bab 17 kebenaran yang menyakitkan

Brak brak brak......

Suara gebrakan dari luar kamar tak membuat dua orang yang tengah terlelap dengan posisi saling berpelukan di bawah selimut yang sama di dalam kamar terusik sama sekali.

Kedua orang itu nampak sama sama terlelap.

Cklekk.....

" Leon...!!!! " sebuah teriakan yang menggelegar sontak membuat Raha dan Leon terkejut dan sontak bangun dari tidurnya.

Raha terkejut bukan main melihat siapa yang berteriak di dalam kamarnya.

Wanita itu nampak marah, wajahnya terlihat merah padam.

Matanya berkaca kaca.

Ada bulir bulir bening yang terlihat samar di mata wanita itu.

" tante Calista...." pekik Raha terkejut sambil memegang selimut yang menutupi tubuhnya dengan erat.

" Calista....." terdengar suara lain selain suaranya menyebut nama wanita itu.

Raha sontak menolah ke samping,

Matanya menatap aneh kepada Leon yang menyebut nama mama tirinya itu hanya dengan sebutan nama saja.

Mata Calista menatap tajam kepada Leon tanpa melihat sedikitpun kepada Raha cukup lama sebelum akhirnya wanita itu memutar tubuhnya dan melangkah keluar meninggalkan kamar itu dengan langkah lebar.

Bruakkkk....

Raha terjengkit karena Calista menutup pintu itu dengan membantingnya.

" Calista....!! " panggil Leon lagi, kali ini laki laki itu melompat dari atas tempat tidur dan segera memakai pakaiannya yang masih setengah basah karena kehujanan semalam dengan asal.

Kemudian ia berlari keluar menyusul Calista dan meninggalkan Raha yang masih termangu seperti orang bodoh di tempatnya begitu saja.

Mata Raha berkedip beberapa kali dan otaknya tiba tiba blank.

Ia tak mengerti dengan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Ia sering melihat Leon dekat dengan Calista, mama tirinya itu.

Tapi kenapa ia merasa kali ini nampak berbeda di matanya.

Kenapa ia seperti melihat bias cemburu di mata mama tirinya itu pada Leon.

Atau ia salah lihat....?!

Raha merasa tak enak, dengan susah payah gadis itu berusaha turun dari atas tempat tidurnya.

Sungguh saat ini tubuhnya benar benar terasa sakit.

Tulang tulangnya seperti patah semua.

Dengan mati matian menahan sakit terutama rasa sakit di daerah sensitifnya.

Raha memakai kembali pakaiannya semalam.

Kemudian ia mulai menyeret kakinya keluar kamar.

Tujuannya hanya satu bicara dan menjelaskan semuanya pada Calista.

Ia tak ingin ada salah paham di antara mereka,

Mungkin Calista khawatir padanya dan menyalahkan Leon.

Tapi menurutnya,

Rasanya tidak apa apakan ia menikah dengan Leon, toh tidak ada hubungan darah di antara dirinya dan Leon.

Ia juga yakin,

Leon pun pasti akan menikahinya setelah apa yang mereka lakukan semalam.

Raha terus melangkah dengan tertatih menuruni anak tangga.

Menyeret kakinya dengan susah payah menuju kamar Calista yang ada di lantai bawah.

Namun....

Ketika ia sampai di sana, tiba tiba tubuhnya terasa membeku dan membatu seketika.

Pintu kamar itu tak tertutup seluruhnya juga tak terbuka seluruhnya.

Karenanya ia bisa melihat dengan jelas pemandangan di depan sana.

Kedua orang itu tengah berdiri dengan posisi membelakanginya.

Dan hal yang membuatnya seperti mayat hidup adalah posisi Leon yang tengah memeluk erat Calista dari belakang.

Wajah Raha seketika memucat, tubuhnya bergetar hebat.

Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, usianya masih terlalu muda untuk bisa mencerna semua yang kini tengah ia lihat.

Apalagi kata kata yang keluar dari bibir mama tirinya itu semakin membuatnya seperti orang bodoh.

" apa yang sudah kau lakukan di belakangku bersamanya Leon... ?!

Apa kau sudah sering melakukannya dengannya ?! " suara Calista terdengar bergetar seperti menahan tangis.

Leon terlihat menggeleng.

" tidak....

Aku tidak pernah melakukannya dengannya sebelumnua.

Maafkan aku..." Leon membantah dan meminta maaf.

 " sungguh tak bisa ku peracaya....Kita baru saja kehilangan anak kita dan kau tahu sendiri aku baru saja keguguran.

Tapi kau malah meninggalkanku begitu saja di rumah sakit dan tidur dengannya.....!!

Ini kah yang kau bilang dia hanya anak kecil ?! " terdengar suara Calista lagi dan kali ini di sertai dengan suara tangisan tergugu.

Suara tangisan wanita itu terdengar begitu menyayat hati.

Raha benar benar mematung mendengar ucapan perempuan itu.

Anak.....?!

Anak apa.... ?! siapa... ?!

Keguguran.... ?!

Apa maksudnya ini.... ?!

Dan apa katanya tadi ?!

Apa ia tak salah dengar ?! Dirinya masih di anggap anak kecil oleh Leon ?! Lalu apa semalam ?!

Otak Raha benar benar blank.

Mendengar semua kata kata Calista ia tiba tiba menjadi orang tolol.

" aku hanya memintamu mendekatinya dan merayunya agar ia mau menandatangai surat surat penyerahan hak waris itu.

bukan menidurinya seperti ini... Leon !!

Apa kurangnya diriku padamu, aku sudah menyerahkan semua tubuhku padamu.

Aku bahkan sudah seperti jalang hanya untuk memanjakan hasratmu.

Apa aku masih kurang memuaskanmu hah....?!

Kenapa kau masih menidurinya ?! " sentak Calista lagi masih dengan tergugu.

Leon terlihat mengeratkan pelukannya dan itu sungguh membuat Raha tergugu. Dan kemudian jawaban yang keluar dari bibir laki laki itu membuat hatinya sakit bagai tersayat sembilu sekaligus remuk redam.

" maaf.....

Aku khilaf....." terdengar jawaban Leon yang pelan namun masih bisa di dengar oleh Raha yang berdiri tak jauh di belakang keduanya dengan jelas.

Tubuh Raha seketika seperti mengeras mendengar jawaban laki laki itu.

Khilaf katanya..... ?!?

mata gadis itu terpejam sejenak demi menetralisir detak jantungnya yang seketika tak baik baik saja demi mendengar jawaban laki laki yang semalam telah menikmati tubuhnya dengan begitu penuh puja itu.

Tubuhnya kini terasa kian membeku mendengar kata kata laki laki itu.

Tak lama, tubuhnya yang tadi membeku kini melunglai bagai tak bertulang.

Tangannya perlahan memegangi dadanya yang terasa nyeri tiba tiba.

Hatinya sungguh sakit mendengar ucapan Leon itu. Ia merasa hancur dan hina.

" memangnya apa yang kau harapkan dari gadis sekecil itu,

Miliknya bahkan tak akan bisa memberimu kepuasan seperti yang selama ini sudah ku berikan padamu. Bahkan mungkin walau hanya sedikit.

Katakan...

Kau tidak mungkin mencintainya kan....?!

Kau hanya main main dengannya kan Leon ?! " cecar Calista masih dalam posisi membelakangi Leon namun ia berada dalam dekapan laki laki itu.

" Calista...sudahlah...." Leon mencoba menghentikan kemarahan Calista.

Entah kenapa ia tak suka mendengar Calista bicara seperti itu tentang Raha.

Karena yang sebenarnya,

Yang di katakan Calista tidaklah benar. Raha justru mampu memberinya rasa luar biasa yang belum pernah ia dapatkan selama ini.

" menurutmu....

Apa dia tidak akan membencimu saat dia tahu, kau juga terlibat dalam kematian papanya....?! "

Duar.....

Bagai petir yang menyambar di siang bolong. Raha terkejut bukan main mendengar ucapan mama tirinya itu.

Papanya....

Meninggal karena mereka ?!.

Ada apa ini, siapa sebenarnya Calista dan Leon ?!

Apa hubungan mereka dengan kematian sang papa.

Apa papanya.....

Tubuh Raha kini semakin bergetar hebat. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

Kedua tangannya mencengkeram kuat ujung piyamanya.

Air matanya luruh begitu saja membasahi pipinya yang seputih salju.

Tubuhnya kian terasa lunglai kini.

" jadi kalian dalang di balik kematian papaku ?!! " Raha tak mampu lagi menahan diam, sebuah kata terlontar dari bibirnya dengan suara yang bergetar.

Calista dan Leon sontak menoleh kebelakang.

" Raha......" pekik Calista kaget, sementara Leon dengan cepat melepaskan pelukannya pada Calista.

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

addduuuhhh..
moga Raha gak dalam bahaya..
lari ikut bini aja ...
ama dokter zani aja ..
❤❤❤❤❤❤

2025-02-04

1

Siti Nurhasanah

Siti Nurhasanah

duhh...Raha sendirian lagi, kasihan kamu, Raha...semoga kamu kuat ya, lawan mereka, Raha, jangan lemah!!

2025-02-03

0

Ninik

Ninik

satu satunya cara Raha minta perlindungan sama dr. zani lalu melaporkan tentang kematian papanya

2025-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 pemakaman
2 bab 2 awal perhatian
3 bab 3 pingsan
4 bab 4 belajar menerima takdir
5 bab 5 menjemput
6 ban 6 rahasia yang tersembunyi
7 bab 7 goyah
8 bab 8 cemas dan khawatir
9 bab 9 kegundahan
10 bab 10 agresif
11 bab 11 semakin resah
12 bab 12 keguguran
13 bab 13 kecewa
14 bab 14 kecemasan Leon
15 bab 15 mengakuisisi
16 bab 16 memiliki
17 bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18 bab 18 keputusan Raha
19 bab 19 hati yang kian terpaut
20 bab 20 Langkah Raha
21 bab 21 Leon yang merasa memiliki
22 bab 22 klaim Leon atas Raha
23 bab 23 pergi
24 bab 24 tak berdaya
25 bab 25 Anthony
26 bab 26 sama sama di rawat
27 bab 27 kejamnya Calista
28 bab 28 bantahan Calista
29 bab 29 menyampaikan perasaan.
30 bab 30 perhatian seorang Anthony
31 bab 31 sebuah kejujuran
32 bab 32 reaksi seorang Anthony
33 bab 33 kecewa
34 bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35 bab 35 menghalalkan segala cara
36 bab 36 suasana baru
37 bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38 bab 38 kembali down
39 bab 39 kembali
40 bab 40 mulai mencari
41 bab 41 sepupu
42 bab 42 sebuah pesan.
43 bab 43 hasil tes
44 bab 44 transplantasi
45 bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46 bab 46 terlambat
47 bab 47 kuliah
48 bab 48 bertemu
49 bab 49 penjelasan dokter Zani
50 bab 50 Zani yang keras kepala
51 bab 51 putus asanya seorang Raha
52 bab 52 seminar
53 bab 53 sepenggal rasa
54 bab 54 setelah sekian lama
55 bab 55 mencoba menahan diri
56 bab 56 kobaran api
57 bab 57 rapuh
58 bab 58 haruskah....
59 Bab 59 keharusan
60 bab 60 marah
61 bab 61 mengejar Raha
62 bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63 bab 63 berani bertaruh
64 bab 64 pada akhirnya
65 bab 65 takdir yang mengikat
66 bab 66 klaim Leon atas Raha
67 bab 67 terpaksa
68 bab 68 ancaman masih berlanjut
69 bab 69 menemui pengacara Harry
70 bab 70 tak berkutik
71 bab 71 langkah Leon
72 bab 72 Selanjutnya
73 bab 74 niat licik
74 bab 75 menikahi Raha
75 bab 76 menolak
76 bab 77 kembali di lukai
77 bab 77 hati yang rapuh
78 bab 78 tak mau menyerah
79 bab 79 mulai menancapkan kuku
80 bab 80 salah paham
81 bab 81 Kalapnya Leon
82 bab 82 menuntut hak
83 bab 83 masih meminta
84 bab 84 Drama pagi hari
85 bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86 bab 86 luka yang masih basah
87 bab 87 hati yang masih mengeras
88 bab 88 membentang jarak
89 bab 89 mencari tahu
90 bab 90 terkuak
91 bab 91 Rahasia yang terkuak
92 bab 92 berusaha menjelaskan
93 bab 93 merajut asa
94 94 masih berlanjut
95 bab 95 memenuhi janji
96 bab 96 menyelesaikan
97 bab 97 kau adalah nyawaku
98 bab 98 mengembalikan
99 bab 99 pagi yang mesra
100 bab 100 bertemu mertua
Episodes

Updated 100 Episodes

1
bab 1 pemakaman
2
bab 2 awal perhatian
3
bab 3 pingsan
4
bab 4 belajar menerima takdir
5
bab 5 menjemput
6
ban 6 rahasia yang tersembunyi
7
bab 7 goyah
8
bab 8 cemas dan khawatir
9
bab 9 kegundahan
10
bab 10 agresif
11
bab 11 semakin resah
12
bab 12 keguguran
13
bab 13 kecewa
14
bab 14 kecemasan Leon
15
bab 15 mengakuisisi
16
bab 16 memiliki
17
bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18
bab 18 keputusan Raha
19
bab 19 hati yang kian terpaut
20
bab 20 Langkah Raha
21
bab 21 Leon yang merasa memiliki
22
bab 22 klaim Leon atas Raha
23
bab 23 pergi
24
bab 24 tak berdaya
25
bab 25 Anthony
26
bab 26 sama sama di rawat
27
bab 27 kejamnya Calista
28
bab 28 bantahan Calista
29
bab 29 menyampaikan perasaan.
30
bab 30 perhatian seorang Anthony
31
bab 31 sebuah kejujuran
32
bab 32 reaksi seorang Anthony
33
bab 33 kecewa
34
bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35
bab 35 menghalalkan segala cara
36
bab 36 suasana baru
37
bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38
bab 38 kembali down
39
bab 39 kembali
40
bab 40 mulai mencari
41
bab 41 sepupu
42
bab 42 sebuah pesan.
43
bab 43 hasil tes
44
bab 44 transplantasi
45
bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46
bab 46 terlambat
47
bab 47 kuliah
48
bab 48 bertemu
49
bab 49 penjelasan dokter Zani
50
bab 50 Zani yang keras kepala
51
bab 51 putus asanya seorang Raha
52
bab 52 seminar
53
bab 53 sepenggal rasa
54
bab 54 setelah sekian lama
55
bab 55 mencoba menahan diri
56
bab 56 kobaran api
57
bab 57 rapuh
58
bab 58 haruskah....
59
Bab 59 keharusan
60
bab 60 marah
61
bab 61 mengejar Raha
62
bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63
bab 63 berani bertaruh
64
bab 64 pada akhirnya
65
bab 65 takdir yang mengikat
66
bab 66 klaim Leon atas Raha
67
bab 67 terpaksa
68
bab 68 ancaman masih berlanjut
69
bab 69 menemui pengacara Harry
70
bab 70 tak berkutik
71
bab 71 langkah Leon
72
bab 72 Selanjutnya
73
bab 74 niat licik
74
bab 75 menikahi Raha
75
bab 76 menolak
76
bab 77 kembali di lukai
77
bab 77 hati yang rapuh
78
bab 78 tak mau menyerah
79
bab 79 mulai menancapkan kuku
80
bab 80 salah paham
81
bab 81 Kalapnya Leon
82
bab 82 menuntut hak
83
bab 83 masih meminta
84
bab 84 Drama pagi hari
85
bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86
bab 86 luka yang masih basah
87
bab 87 hati yang masih mengeras
88
bab 88 membentang jarak
89
bab 89 mencari tahu
90
bab 90 terkuak
91
bab 91 Rahasia yang terkuak
92
bab 92 berusaha menjelaskan
93
bab 93 merajut asa
94
94 masih berlanjut
95
bab 95 memenuhi janji
96
bab 96 menyelesaikan
97
bab 97 kau adalah nyawaku
98
bab 98 mengembalikan
99
bab 99 pagi yang mesra
100
bab 100 bertemu mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!