bab 7 goyah

pagi ini terasa seperti pagi yang tak biasa bagi seorang Raha Anggraeni.

Rumah pagi ini terasa begitu sepi dan lengang.

Jika biasanya ia turun dari lantai dua dan melihat dua orang di meja makan.

Tapi kali ini berbeda.

Dua orang itu tak terlihat sama sekali.

Biasanya ia akan melihat Calista berada di meja makan bersama anak tirinya itu untuk sarapan.

Tapi tidak kali ini.

Bahkan ketika ia sampai menyelesaikan sarapannya pun,

Ia tetap tak melihat kedua orang itu.

Pun ketika ia bersiap akan berangkat.

Seseorang yang selalu merecoki paginya dengan tanpa kata dan raut wajah datarnya juga tak kunjung terlihat.

" nona...." sapa pak John ketika melihat Raha keluar rumah.

Gadis itu tak segera menjawab,

Ia justru berdiri di ambang pintu untuk beberapa menit.

" kita berangkat pak John " kata Raha pada akhirnya

" tapi mas....."

" kita berangkat sekarang " potong Raha dan tak memberikan kesempatan pada pak John untuk melanjutkan kata katanya.

Entah kenapa,

Ada setitik amarah di hatinya.

" baik nona..." jawab pak John sambil menyusul Raha yangg telah lebih dulu masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan, Raha hanya terdiam membisu.

Tatapan matanya menatap ke arah luar jendela mobilnya.

Tiba tiba ia merasa aneh ketika ia pergi sekolah bukan dengannya.

" nona baik baik saja ?! " pak John tiba tiba bertanya pada Raha.

Pasalnya ia merasa, Raha hanya terdiam tanpa kata dengan wajah sendu sejak tadi.

Raha sendiri sedikit terjengkit karena pertanyaan laki laki yang sedang duduk di depan setir itu.

" ya pak John...

Saya baik baik saja " jawab Raha kemudian.

Pak John pun mengangguk sambil tersenyum tipis.

Tak lama mobil itu sampai di depan gerbang sekolahnya.

" di jemput jam berapa nona ?! " tanya pak John ketika membukakan pintu untuk Raha.

" tunggu telephon dari aku ya pak John, nanti ku hubungi saat aku sudah pulang " jawab Raha.

" baik nona...." jawab pak John dan segera masuk kembali ke dalam mobil setelah memastikan nonanya itu masuk ke dalam sekolahan.

Tak lama mobil yang di kendarai pak John nampak berlalu meninggalkan gedung bertingkat yang merupakan sekolahan mewah tempat Raha menuntut ilmu itu.

Sementara itu seseorang di dalam kamar nampak baru saja terbangun dari lelapnya.

Ia menatap ke arah jendela di mana sinar sang surya yang mulai masuk melalui celah celah gorden.

Kening seseorang itu berkerut dan matanya menyipit menatap cahaya matahari itu.

kemudian ia menoleh ke arah jam di atas meja yang ada di sisi pembaringannya.

Mata seseorang itu seketika terbelalak ketika jarum jam pada jam itu menunjuk angka sembilan.

" ya Tuhan..." desahnya sambil tanpa sadar ia melompat dari atas tempat tidurnya hingga membuat seseorang yang masih pulas dalam dekapannya seketika ikut terbangun.

" kau ini apa apaan sih Leon....

Kau mau aku mati jantungan karena terkejut kau bangun tiba tiba begitu ?!

Kau lupa aku sedang mengandung anakmu ? " sentak Calista yang kesal karena Leon bangun tiba tiba dan membuatnya terkejut.

" sorry...

Tapi lihatlah, ini sudah siang...kau tidak ke kantor ?! " tanya pemuda itu dengan raut wajah bingung.

Ia segera memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.

Isi otaknya kini hanya terisi satu nama,

Raha....

Tanpa menunggu jawaban Calista, Leon segera keluar dari kamar itu tanpa melihat ke kanan dan kekiri.

Ia lupa banyak hal karena isi otaknya kini hanya ada Raha.

Sementara Calista yang di tinggalkan begitu saja oleh Leon menatap aneh dan penuh tanya pada laki laki itu.

Apa yang terjadi....

Kenapa Leon seperti orang bingung ?!

Tanyanya di dalam hati,

Tapi akhirnya Calista memilih abai.

Ia ngantuk sekali. Semalam ia sangat lelah melakukannya dengan Leon meski tak sampai menyatu.

Sedangkan pukul 11 nanti dia akan ada meeting dengan para pemegang saham yang menanyakan tentang keberadaan Raha juga posisi dirinya dalam jajaran perusahaan mendiang tuan Prayoga Pratama ini.

Calista memilih tidur lagi.

Sementara Leon,

Pemuda itu berlari menuju kamar Raha yang berada di lantai dua.

Tak ia hiraukan bik Mira yang menatapnya aneh karena sempat melihat ia keluar dari dalam kamar Calista dengan keadaan kancing kemeja yang belum di kancingkan sempurna.

" Raha.....!! " panggilnya sambil mengetuk pintu kamar Raha.

Tapi tak ada jawaban,

Cklek....

Akhirnya ia pun membuka pintu kamar itu,

Tak terkunci.

" Raha...." panggilnya lagi sambil masuk ke dalam kamar, tak ada jejak gadis itu di dalam kamar itu.

Leon bingung hingga menjadi bodoh.

Ini jam berapa dan Raha seharusnya berada di mana di jam seperti ini.

Ia samasekali tak terpikirkan itu.

Pemuda itu segera keluar dan kembali berlari menuruni anak tangga menuju lantai satu.

Melangkah lebar menuju keluar rumah dan bertemu dengan pak John yang sedang mencuci salah satu mobil milik sang majikan.

" pak John....

Raha mana ?! " tanya Leon dengan wajah cemas dan khawatirnya.

Pak John sontak melongo menatap pemuda tampan dengan postur tubuh tinggi menjulang itu.

" nona sekolah kan mas...." jawab pak John sedikit bingung.

Seolah sadar, Leon menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya dengan kasar.

" pak John yang mengantarnya ?! " tanyanya kemudian.

" iya mas "

" apa dia baik baik saja ?! E...maksudku apa dia tidak mencariku ?!

Emmm.....

Maksudku...dia baik baik saja kan ?! " Leon bertanya seperti orang bodoh hingga dia meralat kata katanya sendiri berkali kali.

" emmm....maksudku, aku ketiduran tadi.

Dan...emmm dan dia....

Pak John tau sendirikan kondisi kesehatan Raha " Leon kembali berusaha meralat kata katanya sendiri ketika pak John hanya menatapnya saja.

" nona baik baik saja mas, saya tidak tahu nona mencari lebih dulu atau tidak mas Leon tadi.

Tadi nona hanya meminta saya mengantarnya saja " jawab Pak John kemudian.

Leon termangu sejenak, ada perasaan aneh semacam kecewa ketika ia mendengar jika Raha tak mencarinya ketika ia tak ada untuk mengantarnya seperti biasa.

" oh...." kata Leon kemudian pelan.

" apa dia bilang pulang jam berapa ?! " tanyanya kemudian.

" tidak mas, nona hanya bilang akan menghubungi saya jika nanti sudah pulang dan minta di jemput " jawab Pak John lagi.

Leon lagi lagi menghela nafas kecewa.

" ya sudah, nanti kalau dia menghubungi pak John beritahu aku...

biar aku yang menjemputnya " pesan terakhir Leon sebelum ia memutar tubuhnya dan melangkah meninggalkan tempat itu.

" iya mas...." jawab pak John sambil menatap penuh tanya Leon yang semakin menjauh darinya itu.

Baru kali ini ia melihat pemuda berwajah datar itu terlihat ekspresinya dan terdengar banyak bicara.

Leon yang ia tahu selama ini sejak pemuda itu masuk ke dalam rumah ini adalah sosok dingin dan kaku.

Hanya dengan Calista pemuda itu terlihat banyak bicara meski wajahnya tetap saja terkesan dingin dan acuh.

Terpopuler

Comments

Ninik

Ninik

Leon dan Calista pasangan durjana berarti bener papanya Raha meninggal karna serangan jantung syok melihat istrinya selingkuh nauzubillah

2025-01-28

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

mereka merencanakan ambil alih perhusahan papanya raha

2025-02-01

0

indy

indy

jangan sampai nanti raha sama leon

2025-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 pemakaman
2 bab 2 awal perhatian
3 bab 3 pingsan
4 bab 4 belajar menerima takdir
5 bab 5 menjemput
6 ban 6 rahasia yang tersembunyi
7 bab 7 goyah
8 bab 8 cemas dan khawatir
9 bab 9 kegundahan
10 bab 10 agresif
11 bab 11 semakin resah
12 bab 12 keguguran
13 bab 13 kecewa
14 bab 14 kecemasan Leon
15 bab 15 mengakuisisi
16 bab 16 memiliki
17 bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18 bab 18 keputusan Raha
19 bab 19 hati yang kian terpaut
20 bab 20 Langkah Raha
21 bab 21 Leon yang merasa memiliki
22 bab 22 klaim Leon atas Raha
23 bab 23 pergi
24 bab 24 tak berdaya
25 bab 25 Anthony
26 bab 26 sama sama di rawat
27 bab 27 kejamnya Calista
28 bab 28 bantahan Calista
29 bab 29 menyampaikan perasaan.
30 bab 30 perhatian seorang Anthony
31 bab 31 sebuah kejujuran
32 bab 32 reaksi seorang Anthony
33 bab 33 kecewa
34 bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35 bab 35 menghalalkan segala cara
36 bab 36 suasana baru
37 bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38 bab 38 kembali down
39 bab 39 kembali
40 bab 40 mulai mencari
41 bab 41 sepupu
42 bab 42 sebuah pesan.
43 bab 43 hasil tes
44 bab 44 transplantasi
45 bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46 bab 46 terlambat
47 bab 47 kuliah
48 bab 48 bertemu
49 bab 49 penjelasan dokter Zani
50 bab 50 Zani yang keras kepala
51 bab 51 putus asanya seorang Raha
52 bab 52 seminar
53 bab 53 sepenggal rasa
54 bab 54 setelah sekian lama
55 bab 55 mencoba menahan diri
56 bab 56 kobaran api
57 bab 57 rapuh
58 bab 58 haruskah....
59 Bab 59 keharusan
60 bab 60 marah
61 bab 61 mengejar Raha
62 bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63 bab 63 berani bertaruh
64 bab 64 pada akhirnya
65 bab 65 takdir yang mengikat
66 bab 66 klaim Leon atas Raha
67 bab 67 terpaksa
68 bab 68 ancaman masih berlanjut
69 bab 69 menemui pengacara Harry
70 bab 70 tak berkutik
71 bab 71 langkah Leon
72 bab 72 Selanjutnya
73 bab 74 niat licik
74 bab 75 menikahi Raha
75 bab 76 menolak
76 bab 77 kembali di lukai
77 bab 77 hati yang rapuh
78 bab 78 tak mau menyerah
79 bab 79 mulai menancapkan kuku
80 bab 80 salah paham
81 bab 81 Kalapnya Leon
82 bab 82 menuntut hak
83 bab 83 masih meminta
84 bab 84 Drama pagi hari
85 bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86 bab 86 luka yang masih basah
87 bab 87 hati yang masih mengeras
88 bab 88 membentang jarak
89 bab 89 mencari tahu
90 bab 90 terkuak
91 bab 91 Rahasia yang terkuak
92 bab 92 berusaha menjelaskan
93 bab 93 merajut asa
94 94 masih berlanjut
95 bab 95 memenuhi janji
96 bab 96 menyelesaikan
97 bab 97 kau adalah nyawaku
98 bab 98 mengembalikan
99 bab 99 pagi yang mesra
100 bab 100 bertemu mertua
Episodes

Updated 100 Episodes

1
bab 1 pemakaman
2
bab 2 awal perhatian
3
bab 3 pingsan
4
bab 4 belajar menerima takdir
5
bab 5 menjemput
6
ban 6 rahasia yang tersembunyi
7
bab 7 goyah
8
bab 8 cemas dan khawatir
9
bab 9 kegundahan
10
bab 10 agresif
11
bab 11 semakin resah
12
bab 12 keguguran
13
bab 13 kecewa
14
bab 14 kecemasan Leon
15
bab 15 mengakuisisi
16
bab 16 memiliki
17
bab 17 kebenaran yang menyakitkan
18
bab 18 keputusan Raha
19
bab 19 hati yang kian terpaut
20
bab 20 Langkah Raha
21
bab 21 Leon yang merasa memiliki
22
bab 22 klaim Leon atas Raha
23
bab 23 pergi
24
bab 24 tak berdaya
25
bab 25 Anthony
26
bab 26 sama sama di rawat
27
bab 27 kejamnya Calista
28
bab 28 bantahan Calista
29
bab 29 menyampaikan perasaan.
30
bab 30 perhatian seorang Anthony
31
bab 31 sebuah kejujuran
32
bab 32 reaksi seorang Anthony
33
bab 33 kecewa
34
bab 34 mengembalikan dan memutuskan
35
bab 35 menghalalkan segala cara
36
bab 36 suasana baru
37
bab 37 mulai berjuang untuk sembuh
38
bab 38 kembali down
39
bab 39 kembali
40
bab 40 mulai mencari
41
bab 41 sepupu
42
bab 42 sebuah pesan.
43
bab 43 hasil tes
44
bab 44 transplantasi
45
bab 45 ketegangan berbuah keberhasilan.
46
bab 46 terlambat
47
bab 47 kuliah
48
bab 48 bertemu
49
bab 49 penjelasan dokter Zani
50
bab 50 Zani yang keras kepala
51
bab 51 putus asanya seorang Raha
52
bab 52 seminar
53
bab 53 sepenggal rasa
54
bab 54 setelah sekian lama
55
bab 55 mencoba menahan diri
56
bab 56 kobaran api
57
bab 57 rapuh
58
bab 58 haruskah....
59
Bab 59 keharusan
60
bab 60 marah
61
bab 61 mengejar Raha
62
bab 62 mengambil alih kepemimpinan
63
bab 63 berani bertaruh
64
bab 64 pada akhirnya
65
bab 65 takdir yang mengikat
66
bab 66 klaim Leon atas Raha
67
bab 67 terpaksa
68
bab 68 ancaman masih berlanjut
69
bab 69 menemui pengacara Harry
70
bab 70 tak berkutik
71
bab 71 langkah Leon
72
bab 72 Selanjutnya
73
bab 74 niat licik
74
bab 75 menikahi Raha
75
bab 76 menolak
76
bab 77 kembali di lukai
77
bab 77 hati yang rapuh
78
bab 78 tak mau menyerah
79
bab 79 mulai menancapkan kuku
80
bab 80 salah paham
81
bab 81 Kalapnya Leon
82
bab 82 menuntut hak
83
bab 83 masih meminta
84
bab 84 Drama pagi hari
85
bab 85 Rahasia yang mulai terendus
86
bab 86 luka yang masih basah
87
bab 87 hati yang masih mengeras
88
bab 88 membentang jarak
89
bab 89 mencari tahu
90
bab 90 terkuak
91
bab 91 Rahasia yang terkuak
92
bab 92 berusaha menjelaskan
93
bab 93 merajut asa
94
94 masih berlanjut
95
bab 95 memenuhi janji
96
bab 96 menyelesaikan
97
bab 97 kau adalah nyawaku
98
bab 98 mengembalikan
99
bab 99 pagi yang mesra
100
bab 100 bertemu mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!