Dengan Sangat patah hati Rania keluar dari Rumahnya, Sambil menarik koper berisikan Pakaiannya, Sementara Sang sopir Taksi telah menunggu nya. Terlihat beberapa Asistennya berjejer menatap penuh welas Asih pada Sang Nyonya nya.
Buliran Air mata tak henti-hentinya mengaliri pipi cantik nya, Sesekali ia menyeka air matanya sehingga sampai lah ia menaiki Taksi.
"Tolong Naikan Koper saya pak." Perintah Rania pada Sopir Taksi, Dengan segera Pak sopir mengambil koper dari tangan Rania dan memasukkan ke bagasinya.
Kemudian Rania terduduk di kursi belakang, Sang sopir pun berlari kecil ke Arah Kemudi.
Sesekali Sang sopir menatap Rania Yang tak berhenti menangis, sambil menyeka Air mata nya. "Kita Akan kemana Nona,,?" Tanya pak sopir disela Menyetir.
"Jalan saja dulu pak, Nanti saya kasih tahu akan kemana nya saya." Ucap Rania sambil mengepal gulungan Tissue.
"Siap Nona." Timpal Pak sopir.
Rania menoleh dan menoleh lagi, Saat keluar dari Gerbang utama perumahan megah itu." Hiksss...hiksss...hiksss" Kemana aku harus Pergi, Aku tidak mungkin meminta bantuan Dokter Aisyah lagi, Aku sudah terlalu banyak merepotkan mereka. " Gumam Rania.
Kemudian Sopir taksi itu Bertanya lagi terhadap Rania,.
"Sebenarnya Nona ini mau kemana,,? Saya takut salah kalau main jalan saja nona." Ucap Pak sopir Terhadap Rania.
Terbesit dalam fikirannya mengingat kan , Akan kampung halamannya." Kita Ke stasiun Kota saja pak,." Balas Rania singkat.
Kemudian sopir taksi itupun kembali memutar Arah Mobilnya dan bergegas menuju Stasiun kota Jakarta.
Sementara Damar Baru saja pulang ke rumahnya dan segera bergegas, Menuju kamarnya Untuk Mengganti Pakaian nya, Setelah itu ia kembali menuju meja makan untuk Sarapan bersama kedua orangtuanya.
"Pagi mam, Pagi pap." Ucap Damar sambil menarik kursi dan meletakan pantatnya.
Sementara Pembantunya menuangkan Segelas susu putih ke gelas Tuan nya yaitu Damar." Cukup mbok, Makasih yah." Ucap Damar Tersenyum.
Kemudian Rima Bertanya Pada putranya itu, Sementara Adhi hanya menyimak obrolan Istri dan Anak nya itu sambil meminum teh hangat.
"Damar..., Mama Mau tanya sama kamu, Terkait berita yang semalam. Apakah benar Nana mengkhianati kamu, Atau itu hanya gosip murahan." ucap Rima Sambil menatap putranya.
"Yang mama lihat di berita itu benar adanya Seperti itu ma, Itu bukan gosip ataupun settingan." Balas Damar sambil menyuap Roti.
"Mama gak percaya." Itu semua pasti bohongkan. Gak mungkin Nana Seperti itu dia gadis baik-baik, Dia kan Artis besar. Manamungkin melakukan hal sekeji itu." Iya kan pa,," Ucap Rima yang bersikukuh menampik, Kebohongan Ayana.
"Ma...,Sekali...,Aja. Mama ikuti kata hati mama, dan Cari tahu seperti apa Nana diluaran sana." Sudah yah Damar gak mau bahas ini, Bagi Damar Nana itu bukan siapa-siapa nya Damar lagi." Balas Damar Terhadap ibunya.
"Damar...,Kamu harus tetap menikah dengan Nana, Mau taro dimana muka mamah nanti, Kalau di tanya kamu enggak jadi nikah. Dia itu Artis besar loh sayang." Seru Rima Yang tetap bersikukuh ingin menikahkan putranya itu dengan Ayana, calon menantu idamannya.
"Damar sama sekali enggak mengerti jalan fikiran mamah, Apa mama rela Putra mamah ini terus di bohongi oleh perempuan macam dia. Bisa saja ketika sudah menikah nanti Nana selingkuh lagi." Apa mama Rela..!!!" Balas Damar bersitegang dengan mama nya.
"Cukup..., pokoknya kamu harus menikah dengan Ayana. Keputusan mamah tidak untuk kamu bantah." Bentak Rima terhadap putranya.
Kemudian Adhi mulai ikut menimrung, Meluruskan pendapat Damar putranya.
"Mah..., Kata Anak kita bener loh. Gak ada salahnya kita batalkan saja pernikahan mereka, Lagian tidak akan ada untungnya juga punya menantu Artis. Masih banyak wanita yang baik mau sama anak kita ma." Sahut Adhi membela Putranya.
"Papa ...,ini." Bukan nya belain mamah, Malah ngedukung keputusan nya Damar, Gimana si papah." Kalian ini Sama saja, Anak sama bapak gak jauh beda." Timpal Rima ngambek pada Suami dan putranya, Seraya berjalan meninggalkan meja makan dengan Amat marah.
Kemudian Damar bangkit dari tempat duduknya, Ia sangat marah pada sikap ibunya yang hanya ingin menang sendiri.
"Mar...,Menurut papa keputusan kamu sudah tepat. Tinggalkan saja wanita itu, Dia tidak baik buat kamu. lebih baik kamu cari wanita yang lebih baik dari dia. Meskipun tidak kaya Asalkan tulus mencintai kamu, Sudah saran papa hanya itu Nak." Ucap Adhi memberikan dukungannya pada Putranya.
"Terimakasih Ya pah, Cuma papah yang bisa mengerti Damar, dan selalu mensupport Damar." Balas Damar sambil memeluk Ayahnya yaitu Adhinugro.
Setelah itu Damar bergegas pergi dari Rumah menuju Kantor nya. di dalam perjalanan Tidak henti-hentinya Damar memikirkan sikap Ibunya Yang terus bersikukuh ingin menikahkan nya dengan Ayana.
Damar melajukan Kendaraannya dengan sangat Kencang, Ia tak menyadari bahwa di depan Lampu lalu lintas telah menyala Merah, Menandakan ia harus berhenti. Namun ia tak sadar lantaran ia terus berfikir mencari cara Agar membatalkan niat ibunya yang tetap bersikukuh.
"Tittt...,Titttt...,Titttt." Bunyi mobil dari Arah lain, untuk memperingatkan nya, Namun Damar tetap saja tak menyadarinya. Detik demi detik Laju Mobil Ferrari Berwarna merah yang di Kendarai nya itu. Dengan cepat melaju menerobos lampu merah,."
"Plakkkk...Plakkkk... plakkkk..." Brush....Prayyy" Bunyi Mobil yang dikendarai oleh Damar menabrak Kendaraan Yang lainnya.
"Akhhhh." Pekik Damar merasakan Sakitnya.
Mobilnya terjungkal beberapa kali, Ia masih tersadar berusaha keluar dari dalam mobilnya.
"Akhhhhh..., Tolllooong." Ucap Damar sambil melambaikan tangannya. Darahnya mengucur hebat dari bagian kepalanya.
Namun dari Arah lain lagi terlihat Trukk Tronton melaju dengan sopir Yang mengantuk. Para Warga di sekitaran yang menyaksikan berteriak, Meminta Damar segera keluar dari dalam mobil.
"Mas Cepat keluar mas," Teriak para warga.
Mobil tronton itu terus melaju " Brukkkk" Prakkk...prakkk... prakkk." Boooom" Tronton menabrak mobil Ferarri milik Damar Dan meledak.
Beruntung Damar berhasil keluar dari mobilnya, Meski dengan susah payah dia berusaha. "Akhhhh " Pekik Damar merasakan Sakitnya.
Sementara Korban kecelakaan Lain juga meraung kesakitan,."heuhhhh...,hiks...hiks..hiks" Para korban itu menangis merasakan Kesakitan nya.
Bersyukur Rania yang berada di dalam Taksi tidak ikut dalam kecelakaan itu.
"Waduh Non, Macet parah ini." Ucap Pak sopir Terhadap Rania.
"Ada apa Ya pak, Kok bisa macet parah begini..!!!" Timpal Rania yang sudah tak menangis lagi.
kemudian Rania turun dari taksinya berusaha memastikan, Penyebab kemacetan itu. Rania bertanya pada Warga di sekitaran jalan itu.
"Pak Numpang tanya, Ada apa yah di depan kok macetnya sampe parah begini,,?" Ucap Rania Bertanya pada warga setempat.
"Anu Non, di sana ada kecelakaan." Kasihan belum ada tim medis yang datang." Sahut warga itu sambil menunjuk ke lokasi kecelakaan.
Kemudian Hati Rania tersentuh untuk menolong para korban yang belum sempat di tangani oleh tim medis itu. Rania berjalan kaki menyusuri Jalanan yang sangat macet itu. setelah Sampai disana dia sangat kaget lantaran salah satu korbannya Adalah Damar Sang Ceo Sombong.
•
•
•
Next part...
Halo Readers...
Gimana Nih dengan ceritanya...
Kasih pendapat kalian yah...
Jangan lupa Kasih aku bunga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
👑ꪖꪶ 'ᠻꪖɀɀꪖ
👍🏻
2021-05-19
0
Aiupurie Judith
seru ceritanya..
2021-05-11
0
Pink Panther
saran aja hehe, penggunaan huruf kapital dan tanda bacanya belum tepat. Semangat kak!😀👍
2021-04-05
0