Bab 13

Audrey menatap nanar hasil USG kehamilan ditangannya. Jemarinya gemetar memegang selembar kertas dengan gambar rahim yang berisi embrio. Usia kehamilannya memasuki minggu ke 5. Perbuatan Lucas malam itu benar-benar meninggalkan benih di rahim Audrey hingga kini berkembang dan akan menjadi janin.

"Aku terlalu percaya diri sampai tidak berfikir meminum pil pencegah kehamilan pagi itu." Gumam Audrey putus asa. Pikirannya mendadak buntu. Hamil di usia muda, tanpa pasangan, membuatnya frustasi menerima kenyataan. Parahnya lagi, terjadi karna pemaksaan.

"Daddy pasti kecewa padaku." Suara Audrey tercekat. Dia tidak memikirkan perasaannya sendiri ketika dokter mengatakan dia tengah hamil. Yang ada dipikirkan Audrey saat itu adalah perasaan Jason. Kehamilan ini akan membuat Ayahnya kecewa dan sedih.

Audrey menyeka air matanya yang menetes tanpa bisa dia cegah. Perasaannya semakin kalut. Dia tidak sanggup memberitahu tentang kehamilannya pada Jason.

"Daddy baru saja pulih, kabar kehamilan ku hanya akan membahayakan kesehatannya. Apakah aku harus,,," Audrey menghentikan ucapannya, dia bahkan tidak sanggup untuk mengucapkan kata selanjutnya karna berfikir itu adalah tindakan yang kejam.

Ya, sempat terbesit di benak Audrey untuk menggugurkan kandungannya agar tidak menimbulkan masalah untuk Ayahnya. Namun Audrey masih memiliki hati. Dia tidak tega menghilangkan nyawa calon anaknya.

Hari sudah mulai gelap dan Audrey baru sampai dirumah. Entah berapa lama dia duduk melamun di taman, seorang diri, dalam keadaan kalut dan perasaan yang bercampur aduk.

"Kamu datang sendiri? Di mana suami atau keluarga mu?"

Pertanyaan itu dilontarkan oleh dokter yang memeriksa Audrey, tepatnya setelah mengetahui ada kehidupan yang mulai tumbuh di rahim gadis 23 tahun itu.

Saat itu Audrey hanya tertunduk, dengan mata berkaca-kaca dan wajah sendu. Dokter itu seolah tau bahwa Audrey sedang berada di situasi yang sulit.

"Pikirkan baik-baik jika kamu ingin mengambil keputusan, pastikan keputusan kamu ambil tidak membuatmu menyesal seumur hidup."

Ucapan dokter itu terus berputar-putar di kepala Audrey selama perjalanan menuju rumah. Hal itu sedikit membuka pikiran Audrey untuk tidak bertindak gegabah yang berakibat penyesalan.

"Hai,, kenapa kau bisa tumbuh dirahimku? Aku bahkan tidak yakin bisa menjadi Ibu yang baik untukmu." Ucap Audrey seraya mengusap perutnya. Untuk pertama kalinya Audrey memberanikan diri menyapa calon anaknya. Meski hati belum sepenuhnya menerima kenyataan, namun Audrey tau bahwa anak itu tidak pantas mendapat kebencian dari siapapun.

"Aku khawatir kamu akan kecewa padaku ketika kamu sudah bisa memahami apa yang terjadi. Aku mengkhawatirkan segalanya. Hamil sendiri di usia muda tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Ini cukup sulit dan membingungkan." Audrey menghela nafas berat sebelum masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri.

...*****...

"Kau baik-baik saja kan? Seharian ini kenapa tidak memberiku kabar?" Cecar Elie diseberang sana melalui sambungan telfon.

Audrey memejamkan mata rapat-rapat. "Elie,, aku hamil." Suara Audrey bergetar.

"Apa?!! Kau bilang apa tadi? Jangan bercanda Audrey, itu tidak lucu!" Pekik Elie terkejut.

Audrey tertawa miris. "Rasanya aku ingin menyalahkan mulutmu karna sudah bicara sembarangan beberapa minggu lalu. Kamu membayangkan aku mengandung anak Lucas, sekarang ucapanmu menjadi kenyataan!" Maki Audrey kesal.

"Oh my God, Audrey. Tolong maafkan aku, sungguh aku menyesal bicara sembarangan. Tolong jangan mengambil tindakan ekstrim, aku janji tidak akan membiarkan mu menghadapi masalah ini sendirian. Tolong jangan pernah berfikir mengakhiri hidup." Elie benar-benar memohon pada Audrey, suaranya terdengar bergetar. Perasaan Elie pasti tidak tenang, apalagi dia jauh dari Audrey dan Audrey tinggal sendirian. Tidak akan ada yang bisa mencegah atau menolong jika Audrey berusaha mengakhiri hidupnya.

"Sayangnya aku masih waras, Elie. Aku hanya khawatir pada Daddy, dia pasti sedih mendengar kabar ini." Lirih Audrey sendu.

"Kita bicarakan itu nanti saat aku datang. Sekarang tenangkan dulu pikiranmu. Lagipula Paman Jason bukan Ayah yang kejam, dia tidak akan membiarkan putrinya menghadapi masalah sendirian."

Audrey mengangguk setuju. Dia juga yakin Ayahnya tidak mungkin meninggalkannya dalam keadaan terpuruk seperti ini.

"Aku kesulitan tidur akhir-akhir ini. Perutku mual setiap malam dan pagi hari." Tutur Audrey. Dia tidak punya tempat untuk berkeluh kesah selain pada Elie.

Elie semakin sedih mendengar keadaan Audrey. Situasi seperti itu pasti tidak mudah untuk dijalani seorang diri.

"Pasti berat untukmu. Aku harap kamu tetap kuat menjalaninya. Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah ini? Kamu tidak berencana mengandung dan membesarkan anak itu sendirian kan?" Tanya Elie memastikan.

Audrey terkekeh. "Baru 3 menit yang lalu kau bilang tidak akan membiarkan ku menghadapi masalah ini sendirian. Tentu saja kau dan Daddy ku harus ikut membesarkan anakku."

"Ck! Kau tau bukan itu maksudku!" Gerutu Elie. Audrey malah bercanda dalam situasi sulit seperti ini.

Audrey membuang nafas berat. "Kau tau kan bagaimana pria itu membuatku trauma? Di masa depan, tidak akan pernah ada nama Lucas dalam hidup kami. Dia hanya anakku, Elie. Hanya aku orang tuanya." Tegasnya meyakinkan diri sendiri.

Audrey tau bahwa Lucas bukan orang sembarangan, berurusan dengan Lucas sama saja mempersulit hidup. Audrey tidak bisa membayangkan jika dia dan Lucas membesarkan anak bersama meski tanpa ikatan pernikahan. Lucas sangat dominan, dia memiliki kuasa dan pengaruh yang besar. Audrey khawatir dia diperlakukan buruk oleh Lucas.

"Baiklah, aku akan mendukung apapun keputusan mu. Aku baru bisa berkunjung 4 hari, tolong jaga kesehatan mu. Pastikan kamu makan dengan baik dan teratur, dan jangan terlalu keras berfikir." Tutur Elie menasehati.

Audrey mengangguk paham.

"Aku mengerti. Terimakasih Elie, maaf selalu merepotkan dan menyeret mu ke dalam masalahku." Sesal Audrey. Dia sudah terlalu sering merepotkan Elie. Mulai dari meminta Elie menjemputnya di hotel, sampai memberinya tumpangan di rumah ini. Elie juga membantu mengurus pembuatan rekening baru untuk memindahkan uang kompensasi dari Lucas. Sekarang Elie mendengar masalah baru dan lagi-lagi akan dilibatkan.

"Itulah gunanya sahabat, jangan merasa sungkan. Dulu kau yang sering membantuku, anggap saja aku sedang berterimakasih dengan berbalik membantumu. Segera hubungi aku jika terjadi sesuatu."

"Ya, aku sangat berterimakasih memiliki sahabat seperti mu. Akan aku tutup telfonnya."

Audrey meletakkan ponsel diatas nakas setelah mengakhiri telfon dengan Elie. Dia segera meraba perutnya lantaran mulai merasakan mual. 1 jam yang lalu Audrey baru saja makan malam dan sekarang perutnya seperti diaduk-aduk.

"Bisakah tidak muntah malam ini? Kamu baru makan setelah seharian aku membuatmu kelaparan. Maaf karna sempat mengabaikan mu dengan tidak makan apapun sejak pagi." Lirih Audrey tanpa berhenti mengusap perutnya.

Audrey beranjak ke dapur untuk meminum air hangat. Setidaknya bisa mengurangi rasa mual. Tapi anehnya, rasa mualnya langsung hilang sebelum Audrey sampai di dapur.

Dengan mata berbinar, Audrey kembali mengusap dan mengajak bicara calon anaknya lagi. "Apa kau mendengar ku? Jika iya, kamu pasti akan tumbuh menjadi anak yang baik dan penurut. Tetap sehat didalam sini ya." Senyum di wajah Audrey merekah. Audrey bernafas lega karna malam ini bebas dari mual dan muntah.

Terpopuler

Comments

Dien Elvina

Dien Elvina

tenang Audrey, selain Ellie dan papa Jason ada bibi Russel yg akan mendukung kehamilan mu ..pasti si Lucas di tekan mama nya ikut bertanggungjawab dgn kehamilan mu 🤭

2025-03-28

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kalo Russel tahu ternyata sekarang si Audrey sedang hamil calon cucunya, gimana nanti tanggapannya kalo putranya sudah melecehkan Audrey dibawah pengaruh obat,,,

2025-03-28

0

Susma Wati

Susma Wati

bikin luçs sengsara dengan rasa mual dan ngidam, biar dia tahu pengorbanan audrey, karena kejadian ini biar lucas di bikin bucin ke audrey

2025-03-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!