sebuah motor sport mewah seperti itu bukan apa apa baginya.

Leon terus memacu motornya melintasi jalan raya. Ia memang sengaja memakai motornya yang baru semalam di antar salah satu orangnya.

Karena Calista yang ingin jalan jalan dengan memakai motor sport mewahnya itu.

Tapi kini ia malah memakainya untuk menjemput Raha, ia tahu di jam seperti ini, keadaan jalan raya sangatlah ramai dan macet.

Dan ia tak mau terjebak macet, karenanya ia memutuskan memakai motornya untuk menjemput Raha.

Tak butuh waktu lama akhirnya Leon sampai di depan pintu gerbang sekolah Raha.

Keningnya berkerut. Pasalnya suasana di tempat itu sangatlah sepi.

Tak ada kendaraan penjemput satu pun di sana.

Leon segera melepas helmnya dan melangkah ke arah pos satpam.

" permisi pak...

Kelas sembilan H atas nama Aliyah Raha Anggraeni apa masih ada kegiatan di dalam ?! " tanya Leon kemudian.

" maaf mas....

sudah tidak ada kegiatan apapun sejak setengah jam yang lalu " jawab sang satpam.

Leon semakin mengerutkan keningnya.

" tapi Raha belum pulang pak "

" oh...nona Raha...

Sudah mas sudah pulang, nona Raha sudah pulang sejak pukul satu tadi "

Alis Leon makin menukik tajam.

" baik pak terimakasih..." jawab Leon kemudian sambil melangkah menjauh dari pos satpam itu.

Pemuda itu kembali ke motornya dan mengeluarkan ponselnya.

Ia menelpon sebuah nomor.

( hallo )

( ini aku...Leon, dia bersamamu ?! " tanya Leon dengan nada dingin.

( sorry aku tidak tahu maksudmu ) dokter Zani...

Kau jelas tahu siapa yang aku maksud, katakan apa dia berasamamu ?! ) tanya Leon lagi dengan nada angkuhnya.

Leon memang tak pernah bersikap pada dokter Zani.

Seseorang di seberang sana terdengar menghela nafas.

( tidak....

Raha tidak sedang bersamaku ) jawab orang itu kemudian.

( jangan bohong ) hardik Leon.

( terserah padamu, kau percaya atau tidak....

Tapi dia memang tidak ada bersamaku )

Klik...

Leon mematikan begitu saja sambungan telephonnya dengan dokter Zani, kemudian ia memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.

Hatinya tiba tiba gelisah,

Mendung diatas sana kian gelap.

Derai air hujan mulai turun dan membasahi maya pada.

" di mana kamu ?! " desis Leon dengan wajah cemas dan khawatir.

Sementara itu di sebuah makam di kawasan pemakaman elit,

Seorang gadis nampak tengah berjongkok di sisi sebuah batu nisan.

Tangannya terulur dan nampak gemetar memegang batu nisan itu.

" papa....

Raha rindu papa...." bisik gadis itu yang tak lain adalah Raha.

Ia memang memutuskan pergi ke makam sang papa meski cuaca tengah mendung dan gerimis mulai turun. Entah kenapa tiba tiba ia merasa hatinya begitu sepi dan hampa.

Duar....!!!

Suara petir terdengar menggelegar dan memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya.

" akh...!!! " Raha tanpa sadar memekik tertahan, tak ada satu orang pun di area pemakaman itu.

Gadis itu menutupi kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya.

Sementara tubuhnya yang berjongkok terlihat semakin gemetaran.

Keringat dingin membasahi tubuhnya seiring air hujan yang juga mulai deras dan membasahi tubuhnya pula.

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

leon buat apa perhatiqn gitu ke raha kau kan selingkuhan calista hingga menghianati papa x apa harta raha pun kau ingin rebut benar2 jalang hingga selingkuhan x pun di bawa ke rmh kasihan raha jgn sampai tergoda ya dgn leon

2025-01-28

0

Susi Akbarini

Susi Akbarini

lhaahhhh..
Leon ini anehhh..
ngapain muter2 tlp dokter Zain segala..
langsung aja tohhh tp Raha...

ada di mana

2025-01-28

1

Susi Akbarini

Susi Akbarini

apakh Raha akan pingsan di makam?
ataukah Leon lebih dulu menemukannya..
❤❤❤❤❤

2025-01-28

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1 pemakaman
2 bab 2 awal perhatian
3 bab 3 pingsan
4 bab 4 belajar menerima takdir
5 bab 5 menjemput
6 ban 6 rahasia yang tersembunyi
7 bab 7 goyah
8 bab 8 cemas dan khawatir
9 bab 9 kegundahan
10 bab 10 agresif
11 bab 11 semakin resah
12 bab 12 keguguran
13 bab 13 kecewa
14 bab 14 kecemasan Leon
15 bab 15 mengakuisisi
16 bab 16 memiliki
17 bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18 bab 18 keputusan Raha
19 bab 19 hati yang kian terpaut
20 bab 20 Langkah Raha
21 bab 21 Leon yang merasa memiliki
22 bab 22 klaim Leon atas Raha
23 bab 23 pergi
24 bab 24 tak berdaya
25 bab 25 Anthony
26 bab 26 sama sama di rawat
27 bab 27 kejamnya Calista
28 bab 28 bantahan Calista
29 bab 29 menyampaikan perasaan.
30 bab 30 perhatian seorang Anthony
31 bab 31 sebuah kejujuran
32 bab 32 reaksi seorang Anthony
33 bab 33 kecewa
34 bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35 bab 35 menghalalkan segala cara
36 bab 36 suasana baru
37 bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38 bab 38 kembali down
39 bab 39 kembali
40 bab 40 mulai mencari
41 bab 41 sepupu
42 bab 42 sebuah pesan.
43 bab 43 hasil tes
44 bab 44 transplantasi
45 bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46 bab 46 terlambat
47 bab 47 kuliah
48 bab 48 bertemu
49 bab 49 penjelasan dokter Zani
50 bab 50 Zani yang keras kepala
51 bab 51 putus asanya seorang Raha
52 bab 52 seminar
53 bab 53 sepenggal rasa
54 bab 54 setelah sekian lama
55 bab 55 mencoba menahan diri
56 bab 56 kobaran api
57 bab 57 rapuh
58 bab 58 haruskah....
59 Bab 59 keharusan
60 bab 60 marah
61 bab 61 mengejar Raha
62 bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63 bab 63 berani bertaruh
64 bab 64 pada akhirnya
65 bab 65 takdir yang mengikat
66 bab 66 klaim Leon atas Raha
67 bab 67 terpaksa
68 bab 68 ancaman masih berlanjut
69 bab 69 menemui pengacara Harry
70 bab 70 tak berkutik
71 bab 71 langkah Leon
72 bab 72 Selanjutnya
73 bab 74 niat licik
74 bab 75 menikahi Raha
75 bab 76 menolak
76 bab 77 kembali di lukai
77 bab 77 hati yang rapuh
78 bab 78 tak mau menyerah
79 bab 79 mulai menancapkan kuku
80 bab 80 salah paham
81 bab 81 Kalapnya Leon
82 bab 82 menuntut hak
83 bab 83 masih meminta
84 bab 84 Drama pagi hari
85 bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86 bab 86 luka yang masih basah
87 bab 87 hati yang masih mengeras
88 bab 88 membentang jarak
89 bab 89 mencari tahu
90 bab 90 terkuak
91 bab 91 Rahasia yang terkuak
92 bab 92 berusaha menjelaskan
93 bab 93 merajut asa
94 94 masih berlanjut
95 bab 95 memenuhi janji
96 bab 96 menyelesaikan
97 bab 97 kau adalah nyawaku
98 bab 98 mengembalikan
99 bab 99 pagi yang mesra
100 bab 100 bertemu mertua
Episodes

Updated 100 Episodes

1
bab 1 pemakaman
2
bab 2 awal perhatian
3
bab 3 pingsan
4
bab 4 belajar menerima takdir
5
bab 5 menjemput
6
ban 6 rahasia yang tersembunyi
7
bab 7 goyah
8
bab 8 cemas dan khawatir
9
bab 9 kegundahan
10
bab 10 agresif
11
bab 11 semakin resah
12
bab 12 keguguran
13
bab 13 kecewa
14
bab 14 kecemasan Leon
15
bab 15 mengakuisisi
16
bab 16 memiliki
17
bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18
bab 18 keputusan Raha
19
bab 19 hati yang kian terpaut
20
bab 20 Langkah Raha
21
bab 21 Leon yang merasa memiliki
22
bab 22 klaim Leon atas Raha
23
bab 23 pergi
24
bab 24 tak berdaya
25
bab 25 Anthony
26
bab 26 sama sama di rawat
27
bab 27 kejamnya Calista
28
bab 28 bantahan Calista
29
bab 29 menyampaikan perasaan.
30
bab 30 perhatian seorang Anthony
31
bab 31 sebuah kejujuran
32
bab 32 reaksi seorang Anthony
33
bab 33 kecewa
34
bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35
bab 35 menghalalkan segala cara
36
bab 36 suasana baru
37
bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38
bab 38 kembali down
39
bab 39 kembali
40
bab 40 mulai mencari
41
bab 41 sepupu
42
bab 42 sebuah pesan.
43
bab 43 hasil tes
44
bab 44 transplantasi
45
bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46
bab 46 terlambat
47
bab 47 kuliah
48
bab 48 bertemu
49
bab 49 penjelasan dokter Zani
50
bab 50 Zani yang keras kepala
51
bab 51 putus asanya seorang Raha
52
bab 52 seminar
53
bab 53 sepenggal rasa
54
bab 54 setelah sekian lama
55
bab 55 mencoba menahan diri
56
bab 56 kobaran api
57
bab 57 rapuh
58
bab 58 haruskah....
59
Bab 59 keharusan
60
bab 60 marah
61
bab 61 mengejar Raha
62
bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63
bab 63 berani bertaruh
64
bab 64 pada akhirnya
65
bab 65 takdir yang mengikat
66
bab 66 klaim Leon atas Raha
67
bab 67 terpaksa
68
bab 68 ancaman masih berlanjut
69
bab 69 menemui pengacara Harry
70
bab 70 tak berkutik
71
bab 71 langkah Leon
72
bab 72 Selanjutnya
73
bab 74 niat licik
74
bab 75 menikahi Raha
75
bab 76 menolak
76
bab 77 kembali di lukai
77
bab 77 hati yang rapuh
78
bab 78 tak mau menyerah
79
bab 79 mulai menancapkan kuku
80
bab 80 salah paham
81
bab 81 Kalapnya Leon
82
bab 82 menuntut hak
83
bab 83 masih meminta
84
bab 84 Drama pagi hari
85
bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86
bab 86 luka yang masih basah
87
bab 87 hati yang masih mengeras
88
bab 88 membentang jarak
89
bab 89 mencari tahu
90
bab 90 terkuak
91
bab 91 Rahasia yang terkuak
92
bab 92 berusaha menjelaskan
93
bab 93 merajut asa
94
94 masih berlanjut
95
bab 95 memenuhi janji
96
bab 96 menyelesaikan
97
bab 97 kau adalah nyawaku
98
bab 98 mengembalikan
99
bab 99 pagi yang mesra
100
bab 100 bertemu mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!