SYM Bab 19 - Membeku

"Diam," ucap Adrian singkat, juga dengan tatapan yang lekat.

Reflek Ansara merapatkan bibirnya, patuh sekali saat diminta untuk tidak buka suara. Karena tatapan Adrian yang serius membuatnya merasa terintimidasi.

"Apapun itu, tugas utamamu adalah mengurusku, bukan mengurus yang lain," timpal Adrian dengan sangat serius.

Ansara tak bisa menuntut penjelasan lebih, karena mulutnya sudah diminta untuk diam. Jadi dia hanya bisa mengangguk.

Mereka berdua akhirnya keluar dari dalam mobil, kembali lebih cepat ke perusahaan tentu membuat Jessi merasa penasaran. Karena jika sesuai jadwal harusnya sang Tuan kembali saat jam 2 siang.

Jessi makin heran ketika Ansara tidak langsung duduk di kursi kerjanya, melainkan ikut masuk ke ruangan sang CEO.

"Aku lelah sekali, pijat leher sampai pinggang ku," titah Adrian.

Ansara tercengang, baru tadi mereka membicarakan tentang pekerjaan Ansara yang harus mengurus Adrian. Lalu kini mendapatkan tugas yang tak disangka-sangka oleh gadis itu.

Pekerjaan yang mulai menjalar kemana-mana, bukan lagi masalah kantor tapi juga Adrian.

"Apa ini juga pekerjaanku?" tanya Ansara, reflek bertanya, meski setelahnya mengigit bibir bawah karena takut.

Harusnya Ansara tak banyak bertanya dan hanya menurut. "Maaf, bukan maksudku ingin membantah, aku hanya ingin bertanya," ucap Ansara lagi, langsung klarifikasi.

Adrian telah duduk di kursi sofa, jika Ansara ikut duduk pasti kesulitan baginya untuk memijat leher Adrian. Jadi Ansara masih berdiri di hadapan pria tersebut.

"Sepanjang acara tadi kamu terus berbisik dan membuat ku menunduk, sekarang leher dan pinggang ku pegal."

"Astaga, kenapa tidak bicara tadi tadi? Harusnya aku pakai heels 10 cm tadi."

Adrian tidak menjawab, hanya menatap dengan tatapan yang entah, Ansara tak mampu membacanya. Yang ada Ansara reflek menyentuh leher Adrian dan mulai memijat.

Sentuhan ini membuat Ansara menelan ludah kasar, skin to skin yang baginya tak biasa.

"Apa seperti ini?" tanya Ansara demi, bicara demi mengusir rasa gugup yang dia rasakan sendiri.

"Kenapa tanganmu terasa dingin?" balas Adrian, bukannya menjawab malah mengajukan pertanyaan juga.

"Tidak tahu," jawab Ansara asal, padahal keringat dingin mulai muncul di kedua tangannya.

Merasa Ansara akan kesulitan memijat jika dia memakai jas, jadi Adrian melepaskannya, bahkan melepas dasi. Tak tahu jika keputusan itu membuat Ansara makin gelisah.

"Kurang keras tidak?" tanya Ansara, lalu meringis sendiri sebab perasaannya tak menentu.

"Sudah pas," jawab Adrian.

Ansara tidak bertanya lagi, terus memijat Adrian dengan mulut yang terkunci rapat, tapi hatinya berisik sekali. Berulang kali berpikir harusnya pekerjaan seperti ini dilakukan oleh istrinya Adrian, bukan dia.

Selesai memijat leher, Ansara duduk untuk memijat pinggang Adrian. Sampai Ansara merasa seluruh tubuh Adrian telah dia jamah.

Namun pemikiran seperti ini membuat hati Ansara merasa menghangat, merasa mereka memang sudah sedekat ini.

Merasa perasaannya yang selama ini bertepuk sebelah tangan kini mulai terbalas.

'Ya Tuhan, ternyata aku adalah wanita yang jahat, egois. Aku mengesampingkan semua kebenaran demi perasaan sendiri,' batin Ansara.

Lahir batin seperti telah siap jadi perebut suami orang, hanya untuk merasakan cintanya sendiri.

"Sudah belum?" tanya Ansara.

"Tanganmu lelah?"

"Iya, tubuh mu keras sekali."

"Dan tanganmu kecil sekali."

"Itu tahu!" balas Ansara dengan suara meninggi. "Aku akan keluar sekarang, sekretaris Jessi pasti sudah menungguku," ucap Ansara, dia juga langsung berdiri.

Adrian mengangguk, namun saat Ansara baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba mulutnya reflek memanggil. "Ans," panggil Adrian.

"Ada apa?" jawab Ansara.

"Ingat ucapanku tadi, jika Steven coba mengajakmu bicara abaikan saja." Adrian kembali menegaskan tentang hal ini.

"Bagaimana jika tuan Steven menghubungi ku di luar pekerjaan, apa harus ku abaikan juga?" balas Ansara.

Sebuah pertanyaan yang membuat Adrian berdiri, lalu mendekati gadis mungil itu.

Tiap langkah yang Adrian ambil, membuat Ansara makin berdegup, mereka seperti sedang tarik ulur tentang perasaan ini.

Ansara sempat berpikir mungkinkah Adrian cemburu, tapi Ansara tak pernah mendapatkan jawaban pasti tentang hal ini. Karena itulah kini Ansara mulai mengikuti permainan pria tersebut.

Dan bukannya menjawab pertanyaan Ansara, Adrian justru mengangkat tubuh mungil sang sekretaris lalu dia dudukkan di atas meja kerjanya.

Ansara yang terkejut membuatnya tak mampu berteriak, hanya reflek menyentuh kedua lengan Adrian yang kekar.

Sesaat tatapan mereka saling terkunci, menatap dengan banyak makna. "Abaikan semuanya," ucap Adrian.

"Kenapa?" tanya Ansara sekali lagi, dia butuh penjelasan yang lebih jelas.

"Karena kamu milikku."

"Karena aku sekretaris mu?"

"Karena kamu wanitaku."

"Aku masih tidak paham."

Dan kini Adrian menjelaskan dengan sebuah ciuman lembut di atas bibir Cherry milik Ansara.

Cup!

Ansara mendelik, tubuhnya membeku.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

uhhhh yang di ketup ansara, yang teriak dan pegang bibil para readers 🤣🤣 jedag jedug jederrrr...panas dingin wkwk

Auhhh 😱😱 akhirnya adegan slepett terjadi juga, tup di ketup adegan yang begitu cepat dan singkat membuat ansara bagai tersengat aliran listrik 🤭 darah langsung mengalir dengan begitu deras dan jantung serasa berpacu dengan begitu cepat 🤭 kamu adalah milik adrian, wanitanya adrian , ansara? langsung di kasih stempel di atas bibil merah manis rasa cherry 🤭

Adrian benar2 takut kehilangan incarannya, mana sudah memendam rasa dari masa Sma kalau sampai kena tikung apa nggak bikin nyut2tan, sebelum negara api menyerang langsung dehh ansara di tembak di tempat + di kasih stempel 🤭 tanda Sah nya nunggu waktu yang tepat, buat mengenalkan ansara pada ayah dan ibu 😂 pasti ayah Gio langsung kasih restunya, beliau kan sudah pernah lihat ansara pas acara perpisahan 😁

2025-01-13

39

Cici Sri Yuniawati

Cici Sri Yuniawati

ohh akhirnya si bibir cerry yg selalu menggoda itu berhasil di kokop kop sekop sama Adrian 🤣🤣🤣
kenapa nembaknya begitu sih Adrian... kata2nya kurang tepat kesannya malah menjadikan ansara sebagai wanita simpanan

2025-01-13

9

ALURRA KHAI BACHTIAR 💅

ALURRA KHAI BACHTIAR 💅

Heh......!!!!
kalian....🧞 bisa-bisanya ya.
kerja Woyy....kerja.malah pacalan.

kalo men nyuri-nyuru gini yang ada Ansara salah paham lagi loh.dikiranya dia cewek apakah.semoga Jessi gak liat.bisa gaswat kalo liat.
kenapa gak bilang "aku tresnno marang sriramu" aja.malah langsung to the points.
mana Ansara masih berspekulasi kalo Adrian dah punya istri lagi.apa gak tambah kalang kabut pekat si Ansara

2025-01-13

8

lihat semua
Episodes
1 SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2 SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3 SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4 SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5 SMY Bab 5 - Seperti Patung
6 SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7 SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8 SYM Bab 8 - Malah Bingung
9 SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10 SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11 SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12 SYM Bab 12 - Tidak Mau
13 SYM Bab 13 - Istri Sah
14 SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15 SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16 SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17 SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18 SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19 SYM Bab 19 - Membeku
20 SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21 SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22 SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23 SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24 SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25 SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26 SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27 SYM Bab 27 - Tertekan
28 SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29 SYM Bab 29 - Keributan
30 SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31 SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32 SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33 SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34 SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35 SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36 SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37 SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38 SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39 SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40 SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41 SYM Bab 41 - Masih Fresh
42 SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43 SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44 SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45 SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46 SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47 SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48 SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49 SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50 SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51 SYM Bab 51 - Ih Cebel
52 SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53 SYM Bab 53 - Malu-malu
54 SYM Bab 54 - Astaga!
55 Promosi Karya Baru
56 SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57 SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58 SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59 SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60 SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61 SYM Bab 60 - Uangnya Pergi
Episodes

Updated 61 Episodes

1
SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2
SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3
SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4
SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5
SMY Bab 5 - Seperti Patung
6
SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7
SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8
SYM Bab 8 - Malah Bingung
9
SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10
SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11
SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12
SYM Bab 12 - Tidak Mau
13
SYM Bab 13 - Istri Sah
14
SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15
SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16
SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17
SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18
SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19
SYM Bab 19 - Membeku
20
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21
SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22
SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23
SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26
SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27
SYM Bab 27 - Tertekan
28
SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29
SYM Bab 29 - Keributan
30
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32
SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33
SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36
SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37
SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38
SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39
SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40
SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41
SYM Bab 41 - Masih Fresh
42
SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43
SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44
SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45
SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46
SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47
SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48
SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49
SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50
SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51
SYM Bab 51 - Ih Cebel
52
SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53
SYM Bab 53 - Malu-malu
54
SYM Bab 54 - Astaga!
55
Promosi Karya Baru
56
SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57
SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58
SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59
SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60
SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61
SYM Bab 60 - Uangnya Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!