Bab 11

Audrey sedang bersiap tidur dikamarnya ketika mendengar suara ketukan pintu berkali-kali dari luar rumahnya. Dia sangat ketakutan dengan sikap Lucas satu jam lalu. Lucas membuatnya merasa terancam dan terintimidasi hingga ketakutan. Siapapun pasti akan merasakan apa yang Audrey rasakan jika dalam posisi itu. Lucas sangat dominan, hanya dengan menatapnya saja sudah membuat Audrey merasa sangat kecil dan tidak berdaya. Aura Lucas cukup kuat untuk bisa menghancurkan seseorang hingga tidak tersisa lagi. Sangat menyeramkan, itu kesan yang Audrey rasakan ketika pertama kali melihat Lucas di ballroom hotel.

"Itu tidak mungkin Elie, apalagi Bibi Russel." Lirih Audrey cemas. Perasaannya menjadi tidak tenang. Audrey memilih menelfon Elie, setidaknya dia punya seseorang untuk diajak bicara dalam keadaan menegangkan seperti ini. Tak butuh waktu lama, panggilan telfonnya terhubung dengan Elie.

"Ya Audrey? Apa ada masalah lagi?" Cecar Elie. Dalam waktu 1 jam, Audrey menelepon sampai 2 kali. Elie tau jika sahabatnya dalam situasi menakutkan lantaran berurusan dengan Lucas.

"El, seseorang ada di luar dan mengetuk pintu berulang kali. Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat takut." Suara Audrey gemetar saking takutnya. Audrey membayangkan Lucas datang kembali dan mengulangi kejahatannya sampai meninggalkan trauma baru yang mungkin bisa menjadi trauma terberat bagi Audrey seumur hidupnya.

Elie ikut panik dan takut mendengarnya. Audrey sendirian dirumah itu, tidak ada seorangpun yang bisa Elie mintai tolong untuk melindungi Audrey detik ini juga.

"Kamu dalam situasi sulit dan aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantumu. Audrey, maafkan aku. Sungguh aku tidak pernah berfikir membawa kamu dalam bahaya dengan membawamu ke rumah itu." Elie hampir menangis mengkhawatirkan keadaan Audrey tanpa seorangpun di sampingnya.

"Tidak Elie, jangan meminta maaf seperti itu, ini bukan salahmu. Tunggu sebentar, Lucas baru saja mengirim pesan padaku."

"Cepat baca, aku ingin mendengarnya. Kemungkinan orang yang mengetuk pintu adalah Lucas, dia pasti menyuruhmu agar membukakan pintu untuknya." Tebak Elie.

Audrey mengedikkan bahu, dia tidak begitu yakin pada tebakan Elie. Sayangnya apa yang Elie katakan hampir benar. Intinya orang diluar sana masih ada kaitannya dengan Lucas. Lucas menyuruh Audrey membukakan pintu dan mendesaknya memberikan informasi selengkap mungkin ketika di tanya,

"Elie, aku harus menutup telfonnya. Nanti jika anak buah Lucas sudah pergi, aku akan menelfon mu lagi. Tolong jangan tidur dulu, aku tidak tau harus bercerita pada siapa lagi selain kamu."

"Baiklah. Kamu harus hati-hati dan segera hubungi aku jika terjadi sesuatu."

"Ya, aku mengerti."

Audrey mengakhiri telfon dan beranjak dari kamar tanpa meninggalkan ponselnya.

Dengan wajah kesal, Audrey menatap 2 orang yang berdiri dibalik pintu ketika dia membuka pintu rumah.

"Tuan kalian sangat tidak masuk akal. Apakah tidak ada hari esok untuk menginterogasi seseorang?! Sekarang sudah sangat malam dan aku ingin tidur!" Geram Audrey kesal.

"Sayangnya Tuan Lucas tidak memberi waktu sampai besok pagi. Nona, tolong kerja samanya. Kami hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan. Jika Nona bisa bekerja sama, kami akan semakin cepat meninggalkan rumah ini." Ujar salah satu dari mereka yang tak lain adalah Joshep.

Audrey memutar malas bola matanya. Dia tidak ada takut-takutnya dengan dua pria bertubuh tinggi dan besar itu sekalipun secara fisik tubuh mereka hampir mirip dengan Lucas. Aura seseorang memang paling berpengaruh. Dan itu yang membuat Audrey merinding jika melihat Lucas.

"Pria itu memang ada gila-gilanya! Tidak punya hati, tidak punya sopan santun dan berbuat seenaknya! Dia pikir aku bukan manusia yang bisa seenaknya diganggu seperti ini?! Menyebalkan!" Audrey menggerutu meluapkan kekesalannya pada Lucas di depan Jose dan Joshep. Anggap saja 2 orang itu adalah perwakilan dari Lucas dan Audrey berharap salah satu dari mereka menyampaikan ucapannya pada Lucas.

Jose dan Joshep saling pandang. Mereka heran melihat Audrey begitu membenci Lucas sampai berani mengumpatnya. Seumur-umur baru kali ini mereka melihat ada wanita yang tidak menyukai Lucas. Diluar sana, meski Lucas terkenal dingin dan kejam, para wanita tetap menjadikan Lucas sebagai pria impiannya. Tidak peduli sedingin dan sekejam apa sosok Lucas. Bagi mereka ketampanan, kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki oleh Lucas mampu menutupi kekurangannya.

"Apa?! Kalian ingin mengadu padanya? Adukan saja! Dia memang pria tidak punya hati!"

Dua pria itu kompak menggeleng. Mengadu pada Lucas sama saja mereka memprovokasi Lucas untuk melenyapkan nyawa seseorang. Apalagi seorang wanita seperti Audrey yang terlihat wanita baik-baik. Buktinya Nyonya Russel diselamatkan dan diberi tumpangan selama berhari-hari.

"Nona, kami hanya ingin tau dimana Anda menemukan Nyonya Russel? Bagaimana keadaan Nyonya saat itu dan situasi disekitar Nyonya Russel ditemukan? Katanya hutan itu sangat sepi saat Anda datang menyelamatkan Nyonya Russel. Nona, tolong jelaskan situasinya pada kami." Cecar Jose yang hampir tanpa jeda.

Audrey melotot kesal. "Apa bicaramu bisa lebih cepat lagi?!" Tanyanya menyindir. "Aku bahkan sudah lupa pertanyaan pertama!"

"Puuftt,,," Joshep hampir menyemburkan tawa jika saja tidak menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kamu menertawakanku?!!" Geram Audrey jengkel.

"Tidak Nona, saya menertawakan Jose. Terimakasih sudah memarahinya, dia sudah lama tidak dimarahi wanita."

Jose melirik tajam dan melayangkan tinjuan di lengan Joshep. "Jalankan tugas dengan benar!" Tegurnya.

Audrey menghela nafas melihat kedua pria itu. Jika dilihat-lihat, dua pria itu seperti pria pada umumnya, tapi tekanan dari Lucas membuat keduanya terlihat kaku.

"Ulangi pertanyaannya dan tanyakan satu-satu sampai aku selesai menjawab!" Titah Audrey. Pada akhirnya dia tidak tega dan mau meladeni semua pertanyaan dari mereka.

"Terimakasih atas kerjasamanya Nona. Maaf sudah mengganggu waktu istirahat Anda. Kami permisi." Pamit Jose setelah mengantongi informasi dari Audrey.

"Tunggu, apa kalian yakin akan pergi ke hutan sekarang? Ini sudah sangat malam, tunggulah sampai besok pagi." Audrey tidak sejahat itu sampai acuh pada keselamatan orang lain meski tidak mengenal mereka secara pribadi.

"Tuan Lucas tidak memberi kelonggaran waktu. Kami juga sudah terbiasa menjelajahi hutan." Jawab Joshep.

"Baiklah, terserah kalian saja." Kata Audrey sembari mengibaskan tangannya dan masuk ke dalam rumah.

Jose dan Joshep menatap pintu yang baru saja

saja ditutup dan terdengar dikunci oleh Audrey.

"Gadis itu sangat unik. Menurutku dia cocok jika dipasangkan dengan Tuan Lucas." Ujar Joshep spontan.

"Jangan bicara sembarangan, kepalamu akan jadi taruhannya jika Tuan Lucas sampai tau kau bicara omong kosong seperti itu!" Tegur Jose mengingatkan.

Joshep segera memukul pelan mulutnya sendiri karna sudah bicara lancang.

"Apa yang lain sudah sampai?" Tanya Joshep. Jose tidak menjawab, tapi dia langsung mengeluarkan ponsel dan menghubungi orang yang ditugaskan untuk ikut kehutan dengannya.

"Tunggu disana, kami akan sampai dalam 5 menit!" Tegas Jose kemudian memutuskan sambungan telfonnya.

Terpopuler

Comments

Dien Elvina

Dien Elvina

Audrey berani banget gak ada takut² nya nyumpahi Lucas di depan para bodyguard nya ..tapi pas ketemu Lucas langsung cader🤣

2025-03-26

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kita lihat aja sampai sejauh mana bos kalian ga menganggap si Audrey yang sudah mennolong ibunya dengan tulus

2025-03-26

0

As Lamiah

As Lamiah

hadeh Lucas bener bener kejam g pandang bulu belum aja ngerasa kurang kalok lagi menjamah wanita hemmm

2025-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!