"Sekretaris pribadi," ucap Ansara setelah dia keluar dari ruangan sang CEO.
Adrian tidak banyak bicara, setelahnya dia langsung mengarahkan Ansara untuk menemui asisten pribadinya di ruangan sebelah, Juan namanya.
"Jika anda bersedia bekerja di sini maka anda akan jadi sekretaris pribadi tuan Adrian," ucap asisten Juan.
Ansara kini tengah berhadapan dengan asisten pribadi tuan Adrian, mereka duduk saling berhadapan dengan meja sebagai penghalang.
Suasananya begitu kental seperti sebuah interview kerja.
Setelahnya Juan juga menjelaskan apa hak dan tanggung jawab Ansara. Utamanya adalah bersedia mendampingi tuan Adrian selama 24 jam, untuk keperluan bisnis ataupun urusan pribadi sang tuan.
Semua itu dilakukan agar tuan Adrian tidak mengalami sedikitpun kesulitan dalam pekerjaannya.
Ansara tidak diwajibkan untuk terhubung langsung dengan para klien ataupun kolega, Ansara hanya perlu mengatur semua jadwal tuan Adrian agar bisa bekerja secara maksimal. Kelak Ansara juga akan berkoordinasi dengan sekretaris perusahaan.
"Gaji pokok yang akan ada dapatkan adalah 10 juta tiap bulannya, belum termasuk bonus-bonus yang lain," ucap Juan seraya mengakhiri semuanya penjelasannya.
Mendengar nominal tersebut Ansara langsung mendelik, kata Mayang mungkin Ansara akan mendapatkan gaji 3 kali lipat daripada di cafe, tapi ternyata gaji yang ditawarkan justru 5 kali lipat.
Seketika itu juga Ansara melupakan semua tentang tugas dan tanggung jawabnya yang harus selalu mendampingi Adrian 24 jam.
Rasanya apapun perkejaannya akan Ansara lakukan demi mendapatkan gaji sejumlah 10 juta, terlebih pekerjaan ini adalah pekerjaan yang halal.
Tanpa sadar Ansara langsung tersenyum, bukan hanya mendapatkan gaji dalam jumlah besar yang membuat Ansara bahagia, namun Ansara juga yakin pekerjaan ini pun akan mengangkat harkat dan martabatnya sendiri juga sang ibu.
"Baik Pak, terima kasih atas kesempatannya untuk bekerja di sini. Saya bersedia menjadi sekretaris pribadi tuan Adrian," ucap Ansara tanpa keraguan sedikitpun.
Masa bodo dengan cinta yang ingin dia kubur rapat-rapat, yang penting sekarang adalah yang dan jabatan lebih dulu.
Ansara yakin lambat laun rasa cintanya pada Adrian akan punah dengan sendirinya, apalagi jika semakin tahu tentang Adrian yang telah berkeluarga.
"Tidak perlu Memanggil ku Pak, cukup panggil asisten Juan."
"Siap Pak_ Maaf, Siap asisten Juan," balas Ansara antusias.
Pagi ini juga Ansara menandatangani kerja sama di perusahaan Abraham Kingdom. Teken kontrak langsung untuk 10 tahun ke depan.
Selesai bertemu dengan asisten Juan, Ansara langsung berkenalan dengan sekretaris sang CEO.
Mereka berdiskusi untuk memudahkan kerja sama di masa depan.
Sebenarnya banyak sekali hal yang ingin Ansara tanyakan, apakah sebelumnya tuan Adrian pun memiliki seorang sekretaris pribadi, lalu dimana kini? Apakah sudah keluar dan digantikan olehnya?
Namun semua pertanyaan itu tertahan di ujung lidah, dibanding mengajukan pertanyaan Ansara lebih memilih untuk memahami semua penjelasan.
Agar tak ada sedikitpun kesalahan yang dia lakukan nanti. Meskipun hanya lulusan SMA, namun Ansara dulu juga adalah siswa yang cerdas, pandai public speaking dan mudah bersosialisasi dengan lingkungan baru.
Meski tidak begitu lancar namun Ansara juga bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris.
Dengan semua kemampuan itu membuat Ansara cukup percaya diri, satu-satunya hal yang membuatnya insecure adalah tinggi badannya yang mungil.
"Ansara, boleh aku bertanya hal lain?" tanya Jessi.
"Apa Kak?"
"Bagaimana bisa kamu mendapatkan tawaran untuk jadi sekretaris pribadi tuan Adrian?"
"Sebenarnya tuan Adrian adalah temanku saat SMA, semalam ada reuni dan kami bertemu, lalu tuan Adrian memberikan pekerjaan ini."
Jessi hanya mengangguk saja, tuan Adrian sudah 1 tahun ini memimpin Abraham Kingdom. Namun selama itu pula tak pernah ada yang namanya sekretaris pribadi. Hanya Jessi lah satu-satunya sekretaris senior yang mendampingi beliau.
Lalu kini secara mendadak Ansara muncul dan hal itu cukup membuatnya terkejut.
Apalagi Ansara sangat mungil di matanya, meski sudah menggunakan heels setinggi 10 cm itu tetap saja tak mampu mengimbangi tinggi tubuhnya yang proporsional.
Jessi jadi ingin melihat seberapa lama Ansara mampu bertahan bekerja di sini? Apalagi setelah Jessi tahu juga bahwa Ansara hanya lulusan SMA.
Jessi sangat tahu, tuan Adrian memperkerjakan Ansara pasti hanya karena kasihan semata, tidak lebih.
Sekitar jam 2 siang barulah Ansara pergi meninggalkan kantor Abraham Kingdom dan menuju cafe untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya.
"Astaga Ansara, sepatumu tinggi sekali. Kakimu tidak sakit?" tanya Mayang, dia tahu juga pagi ini Ansara mendatangi perusahaan Abraham Kingdom.
"Sakit sih, tapi tidak apa-apa ... Besok aku akan pakai hansaplas," jawabnya lalu nyengir kuda, menampakkan deretan giginya yang rapi.
Semua kesakitan ini rasanya terbayar lunas dengan uang 10 juta.
"Aku temui pak bos dulu ya?" pamit Ansara dan Mayang mengangguk.
Melihat senyum Ansara, Mayang sangat yakin Ansara telah mendapatkan kabar baik. Dan apapun yang membuat Ansara bahagai, maka akan dia dukung. Mayang akan ikut bahagia juga.
"Kamu yakin ingin keluar?" tanya sang boss.
"Iya Pak, semalam ada salah satu temanku yang memberi pekerjaan baru."
"Bekerja dimana?"
"Perusahaan Abraham Kingdom."
"Astaga, perusahaan besar itu? tentu saja kamu langsung setuju."
Ansara tersenyum bahagia, tak mampu dia sembunyikan kebahagiaan tersebut.
"Baiklah, Bapak ACC ya surat pengunduranmu ini. Bapak doakan kamu selalu sukses dimanapun bekerja."
"Terima kasih, Pak," jawab Ansara penuh syukur. Bosnya di cafe ini memang sangat baik.
Seumur hidup Ansara akhirnya merasakan keberuntungan yang bertubi-tubi. Hari ini seperti hari yang menjadi jalan untuknya menuju kesuksesan.
Hari yang paling membahagiakan.
Keesokan harinya Ansara kembali mendatangi perusahaan Abraham Kingdom. Namun kini dia datang bukan sebagai pengunjung, melainkan sebagai salah satu karyawan di perusahaan bergengsi tersebut.
Ansara datang pagi-pagi sekali, masih semangat 45.
"Ans, kamu sudah datang?" tanya Jessi. Meja mereka berdampingan, sama-sama berada di depan pintu masuk ruangan sang CEO.
"Iya Kak," jawab Ansara dengan ramah.
Namun Jessi menatap dengan tatapan meremehkan, pasalnya Ansara masih menggunakan baju yang sama seperti kemarin. Baju putih dan celana dasar hitam, lengkap dengan sepatu yang nampak tinggi.
Bak langit dan bumi jika dibandingkan dengan penampilan Jessi yang modis.
Tepat jam 8 pagi Adrian datang ke kantor.
"Sekretaris Ansara ayo masuk," ajak asisten Juan.
Ansara deg-degan, panggilan sekretaris yang disematkan untuknya terasa begitu spesial.
"Saya bagaimana asisten Juan?" tanya Jessi.
"Kamu tidak perlu masuk, mulai sekarang sekretaris Ansara yang akan melaporkan semuanya pada tuan Adrian."
"Baiklah," jawab Jessi patuh.
Ansara kemudian mengikuti asisten Juan untuk masuk ke ruangan sang CEO.
Berada di hadapan Adrian, Ansara menepikan semua kenangan yang pernah mereka punya saat SMA.
Kini Ansara benar-benar bekerja secara profesional. Bahkan tutur katanya pun terdengar sangat formal.
Saking seriusnya Ansara dia sampai tidak menyadari jika Adrian menatapnya dengan lekat. Mulut Ansara terlalu sibuk bicara.
Menjelang jam makan siang Ansara akhirnya ikut tugas pertama untuk mendampingi sang CEO. Siang ini Adrian memiliki janji temu dengan salah satu koleganya, mereka telah mengatur jadwal untuk makan siang bersama.
Ansara tidak hanya pergi berdua dengan tuan Adrian, tapi juga ada asisten Juan.
'Ya ampun, langkah kaki mereka cepat sekali sih,' batin Ansara, gerutuan yang pertama dia lontarkan.
Demi mengimbangi langkah keduanya Ansara sampai terlihat seperti jalan cepat. Lalu nafasnya jadi sedikit terengah setelah masuk ke dalam lift.
'Tidak bisakah kita jalan pelan-pelan?' tanya Ansara, namun hanya mampu dia ucapkan di dalam hati.
Tiba di lobby Ansara kembali dihadapkan pada penderitaan barunya, kedua kaki pendeknya harus bisa mengimbangi langkah lebar dua pria di hadapannya.
'Astaga, jangan cepat-cepat Adrian!' gerutu Ansara.
"Kenapa langkah mu lambat sekali," ucap Adrian, sekali bicara langsung terdengar menyebalkan.
'Bukan aku yang lambat, tapi langkah mu yang terlalu cepat!' kesal Ansara, sialnya hanya mampu membatin.
"Maaf, Tuan," jawab Ansara.
Ansara mana tahu jika bagi Adrian dan Juan langkah kaki mereka sudah normal, langkah kaki Ansara saja yang kependekan.
Mendekati mobil Adrian menggerakkan salah satu tangannya untuk mendorong punggung Ansara agar berjalan lebih cepat. Jadi Ansara lebih dulu masuk ke dalam mobil lalu disusul oleh Adrian.
Karena kesal Ansara sampai tak menyadari jika sentuhan kecil itu terlihat begitu inttim.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Agnezz
selamat bekerja Ansara, gak usah pake highheel 10 cm takut kecengklok malah gak bisa jalan alias keseleo. pake 5 cm dan pede aja lagi Sara. taklukkan Adrian dan taklukkan Jesi yg suka memandang rendah dirimu.
2025-01-05
5
Niͷg_Nσͷg
wkwkwkk botol yakult jalan berdampingan dengan Botol marjan, nggak kebayang ansara pakai hels 10cm sudah kayak pakai egrang 🤣🤣 demi cuan 10jeti, kaki lecet tak masalah.
kerja apaan sampaii 24 jam 😂🤭 sudah kayak kerja melayani suami saja, awalnya sebagai sekretaris pribadi lama2 jadi istri ini mahh...sepertinya adrian emang ada rasa sama ansara, cuma masih belum mampu mengungkapkan..makanya jalan satu2nya yaa menjadikan ansara sekretaris pribadi, mana tidak boleh berurusan langsung dengan klien..kelihatan banget posesifnya 🤭
wahhh ini jesi bisa jadi maut buat ansara 🤭 tapi tak masalah..sepertinya ansara kecil2 cabe rawit , pasti bisa mengatasi siapapun yang akan menyakitinya.
2025-01-05
39
💐🌹Syana Azharii🌹🪷
curiga aku tuh si Adrian nanti juga akan mengajak ans ke mall belanja kemeja dan seragam sehari harinya dia untuk bekerja JD sekretaris pribadinya 🤣biar modis gak diremehin Jessi ,,
awas aja ya Jesi kalau kamu nanti licik dan curang bikin ans kesusahan dlm pkrjaannya krna kamu iri sudah tdk dibutuhkan Adrian lagi🤣🤣
ini juga si ans ga mikir ulang kontrak krjanya selama 10th lho anss 🤣🤣🤣
mgkin belom smpe 10th kamu bakalan dh sah JD istri nya Adrian 🤭🤭
2025-01-05
1