SMY Bab 5 - Seperti Patung

"Ku perhatikan saat pertemuan tadi kamu tidak fokus, lain kali tetap lihat ke arahku. Bisa saja sewaktu-waktu Aku membutuhkan bantuan mu," ucap Adrian, bicara disaat mereka mulai meninggalkan restoran hotel.

Pertemuan Adrian dengan sang kolega telah berakhir tepat di jam 3 sore.

"Baik, Tuan," jawab Ansara patuh.

Juan sejak tadi lebih banyak diam, hari ini memang seperti training bagi Ansara. Bagaimana Ansara harus membiasakan diri dengan pola bekerja mereka.

Dari Four Season Hotel mereka tidak langsung kembali ke kantor, hari ini jadwal mereka cukup padat.

Sampai hari menjelang malam belum ada tanda-tanda bahwa Ansara bisa pulang.

Sungguh, Ansara cukup terkejut dengan pekerjaan yang dia lakukan. Ansara pikir para atasan memiliki pekerjaan yang lebih sedikit, tapi ternyata lebih banyak bertemu dengan para kolega dan klien.

Ansara mulai ingat bahwa dia harus siap 24 jam andai tuan Adrian membutuhkan. Jika sewaktu-waktu Adrian memintanya untuk bertemu di jam malam pun dia harus siap.

Jadi sekretaris pribadi jam kerjanya memang tidak menentu, hanya bisa beristirahat di saat sang Tuan beristirahat pula. 11 12 dengan pekerjaan asisten Juan.

Padahal pagi tadi Ansara pamitnya pada sang ibu akan pulang saat sore hari.

"Tuan," panggil Ansara lirih, tak bisa bicara dengan suara keras karena saat ini mereka tengah menghadiri sebuah undangan.

"Apa?" balas Adrian.

Reflek Ansara menarik lengan Adrian sampai pria bertubuh tinggi tersebut sedikit menunduk, sebab Ansara ingin bisik-bisik.

"Apa boleh saya izin keluar sebentar, saya harus menghubungi ibu saya jika malam ini pulang terlambat," bisik Ansara.

"Katakan padanya kamu akan menginap di apartemen."

"Jadi apartemen itu sungguhan?"

"Iya," jawab Adrian.

Ansara bingung harus senang atau sedih. Di satu sisi Ansara mendapatkan fasilitas yang tak main-main, di sisi lain dia akan tinggal terpisah dengan sang ibu.

Selama ini Ansara dekat sekali dengan ibunya, jadi ada perasaan mengganjal ketika hendak berpisah. Takut jika nanti ada sesuatu yang buruk terjadi pada ibunya, sementara dia tidak ada di rumah.

Selesai bisik-bisik barulah Adrian kembali berdiri dengan tegap, resiko memiliki sekretaris yang pendek.

Sementara Ansara perlahan keluar dari ruangan tersebut.

"Halo Bu," ucap Ansara setelah panggilan teleponnya terhubung oleh sang ibu.

"Ans, kamu dimana Nak? Katanya sore sudah pulang, tapi sampai sekarang kamu belum tiba di rumah," jawab ibu Ansara.

"Maaf Bu, aku lupa menjelaskan bahwa pekerjaan ku memang waktunya tidak menentu. Jika bos ku masih punya pekerjaan aku harus selalu mendampinginya."

"Oh jadi seperti itu pekerjaan sekretaris pribadi, tapi bos mu baik kan?"

"Baik Bu, kan aku sudah bilang dia teman SMA ku dulu."

"Jadi kira-kira kamu pulang jam berapa?"

Ansara langsung menjelaskan tentang beberapa inventaris yang dia dapatkan, mulai dari mobil dan juga apartemen. Jika sedang sibuk begini Ansara akan tinggal di apartemen yang dekat dengan kantor, jika waktunya senggang baru Ansara bisa pulang.

Ibu Ansara bisa memahaminya, selama ini pun dia tidak pernah mengekang sang anak dalam dunia kerja. Ibu Ansara percaya bahwa anaknya mampu menjaga diri, jadi apapun keputusan Ansara pasti akan dia dukung.

Setelah sama-sama sepakat akhirnya panggilan itu pun berakhir, Ansara kembali masuk ke dalam ruangan untuk mendampingi sang Tuan.

"Sudah?" tanya Adrian.

Ansara reflek kembali menarik lengan Adrian demi menjangkau telinga sang sahabat. "Sudah," jawab Ansara.

Terkadang sering lupa bahwa pria ini adalah bosnya. Tapi mau bagaimana lagi, kenangannya dengan Adrian semasa SMA sebenarnya masih melekat dengan jelas di dalam ingatan.

Sepertinya baru kemarin mereka berpisah dan kini kambali bertemu.

Nyaris jam 9 malam barulah Adrian dan Juan mengantarkan Ansara ke apartemen wanita tersebut.

Namun ada satu hal yang membuat Ansara bingung, sebab yang turun dari mobil hanya dia dan Adrian. Sementara asisten Juan langsung pergi membawa mobilnya.

"Tuan," panggil Ansara dengan kebingungan, dia menenteng banyak paper bag dan mengikuti langkah Adrian memasuki lobby.

Adrian tidak ada niat sedikitpun untuk membantu, masih memberi jarak bahwa mereka adalah atasan dan bawahan.

"Kenapa yang turun dari mobil malah Anda, bukankah harusnya asisten Juan?" tanya Ansara, dia pikir alurnya begini ... Ansara dan asisten Juan mengantarkan tuan Adrian pulang lebih dulu ke rumahnya, lalu nanti asisten Juan lah yang mengantarkan Ansara ke sini untuk menunjukkan unit apartemen Ansara.

Tapi ternyata dugaannya selalu salah.

"Karena aku juga tinggal di apartemen ini," jawab Adrian dengan entengnya.

"Apa?" tanya Ansara terkejut dan keceplosan.

Tapi Adrian tidak menjawab lagi, membuat Ansara tak mampu berucap banyak.

Tiba di lantai 10 Adrian langsung menunjukkan unit apartemen milik Ansara. "1001 unit apartemen mu, 1002 unit apartemen ku. Besok bangunkan aku tepat jam 5 pagi," ucap Adrian seraya memberi perintah.

Ansara tercengang.

'Tunggu dulu, apa ini juga tugasku?' batin Ansara, dia seperti tersesat di tengah-tengah hutan rimba. Tak ada satupun orang yang memberi petunjuk.

Setelahnya Adrian juga menyerahkan 2 access card sekaligus pada Ansara, yaitu access card miliknya dan juga Ansara sekaligus.

Karena kedua tangan Ansara sudah penuh dengan paper bag, Adrian justru mengarahkan dua kartu itu di mulut Ansara.

Dan seperti anjjing yang patuh pada tuannya, Ansara langsung membuka mulut, menerima kartu akses tersebut dan dia jepit menggunakan bibirnya.

Jika sudah seperti ini Ansara benar-benar tak mampu bicara lagi, dia sudah seperti patung saat Adrian pergi menuju unit apartemennya sendiri.

Berjalan beberapa langkah lalu menghilang dari pandangan Ansara.

'Kenapa dia tinggal di sini juga? Apa istri anaknya juga tinggal di apartemen itu? Lalu kenapa memintaku untuk membangunkannya besok?'

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

wkwkwkw sudah manut saja ans 😂 ini namanya bukan sekedar jadi sekretaris, tapi training jadi calon istri 😂 sampai masalah bangun saja minta di bangunin ans...awas lhoo? nanti yang di bangunin orangnya malah yang bangun yang lainnya 🤭 mana ans masih volosss macam Vior..kalau tiba2 lihat sesuatu yang menjulang tinggi gitu..takutnya malah langsung nyeplosss wkwkwk

2025-01-06

29

shinta

shinta

kamu sedang diawasi Anssss, takut digondol orang.... bilangnya harus fokus ke dia padahal mah Adrian takut kamu lurak lirik cowok lain wkwkww

2025-01-06

6

Ayna Adam

Ayna Adam

Q kira kalian berdua tinggal 1 apartemen loh
Tiwas q syok waktu baca tadi😂😂
Wes ayok ndng di lamar iku Ansara nya🤭

2025-01-06

7

lihat semua
Episodes
1 SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2 SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3 SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4 SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5 SMY Bab 5 - Seperti Patung
6 SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7 SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8 SYM Bab 8 - Malah Bingung
9 SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10 SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11 SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12 SYM Bab 12 - Tidak Mau
13 SYM Bab 13 - Istri Sah
14 SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15 SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16 SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17 SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18 SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19 SYM Bab 19 - Membeku
20 SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21 SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22 SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23 SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24 SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25 SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26 SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27 SYM Bab 27 - Tertekan
28 SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29 SYM Bab 29 - Keributan
30 SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31 SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32 SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33 SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34 SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35 SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36 SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37 SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38 SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39 SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40 SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41 SYM Bab 41 - Masih Fresh
42 SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43 SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44 SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45 SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46 SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47 SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48 SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49 SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50 SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51 SYM Bab 51 - Ih Cebel
52 SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53 SYM Bab 53 - Malu-malu
54 SYM Bab 54 - Astaga!
55 Promosi Karya Baru
56 SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57 SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58 SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59 SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60 SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61 SYM Bab 60 - Uangnya Pergi
Episodes

Updated 61 Episodes

1
SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2
SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3
SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4
SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5
SMY Bab 5 - Seperti Patung
6
SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7
SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8
SYM Bab 8 - Malah Bingung
9
SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10
SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11
SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12
SYM Bab 12 - Tidak Mau
13
SYM Bab 13 - Istri Sah
14
SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15
SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16
SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17
SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18
SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19
SYM Bab 19 - Membeku
20
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21
SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22
SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23
SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26
SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27
SYM Bab 27 - Tertekan
28
SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29
SYM Bab 29 - Keributan
30
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32
SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33
SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36
SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37
SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38
SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39
SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40
SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41
SYM Bab 41 - Masih Fresh
42
SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43
SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44
SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45
SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46
SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47
SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48
SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49
SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50
SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51
SYM Bab 51 - Ih Cebel
52
SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53
SYM Bab 53 - Malu-malu
54
SYM Bab 54 - Astaga!
55
Promosi Karya Baru
56
SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57
SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58
SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59
SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60
SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61
SYM Bab 60 - Uangnya Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!