Teh dan Perasaan

Teh dan Perasaan

Ren sangat menyadari siapa wanita anggun yang kini menyuguhkan teh kepadanya. Dengan gerakan lembut dan penuh kehangatan, wanita itu tampak seperti versi dewasa dari Miyuki, dengan wajah yang serupa namun dihiasi oleh kematangan usia yang memancarkan wibawa dan kebijaksanaan. Matanya yang tajam, namun penuh kelembutan. Sosoknya memancarkan aura tenang, dan kehadirannya seolah menjadi cerminan masa depan Miyuki.

Ren merasa sedikit gugup, tetapi dia berusaha menyembunyikan perasaannya sambil menerima cangkir teh yang disodorkan. Suara wanita itu, yang menanyakan: 'apakah teh itu sesuai selera', terdengar menenangkan, membuat Ren semakin yakin bahwa inilah ibu Miyuki, seseorang yang memiliki kemiripan fisik tetapi juga karakter yang mirip dengan putrinya.

"Kalian belum lama ini berteman?" tanya Michiko sambil menatap Ren dengan mata penuh rasa ingin tahu.

Ren yang duduk dengan tenang di sofa, tersenyum sopan sebelum mengangguk. "Ya, Michiko-san. Kami baru berteman belum lama ini," jawabnya dengan nada santai namun sopan.

Michiko menyipitkan mata, senyumnya melebar. "Ah, begitu ya? Aku senang sekali putriku punya teman yang tampan. Bukankah begitu, Yuki-chan?" katanya sambil melirik putrinya dengan senyum penuh arti.

Miyuki yang sedang menuangkan teh sedikit tertegun mendengar panggilan itu. Wajahnya memerah pelan-pelan, dan tangannya yang memegang teko sedikit gemetar. "Ibu... jangan panggil aku seperti itu di depan orang lain," ucapnya lirih, nyaris seperti bisikan, tanpa menatap siapapun.

Michiko terkekeh kecil, menyembunyikan tawanya di balik tangan. "Kenapa, sayang? Kamu malu karena ada Ren-kun di sini, ya?" godanya dengan nada lembut namun penuh arti.

"Ibu..." Miyuki menunduk dalam, menatap secangkir teh di depannya. Suaranya hampir tak terdengar. "Bukan seperti itu... aku hanya..." Kalimatnya terputus, dan dia menggigit bibir bawahnya dengan gugup.

Ren yang sejak tadi memperhatikan tersenyum, mencoba mencairkan suasana. "Aku rasa... panggilan itu cukup imut, sebenarnya," katanya, nadanya ringan namun hangat.

Miyuki menoleh, menatap Ren dengan mata terkejut dan pipi yang semakin memerah. "A-apa? Kamu berpikir begitu?" tanyanya pelan, suaranya terdengar gugup namun lembut.

Michiko menatap mereka berdua dengan senyum puas, sementara Miyuki menunduk lagi, mencoba mengalihkan fokus pada teh yang ia tuang, meski hatinya berdetak semakin cepat.

Michiko terus mengamati keduanya dengan penuh minat, menikmati interaksi yang berlangsung di hadapannya. Sementara itu, Miyuki berusaha keras menenangkan dirinya. Dia menuangkan teh ke cangkirnya sendiri, meskipun tangannya sedikit gemetar. Setelah beberapa saat dalam keheningan, akhirnya dia berbicara.

"Ren-kun," panggilnya pelan, suaranya hampir tak terdengar. "Tehmu... apakah sudah cukup manis?" Miyuki melirik sekilas ke arah Ren sebelum cepat-cepat menunduk, matanya kembali tertuju pada cangkirnya sendiri.

Ren tersenyum kecil mendengar panggilan itu.

Dia mengangkat cangkirnya, mencicipi teh yang disuguhkan, lalu mengangguk dengan senyum hangat. "Ini sempurna. Rasanya sangat enak, Miyuki-chan," ucapnya dengan nada tulus, membuat wajah Miyuki semakin merona.

Miyuki merasa dadanya berdebar-debar mendengar panggilan itu.

"Terima kasih," jawabnya lirih, kedua tangannya diam-diam meremas ujung roknya di bawah meja. Pipinya memerah, tetapi dia berusaha keras menyembunyikan perasaannya dengan menunduk dalam.

Michiko, yang sejak tadi tersenyum puas melihat dinamika tersebut, memutuskan untuk memperhangat suasana dengan sedikit bumbu. "Ya ampun~ Yuki-chan kami, jarang membuatkan teh untuk orang lain. Kamu ini spesial, ya," ucapnya dengan nada menggoda.

Miyuki langsung menoleh ke arah ibunya dengan mata melebar, panik. "Ibu... tolong jangan katakan hal seperti itu," pintanya dengan suara pelan namun penuh rasa malu.

Ren hanya bisa tersenyum canggung, berusaha menjaga suasana tetap nyaman. "Ah, saya beruntung sekali. Terima kasih banyak, Miyuki-chan," katanya sopan.

Miyuki tidak menjawab. Dia hanya menunduk lebih dalam, sementara rona merah di pipinya semakin sulit disembunyikan. Dalam hati, ia bertanya-tanya mengapa ibunya harus mengatakan hal itu di depan Ren.

Michiko terkekeh kecil, puas dengan reaksi mereka.

"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan mengusik lagi. Tapi, Ren-kun," lanjutnya dengan nada yang sedikit lebih serius, "jagalah pertemanan kalian, ya. Putriku memang pendiam, tapi dia sangat berharga bagi kami."

Ren menatap Michiko dengan penuh rasa hormat, kemudian mengangguk tegas. "Tentu saja, Michiko-san. Saya akan berusaha menjadi teman yang baik untuk Miyuki-chan."

Miyuki diam-diam mencuri pandang ke arah Ren. Kata-kata itu membuat hatinya terasa hangat. Dia tahu Ren bersungguh-sungguh, dan entah kenapa, hal itu memberinya sedikit ketenangan.

Namun, saat Ren menoleh dan tersenyum padanya, Miyuki kembali salah tingkah. Dia buru-buru menyeruput tehnya, berharap dapat menyembunyikan pipinya yang semakin memerah.

Terpopuler

Comments

アディ

アディ

di tunggu upnya thor

2025-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Langkah Pertama
2 Four Flowers
3 Gadis dan Keyakinannya
4 Mudah di Tebak
5 Percaya Diri
6 Penampilan Yang Berbeda
7 Perhatian
8 Antara Harapan dan Ketakutan
9 Langkah di Antara Keraguan
10 Ketika Harapan Pudar
11 Permintaan Author
12 Cahaya di Tengah Kegelapan
13 Pertanyaan yang Menyulut
14 13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15 Teh dan Perasaan
16 Langkah yang Canggung
17 Percakapan di Meja Makan
18 Janji yang Memudar di Lapangan
19 Undangan Makan Malam (1)
20 Undangan Makan Malam (2)
21 Malam Panjang Miyuki
22 Langkah Beriringan
23 Pertemuan yang Mengubah
24 Langkah Baru untuk Miyuki
25 Aoi dan Hikari
26 Melawan Arus
27 Keberanian yang Tersembunyi
28 Ketakutan yang Manis
29 Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30 Kecupan Diam-Diam
31 Kehadiran yang Mengguncang
32 Pikiran yang Terombang-Ambing
33 Ada Batasnya
34 Satu Genggaman
35 Mengadopsi Haku
36 Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37 Mengukir Komitmen
38 Ibu, Aku Percaya Padanya
39 Angin Musim Semi yang Berubah
40 Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41 Jejak Langkah Mantan Suami
42 Takut Kehilangan
43 Tegangan yang Menggoda
44 Kesalahan yang Terlambat Disadari
45 Pacar atau teman masa kecil
46 Janji yang Tak Akan Lupa
47 Kejutan di Halte
48 Rencana dan Perasaan yang Berubah
49 Malam yang Hangat di Sisinya
50 Warisan Masa Lalu
51 Beban yang Tak Terucapkan
52 Sentuhan yang Menguatkan
53 Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54 Ketagihan Cinta yang Manis
55 Dosa Seorang Ibu
56 Ketulusan Hati
57 Berbeda
58 Milik (Volume 2)
59 Manisnya Rindu di Musim Panas
60 Waktu yang Terbagi
61 Four Flowers di Mini Market
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Langkah Pertama
2
Four Flowers
3
Gadis dan Keyakinannya
4
Mudah di Tebak
5
Percaya Diri
6
Penampilan Yang Berbeda
7
Perhatian
8
Antara Harapan dan Ketakutan
9
Langkah di Antara Keraguan
10
Ketika Harapan Pudar
11
Permintaan Author
12
Cahaya di Tengah Kegelapan
13
Pertanyaan yang Menyulut
14
13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15
Teh dan Perasaan
16
Langkah yang Canggung
17
Percakapan di Meja Makan
18
Janji yang Memudar di Lapangan
19
Undangan Makan Malam (1)
20
Undangan Makan Malam (2)
21
Malam Panjang Miyuki
22
Langkah Beriringan
23
Pertemuan yang Mengubah
24
Langkah Baru untuk Miyuki
25
Aoi dan Hikari
26
Melawan Arus
27
Keberanian yang Tersembunyi
28
Ketakutan yang Manis
29
Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30
Kecupan Diam-Diam
31
Kehadiran yang Mengguncang
32
Pikiran yang Terombang-Ambing
33
Ada Batasnya
34
Satu Genggaman
35
Mengadopsi Haku
36
Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37
Mengukir Komitmen
38
Ibu, Aku Percaya Padanya
39
Angin Musim Semi yang Berubah
40
Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41
Jejak Langkah Mantan Suami
42
Takut Kehilangan
43
Tegangan yang Menggoda
44
Kesalahan yang Terlambat Disadari
45
Pacar atau teman masa kecil
46
Janji yang Tak Akan Lupa
47
Kejutan di Halte
48
Rencana dan Perasaan yang Berubah
49
Malam yang Hangat di Sisinya
50
Warisan Masa Lalu
51
Beban yang Tak Terucapkan
52
Sentuhan yang Menguatkan
53
Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54
Ketagihan Cinta yang Manis
55
Dosa Seorang Ibu
56
Ketulusan Hati
57
Berbeda
58
Milik (Volume 2)
59
Manisnya Rindu di Musim Panas
60
Waktu yang Terbagi
61
Four Flowers di Mini Market

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!