Antara Harapan dan Ketakutan

Antara Harapan dan Ketakutan

Miyuki merasa sangat bahagia karena akhirnya ia bisa mengobrol dengan Ryuji, sesuatu yang selama ini ia harapkan seperti sebelum-sebelumnya, sebelum Ryuji mengenal geng Four Flowers.

Miyuki senang bisa berbicara banyak dengannya tanpa harus merasa terganggu oleh Four Flowers.

"Sekali lagi, terima kasih, Ren. Semua ini berkat kamu. Kalau tidak ada kamu, pasti akan sulit bagiku melakukannya sendiri. Hehe~"

Ren melahap telur gulung dengan santai. Dia mengunyah pelan sambil menatap kotak bekal yang terisi penuh di hadapannya, yang merupakan hadiah dari Miyuki sebagai ucapan terima kasih atas semua bantuan dan nasihat yang telah diberikannya.

Ren bicara, "Jangan terlalu berpuas diri. Seseorang punya rasa bosan, dan jika mereka bosan, mereka akan mencari yang baru—"

"Kamu jahat sekali, mana mungkin Ryuji-kun akan seperti itu."

"Siapa yang tahu... enak sekali masakanmu."

Miyuki tersenyum malu-malu.

"Agar... agar itu tidak terjadi, apa yang harus kulakukan?" tanya Miyuki dengan gugup.

"Yang seperti itu tergantung dengan orangnya, kita hanya bisa berusaha agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi."

"Aku tidak mau kalau yang seperti itu sampai terjadi. Kenyataan itu sangat menakutkan. Aku tidak bisa membayangkannya kalau Ryuji-kun tidak memilih aku—"

"Tinggal cari yang lain."

"Ya...?" Miyuki menatap Ren dengan bingung.

"Jika kamu dan dia tidak berjodoh, cari yang lain. Memang kesetiaan itu penting, tentang janji atau semacamnya, tapi perlu kamu ingat, janji bisa diingkari."

"..."

Miyuki terdiam. Kata-kata Ren terasa seperti tamparan halus yang membangunkannya dari mimpi indahnya.

"Tapi... aku tidak mau begitu saja menyerah." Suaranya lirih, hampir tenggelam di antara dentingan sendok dan garpu di kantin.

Ren menatapnya sejenak sebelum menyandarkan punggungnya di kursi. "Kalau begitu, kamu harus siap berjuang. Tapi jangan lupa satu hal, Miyuki."

"Apa?"

"Jangan sampai kamu kehilangan dirimu sendiri demi seseorang." Ren menaruh sumpitnya di kotak bekal dan menatap Miyuki dengan serius. "Kalau kamu terlalu bergantung, kamu bisa lupa siapa dirimu sebenarnya."

Miyuki menunduk, merenungkan kata-kata Ren. Dalam hatinya, ia tahu ada kebenaran di sana, tetapi pikirannya masih dipenuhi oleh kekhawatiran tentang masa depannya dengan Ryuji.

"Kalau aku berubah menjadi lebih baik, itu cukup, kan?" tanya Miyuki, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Ren menghela napas pelan. "Berubah itu bagus, tapi pastikan kamu berubah karena kamu menginginkannya, bukan karena takut kehilangan seseorang."

Miyuki terdiam lagi. Dia tidak bisa menyangkal bahwa sebagian besar usahanya selama ini memang didorong oleh ketakutannya akan kehilangan Ryuji.

"Aku akan berusaha," ucapnya akhirnya, meski suara hatinya masih diliputi keraguan.

Ren mengangkat bahu dan tersenyum kecil. "Bagus. Kalau butuh saran lagi, aku ada di sini."

Miyuki mengangguk, lalu tersenyum lemah. Meski hatinya masih terasa berat, percakapan ini memberinya sedikit kejelasan. Kini, ia tahu bahwa mempertahankan hubungannya dengan Ryuji bukan hanya soal menyenangkan hati orang lain, tapi juga soal tetap setia pada dirinya sendiri.

---

Miyuki termenung, memandangi langit senja yang mulai berubah warna. Kata-kata Ren terus terngiang di pikirannya—setiap orang punya rasa bosan. Pikiran itu membuat dadanya terasa sesak.

"Apa mungkin daya tarikku memang hanya sebatas ini? Tidak bertahan lama?" gumam Miyuki lirih.

Dia merasa heran sekaligus terluka melihat bagaimana Ryuji perlahan kembali tertarik pada geng Four Flowers. Rasanya seperti semua usahanya untuk mendekatkan diri pada Ryuji sia-sia begitu saja.

Miyuki mengepalkan tangan di pangkuannya, mencoba menahan perasaan kecewa yang mulai menguasainya.

"Kenapa... kenapa dia begitu mudah berpaling?" tanyanya dalam hati, meski ia tahu tidak ada jawaban yang bisa segera memuaskan kegelisahannya.

Miyuki terus berusaha meskipun tindakannya mungkin tampak memalukan bagi sebagian orang. Sementara itu, Okabe Aoi memperlihatkan ketidakpuasannya saat melihat sikap Miyuki yang seperti itu.

Ketika yang lain pergi bersama Ryuji, Aoi mendekati Miyuki dan berkata dengan nada tajam, "Apa yang sebenarnya kamu lakukan? Dekat-dekat dengan Ryuji seperti itu... Aku tidak suka caramu yang pura-pura baik."

Miyuki menatap Aoi dengan tenang, lalu tersenyum tipis.

"Maaf jika sikapku membuatmu merasa tidak nyaman, Aoi-san," ucap Miyuki dengan nada lembut. "Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin membantu dan bersikap ramah. Jika ada yang salah, tolong beri tahu aku agar aku bisa memperbaikinya."

Dia menundukkan kepala sedikit sebagai tanda hormat, berharap dapat meredakan ketegangan di antara mereka.

Aoi mengerutkan kening, merasa tidak puas dengan jawaban Miyuki yang terlalu lembut dan sopan. "Jangan berpura-pura polos seperti itu. Semua orang tahu bahwa kamu hanya mencoba menarik perhatian Ryuji. Tapi percayalah, dia bukan tipe orang yang akan bertahan lama dengan seseorang sepertimu," ucap Aoi dengan nada tajam sebelum berbalik pergi.

Miyuki tetap diam, menahan perasaan sakit yang perlahan merayap di hatinya. Kata-kata Aoi terasa menyakitkan, tetapi ada bagian dari dirinya yang bertanya-tanya apakah ada kebenaran di balik ucapan tersebut.

Hari-hari berikutnya, Miyuki mulai menjaga jarak dari Ryuji. Miyuki tidak lagi berusaha mendekatinya seperti sebelumnya. Meskipun hatinya terasa berat, ia memutuskan untuk fokus pada dirinya sendiri dan mencoba mengikuti saran Ren.

Ryuji memperhatikan perubahan sikap Miyuki. Saat mereka bertemu di koridor, Ryuji melambaikan tangan dan tersenyum, tetapi Miyuki hanya membalas dengan anggukan singkat sebelum melanjutkan langkahnya.

"Hei, Miyuki-chan!" panggil Ryuji sambil mengejarnya. "Apa yang terjadi? Mengapa kamu tiba-tiba menjauh?"

Miyuki berhenti, lalu menoleh dengan senyum tipis yang dipaksakan. "Aku tidak menjauh. Aku hanya merasa lebih baik jika kita tidak terlalu dekat. Aku tidak ingin menimbulkan masalah untukmu atau orang lain."

Ryuji mengernyit, jelas bingung dengan penjelasan itu. "Masalah? Siapa yang mengatakan bahwa kamu menimbulkan masalah?"

Miyuki menggeleng pelan. "Aku hanya merasa ini adalah keputusan yang terbaik, Ryuji-kun. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman."

"Tapi—"

"Maaf." Miyuki memotong ucapan Ryuji, kali ini dengan suara yang lebih tegas. "Aku harus pergi. Sampai jumpa nanti."

Dia melangkah pergi sebelum Ryuji sempat mengatakan lebih banyak.

Di tempat lain, Ren memperhatikan Miyuki dari kejauhan. Ia bisa melihat bahwa Miyuki berusaha keras untuk menahan perasaannya. Meskipun keputusan itu sulit, Ren merasa sedikit lega karena Miyuki mulai memikirkan dirinya sendiri.

Namun, Miyuki tidak bisa sepenuhnya menghilangkan perasaannya terhadap Ryuji. Setiap kali melihatnya bersama geng Four Flowers, perasaan cemburu dan sedih muncul kembali. Tetapi kali ini, ia mencoba menyalurkan perasaan itu dengan cara yang lebih baik.

Ren mendekati Miyuki yang duduk sendirian di bangku taman sekolah.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Ren pelan, suaranya penuh perhatian.

Miyuki menoleh, tersenyum lemah. "Aku mencoba, tapi rasanya sulit..."

Ren duduk di sampingnya. "Tidak apa-apa merasa sedih. Tapi jangan biarkan itu membuatmu lupa betapa berharganya dirimu."

Miyuki menunduk, matanya berkaca-kaca.

Ren kembali bicara, "Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kalau dia tidak melihat itu, mungkin dialah yang kehilangan sesuatu yang berharga."

Miyuki tersenyum kecil, merasa sedikit lebih lega berkat kata-kata Ren.

Episodes
1 Langkah Pertama
2 Four Flowers
3 Gadis dan Keyakinannya
4 Mudah di Tebak
5 Percaya Diri
6 Penampilan Yang Berbeda
7 Perhatian
8 Antara Harapan dan Ketakutan
9 Langkah di Antara Keraguan
10 Ketika Harapan Pudar
11 Permintaan Author
12 Cahaya di Tengah Kegelapan
13 Pertanyaan yang Menyulut
14 13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15 Teh dan Perasaan
16 Langkah yang Canggung
17 Percakapan di Meja Makan
18 Janji yang Memudar di Lapangan
19 Undangan Makan Malam (1)
20 Undangan Makan Malam (2)
21 Malam Panjang Miyuki
22 Langkah Beriringan
23 Pertemuan yang Mengubah
24 Langkah Baru untuk Miyuki
25 Aoi dan Hikari
26 Melawan Arus
27 Keberanian yang Tersembunyi
28 Ketakutan yang Manis
29 Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30 Kecupan Diam-Diam
31 Kehadiran yang Mengguncang
32 Pikiran yang Terombang-Ambing
33 Ada Batasnya
34 Satu Genggaman
35 Mengadopsi Haku
36 Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37 Mengukir Komitmen
38 Ibu, Aku Percaya Padanya
39 Angin Musim Semi yang Berubah
40 Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41 Jejak Langkah Mantan Suami
42 Takut Kehilangan
43 Tegangan yang Menggoda
44 Kesalahan yang Terlambat Disadari
45 Pacar atau teman masa kecil
46 Janji yang Tak Akan Lupa
47 Kejutan di Halte
48 Rencana dan Perasaan yang Berubah
49 Malam yang Hangat di Sisinya
50 Warisan Masa Lalu
51 Beban yang Tak Terucapkan
52 Sentuhan yang Menguatkan
53 Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54 Ketagihan Cinta yang Manis
55 Dosa Seorang Ibu
56 Ketulusan Hati
57 Berbeda
58 Milik (Volume 2)
59 Manisnya Rindu di Musim Panas
60 Waktu yang Terbagi
61 Four Flowers di Mini Market
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Langkah Pertama
2
Four Flowers
3
Gadis dan Keyakinannya
4
Mudah di Tebak
5
Percaya Diri
6
Penampilan Yang Berbeda
7
Perhatian
8
Antara Harapan dan Ketakutan
9
Langkah di Antara Keraguan
10
Ketika Harapan Pudar
11
Permintaan Author
12
Cahaya di Tengah Kegelapan
13
Pertanyaan yang Menyulut
14
13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15
Teh dan Perasaan
16
Langkah yang Canggung
17
Percakapan di Meja Makan
18
Janji yang Memudar di Lapangan
19
Undangan Makan Malam (1)
20
Undangan Makan Malam (2)
21
Malam Panjang Miyuki
22
Langkah Beriringan
23
Pertemuan yang Mengubah
24
Langkah Baru untuk Miyuki
25
Aoi dan Hikari
26
Melawan Arus
27
Keberanian yang Tersembunyi
28
Ketakutan yang Manis
29
Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30
Kecupan Diam-Diam
31
Kehadiran yang Mengguncang
32
Pikiran yang Terombang-Ambing
33
Ada Batasnya
34
Satu Genggaman
35
Mengadopsi Haku
36
Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37
Mengukir Komitmen
38
Ibu, Aku Percaya Padanya
39
Angin Musim Semi yang Berubah
40
Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41
Jejak Langkah Mantan Suami
42
Takut Kehilangan
43
Tegangan yang Menggoda
44
Kesalahan yang Terlambat Disadari
45
Pacar atau teman masa kecil
46
Janji yang Tak Akan Lupa
47
Kejutan di Halte
48
Rencana dan Perasaan yang Berubah
49
Malam yang Hangat di Sisinya
50
Warisan Masa Lalu
51
Beban yang Tak Terucapkan
52
Sentuhan yang Menguatkan
53
Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54
Ketagihan Cinta yang Manis
55
Dosa Seorang Ibu
56
Ketulusan Hati
57
Berbeda
58
Milik (Volume 2)
59
Manisnya Rindu di Musim Panas
60
Waktu yang Terbagi
61
Four Flowers di Mini Market

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!