Langkah Energik dari perawat cantik yang baru saja menduduki jabatan baru sebagai sekretaris dari Dokter Fachri sang pemilik Rumah sakit ternama di kota terbesar ini.
Semua pasang mata menatap ke arahnya ada yang memuja begitu juga sebaliknya, sementara dari Arah berlawanan Terlihat sepasang suami istri yaitu Dokter Fachri & Dokter Aisyah melanggkah bersamaan semakin mendekat ke Arah Rania dari arah berlawanan.
"Halo suster Rania cerah banget pagi ini, Roman nya lagi bahagia nih kayaknya." Sapa Aisyah terhadap Rania yang sudah ia anggap sebagai sahabat nya.
"Bahagia itu penting bu Sebagai tameng rasa percaya diri kita, Iya kan pak Fachri." Ucap Rania membalas sapaan dari sahabatnya itu.
"Benar kata dia sayang, Bagus itu bisa jadi motivasi kita pagi ini !!! " Seru Fachri Terhadap istrinya yaitu Aisyah.
"Oke jadi hari ini temanya bahagia yah." Balas Aisyah seraya tersenyum.
Kemudian Rania berjalan menuju Ruang ganti perawat, Namun Aisyah Menghentikan langkahnya Karena kini status Rania bukan lagi seorang perawat melainkan sudah menjadi Sekretaris Suaminya Aisyah yaitu Dokter Fachri.
"Tunggu suster Rania, Seperti nya ada yang kamu lupakan hari ini !!! " Ucap Aisyah memanggil Rania. Seketika langkah nya terhenti dan berbalik menoleh kepada Aisyah & Fachri.
"Maksud ibu Aisyah yang saya lupakan Apa,,? " Tanyanya Bingung sambil menatap Aisyah.
"Maksud istri saya suster Rania mau ngapain ke ruang ganti pakaian kan kamu sekarang sudah bukan perawat lagi, status kamu adalah sekretaris saya sekarang jadi tidak usah ganti seragam lagi." Ucap Fachri Memberitahu kan pada Rania.
"O iya saya lupa, Kalau gitu maafkan saya pak dokter & Bu dokter." Balas Rania Tersenyum Sambil menggeleng kan kepalanya.
"Dasar Rania, Kamu ini ada-ada saja pake acara lupa segala !!! " Seru Aisyah kepadanya.
"Maklum Dok saking bahagianya mungkin saya Hari ini." Ucap Rania Tersenyum.
"Yasudah kesana gih ke ruangan kamu, Ingat belok kanan ya jangan belok kiri." Balas Aisyah Mengingatkan.
"Oke ibu dokter yang cantik Terimakasih telah mengingatkan saya." ucap Rania sambil melangkah meninggalkan Fachri & Aisyah.
Kemudian Aisyah & Fachri juga pergi menuju ke ruangan nya masing-masing, Kini Rania telah berada di ruangan nya ia terlihat membuka beberapa berkas yang akan dipelajarinya.
"Hukhhh," Pusing juga ternyata jadi sekretaris. Tapi aku tidak boleh berhenti berusaha, Ingat Rania kamu harus mandiri Agar kamu menjadi orang yang sukses." Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Tidak berapa lama Sang Ceo rumah sakit itu menelpon nya, Memintanya agar segera memberikan berkas Kerjasama Antara rumah sakitnya dan pihak perusahaan yang tiap tahunnya berdonasi kepada rumah sakit nya.
"Halo dengan Rania disini, Ada yang bisa saya bantu pak !!! " Seru Rania melalu sambungan telpon.
"Rania ini saya Fachri, Tolong segera bawakan berkas Perjanjian dengan Perusahaan Wijaya_Group ke ruangan saya, secepatnya yah soalnya ini penting." Ucap Fachri Diseberang sana yang berada di ruangan nya.
"Baik pak Akan segera saya bawakan ke ruangan bapak," Balas Rania sambil menutup telponnya.
Kemudian Rania Bangkit dari tempat duduknya ia mencari Dokumen yang di maksud oleh Fachri di Rak-rak yang tersedia di dalam ruangan nya.
" Wijaya_group !!! oh ini dia ketemu juga Akhirnya." Ucap Rania yang sedang berdiri di depan Rak tersebut. Kemudian ia segera bergegas menuju ruangan Pemilik dari rumah sakit ini yaitu Dokter Fachri.
"Tok...Tok...Tok..."
Rania mengetuk pintu Ruangan Bos nya, Kemudian Fachri Menyahuti Rania yang berdiri di luar ruangan nya." masuk saja !!! " Sahut Fachri dengan sedikit berteriak.
"Selamat siang pak," Ucap Rania berdiri di ambang pintu.
"Mana Berkasnya," Pinta Fachri Terhadap Rania.
Kemudian Rania menyerahkan Berkas yang di minta oleh atasannya itu," Ini pak berkas nya, Bapak bisa mempelajarinya terlebih dahulu sebelum memutuskan bekerja sama dengan perusahaan Wijaya group." Ucap Rania sambil meletakan berkasnya di meja.
Kemudian Fachri membuka lembar demi lembar Dokumen itu ia membaca dengan sangat teliti dan jeli terkait point-point yang di ajukan perusahaan Wijaya group tersebut.
"Oke Bagus sekali, Ini bisa saling menguntungkan. Tidak ada salahnya kita memperpanjang kontrak dengan Pendonasi ini," Balas Fachri setelah membaca surat permohonan perpanjangan kontrak yang di ajukan Wijaya group yang tak lain adalah perusahaan dari keluarga suaminya Rania.
"Baiklah kalau begitu secepatnya akan saya kirimkan Email ke pihak perusahaan ini ya pak." Ucap Rania mengambil kembali Berkas nya.
"Oke kalau begitu secepatnya kamu pelajari dokumennya yah." Sahut Fachri memerintah pada Rania.
Rania mengangguk menyanggupi Perintah atasannya, Kemudian ia beranjak meninggalkan ruangan bosnya.
Sementara Aisyah tengah sibuk melayani pasien nya yang sedang berkonsultasi mengenai masalah kulitnya, Tanpa Rania sadari ternyata wanita yang sedang berkonsultasi itu adalah Ayana sang perebut suaminya, Berkedok sebagai sahabat nya.
"Apakah ada obat selain yang di berikan dari saya yang sedang anda konsumsi saat ini Nona Nana,,? Atau anda mengkonsumsi jamu herbal misalnya !!! " Tanya Aisyah terhadap selingkuhan nya Hendry itu.
Kemudian Ayana menjawab pertanyaan Dari Dokter Aisyah yakni dokter spesialis kulit dan kecantikan itu." Saya Mengkonsumsi obat pemutih kulit dok, Apakah bahaya !!!" Balas Ayana Terhadap Aisyah.
"Nah itu pasti penyebab nya, Yasudah kalau begitu Ayo kita lakukan pemeriksaan." Ucap Aisyah terhadap Ayana.
Kemudian Aisyah meminta Ayana berbaring di atas Ranjang pasien, dengan sangat teliti Aisyah memeriksa Ayana, Setelah itu semua selesai Ayana mengambil secarik kertas yaitu resep obat yang di berikan oleh Aisyah.
"Terimakasih ya dok atas bantuan nya," Ucap Ayana sambil menyunggingkan senyum.
"Oke, Sama-sama Nona." Balas Aisyah Tersenyum Ramah.
Ayana pun Beranjak pergi dari ruangan dokter kecantikan itu, Tidak sengaja ia melihat Rania yang sedang berjalan di depannya sambil membawa berkas.
"Sial itu bukannya Rania kan." Gumam Ayana dalam hati sekejap Rania menoleh kedua tatapan itu akhirnya bertemu.
"Nana , Sedang apa disini. Kamu lagi sakit,,?" Tanya Rania menyapa Ayana setelah menoleh.
"Oh hai," Kamu kerja di Rumah sakit ini toh." Balas Ayana yang terpaksa membalas Sapaan Rania Rivalnya dalam mempertahankan Cintanya Terhadap Hendry suami dari Rania.
"Iya Aku kerja disini, Kamu kenapa enggak bilang ke aku kalau suka berobat ke rumah sakit ini. Ya Ampun kulit kamu kenapa berbintik seperti ini." Ucap Rania terkejut melihat wajah Ayana yang berbintik lantaran pagi tadi kulit Ayana masih terlihat sehat.
"Hello Dasar kampungan untuk apa juga aku bilang ke kamu Rania, Unpaedah banget." Gerutu Ayana dalam hatinya.
"Kamu kesini di antar mas Hendry,,? Lalu dimana dia !!!" Ucap Rania.
"Ya Enggak lah !!! Masa aku kesini sama suami kamu, Aku di Antarkan oleh tunangan aku dong . Tuh orangnya disana !!! " Balas Nana sambil menunjuk ke Arah Damar.
"Yah aku kira di antar sama mas Hendry, Padahal aku sangat ingin bertemu dengannya saat ini. Aku ingin mengajak nya makan siang." Ucap Rania menimpali perkataan Ayana.
" hihh Dasar ganjen banget nih perempuan." Gumam Ayana dalam hati.
"O ya Rania kalau begitu aku pergi dulu yah. Soalnya tunangan aku sangat sibuk Maaf ya." Dusta Ayana pada Rania padahal ia hanya ingin menghindar saja Dari Rania.
" Yasudah kalau begitu hati-hati di jalannya yah, Jangan lupa bawa tunangan kamu ke rumah saya nanti, kenalkan ke aku dan mas Hendry." Seru Rania terhadap Ayana Namun tidak di gubris sama sekali.
"Sok akrab banget sih dia, huhhh untung aku kesini nya bukan dengan Hendry. Jadi baguslah Rania tidak bisa ketemu dengan pacar tercinta ku." Gerutu Ayana sambil berjalan ke arah damar Yang berdiri sejak tadi di dekat Mobilnya.
Kemudian Damar menatap dingin pada tunangan yang telah mengkhianati nya itu.
"Lama banget sih kamu, Memangnya kamu kenapa,,?" Tanya Damar dingin.
"Maaf ya sayang kamu jadi kesel Beginikan akibat nunggu aku kelamaan." Ucap Ayana memelas.
"Yasudah Ayo cepat masuk." Balas Damar Datar.
"Bukain pintu nya," pinta Ayana manja Terhadap Damar.
"Dasar wanita ini,sungguh tidak tau malu yah Memerintahku seenaknya saja." Gerutu Damar dalam hatinya lantaran kesal terhadap Nana yang terus membohongi nya.
Namun Damar tau posisi untuk membalas semua perselingkuhan Ayana dengan suaminya Rania. Sayang nya ingatan Damar masih belum juga kembali jika sudah kembali pasti dia mengingat Rania sahabatnya dari kampung halamannya.
"Sayang kamu kok tumben diem, Apa memangnya yang sedang menggangu fikiran kamu !!! cerita dong ke aku." Ucap Ayana Bertanya perihal diamnya Damar.
Namun tetap saja Damar hanya memilih diam dia berusaha meminimalkan hatinya yang sedang bergejolak , Kemudian Ayana pun terdiam hanya ada keheningan di antara mereka hingga Damar mengantarkan Ayana kembali ke kantor suaminya Rania.
Kurang lebih Satu jam dari rumah sakit ke kantor tempat Ayana bekerja Akhirnya Damar memarkirkan mobil nya tepat di halaman gedung perkantoran milik Keluarga Hendry.
"Silahkan turun," Ucap Damar Datar menyuruh Ayana turun dari mobilnya.
"Oke terimakasih sayang, Kamu hati-hati dijalan nya yah." Balas Ayana Sambil berusaha mencium pipi tampan Seorang Damar Namun di tepis oleh tangan Damar.
"Maaf ya aku buru-buru." Ucap Damar sambil menjalankan mobilnya.
"Owh oke," Balas Ayana kikuk lantaran bibirnya hanya berhasil mencium telapak tangannya Damar.
"Ikhhh sial memang nya siapa sih dia beraninya menolak ciuman ku." Gerutu Ayana emosi saat Damar menolak di cium olehnya dengan dalih sedang terburu-buru.
Sementara Damar yang kini melenggang bebas mengemudikan mobilnya di jalanan ia mengelap bekas lipstik dari bibir merah Ayana yang membekas di telapak tangannya." Gila saja dia mau mencium ku, Dengan bibir bekas berciuman dengan lelaki lain. Dasar murahan !!!" Umpat Damar yang merasa jijik Terhadap Ayana.
kemudian Ia kembali melanjutkan perjalanan menuju kantor nya, Setelah datang ke kantornya Damar langsung bergegas menuju toilet ia segera mencuci tangannya yang tercium oleh bibir Ayana.
" Brengsek Dasar murahan." Umpat Damar di toilet pribadinya yang terdapat di dalam ruangan nya.
Sementara Ayana kini sedang berada bersama selingkuhan nya yaitu Hendry, di dalam Private room yang berada tepat di dalam Ruangan Hendry.
"Kamu lama banget sih di rumah sakitnya." Protes Hendry manja Terhadap Ayana kekasihnya.
"Iya Sayang Maafkan aku Yah, Soalnya kan harus konsultasi dulu ke dokternya." Balas Ayana mencium pipi Tampan Suami Rania itu.
Beberapa Saat Kemudian Ponsel nya berdering, Kemudian Hendry mengambil ponselnya yang berada di atas Nakas.
"Ya halo ada apa,,?" Tanya Hendry Terhadap si penelepon itu yang tak lain adalah dari Asisten nya.
"Sebentar lagi meeting di mulai pak, Dengan perusahaan farmasi yaitu Husada_Aisse_group." Balas Seseorang di seberang sana.
"Oke kalau begitu saya akan segera kesana, tolong sampaikan kepada mereka saya datang dalam 5 menit." Ucap Hendry sambil menutup ponselnya.
"Siapa sayang,,?" Tanya Ayana sambil memungut pakaian nya dan segera merapikan penampilan nya.
" Dari bagian Asisten Direktur sayang, Mereka menginfokan bahwa kita sebentar lagi akan ada meeting dengan perusahaan Dokter Fachri." Balas Hendry yang masih dalam keadaan bertelanjang.
Deg...
Seketika Ayana teringat lantaran perusahaan yang akan meeting dengan perusahaan Hendry adalah perusahaan dari Dokter Fachri tempat dimana Rania bekerja.
"Sial Akhirnya Rania bertemu juga dengan Hendry." Gumamnya dalam hati.
"Ada apa sayang, Kenapa tiba-tiba kamu terdiam." Ucap Hendry menyadarkan Ayana yang Terdiam.
Kemudian Ayana memberitahu Hendry bahwa perusahaan Husada_Aisee_group adalah tempat Rania bekerja.
"Apa kamu sudah tau kalau perusahaan Aisee itu adalah tempat dimana Rania bekerja," Ucap Ayana Namun Hendry menanggapinya dengan santai.
" Bagus dong artinya Rania akan sering bertemu kita tanpa rasa curiga sedikitpun, karena dia akan tahu keseharian kita dalam bekerja, Ingat jika ada Rania kita harus bersikap biasa saja. Oke sayang !!! " Balas Hendry sambil tersenyum dan memakai pakaian nya.
"Sial kenapa Hendry malah terlihat senang dia akan bertemu dengan Istrinya," Gerutu Ayana dalam Hatinya lantaran sikap Hendry tidak sesuai dengan Ekspektasi nya.
"Haaa iya sayang aku akan berusaha sebisa mungkin bersandiwara di depan Rania." Ucap Ayana tersenyum Hambar.
Kemudian mereka berdua segera bergegas menuju ruang meeting setelah menyiapkan beberapa Berkas kerjasama dengan perusahaan Fachri karena selain Pihak Hendry berdonasi ia juga adalah salah satu Investor untuk perusahaan farmasi milik Fachri.
Hendry menggapai pintu dan membuka Ruangan meeting dimana didalamnya sudah terlihat Fachri & Rania Yang sudah menunggu kedatangan nya sejak tadi.
kemudian Fachri dan Rania berdiri menyambut kedatangan Ceo dari Wijaya_group yang tak lain adalah Hendry suami dari Rania.
" Mas Hendry," Gumam Rania dalam hatinya, sambil memandang Suaminya , Namun ia harus tahu posisi nya sekarang. Rania berusaha se propesional mungkin dengan mengesampingkan urusan pribadinya.
"Selamat siang pak Hendry, Senang sekali Bertemu Anda." ucap Fachri sambil mengulurkan tangannya.
Namun dengan sombongnya Hendry menolak sikap Ramah tamah dari Fachri yang merupakan hanya pihak penerima bantuan nya.
Dengan malu Fachri menarik kembali tangannya yang terlanjur terulur.
"Oke langsung saja kita mulai Rapat nya, Ayana tolong siapkan berkas untuk Dokter Fachri." Ucap Hendry Dingin terhadap Ayana sekretaris nya, Dengan hebatnya sepasang penghianat itu bersandiwara di depan Rania Yang seorang istri.
"Baik pak." Balas Ayana sambil memberikan Berkas terhadap Fachri.
Kemudian Fachri mengambil nya dan menyerahkan terhadap Rania sekretaris nya." Rania tolong kamu pelajari beberapa Berkas nya, Baca dengan jeli dan jangan sampai ada yang terlewat " Perintah Fachri terhadap Rania.
"Baik pak, Saya akan segera mempelajari nya." Balas Rania dengan segera iya mempelajari Berkas dari pihak perusahaan Wijaya_group.
Mereka saling bertukar pikiran sehingga menemukan titik terang hal yang di anggap logis dan saling menguntungkan di dalam kerjasamanya kali ini, Kurang lebih tiga jam meeting itu berakhir.
Fachri dan Rania segera bergegas keluar dari Ruangan itu, Sementara Hendry dan Ayana masih membereskan Berkas-berkas perjanjian yang di berikan oleh pihak Dokter Fachri.
Saat Rania sedang mengobrol dengan bos nya tiba-tiba saja Hendry Menghampiri Rania yang tengah Asik mengobrol dengan bos nya, Hendry merasa cemburu terhadap Fachri yang begitu Terlihat akrab dengan istrinya itu. sementara Ayana cemburu karena Hendry cemburu terhadap Rania.
"Rania tunggu sayang !!!" Ucap Hendry memanggil nya , Seketika Rania menoleh dan betapa herannya Fachri ternyata Rania sekretaris nya merupakan istri dari Hendry sang Ceo Wijaya group.
"Mas," Ada apa mas Memanggil saya." Balas Rania mendekat ke Arah suaminya dan mencium tangannya.
"Astaga jadi kalian ini suami istri," Ucap Fachri Terkejut.
"Iya beliau suami saya pak," Balas Rania.
"Maafkan saya soal yang tadi ya pak Fachri, saya tidak bermaksud bersikap sombong kepada anda." Ucap Hendry.
"Santai saja pak tidak kenapa-kenapa, Sudah biasalah kalau dalam urusan bisnis." Timpal Fachri dengan senyuman Ramah.
"Setelah ini kalian akan langsung balik ke kantor apa ada meeting lain di luar, kalau tidak ada marilah kita makan siang bersama." Ajakan Hendry yang terdengar sedikit memaksa kepada Rabia & Fachri sehingga mereka tidak enak untuk menolak.
"Baiklah kalau begitu saya terima tawaran makan siang bersama anda pak." Balas Fachri.
"Sial... sungguh sial..." kenapa Hendry malah memilih makan siang bersama mereka ketimbang mengajak aku." Hukhhh kamu harus sabar Ayana tinggal selangkah lagi kamu mendapatkan apa tujuan kamu." Gerutu Ayana dari kejauhan memandang keberadaan Rania yang tertawa lepas bersama Hendry & Fachri.
Sementara Damar kini berada di Kantor nya ia Terduduk di kursi kebesaran nya di dalam Ruangan Ceo yang sangat megah, Perusahaan Keluarga Damar adalah perusahaan properti Terbesar pertama di Asia hingga Eropa perusahaan sangat terkenal sehingga Total ke kayaannya mencapai $1000.000.000 US Dollar !!! Jika Di Rupiahkan sekitar Total Rp 14.65 Trilliun. Namun kisah cinta nya tidak semegah kekayaan yang di dapatkan nya.
"Hukkkk," Damar menarik Nafas nya dalam-dalam Ia Memikirkan bagaimana caranya membongkar kedok Ayana di hadapan Kedua orang tuanya yang terlanjur menyetujui pernikahan nya dengan Ayana namun waktu Terus berjalan tanggal pernikahan mereka akan segera ditentukan.
Beberapa detik kemudian Ponselnya berdering menyadarkan nya dari lamunan, Damar menoleh ponselnya ia melihat yang menelponnya ternyata Ayana tunangannya.
"Calling Ayana" Kemudian Damar menerima panggilan itu.
"Hallo ya sayang ada apa,," Ucap Damar dengan malas lantaran harus berpura-pura tidak tahu soal perselingkuhan Kekasihnya.
"Kamu lagi dimana sayang,,? " Tanya Ayana yang selalu bersikap manis pada Damar demi menyembunyikan kebusukannya.
"Aku masih di kantor lagi banyak pekerjaan." Jawab Damar singkat sekilas meletakan ponselnya di meja.
"Halo sayang apa kamu masih disitu, Halo...halo...halo..." Ucap Ayana yang tidak di gubris oleh Damar.
"Tut...tut...tut..." Ponsel itu dimatikan oleh Damar.
"Sial." Kenapa ya akhir-akhir ini Damar selalu berlaku cuek padaku." Umpat Ayana dalam hatinya.
Kemudian Ayana pergi ke kantin ia begitu malas harus menyaksikan kebersamaan Hendry dengan Rania yang terlihat begitu bahagia.
"Rania lagi... Rania lagi...Wanita kampung ini sangat berbahaya bagi hubungan ku. Aku harus segera bertindak. Sebelum Henry berpaling lagi." Ucap Ayana menatap Kepada Hendry, Fachri & Rania yang sedang makan siang bersama.
"Uuuuh menyebalkan." Umpat Ayana sambil menendang Tong sampah di sampingnya sehingga membuat kakinya kesakitan.
"Brang.. gelombang." suara tong sampah yang terguling lantaran di tendang oleh Ayana.
"Awww Sakit." Pekik Ayana Merasakan sakit di bagian kakinya Sambil bersembunyi di balik tembok dekat tong sampah yang terguling.
Seketika Rania menoleh menatap ke Arah Tong sampah yang terguling ia juga melihat keberadaan Orang yang bersembunyi dibalik tembok, Namun ia tidak mencurigainya jika orang itu ternyata adalah Ayana.
"Siapa orang yang sedang bersembunyi disana." Gumam Rania Bangkit melangkah mendekati Ke arah orang yang berada di balik tembok itu , Namun Hendry berhasil menghentikan langkahnya.
"Kamu mau kemana sayang,,?" Tanya Hendry terhadap istrinya.
seketika langkah Rania terhenti." Tidak aku hanya ingin memastikan orang yang berada di balik tembok itu sayang." Balas Rania terhadap suaminya.
Kemudian Hendry menatap ke Arah tempat Ayana bersembunyi." sial itu kan Nana, Duhhhh jangan sampai Rania tahu kalau orang itu adalah Nana." Gumamnya dalam hati.
"Sa sayang, Biarkanlah mungkin itu hanya orang iseng. Cuek saja lah itu bukan urusan kita." Ucap Hendry Menghentikan Langkah Istrinya.
Kemudian Dokter Fachri mengajak Rania kembali ke Rumah sakit, untuk menyelesaikan pekerjaan nya yang tertunda.
"Baiklah Pak Henry Terimakasih Atas jaminannya, Sepertinya saya harus segera pergi dari sini. Soalnya kami masih banyak pekerjaan. Ayo Rania kita kembali ke kantor !!! " Ucap Fachri terhadap Hendry dan mengajak Rania.
"I iya pak." Balas Rania.
"Pak Fachri saya titip istri saya jaga dia." Ucap Hendry yang terlihat cemburu.
"Masss kamu Apa-apa an sih, Kaya sama siapa saja ." Balas Rania yang merasa kalau Hendry cemburu terhadap Fachri.
Kemudian Rania & Fachri pergi meninggalkan Kantor Hendry, mereka segera bergegas menuju Rumah sakit sekaligus kantor Aisee Husada. Setelah Fachri & Rania pergi Hendry segera menghampiri kekasihnya yaitu Ayana yang terlihat masih bersembunyi di balik tembok.
"Kamu sedang apa disini,,?" Tanya Hendry Datar pada Ayana. Sehingga Ayana merasa kaget.
"Astaga sayang kamu membuat aku kaget saja, Mana Rania apa dia sudah Pergi." Balas Ayana Mengitarkan pandangan mencari-cari Rania.
"Dia sudah pergi !!! Kamu kenapa Seperti ini sih, Tolong buang Rasa cemburu kamu." Ucap Hendry Dingin.
"Hahh kamu se enaknya saja tanya seperti itu, jelaslah aku cemburu. Wajarkan !!! " Balas Ayana cuek.
"Kamu harus mulai terbiasa dengan semua hal seperti ini Bagaimana pun Rania adalah istriku & kamu cuman pacarku lebih tepatnya kamu hanya wanita simpanan ku .Jadi harus tahu posisi kamu sebagai apa disini." Tegas Hendry sambil meninggalkan Ayana.
"What's kenapa aku disini yang menjadi terpojokkan bukankah seharusnya dia, Akhhhh semua ini karena Rania." Umpat Ayana kesal dengan Semua yang menyangkut Rania.
Dengan sangat marah Ayana pergi menyusul Hendry. " Aku tidak mau cuman jadi wanita simpanannya, Aku harus menuntut Yang semestinya menjadi milik aku. Tidak peduli meski harus menjadi Istri yang kedua." Gumam Ayana Yang di buat kesal oleh Hendry suami dari Rania.
Kurang lebih memakan waktu perjalanan satu jam dari kantor Hendry ke Rumah sakit tempat nya bekerja, Kini Rania dan Fachri telah sampai di Parkiran gedung rumah sakit tempat mereka bekerja dan disambut oleh Dokter Aisyah istri dari Dokte Fachri." Hai... Bagaimana dengan meeting kalian Apakah berhasil,,? " Ucap Aisyah menyapa dan bertanya pada keduanya.
"Berhasil dong sayang !!! Ini semua berkat sekretaris kita yang handal." Puji Fachri terhadap Rania.
"Benarkah," Tuh kan. Aku tidak akan pernah salah pilih dalam menilai seseorang. Aku sudah tau kalau Rania memang orang yang paling tepat mengisi jabatan itu." Balas Aisyah dengan sangat Antusias memuji Rania setelah mendengar kabar atas keberhasilan kerja sama dengan pihak Wijaya group.
"Hemmm Ibu Aisyah & pak Fachri terlalu berlebihan ahhh memuji saya nya. Itu semua juga berkat kehebatan pak Fachri dan kerja keras Ibu Aisyah kok." Balas Rania sambil menyunggingkan senyuman.
"Eittts Jangan pada bubar dulu !!! Seketika langkah Rania terhenti mendengar seruan dari Aisyah sekilas iya bertanya.
"Kenapa,,?" Tanya nya pada Aisyah sambil menoleh.
"Keberhasilan ini patut kita rayakan bersama, Iya kan sayang." Ucap Aisyah sambil meminta persetujuan suaminya.
"Okayy." Kamu mau perayaan yang seperti apa,,?" Tanya Fachri pada istrinya dengan nada suara yang begitu lembut.
"Tidak usah yang meriah-meriah sih. Cukup dengan karaoke keluarga saja, Kamu mau kan Rania,,? " Tanya Aisyah terhadap Rania.
"Kapan itu bu,,?" Ucap Rania balik bertanya.
"Nanti setelah jam pulang kantor ya, Kita berangkat bersama-sama saja !!! Kamu setuju kan mas." Ucap Aisyah yang begitu Antusias kemudian Di setujui oleh Fachri.
"Baiklah Istriku aku terserah kamu saja, Kamu atur saja yah. lebih baik kita selesaikan pekerjaan hari ini dulu !!! " Balas Fachri mengajak nya kembali bekerja. Kemudian Rania bergegas meninggalkan sepasang kekasih itu.
"Kalau begitu saya ijin pamit, Mau keruangan saya." Ucap Rania Melangkah kan kakinya.
"Ok kalau begitu kita kembali ke ruangan masing-masing !!! " Seru Aisyah yang begitu gembira.
Sementara Damar yang berada di kantornya ia sangat di sibukkan dengan beberapa bisnis barunya. Namum Dia terus terfokus dengan semua masalah pribadinya sehingga Membuat Ayahnya Marah lantaran Damar Hanya diam tidak menyimak selama jalannya Rapat bersama pemegang saham perusahaan nya.
Setelah Rapat itu selesai Ayahnya menegur putra semata wayangnya itu." Kamu kenapa,,? Papa perhatikan dari tadi tampak ada yang sedang kamu fikiran." Tanya Adhi terhadap putranya.
Sehingga Damar tersadarkan oleh pertanyaan Ayahnya, Ia Mengitarkan pandangan ke sekeliling bahwa meeting telah usai." Loh kemana orang-orang pah,,? Bukankah meeting nya belum selesai." Ucap Damar kaget.
"Kamu ini bagaimana sih, Mikirin apa kamu sebenarnya Nak." Balas Adhi.
"Maaf pah Damar lagi banyak fikiran, Maaf untuk semuanya." Ucap Damar Bangkit dan meningalkan Ruang meeting itu.
"Dasar anak muda jaman sekarang ditanya orang tua malah maen pergi begitu saja." Ucap Adhi sambil menggelengkan kepalanya, Lantaran bingung dengan sikap Aneh putranya.
Sementara Rima Sedang menyambangi pasar swalayan ia berbelanja untuk memenuhi kebutuhan bulanannya Namun. Dengan tidak sengaja ia berpapasan dengan Ayana calon menantunya yaitu tunangan anaknya.
Ayana saat itu terlihat sendiri sedang berada di toko perhiasan ia terlihat sedang memilih beberapa perhiasan & Rima menghampiri nya.
"Ayana Kamu kemana saja ,,?" Tanya Rima terhadap Ayana, Seketika Ayana menoleh lantaran suara Rima begitu sangat familiar di telinganya.
"Tante... Kebetulan sekali kita bertemu disini." Sahut Ayana sambil Cipika-cipiki pada calon mertuanya itu.
"Kamu sekarang jarang sekali mengunjungi Rumah tante. Ada apa,,? Apa kamu sedang ada masalah dengan Damar." Ucap Rima.
"Tidak tante kita baik-baik saja , Cuman Akhir-akhir ini kita sama-sama sibuk jadinya jarang ketemuan." Dusta Ayana pada Rima.
"Ooh gitu." Yasudah lah kalau begitu !!! Jadi lega tante mendengar nya. O Yah Ngomong-ngomong kamu mau beli perhiasan,,?" Tanya Rima terhadap calon menantunya yaitu Ayana.
"Tidak tante Ayana cuman lagi kepingin lihat-lihat saja." Balas Ayana singkat.
Sekilas Rima melihat Kalung berlian yang sangat cocok menurutnya jika di pakai oleh Ayana yang cantik jelita Namun hatinya busuk. Sayangnya Rima tidak mengetahui kebusukan dari calon menantunya itu.
"O yah coba saya lihat kalung Yang ini." Ucap Rima menunjuk pada salah satu kalung berlian yang berkilau indah.
Kemudian pemilik toko itu mengambil kalung yang terlihat elegant itu." Ini silahkan di lihat." Balas pemilik toko perhiasan.
"Coba kamu pakai sayang kamu sangat cantik jika memakai kalung ini." Ucap Rima menyuruh Ayana memakai kalung berlian yang dipilihkannya.
Kemudian Ayana Memakai kalung itu, Setelah memakainya Ayana berniat melepaskan kembali kalungnya Namun Rima melarangnya, Lantaran Rima sengaja ingin membeli kalung itu untuk di berikan pada calon menantunya itu.
"Gimana Tante." Ucap Ayana.
"Wah kamu semakin tambah cantik memakai kalung itu." sahut Rima.
"Terimakasih pujian nya, Tante bisa saja. Oke Ayana lepaskan lagi ya." Balas Ayana.
"Tidak sayang jangan di lepaskan. Wong tante niatnya membeli kalung ini untuk kamu kok." Ucap Rima.
Sementara Mata Ayana membulat sempurna ia begitu bahagia mendapatkan kalung Termahal yang tengah viral itu secara cuma-cuma dari sang calon mertua." Berapa totalnya Pak,,?" Tanya Rima pada pemilik toko dengan menyerahkan Kartu Debit yang limitnya tidak terhingga itu.
"Semua Total harga satu kalung berlian Prancis ini Rp.30Milliar." Ucap Pemilik Toko itu.
Mata Ayana kembali membulat sempurna lantaran kaget dengan Harga dari kalung yang tampak kecil itu namun harganya selangit.
"Makasih tante. Ayana sayang banget sama tante." Ucap Ayana Begitu antusias dan memeluk Rima.
"Biasa saja sayang itu sudah kewajiban tante memanjakan calon mantu idaman sepeti kamu." Puji Rima terhadap Ayana.
Kemudian Ayana berkhayal halu jika sudah menikah dengan Damar & menjadi istri dari Hendry Dua Billioner terkaya di Asia.
"Duhhhh mimpi apa gw semalam kok gw jadi wanita yang paling beruntung yah," Kalau seperti ini Bisa nih Tidur Di Eropa Mandi di Amerika dan menghabiskan uang di Korea Hahaha." Gumam Ayana dalam hati Sambil berhalu Ria.
"Ayana" Ucap Rima menyadarkannya.
"Iya Tante," Sahut Ayana tersadar dari khayalan nya.
"Ayo kalau begitu kita pulang." Ajak Rima pada calon menantunya.
Kemudian Rima dan Ayana menuju parkiran dan masuk ke mobilnya masing-masing Menuju perjalanan Pulang.
**Next part...
Halo Readers duhhhh pegel juga nih tangan bikin Naskah 4500kata.
jangan lupa dukungannya yah.
Vote, like dan share**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
👑ꪖꪶ 'ᠻꪖɀɀꪖ
keren
2021-05-19
0
Rozh
🌹🌹
2021-05-01
0
Rozh
🌹
2021-05-01
0