Janji yang Memudar di Lapangan

Janji yang Memudar di Lapangan

Janji itu masih terpatri dalam ingatan Miyuki—janji masa kecilnya dengan Ryuji, janji polos yang dibuat delapan tahun lalu, ketika mereka dengan ceroboh berikrar akan menjadi sepasang pengantin di masa depan.

Miyuki tetap memegang erat janji itu, sementara Ryuji tampak masih mengingatnya. Namun, entah mengapa, perlahan-lahan janji itu seolah sengaja diabaikan olehnya. Miyuki kembali teringat kata-kata Ren, yang pernah dengan tepat menyinggung tentang janji itu.

"Janji bisa diingkari."

Janji yang mengikat Miyuki membuatnya berpikir bahwa semua itu mungkin bukan karena cinta, melainkan karena rasa nyaman dan banyaknya waktu yang telah mereka habiskan bersama sejak TK, SD, hingga SMP.

Di lapangan sekolah yang penuh dengan sorakan, pertandingan sepak bola antara tim Ren dan tim Ryuji berlangsung sengit. Cuaca cerah, matahari bersinar terang, dan angin sepoi-sepoi menambah suasana kompetisi yang menegangkan. Miyuki duduk di bangku penonton bersama yang lainnya, matanya terpaku pada dua sosok yang mendominasi pertandingan: Ren, yang memimpin serangan timnya dengan gesit, dan Ryuji, yang menjaga pertahanan seperti benteng kokoh.

Ren menggiring bola dengan lincah, melewati beberapa pemain lawan dengan gerakan cepat dan tak terduga. Wajahnya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. Setiap kali ia mendekati gawang, sorakan penonton semakin menggema. Namun, Ryuji, dengan postur tegap dan mata penuh konsentrasi, selalu berhasil mematahkan serangan Ren pada detik-detik terakhir.

"Mereka benar-benar seperti rival sejati," bisik salah satu siswa pada temannya.

Miyuki hanya mengangguk kecil, matanya terus mengikuti pergerakan Ryuji.

Dalam hatinya, ia bertanya-tanya apakah Ren benar tentang janji itu.

Melihat Ryuji yang serius dan penuh dedikasi di lapangan, Miyuki merasa jarak di antara mereka semakin melebar.

Ren kembali mendapatkan bola dari umpan silang rekan setimnya. Kali ini, ia menggunakan taktik berbeda. Dengan gerakan cepat, ia mengelabui pemain belakang dan berhadapan langsung dengan Ryuji.

"Kau pikir bisa menghentikanku?" Ren tersenyum penuh percaya diri.

"Coba saja," jawab Ryuji singkat, wajahnya menunjukkan emosi.

Ren berancang-ancang akan menendang bola ke arah kanan, membuat Ryuji bergerak ke arah itu. Namun, pada detik terakhir, Ren memutar tubuhnya dan menendang bola ke arah kiri. Bola melesat dengan kecepatan tinggi menuju gawang.

Penjaga gawang tim Ryuji melompat, namun bola terlalu cepat.

"GOOOOLLL!"

Sorakan meledak dari penonton.

Ren mengangkat tangannya, menerima pelukan rekan-rekannya yang berteriak penuh kemenangan. Namun, di sisi lain, Ryuji hanya menundukkan kepala, terlihat kecewa.

Miyuki merasa dadanya sesak melihat ekspresi Ryuji. Seolah kekalahannya di lapangan melambangkan sesuatu yang lebih menyedihkan.

Lapangan yang tadi penuh sorakan kini mulai sepi.

Miyuki berjalan perlahan menuju lapangan, membawa sebotol air mineral di tangannya. Pandangannya terarah pada Ren, yang masih berdiri di pinggir lapangan, mengelap keringat di wajahnya dengan handuk kecil.

"Ren-kun," panggil Miyuki pelan, menyodorkan botol itu.

Ren menoleh, senyum kecil muncul di wajahnya. "Terima kasih." Ren menerima botol itu dan langsung meneguknya.

"Kamu tadi hebat sekali," ujar Miyuki sambil tersenyum kecil. "Serius, permainan kamu luar biasa."

Ren terkekeh, mengusap rambutnya ke belakang.

"Aku sangat senang dengan pujiamu, Miyuki-chan."

Miyuki tersenyum malu-malu.

Ren memiringkan kepala sedikit, menatap Miyuki dengan pandangan penuh arti.

"Aku suka lihat kamu senyum seperti itu," godanya.

Miyuki terkejut, pipinya memerah.

"Ren-kun, jangan bercanda."

"Aku serius," jawab Ren santai, nadanya tulus. "Kamu terlihat manis kalau sedang senyum."

Miyuki hanya bisa tersenyum canggung, tak tahu harus merespon apa.

Ryuji yang duduk di bangku, terdiam, tatapan matanya lurus memandang mereka.

Pandangan Ryuji terasa kebingungan.

Saat pandangan bertemu Miyuki, Ryuji buru-buru memalingkan wajah. Namun, Miyuki tahu kalau Ryuji sudah melihat semuanya.

Miyuki teringat masa lalu mereka, saat ia selalu ada di sisi Ryuji setiap kali kalah. Dulu, ia akan menggenggam tangan Ryuji, meyakinkannya bahwa ia percaya Ryuji bisa bangkit. Kini, ia berdiri di sisi Ren, memberikan perhatian yang dulu hanya untuk Ryuji.

Episodes
1 Langkah Pertama
2 Four Flowers
3 Gadis dan Keyakinannya
4 Mudah di Tebak
5 Percaya Diri
6 Penampilan Yang Berbeda
7 Perhatian
8 Antara Harapan dan Ketakutan
9 Langkah di Antara Keraguan
10 Ketika Harapan Pudar
11 Permintaan Author
12 Cahaya di Tengah Kegelapan
13 Pertanyaan yang Menyulut
14 13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15 Teh dan Perasaan
16 Langkah yang Canggung
17 Percakapan di Meja Makan
18 Janji yang Memudar di Lapangan
19 Undangan Makan Malam (1)
20 Undangan Makan Malam (2)
21 Malam Panjang Miyuki
22 Langkah Beriringan
23 Pertemuan yang Mengubah
24 Langkah Baru untuk Miyuki
25 Aoi dan Hikari
26 Melawan Arus
27 Keberanian yang Tersembunyi
28 Ketakutan yang Manis
29 Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30 Kecupan Diam-Diam
31 Kehadiran yang Mengguncang
32 Pikiran yang Terombang-Ambing
33 Ada Batasnya
34 Satu Genggaman
35 Mengadopsi Haku
36 Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37 Mengukir Komitmen
38 Ibu, Aku Percaya Padanya
39 Angin Musim Semi yang Berubah
40 Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41 Jejak Langkah Mantan Suami
42 Takut Kehilangan
43 Tegangan yang Menggoda
44 Kesalahan yang Terlambat Disadari
45 Pacar atau teman masa kecil
46 Janji yang Tak Akan Lupa
47 Kejutan di Halte
48 Rencana dan Perasaan yang Berubah
49 Malam yang Hangat di Sisinya
50 Warisan Masa Lalu
51 Beban yang Tak Terucapkan
52 Sentuhan yang Menguatkan
53 Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54 Ketagihan Cinta yang Manis
55 Dosa Seorang Ibu
56 Ketulusan Hati
57 Berbeda
58 Milik (Volume 2)
59 Manisnya Rindu di Musim Panas
60 Waktu yang Terbagi
61 Four Flowers di Mini Market
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Langkah Pertama
2
Four Flowers
3
Gadis dan Keyakinannya
4
Mudah di Tebak
5
Percaya Diri
6
Penampilan Yang Berbeda
7
Perhatian
8
Antara Harapan dan Ketakutan
9
Langkah di Antara Keraguan
10
Ketika Harapan Pudar
11
Permintaan Author
12
Cahaya di Tengah Kegelapan
13
Pertanyaan yang Menyulut
14
13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15
Teh dan Perasaan
16
Langkah yang Canggung
17
Percakapan di Meja Makan
18
Janji yang Memudar di Lapangan
19
Undangan Makan Malam (1)
20
Undangan Makan Malam (2)
21
Malam Panjang Miyuki
22
Langkah Beriringan
23
Pertemuan yang Mengubah
24
Langkah Baru untuk Miyuki
25
Aoi dan Hikari
26
Melawan Arus
27
Keberanian yang Tersembunyi
28
Ketakutan yang Manis
29
Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30
Kecupan Diam-Diam
31
Kehadiran yang Mengguncang
32
Pikiran yang Terombang-Ambing
33
Ada Batasnya
34
Satu Genggaman
35
Mengadopsi Haku
36
Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37
Mengukir Komitmen
38
Ibu, Aku Percaya Padanya
39
Angin Musim Semi yang Berubah
40
Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41
Jejak Langkah Mantan Suami
42
Takut Kehilangan
43
Tegangan yang Menggoda
44
Kesalahan yang Terlambat Disadari
45
Pacar atau teman masa kecil
46
Janji yang Tak Akan Lupa
47
Kejutan di Halte
48
Rencana dan Perasaan yang Berubah
49
Malam yang Hangat di Sisinya
50
Warisan Masa Lalu
51
Beban yang Tak Terucapkan
52
Sentuhan yang Menguatkan
53
Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54
Ketagihan Cinta yang Manis
55
Dosa Seorang Ibu
56
Ketulusan Hati
57
Berbeda
58
Milik (Volume 2)
59
Manisnya Rindu di Musim Panas
60
Waktu yang Terbagi
61
Four Flowers di Mini Market

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!