Langkah di Antara Keraguan

Langkah di Antara Keraguan

Ren kini tengah mengamati Ryuji yang terlihat bahagia, dikelilingi oleh empat siswi SMA paling populer di sekolah. Pemandangan itu membuat Ren mendesah pelan.

"Protagonis kita benar-benar terlihat seperti bajingan," gumamnya sambil menggelengkan kepala.

Setiap kali Ren melangkah, selalu ada bisikan dari para siswi di sekitarnya. Dia bisa dengan jelas mendengar pujian dan kekaguman mereka terhadap dirinya, meski dia berusaha mengabaikannya.

"Ren! Hei, kamu di sana?" seru seseorang, membuat Ren tertegun.

Ryuji tertawa kecil, melihat perubahan ekspresi Ren. "Hei, jangan cuma berdiri di situ seperti patung. Ayo ke sini!" ajaknya sambil melambai.

Ren menghela napas panjang. Dia sebenarnya lebih suka mengamati dari jauh, tapi tatapan penuh harap dari para siswi itu membuatnya tak punya pilihan. Dengan langkah ragu, dia mendekat.

"Wow, Ren, kamu benar-benar seperti pangeran di sekolah ini!" canda Ryuji sambil menepuk pundaknya. Siswi-siswi di sekeliling mereka tertawa kecil, membuat Ren semakin tidak nyaman.

"Dan kamu... seperti badut kerajaan," balas Ren datar, yang langsung disambut gelak tawa. Meski dia tidak berniat melucu, komentarnya sukses menghidupkan suasana.

Dalam hati, Ren bertanya-tanya, bagaimana caranya dia bisa terjebak dalam situasi seperti ini.

Ryuji terkekeh mendengar balasan Ren. "Badut kerajaan, ya? Setidaknya aku membuat semua orang tertawa. Itu keahlian yang berguna, kan?"

Ren hanya mengangkat bahu, mencoba menyembunyikan senyum kecil yang muncul di sudut bibirnya. Meskipun sering berselisih pendapat dengan Ryuji, dia tak bisa menyangkal bahwa pemuda yang satu ini memiliki cara unik untuk mencairkan suasana.

"Ren, kamu benar-benar keren," ucap Okabe Aoi, wajahnya sedikit memerah. "Aku suka cara bicaramu yang... tenang dan misterius."

Ren mengerjap sebentar, tidak tahu bagaimana harus merespon. Namun, sebelum dia bisa berkata apa-apa, Ryuji langsung menyelamatkannya.

"Tenang dan misterius? Percayalah, dia hanya pemalu. Jangan terlalu terpikat, nanti kalian kecewa!" kata Ryuji sambil tertawa, membuat para siswi ikut tertawa kecil.

Ren menatap Ryuji dengan tatapan bosan.

"Aku harus pergi," ujar Ren akhirnya, dengan nada dingin namun sopan. Dia mengangguk ringan pada mereka sebelum berbalik.

"Hei, kamu mau ke mana?" tanya Ryuji. "Tidak ada acara khusus, kan?"

Ren berhenti sejenak, lalu menoleh. "Ke tempat di mana tidak ada badut," balasnya dengan nada setengah serius, membuat Okabe Aoi tertawa.

Okabe Aoi bergumam pelan, "Aku sering melihat dia bersama Miyuki."

"Mereka berteman, jadi wajar kalau sering ngobrol," ujar Ryuji santai, seolah menjawab gumaman Aoi.

Hoshino Rin ikut berbicara, "Ren itu lucu sekali, ya. Cara bicaranya benar-benar unik."

"Lucu?" Ryuji menoleh, penasaran.

"Iya, dia berbicara seperti tidak peduli, tapi tidak pernah menyindir siapapun, kan?" Rin menjelaskan sambil tersenyum kecil.

"Benar sekali," tiba-tiba Fujikawa Miyu menyela, suaranya terdengar tegas namun lembut.

Ryuji merasa tidak nyaman saat mereka terus membicarakan hal-hal yang terlalu banyak melibatkan Ren, terutama karena Okabe Aoi tampak paling penasaran ingin tahu tentang dirinya.

"Teman-teman, lebih baik kita ganti topik. Tidak baik terlalu banyak membicarakan seseorang yang sudah pergi," kata Ryuji dengan nada tegas, mencoba menghentikan pembicaraan itu.

Namun, Okabe Aoi dengan cepat mengalihkan topik. "Ah, ngomong-ngomong, Ryuji, bagaimana hubunganmu dengan Miyuki?" tanyanya dengan tatapan penasaran.

Ryuji terdiam sejenak sebelum menjawab, "Miyuki? Oh, kami baik-baik saja... tapi belakangan ini dia terasa seperti menjauh dariku," ucapnya sambil menunduk, mencoba menyembunyikan rasa gelisah yang mulai menguasainya.

---

Ren melihat Miyuki yang sedang mengintip dengan tatapan penuh rasa penasaran. Ren menghampirinya dan bertanya, "Miyuki..."

"Apa kamu akan ikut bersama mereka, Ren? Apa kamu akan berteman dengan mereka?" tanyanya pelan, namun nadanya terdengar serius.

Ren terdiam sejenak, memandangi Miyuki sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Hmm..." hanya itu jawabannya, meninggalkan pertanyaan Miyuki menggantung di udara.

"Apa kamu khawatir aku berteman dengan geng gadis-gadis itu dan mengabaikanmu?" tanya Ren sambil menatap Miyuki dengan sorot mata penuh keyakinan.

Miyuki tertegun. Pertanyaan itu begitu tepat menebak isi hatinya, membuatnya gugup. "T-tidak! Aku tidak memikirkan hal seperti itu—" ucapnya tergesa-gesa, suaranya sedikit gemetar.

Ren menaikkan alis, ekspresinya seolah menantang. "Benarkah?"

Miyuki tersentak, lalu buru-buru mengangguk. "Ya, ya! Mana mungkin aku seperti itu, kan?" jawabnya, mencoba tersenyum, meski ada sedikit rasa panik dalam suaranya.

"Aku punya rencana. Kalau kamu ingin berteman dengan mereka, aku akan menemanimu," ujar Ren dengan nada tenang.

Miyuki terkejut mendengarnya dan menundukkan kepalanya. "Tidak usah. Mereka sepertinya tidak menyukaiku, dan itu akan sangat menyulitkan, apalagi melihat Ryuji-kun begitu senang bersama mereka."

"Jangan terlalu cemburu. Abaikan saja," jawabnya dengan tenang.

"Ya...?" Miyuki merespon ragu, masih tidak sepenuhnya yakin.

Ren tiba-tiba tertawa, membuat Miyuki bingung. "Aku tidak serius tentang itu. Apakah kamu mencari aku atau hanya ingin melihat mereka?" tanyanya.

Miyuki menjawab dengan ragu, "Aku mencari kamu. Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang?"

"Ah, jadi sekarang kamu tergantung padaku?" tanya Ren dengan nada menggoda, sambil tersenyum.

"B-bukan, bukan begitu," jawab Miyuki, wajahnya memerah. "Aku tidak bergantung padamu, hanya saja... aku butuh saran, ya, saran darimu, Ren."

Ren terkekeh melihat reaksi Miyuki yang terlihat canggung. "Saran? Tentang apa?" tanyanya, masih dengan senyum menggoda di wajahnya.

Miyuki menundukkan kepala, mencoba menenangkan detak jantungnya yang semakin cepat. "Aku... aku sedang bingung dengan keputusan besar," ucapnya pelan. "Aku tidak tahu harus bagaimana."

Ren mengernyit, merasa serius dengan pernyataan Miyuki. "Keputusan besar? Apa itu? Kamu bisa bilang padaku."

"Aku... aku ingin mencoba mengikuti nasihatmu untuk mementingkan diri sendiri dan meraih apa yang aku inginkan. Tapi, Ren... kamu tahu, yang benar-benar aku inginkan adalah bisa bersama Ryuji-kun. Kadang, aku sering mengikuti bimbingan hanya untuk dekat dengannya."

Ren terdiam, mendengar pengakuan Miyuki. Dia memandang gadis itu dengan sorot mata yang sulit diterka. Setelah beberapa detik hening, dia akhirnya berbicara, "Jadi, apa yang menghalangimu untuk terus mencoba?"

Miyuki menggigit bibir bawahnya, tampak ragu. "Aku takut dia tidak pernah melihatku lebih dari sekadar teman atau... bahkan mungkin tidak peduli sama sekali."

Ren menghela napas panjang. "Miyuki, kamu tidak akan tahu apa yang dia pikirkan jika kamu tidak mencobanya. Kalau kamu hanya berdiri di tempat yang sama, berharap sesuatu berubah tanpa bertindak, kamu akan kecewa."

"Tapi... bagaimana jika aku gagal? Bagaimana jika dia benar-benar tidak peduli?" tanya Miyuki, matanya mulai berkaca-kaca.

"Kalau begitu, setidaknya kamu tahu jawaban sebenarnya. Bukankah itu lebih baik daripada terus hidup dalam keraguan?" Ren menjawab dengan nada datar, tapi ada ketulusan dalam ucapannya.

Miyuki menunduk, memikirkan kata-kata Ren. "Kamu selalu terdengar begitu tenang dan bijak, Ren... Kadang aku berpikir, bagaimana caramu bisa selalu terlihat tak tergoyahkan?"

Ren tersenyum tipis. "Aku tidak selalu seperti itu. Aku hanya belajar untuk tidak membiarkan apa yang tidak bisa kuubah memengaruhiku terlalu banyak."

Miyuki menatap Ren, seolah mencoba memahami pemikiran di balik kata-katanya. "Terima kasih, Ren. Aku akan mencoba memberanikan diri untuk berbicara dengan Ryuji-kun," ucapnya akhirnya, meski masih terdengar sedikit ragu.

Episodes
1 Langkah Pertama
2 Four Flowers
3 Gadis dan Keyakinannya
4 Mudah di Tebak
5 Percaya Diri
6 Penampilan Yang Berbeda
7 Perhatian
8 Antara Harapan dan Ketakutan
9 Langkah di Antara Keraguan
10 Ketika Harapan Pudar
11 Permintaan Author
12 Cahaya di Tengah Kegelapan
13 Pertanyaan yang Menyulut
14 13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15 Teh dan Perasaan
16 Langkah yang Canggung
17 Percakapan di Meja Makan
18 Janji yang Memudar di Lapangan
19 Undangan Makan Malam (1)
20 Undangan Makan Malam (2)
21 Malam Panjang Miyuki
22 Langkah Beriringan
23 Pertemuan yang Mengubah
24 Langkah Baru untuk Miyuki
25 Aoi dan Hikari
26 Melawan Arus
27 Keberanian yang Tersembunyi
28 Ketakutan yang Manis
29 Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30 Kecupan Diam-Diam
31 Kehadiran yang Mengguncang
32 Pikiran yang Terombang-Ambing
33 Ada Batasnya
34 Satu Genggaman
35 Mengadopsi Haku
36 Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37 Mengukir Komitmen
38 Ibu, Aku Percaya Padanya
39 Angin Musim Semi yang Berubah
40 Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41 Jejak Langkah Mantan Suami
42 Takut Kehilangan
43 Tegangan yang Menggoda
44 Kesalahan yang Terlambat Disadari
45 Pacar atau teman masa kecil
46 Janji yang Tak Akan Lupa
47 Kejutan di Halte
48 Rencana dan Perasaan yang Berubah
49 Malam yang Hangat di Sisinya
50 Warisan Masa Lalu
51 Beban yang Tak Terucapkan
52 Sentuhan yang Menguatkan
53 Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54 Ketagihan Cinta yang Manis
55 Dosa Seorang Ibu
56 Ketulusan Hati
57 Berbeda
58 Milik (Volume 2)
59 Manisnya Rindu di Musim Panas
60 Waktu yang Terbagi
61 Four Flowers di Mini Market
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Langkah Pertama
2
Four Flowers
3
Gadis dan Keyakinannya
4
Mudah di Tebak
5
Percaya Diri
6
Penampilan Yang Berbeda
7
Perhatian
8
Antara Harapan dan Ketakutan
9
Langkah di Antara Keraguan
10
Ketika Harapan Pudar
11
Permintaan Author
12
Cahaya di Tengah Kegelapan
13
Pertanyaan yang Menyulut
14
13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15
Teh dan Perasaan
16
Langkah yang Canggung
17
Percakapan di Meja Makan
18
Janji yang Memudar di Lapangan
19
Undangan Makan Malam (1)
20
Undangan Makan Malam (2)
21
Malam Panjang Miyuki
22
Langkah Beriringan
23
Pertemuan yang Mengubah
24
Langkah Baru untuk Miyuki
25
Aoi dan Hikari
26
Melawan Arus
27
Keberanian yang Tersembunyi
28
Ketakutan yang Manis
29
Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30
Kecupan Diam-Diam
31
Kehadiran yang Mengguncang
32
Pikiran yang Terombang-Ambing
33
Ada Batasnya
34
Satu Genggaman
35
Mengadopsi Haku
36
Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37
Mengukir Komitmen
38
Ibu, Aku Percaya Padanya
39
Angin Musim Semi yang Berubah
40
Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41
Jejak Langkah Mantan Suami
42
Takut Kehilangan
43
Tegangan yang Menggoda
44
Kesalahan yang Terlambat Disadari
45
Pacar atau teman masa kecil
46
Janji yang Tak Akan Lupa
47
Kejutan di Halte
48
Rencana dan Perasaan yang Berubah
49
Malam yang Hangat di Sisinya
50
Warisan Masa Lalu
51
Beban yang Tak Terucapkan
52
Sentuhan yang Menguatkan
53
Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54
Ketagihan Cinta yang Manis
55
Dosa Seorang Ibu
56
Ketulusan Hati
57
Berbeda
58
Milik (Volume 2)
59
Manisnya Rindu di Musim Panas
60
Waktu yang Terbagi
61
Four Flowers di Mini Market

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!