Langkah yang Canggung

Langkah yang Canggung

Pagi yang cerah mengisi taman dengan sinar matahari yang lembut. Pohon-pohon besar di sekitar taman berayun dengan angin sepoi-sepoi, sementara bunga-bunga warna-warni mekar di sepanjang jalan setapak.

Suara riuh burung berkicau dan sesekali terdengar gelak tawa anak-anak yang bermain bola di lapangan. Di ujung taman, sebuah bangku kayu yang sudah usang menjadi tempat duduk bagi beberapa orang yang sedang menikmati suasana tenang pagi hari.

Di sana, dua sosok tampak berjalan perlahan. Keheningan sejenak menyelimuti mereka, kecuali suara langkah kaki yang bersatu dengan desiran angin.

"Ya ampun..."

Setiap kali Miyuki melangkah, suara Ren yang memanggilnya dengan 'Miyuki-chan' selalu membuatnya gugup. Hanya Ryuji, teman masa kecilnya, yang biasa memanggilnya begitu. Miyuki sendiri hanya memanggil Ren dengan sebutan 'Ren-kun' saat di rumah, agar terdengar akrab di telinga ibunya yang mendengarkan.

Miyuki merasa wajahnya memerah setiap kali Ren memanggilnya dengan nada yang begitu ringan dan akrab. Dia berusaha untuk tetap tenang, meskipun hatinya berdebar.

"Ren-kun," katanya, berusaha untuk terdengar santai, meskipun suaranya sedikit bergetar. "Kenapa kamu memanggilku begitu?"

Ren hanya tersenyum tanpa menjawab, seolah-olah dia tidak menyadari dampak dari kata-katanya.

"Kamu juga memanggil dengan akrab," jawabnya sambil melangkah lebih dekat, membuat Miyuki semakin merasa canggung.

Miyuki menggigit bibirnya, mencoba mengalihkan perhatian.

"Ba-bagaimana sekolah? Semuanya berjalan lancar?"

Ren mengangguk, namun senyumnya tidak menghilang.

"Ya, semuanya baik-baik saja."

Ren menoleh ke arah Miyuki dengan senyum yang lebih lebar.

"Ngomong-ngomong, Miyuki-chan, kamu kelihatan berbeda hari ini. Penampilanmu semakin... dewasa," ujarnya dengan nada yang ringan, namun ada sedikit kehangatan di balik kata-katanya.

Miyuki terkejut mendengar pujian itu. Matanya sedikit melebar, dan wajahnya semakin memerah.

"A-apa maksudmu?" tanyanya, sedikit ragu. Dia tidak yakin apakah Ren hanya berusaha bersikap ramah atau jika ada maksud lain di balik kata-katanya.

Ren yang masih dengan senyum yang tidak lekang di wajahnya.

"Hanya saja... ada sesuatu yang berbeda. Mungkin cara kamu berjalan, atau mungkin juga cara kamu tersenyum," jawabnya, memandangnya dengan tatapan yang lembut.

Miyuki merasa gugup, namun ada perasaan hangat yang mulai tumbuh di dadanya.

"Kamu benar-benar berbicara begitu?" tanyanya, mencoba untuk tetap menjaga sikap santainya meskipun hatinya berdebar lebih kencang.

Ren mengangguk ringan.

"Aku hanya berkata apa yang aku lihat."

Miyuki semakin canggung, namun juga merasa nyaman. Keheningan lagi-lagi menyelimuti mereka, hanya diiringi suara langkah kaki yang terus berirama dengan angin pagi.

Miyuki berusaha menenangkan dirinya, namun semakin lama, jantungnya semakin berdebar. Dia memutuskan untuk mencoba menanggapi dengan santai, meskipun hatinya terus bergejolak.

"Y-ya, mungkin aku sedikit berubah belakangan ini," kata Miyuki, mencoba tersenyum.

Ren mengangguk, matanya tetap menatapnya dengan penuh perhatian.

Saat mereka berjalan lebih jauh di sepanjang jalan setapak taman, Miyuki merasakan udara yang semakin terasa hangat, seiring dengan langkah mereka yang semakin santai. Tiba-tiba, langkah mereka terhenti sejenak, ketika mereka melihat sepasang kekasih yang sedang berjalan berdekatan di depan mereka. Pasangan itu tertawa ringan, berpelukan dengan mesra, dan saling menggenggam tangan.

Miyuki menoleh sejenak ke arah Ren, wajahnya mendadak memerah, dan dia merasa canggung. "A-ah, lihat itu..." ujar Miyuki, suaranya hampir tidak terdengar karena gugup.

Ren menatap pasangan itu tanpa reaksi berlebihan, tampaknya tidak terlalu terganggu dengan apa yang sedang mereka lihat. Namun, saat dia melihat wajah Miyuki yang memerah, dia tersenyum samar, seolah-olah mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Miyuki.

"Apa kamu merasa canggung?" tanyanya dengan suara lembut, meskipun nada suaranya tidak menunjukkan rasa terganggu.

Miyuki meremas ujung bajunya, berusaha menghindari pandangan Ren.

"A-aku tidak tahu... hanya saja, itu... agak... membuat aku malu," jawabnya, suaranya bergetar.

Ren hanya tertawa kecil, dan dengan langkah pelan, dia melanjutkan jalan mereka.

"Jangan khawatir, Miyuki-chan. Tidak ada yang salah dengan melihat pasangan-pasangan seperti itu. Tapi kalau kamu merasa canggung, kita bisa berjalan lebih cepat," katanya sambil tersenyum.

Miyuki, yang masih merasa malu, mencoba untuk menenangkan dirinya dan mengikuti langkah Ren. Namun, hatinya masih berdebar lebih kencang.

Episodes
1 Langkah Pertama
2 Four Flowers
3 Gadis dan Keyakinannya
4 Mudah di Tebak
5 Percaya Diri
6 Penampilan Yang Berbeda
7 Perhatian
8 Antara Harapan dan Ketakutan
9 Langkah di Antara Keraguan
10 Ketika Harapan Pudar
11 Permintaan Author
12 Cahaya di Tengah Kegelapan
13 Pertanyaan yang Menyulut
14 13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15 Teh dan Perasaan
16 Langkah yang Canggung
17 Percakapan di Meja Makan
18 Janji yang Memudar di Lapangan
19 Undangan Makan Malam (1)
20 Undangan Makan Malam (2)
21 Malam Panjang Miyuki
22 Langkah Beriringan
23 Pertemuan yang Mengubah
24 Langkah Baru untuk Miyuki
25 Aoi dan Hikari
26 Melawan Arus
27 Keberanian yang Tersembunyi
28 Ketakutan yang Manis
29 Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30 Kecupan Diam-Diam
31 Kehadiran yang Mengguncang
32 Pikiran yang Terombang-Ambing
33 Ada Batasnya
34 Satu Genggaman
35 Mengadopsi Haku
36 Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37 Mengukir Komitmen
38 Ibu, Aku Percaya Padanya
39 Angin Musim Semi yang Berubah
40 Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41 Jejak Langkah Mantan Suami
42 Takut Kehilangan
43 Tegangan yang Menggoda
44 Kesalahan yang Terlambat Disadari
45 Pacar atau teman masa kecil
46 Janji yang Tak Akan Lupa
47 Kejutan di Halte
48 Rencana dan Perasaan yang Berubah
49 Malam yang Hangat di Sisinya
50 Warisan Masa Lalu
51 Beban yang Tak Terucapkan
52 Sentuhan yang Menguatkan
53 Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54 Ketagihan Cinta yang Manis
55 Dosa Seorang Ibu
56 Ketulusan Hati
57 Berbeda
58 Milik (Volume 2)
59 Manisnya Rindu di Musim Panas
60 Waktu yang Terbagi
61 Four Flowers di Mini Market
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Langkah Pertama
2
Four Flowers
3
Gadis dan Keyakinannya
4
Mudah di Tebak
5
Percaya Diri
6
Penampilan Yang Berbeda
7
Perhatian
8
Antara Harapan dan Ketakutan
9
Langkah di Antara Keraguan
10
Ketika Harapan Pudar
11
Permintaan Author
12
Cahaya di Tengah Kegelapan
13
Pertanyaan yang Menyulut
14
13. Rahasia di Balik Pintu Pagar
15
Teh dan Perasaan
16
Langkah yang Canggung
17
Percakapan di Meja Makan
18
Janji yang Memudar di Lapangan
19
Undangan Makan Malam (1)
20
Undangan Makan Malam (2)
21
Malam Panjang Miyuki
22
Langkah Beriringan
23
Pertemuan yang Mengubah
24
Langkah Baru untuk Miyuki
25
Aoi dan Hikari
26
Melawan Arus
27
Keberanian yang Tersembunyi
28
Ketakutan yang Manis
29
Awal Baru dari Sebuah Kesalahan
30
Kecupan Diam-Diam
31
Kehadiran yang Mengguncang
32
Pikiran yang Terombang-Ambing
33
Ada Batasnya
34
Satu Genggaman
35
Mengadopsi Haku
36
Bibir yang Berkata, Hati yang Tak Pasti
37
Mengukir Komitmen
38
Ibu, Aku Percaya Padanya
39
Angin Musim Semi yang Berubah
40
Sentuhan Cemburu dan Pengakuan
41
Jejak Langkah Mantan Suami
42
Takut Kehilangan
43
Tegangan yang Menggoda
44
Kesalahan yang Terlambat Disadari
45
Pacar atau teman masa kecil
46
Janji yang Tak Akan Lupa
47
Kejutan di Halte
48
Rencana dan Perasaan yang Berubah
49
Malam yang Hangat di Sisinya
50
Warisan Masa Lalu
51
Beban yang Tak Terucapkan
52
Sentuhan yang Menguatkan
53
Pertaruhan Cinta dan Persahabatan
54
Ketagihan Cinta yang Manis
55
Dosa Seorang Ibu
56
Ketulusan Hati
57
Berbeda
58
Milik (Volume 2)
59
Manisnya Rindu di Musim Panas
60
Waktu yang Terbagi
61
Four Flowers di Mini Market

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!