SYM Bab 10 - Hanya Berdua

'Stop! Enyah dari hadapanku!' pekik Ansara di dalam hati, rasanya dia juga ingin sekali mendorong Adrian agar menjauh dari tubuhnya.

Namun sungguh, Ansara tidak memiliki keberanian sebanyak itu untuk melakukannya. Telebih saat ini posisinya hanyalah sebagai bawahan.

Mereka bukan lagi teman SMA seperti dulu, tapi sekarang Adrian sudah jadi bosnya.

"Terima kasih, Tuan. Ayo kita pergi sekarang," jawab Ansara, mengalihkan pembicaraan tentang wajahnya yang berubah jadi merah.

Bagaimana darahnya tidak terasa mendidih, jarak mereka terasa begitu dekat. Mungkin bagi Andrian ini semua biasa saja karena pria itu sedikitpun Tidak memiliki perasaan padanya, tapi bagi Ansara ini semua terlalu berlebihan.

Tak bagus untuk jantung dan hatinya.

"Apa kamu sakit?" tanya Adrian lagi, malah cemas sendiri.

"Tidak Tuan, saya baik-baik saja."

"Minumlah air putih ini dulu," balas Adrian, di mobil ada satu botol air mineral berukuran kecil yang belum dibuka.

Adrian lantas membuka botol air mineral tersebut dan menyerahkannya pada Ansara.

Tak ingin urusan ini jadi panjang lebar, Ansara segera meminum air tersebut. Meneguknya beberapa kali dan kembali menyerahkan botolnya pada Adrian.

Saat itu Adrian juga sedikit merasa haus, jadi tanpa pikir panjang dia langsung minum dari botol yang sama.

Glek! Glek Glek!

Dan Ansara makin mendelik melihat pemandangan itu. Bagaimana bisa mereka saling bertukar botol minum seperti ini. Seolah bibir mereka saling menyatu secara tidak langsung.

ARGH!!! rasanya Ansara ingin sekali berteriak.

Tapi yang mampu dia tunjukkan hanyalah diam. Kesal sekali dengan keadaan ini.

Hati Ansara yang awalnya ingin melupakan semua perasaannya kini justru berfikir bahwa Adrian memperlakukannya dengan spesial. Sebuah pemikiran gila yang membuat Ansara makin frustasi.

Bagaimana bisa dia menyukai suami orang?

Ansara mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, benci pada diri sendiri, benci pada keadaan. Sementara pria yang membuatnya galau seolah tidak tahu apa-apa.

"Kita pergi sekarang," ucap Adrian dengan entengnya, lalu menyalakan mesin mobil dan mulai melaju keluar basement meninggalkan area kantor.

Siang ini mereka menuju sebuah lapangan bermain, karena masih siang jadi keadaan di sana sangat sepi, tidak ada satupun anak yang sedang bermain.

"Ayo pindah posisi, nanti aku ajari pelan-pelan," ucap Adrian, dia juga langsung turun lebih dulu.

Sebenarnya Ansara merasa sangat takut, tapi dia harus memberanikan diri agar bisa secepatnya mengemudi mobil.

Kini Ansara telah duduk di kursi kemudi, sementara Adrian di sampingnya. "Tempat duduknya nyaman atau tidak? Jika tidak ubah saja ukurannya," kata Adrian.

"Iya, Tuan," balas Ansara.

Belum sempat Ansara bergerak mengatur posisi kursi, Adrian sudah lebih dulu mengubahnya untuk Ansara.

"Saya bisa sendiri, Tuan," ucap Ansara dengan cepat.

"Lihat di kakimu, yang paling kiri adalah kopling, di tengah pedal rem dan pedal gas berada di sebelah kanan."

Ansara terdiam, mulai berkonsentrasi.

Adrian terus memberi instruksi sampai akhirnya Ansara berhasil melajukan mobil itu hanya dengan menggunakan gigi 1. Mobil sebenarnya melaju dengan perlahan, tapi bagi Ansara ini sudah ngebut sakali.

"Bagaimana ini Tuan? Apa saya harus tekan rem?" tanya Ansara gelagapan deg-degan. Ternyata lebih deg-degan belajar mobil daripada terpesona oleh ketampanan Adrian.

"Tenang, terus saja melaju dan cobalah untuk berbelok di depan sana."

"Saya takut."

"Kenapa takut? Ada aku di samping mu."

Ansara tak menjawab, kedua matanya fokus menatap ke depan.

"Tangan mu jangan kaku," ucap Adrian lagi, dia menyentuh tangan Ansara dan memindahkannya di posisi yang benar.

Ansara yang tengah fokus tak terpengaruh dengan sentuhan tersebut, malah nyaman karena Adrian benar-benar mendampinginya.

"Sekarang coba naikkan giginya jadi 2," titah Adrian.

"Tidak bisa."

Adrian mengambil tangan Ansara dan mereka merubah gigi mobil bersama-sama.

Entah berapa jam mereka mengelilingi lapangan tersebut, sampai Ansara lebih lancar saat mengoper gigi dan menentukan arah laju mobil.

Yang awalnya begitu gugup, kini jadi sangat antusias. Tanpa sadar Ansara bahkan tersenyum lebar, melupakan statusnya yang jadi karyawan Adrian.

"Bisa kan, besok kita belajar di jalan yang sepi," ucap Adrian saat mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat.

Mobil berhenti di pinggir lapangan tersebut.

Ansara antusias sekali, "Terima kasih Adrian," ucap Ansara keceplosan, memanggil tanpa embel-embel Tuan.

Satu panggilan yang ternyata juga Adrian rindukan, hingga membuat keduanya saling tatap dengan intens.

"Maaf Tuan, aku tidak bermaksud lancang," ucap Ansara.

"Tidak apa-apa, kamu boleh memanggilku Adrian saat kita hanya berdua."

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Panggil Sayang boleh gak🤭
Sabar ya Sara, Emang tuanmu itu kang modus Buat seporrr jantung mulu.
Jangan2 itu lapangan dah disewa sama Adrian lagi biar bebas berduaan gak ada yang ganggu.
Mencintai suami orang boleh kok Ra, syaratnya jangan dibilang2 sama siapa2 cukup doakan semoga dia bahagia bersama istrinya🤣🤣 tapi tenang Adrian masih singgle, belum saatnya kamu tahu tapi nanti setelah kamu bertemu dengan Naura.
pasti ada rasa ingin jadi pl4kor😂
aduhh kasihan Ansara sudah membatin mulu, Eh masih nyangka Adrian dah menikah punya anak..

2025-01-09

39

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

cie..cie...uhuk uhukk crit crit crut crutt..auhh readers ikutan senyum2, guling2, nemplok tembok 🤣🤣

hehhh ngapain belajar di tempat sepi? pasti kamu mau modusin ansara kan ad? jangan modus teruss..kalau suka cepat sat set gitu 🤭 selalu cari kesempatan saja wkwkwk

Adrian sudah kebelett...tapi nggak berani tampil? padahal maunya tium bibil ansara, tapi takut kena tabokk..akhirnya hanya berani tium botolll bekas bibil ansara 🤣🤣 waduhhh aku pingin Jadi BOTOL minumnya saja oeyyy wkwkwk

2025-01-09

14

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

nahhh lohhh...nih authornya juga ikutan deg2gan, pasti nulisnya sambil senyum2 sendiri 🤭 nulis lancar sampai lanjar...untung bukan lanjaran kacang 🤣🤣✌️

2025-01-09

4

lihat semua
Episodes
1 SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2 SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3 SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4 SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5 SMY Bab 5 - Seperti Patung
6 SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7 SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8 SYM Bab 8 - Malah Bingung
9 SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10 SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11 SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12 SYM Bab 12 - Tidak Mau
13 SYM Bab 13 - Istri Sah
14 SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15 SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16 SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17 SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18 SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19 SYM Bab 19 - Membeku
20 SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21 SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22 SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23 SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24 SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25 SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26 SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27 SYM Bab 27 - Tertekan
28 SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29 SYM Bab 29 - Keributan
30 SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31 SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32 SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33 SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34 SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35 SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36 SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37 SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38 SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39 SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40 SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41 SYM Bab 41 - Masih Fresh
42 SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43 SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44 SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45 SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46 SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47 SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48 SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49 SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50 SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51 SYM Bab 51 - Ih Cebel
52 SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53 SYM Bab 53 - Malu-malu
54 SYM Bab 54 - Astaga!
55 Promosi Karya Baru
56 SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57 SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58 SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59 SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60 SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61 SYM Bab 60 - Uangnya Pergi
Episodes

Updated 61 Episodes

1
SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2
SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3
SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4
SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5
SMY Bab 5 - Seperti Patung
6
SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7
SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8
SYM Bab 8 - Malah Bingung
9
SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10
SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11
SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12
SYM Bab 12 - Tidak Mau
13
SYM Bab 13 - Istri Sah
14
SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15
SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16
SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17
SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18
SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19
SYM Bab 19 - Membeku
20
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21
SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22
SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23
SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26
SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27
SYM Bab 27 - Tertekan
28
SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29
SYM Bab 29 - Keributan
30
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32
SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33
SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36
SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37
SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38
SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39
SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40
SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41
SYM Bab 41 - Masih Fresh
42
SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43
SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44
SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45
SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46
SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47
SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48
SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49
SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50
SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51
SYM Bab 51 - Ih Cebel
52
SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53
SYM Bab 53 - Malu-malu
54
SYM Bab 54 - Astaga!
55
Promosi Karya Baru
56
SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57
SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58
SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59
SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60
SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61
SYM Bab 60 - Uangnya Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!