Teresa memantau kerja anak tirinya di dekat lift ballroom. Satu-satunya akses yang akan dilewati oleh Lucas jika pria itu akan pergi ke kamar hotelnya. Informasi yang Teresa dapatkan, Lucas dan keluarganya menginap di hotel ini selama 3 hari. Nomor kamar hotel milik Lucas bahkan sudah Teresa dapatkan. Lucas memesan kamar type president suite.
Jika dia melihat Lucas memasuki lift ini, Teresa hanya perlu menghubungi Audrey agar mengikuti Lucas ke kamarnya.
Rencana ini dibuat sematang mungkin oleh Teresa. Dia dan Audrey bisa lolos ke ballroom ini berkat bantuan seseorang. Tentu tidak didapatkan dengan cuma-cuma. Sebab Teresa harus melayani mantan bosnya demi mendapatkan kartu undangan. Tapi bagi Teresa, itu bukan sesuatu yang merugikan. Kelak ketika Audrey berhasil mendapatkan Lucas, dia akan ikut menjadi kaya bersama anak tirinya. Kekayaan Lucas tidak terhitung jumlahnya. Teresa sangat yakin Audrey bisa menaklukkan Lucas dan mendapatkan apa yang dia inginkan.
3 jam berlalu, Teresa tidak berhenti memantau situasi. Hingga detik ini, dia belum melihat sosok Lucas. Bahkan Audrey pun tidak tampak batang hidungnya. Teresa sudah mengepalkan tangan berkali-kali. Dia bersumpah akan menyik-sa Audrey lebih sadis dari biasanya jika gadis itu gagal tidur dengan Lucas.
"Anak sial*an!! Awas saja kalau melarikan diri diriku!" Teresa mengumpat pelan. Dia sudah memberikan tubuhnya pada mantan bosnya demi mendapatkan akses masuk ke hotel ini, jika Audrey mengacaukannya, Teresa akan memastikan Audrey menyesal seumur hidup.
Mata Teresa membulat sempurna melihat targetnya berjalan mendekat dengan seorang pria yang mengekorinya di belakang.
"Tuan!!" Lucas hampir tersandung dan pria di belakangnya berhasil menahan tubuh Lucas. "Anda yakin tidak perlu saya antar ke kamar?" Pria itu begitu mengkhawatirkan keadaan Lucas.
Lucas mengibaskan tangannya. "Kamu menganggap ku lemah?!. Pergilah!!" Usirnya tegas.
Pria itu membungkuk sopan. "Baik Tuan." Dia berlalu untuk kembali ke mejanya dan melanjutkan pesta. Dia memang mengkhawatirkan kondisi Lucas, tapi lebih khawatir lagi jika Lucas marah dan memecatnya karna membantah.
"Ternyata gadis bod*h itu bisa diandalkan." Gumam Teresa pelan. "Tapi dimana si bod*h itu?" Teresa sudah mengedarkan pandangannya disekitar Lucas, tapi tidak melihat Audrey di sana.
Langkah Lucas semakin dekat, Teresa dibuat geram dengan kecerobohan Audrey yang seharusnya mengikuti Lucas. Pria itu terlihat setengah mabuk dan efek obat perangsang sepertinya mulai bekerja.
Teresa merogoh ponsel, dia menghubungi Audrey setelah Lucas masuk ke dalam lift.
"Kau dimana bod*h?! Cepat susul Lucas ke kamarnya. Aku sudah mengirim nomor kamarnya. Jika kau gagal, Daddy mu akan tamat!!"
Teresa menyeringai dan menatap ponsel di tangannya setelah menghubungi Audrey. Kejayaan sudah di depan mata. Setidaknya jika Audrey tidak mengandung anak Lucas, mereka bisa menuntut kompensasi karna Teresa tau bahwa Audrey masih perawan. Teresa berfikir bisa memeras Lucas berapapun yang dia inginkan. Sayangnya Teresa tidak mengetahui fakta bahwa selain kaya raya, Lucas juga pria paling kejam di Kanada. Tidak ada seorangpun yang bisa bermain-main dengan Lucas.
...*****...
Audrey meninggalkan ballroom setelah diberi peringatan oleh Lucas. Dia tau sudah kehilangan kesempatan menjebak Lucas dan memilih pasrah pada nasibnya di tangan Ibu tirinya, daripada tetap menantang bahaya. Itu sebabnya Audrey tidak menjalan perintah Teresa sesuai rencana. Obat perangsang telah Audrey buang di tempat sampah sebelum keluar dari ballroom. Karna Audrey takut mati sia-sia di tangan Lucas.
Namun telfon dari Teresa cukup mengejutkan. Bagaimana mungkin Audrey akan menyusul Lucas jika pria itu tidak dalam pengaruh obat perangsang? Menggoda Lucas secara terang-terangan sama saja mengantarkan nyawa untuk di habisi. Wanita seperti Sharon saja tidak diminati, apalagi sekelas Audrey yang hanya gadis biasa.
Audrey berdiam diri di depan pintu lift. Jika dia mundur, nyawa Daddynya dalam bahaya. Tapi jika maju, Audrey tidak yakin bisa keluar dari hotel ini dalam keadaan masih bernafas.
"Cepat Audrey, tentukan keputusan mu!!" Serunya pada diri sendiri.
Audrey menarik nafas dalam kemudian menekan tombol lift dan seketika pintu lift terbuka.
Mungkin ini akan menjadi keputusan besar yang diambil Audrey sepanjang hidupnya. Audrey tau sehebat apa kekuasaan keluarga Thomson. Tapi Teresa selalu berhasil membuat Audrey terpaksa melakukan perintahnya.
Jarum jam seolah berhenti berputar. Rasanya sangat lama berada didalam lift, sendirian, tegang dan mencekam. Bahaya ada di depan mata, Audrey tidak menghindar, justru menantang bahaya.
Keringat mulai membasahi pelipisnya. Jari-jari tangannya pucat dan dingin.
Ting,,!!
Pintu lift terbuka. Audrey telah sampai di lantai 50. Lantai yang dikhususkan untuk kamar president suite.
Seorang petugas hotel berpakaian rapi menghampiri Audrey. Untungnya Audrey telah mengganti seragam pelayannya dengan dress hitam yang melekat di tubuh. Setidaknya Audrey terlihat seperti orang berada.
"Maaf Nona, ada yang bisa saya bantu?"
"Aku,,, aku diminta Tuan Lucas Thomson ke kamarnya. Apa kau bisa mengantarku?"
Sempat gugup, namun Audrey bisa mengendalikan diri. Dia sudah melangkah sejauh ini, jadi tidak akan membuat semuanya kacau.
Pria itu tiba-tiba membungkuk segan. "Tuan Lucas baru saja masuk ke kamarnya. Mari Nona, kamarnya di sebelah sana."
Audrey bernafas lega melihat petugas hotel itu tidak menaruh curiga padanya. Audrey sampai di antar ke depan pintu kamar Lucas. Suasana di lantai ini sangat sepi. Tentu karna hanya beberapa orang yang mengisi kamar-kamar president suite. Sedangkan orang-orang masih sibuk menikmati pesta di bawah.
"Terimakasih."
"Sudah tugas saya Nona. Permisi."
Petugas hotel itu berlalu pergi, meninggal Audrey tanpa seorangpun di depan pintu kamar Lucas.
"Semoga saja kamu tidak mati sia-sia Audrey."
Audrey bergumam lirih dan memberanikan diri menekan bel. Audrey tidak tau bagaimana rasanya berada di medan perang, tapi detak jantungnya seperti orang yang akan berperang.
Sekali, dua kali, pintu kamar itu terbuka setelah tiga kali Audrey menekan bel. Sosok pria bertubuh tinggi dan tegap menyambut Audrey dengan mata tajam yang mengerikan. Audrey merasa sudah terbunuh hanya dengan tatapan Lucas.
"Brengs*k!! Kau berani datang padaku?!!" Lucas mencengkram dagu Audrey dengan gerakan cepat tanpa bisa di tepis. "Katakan siapa yang menyuruhmu?!! Anthony?! Arthur?!! Atau Morgan?!!"
Audrey menggeleng. Apakah Lucas salah paham? Mengetahui itu, Audrey menjadi merinding dan semakin takut.
"Aku tidak mengenal nama-nama itu Tuan, sepertinya aku salah kamar. Tolong lepaskan aku."
Lucas tertawa, suara tawanya seolah membuat Audrey menjadi sangat kecil dihadapan Lucas. Dia akan habis hanya dengan sekali Lucas menginjaknya.
"Kau sudah susah payah mencampurkan obat perangsang kedalam minuman ku, sekarang kau ingin dilepaskan?!" Tawa Lucas menggema. "Kau datang kesini karna berharap aku akan menyentuhmu bukan?!"
Audrey membulatkan matanya. Demi apapun, bukan dia pelakunya. Obat perangsang dari Teresa sudah Audrey buang.
"Tuan, kamu salah paham. Aku berani bersumpah bukan aku pelakunya." Tubuh Audrey gemetar ketakutan, tapi itu tidak membuat Lucas melepaskan Audrey.
Justru dalam satu kali tarikan, Lucas menyeret Audrey ke dalam kamarnya.
"Aku akan mengabulkan keinginanmu, mari bersenang-senang malam ini, jal*ng sialan.!!"
Lucas melempar Audrey ke atas ranjang dengan keras. Tubuh Audrey seperti permen kapas yang ringan saat Lucas mengangkat dan membantingnya.
"Tidak. Tolong lepaskan aku,,,!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Kotin Rahman
seorg mafia tntu bnyak musuhnya dan mgkin slah satu dr musuh itulah yg mncurangi dngan memberi obat laknat itu pda lucas......ksihan hidup audrey srba di tekan dr embok tirinya jga dr lucass 😱😱😱😱
Teresa bner" ibu tiri yg kemarok dngan harta dan uang hingga bisa menghalalkan sgla cara untuk mencapai tujuanya bhkan smpe mengobral tubuhnya.......bnar" menjijikan 🤮🤮🤮🤮🤮
2025-03-17
2
Yusi Lestari
mafia salah sasaran ceritanya🤭tp emang seorang mafia harus selalu waspada karena seorang mafia pasti punya banyak musuh
2025-03-20
1
As Lamiah
waduh bakal remuk redam tuh Audrey di Klungkung Lucas
maju remuk mundur juga remuk di siksa teresa kesian hidup Audrey
2025-03-17
1