SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi

Ansara sungguh tak tahu apa yang terjadi di dalam rumah tangga Adrian, mungkin sebenarnya Adrian adalah pihak yang terluka.

Mulai dari Naura yang menginginkan sosok Mama baru, lalu Adrian yang pilih tinggal di apartemen berpisah dengan istri dan anaknya.

Sementara Ansara juga belum berhak untuk ikut campur terlalu dalam, jadi daripada terus menerka-nerka dia memutuskan untuk mengikuti saran Mayang, menjalani saja semua yang ada sekarang.

Jika hatinya ingin berdebar maka akan Ansara biarkan tanpa perlu merasa bersalah.

"Ans, ada yang ingin aku katakan tentang Naura," ucap Adrian, mereka masih berada di dalam mobil yang terparkir di halaman rumah ibu Aruni.

Untuk pertama kalinya di dalam hidup Adrian akhirnya dia ingin menjelaskan tentang hal ini pada seorang wanita, bahwa Naura bukanlah anaknya melainkan sang adik.

"Tidak Adrian, kamu tidak perlu menjelaskan apapun tentang Naura padaku," jawab Ansara, saking gugupnya dia sampai keceplosan lagi memanggil tanpa Tuan, bahkan menyebut dirinya sendiri dengan sebutan aku, bukan saya.

Ternyata Ansara belum siap mendengar kebenaran, jantungnya makin deg-degan.

Dan mendengar Ansara kembali memanggilnya tanpa Tuan membuat Adrian tersenyum kecil. Rasanya lebih nyaman seperti ini daripada terus berjarak. Adrian juga merindukan interaksi mereka sebagai teman.

"Maaf, saya keceplosan_"

"Tidak apa-apa Ans, bukankah sudah aku katakan, kamu boleh memanggilku Adrian jika kita hanya berdua. Bahkan saat berada di kantor," terang Adrian, jadi lupa niat awalnya untuk menjelaskan tentang Naura.

Dan jika kemarin Ansara menolak tawaran itu, kini dia jadi berpikir dua kali. Sampai akhirnya memutuskan untuk menganggukkan kepala tanda setuju.

"Benarkah?"

"Iya Ansara."

"Baiklah ... tentang Naura aku tidak merasa direpotkan olehnya, aku juga tidak keberatan dengan semua ucapannya tadi," jelas Ansara, meski gugup namun dia coba memberanikan diri.

Agar hubungan ini jadi sedikit lebih santai, tidak tegang seperti beberapa hari terakhir.

Adrian mengangguk, "Kalau begitu kita pergi sekarang ya?"

"Iya," jawab Ansara.

Mereka kembali ke perusahaan, sebelum jam 3 telah tiba di kantor.

Ansara juga langsung menyiapkan beberapa keperluan untuk pertemuan Adrian nanti. Saat tuan Steven datang Ansara tidak ikut bergabung, yang mendampingi Adrian adalah asisten Juan.

Jika sebelumnya Ansara selalu menyapa sekretaris Jessi lebih dulu, maka kini Ansara pilih untuk diam. Tak mau berbasa-basi selain membicarakan tentang pekerjaan.

"Ansara," panggil Jessi, yang jadi semakin kesal melihat anak baru ini.

"Setelah ini panggil aku sekretaris Ansara, bukan hanya Ansara," jawab Ansara.

"Astaga, darimana kamu mendapatkan keberanian itu? Lancang sekali."

"Kata asisten Juan bahkan jabatanku lebih tinggi daripada jabatanmu, selama ini aku masih bisa bersabar, tapi lama-lama sepertinya kamu yang semakin lancang," balas Ansara, dia menatap tajam.

Ansara mungkin hanya lulusan SMA, tapi selama ini dia bukan hanya terkurung dalam tempurung. Ansara justru memiliki banyak pengalaman kerja.

Jessi tak mampu berkutik, kini benar-benar kalah berdebat dengan Ansara.

"Tidak perlu membahas hal lain, mulai sekarang aku hanya akan membicarakan tentang pekerjaan," tegas Ansara.

Dan Jessi hanya mampu mengepalkan kedua tangannya.

Menjelang jam pulang kantor, berakhir pula pertemuan diantara Adrian dan Steven.

Ansara ikut mengantar kepergian tuan Steven sebagai tanda hormat. Tapi keberadaan Ansara di perusahaan ini rasanya masih asing di mata pria blasteran tersebut.

Kerja sama Steven dengan perusahaan Abraham Kingdom sudah berlangsung lama, tapi baru kali ini melihat Ansara.

Adrian yang memahami pertanyaan di mata Steven langsung menjelaskan. "Ini adalah Ansara, sekretaris pribadiku," jelas Adrian.

Steven mengangguk, tapi bibirnya tersenyum kecil. Lucu saja melihat gadis mungil ini jadi sekretaris pribadi. Mungkin karena mungil pekerjaannya jadi lincah.

"Salam kenal Ansara, lain kali jika kami bertemu lagi ikutlah bergabung," ucap Steven.

"Baik, Tuan," jawab Ansara dengan kepala menunduk.

Adrian langsung mengakhiri pembicaraan itu dan menekan tombol lift, memberi isyarat agar Steven segera pergi.

"Abaikan ucapan Steven, kamu tidak harus ikut saat aku bertemu dengan klien," ucap Adrian.

"Iya, Tuan."

"Kita pulang sekarang."

"Iya, Tuan."

"Tapi belajar mobil dulu."

"Iya, Tuan," jawab Ansara, iya iya terus.

Sementara Juan yang ada di sana juga seperti tak dianggap keberadaannya.

Tapi melihat interaksi diantara tuan Adrian dan Ansara seperti bukan bos dan sekretarisnya, melainkan seperti adik dan kakak.

Sore ini Adrian membawa mobilnya menuju sebuah komplek perumahan, sore ini Ansara akan langsung berlajar di jalanan sepi ini.

Memasuki kompleks tersebut mereka langsung bertukar posisi, tanpa instruksi dari Adrian, Ansara langsung mengemudikan mobil dengan hati-hati.

Berulang kali meringis sendiri karena merasa takut, tapi setelah terbiasa jadi bangga dan merasa antusias.

"Ini sangat menyenangkan," ucap Ansara.

"Aku tahu kamu pasti bisa belajar dengan cepat," balas Adrian, lalu reflek mengelus puncak kepala Ansara dengan lembut.

Ansara yang terkejut nyaris saja menekan rem, namun untungnya dia masih mampu mengendalikan diri.

Ansara hanya tersenyum lebar dan terus mengemudi, menikmati debaran di hati yang tidak ditahan-tahan lagi.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

wkwkwkw gimana kalau steven di jadikan orang ketiga 🤭 pasti seruu kalau adrian cembuluu.

biarkan semuanya seperti air mengalir, jalani apa yang ada tanpa adanya penjelasan, kalau sudah saatnya tiba, tanpa adanya penjelasan pasti akan tahu sendiri..lagian kalau cepat terbongkar rasanya kurang greget 🤣🤣 malah pingin lihat ansara merasakan debar2 saat dekat dengan adrian yang dalam pikiran ansara sudah beristri 🤭

Kasihan asisten juan 🤭 ada tapi tak terlihat...memamg nasib seorang asisten selalu mengsad wkwkwk

2025-01-11

23

Alistalita

Alistalita

Wes Ansara ikut saran Mayang😂👍
definisi PIKIRAN ADALAH MAUT, Semakin berpikir Ovt semakin jadi toxic pemikiran kita.
Dan cara mengendakikan pikiran kita ternyata diri kita sendiri.
Contohnya seperti Ansara sudah Ovt lelah tapi akhirnya dia mulai mengendalikan pikirannya sendiri tanpa mendengar dulu penjelasan Adrian.
Good Ra kamu lolos ujian pertama, tapi setelah ini ada ujian kedua dan seterusnya.
Kenapa kamu juga gak dengar penjelasan Adrian dulu sih, padahal dikitt lagi kebongkar. Tapi gak apa2 itung2 masa pengenalan jadi ya nikmati dulu saja, nanti lama kelamaan kamu pasti Syok berata kalau ternyata Adrian belum menikah dan Naura hanyalah adiknya🤦‍♀️🤣🤣

2025-01-11

21

enur .⚘🍀

enur .⚘🍀

nah gitu dong Ans ,, daripada menahan2 ,lebih baik ikuti alur dari bund@ Lunoxs dan mengikuti saran dari Mayang 🤣 nikmati debaran itu ,,karna makin lama perasaan itu tumbuh maka bakal makin menambah warna di hidup mu 🤧 dan sikap kamu ke Jessi sangat keren ,,kamu jan mau di tindas sama orang so seniorita itu 🤪,jika kamu mengalah terus,maka Jessi bakal makin ugal2an merendah kan mu ,,🤣 MENYALA sekertaris mungil ny Adrian ,,lanjut kan misi mu 🔥🔥

2025-01-11

5

lihat semua
Episodes
1 SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2 SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3 SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4 SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5 SMY Bab 5 - Seperti Patung
6 SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7 SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8 SYM Bab 8 - Malah Bingung
9 SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10 SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11 SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12 SYM Bab 12 - Tidak Mau
13 SYM Bab 13 - Istri Sah
14 SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15 SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16 SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17 SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18 SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19 SYM Bab 19 - Membeku
20 SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21 SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22 SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23 SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24 SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25 SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26 SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27 SYM Bab 27 - Tertekan
28 SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29 SYM Bab 29 - Keributan
30 SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31 SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32 SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33 SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34 SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35 SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36 SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37 SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38 SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39 SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40 SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41 SYM Bab 41 - Masih Fresh
42 SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43 SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44 SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45 SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46 SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47 SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48 SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49 SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50 SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51 SYM Bab 51 - Ih Cebel
52 SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53 SYM Bab 53 - Malu-malu
54 SYM Bab 54 - Astaga!
55 Promosi Karya Baru
56 SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57 SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58 SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59 SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60 SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61 SYM Bab 60 - Uangnya Pergi
Episodes

Updated 61 Episodes

1
SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2
SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3
SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4
SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5
SMY Bab 5 - Seperti Patung
6
SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7
SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8
SYM Bab 8 - Malah Bingung
9
SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10
SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11
SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12
SYM Bab 12 - Tidak Mau
13
SYM Bab 13 - Istri Sah
14
SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15
SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16
SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17
SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18
SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19
SYM Bab 19 - Membeku
20
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21
SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22
SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23
SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26
SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27
SYM Bab 27 - Tertekan
28
SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29
SYM Bab 29 - Keributan
30
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32
SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33
SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36
SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37
SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38
SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39
SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40
SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41
SYM Bab 41 - Masih Fresh
42
SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43
SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44
SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45
SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46
SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47
SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48
SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49
SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50
SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51
SYM Bab 51 - Ih Cebel
52
SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53
SYM Bab 53 - Malu-malu
54
SYM Bab 54 - Astaga!
55
Promosi Karya Baru
56
SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57
SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58
SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59
SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60
SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61
SYM Bab 60 - Uangnya Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!