SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi

"Datanglah besok pagi ke kantorku, jam 8 pagi tepat," ucap Adrian, lalu meletakkan sebuah kartu nama di atas meja makan.

Ansara tak sempat menjawab apa-apa karena masih terkejut dan merasa kesal dengan tawaran yang diberikan oleh Adrian.

'Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretaris.' kalimat ini terekam jelas di dalam benak Ansara, bagaimana bisa Adrian yang selama ini dia kenal santun kini bicara dengan begitu sombongnya.

Memang Ansara adalah gadis miskin, tapi perlukah ditekankan seperti itu?

"Cih! sombong sekali dia!" kesal Ansara, baru bisa bicara setelah Adrian keluar dari cafe.

"Ansara, ada apa?" tanya salah satu rekan kerja, Mayang namanya. Seseorang yang juga jadi sahabatnya semenjak bekerja di sini.

Tadi Mayang sempat melihat saat Ansara menjatuhkan sebuah gelas, namun Mayang urung untuk langsung mendekat karena di pun masih melayani para pelanggan. Sampai jam 10 malam bisa dipastikan cafe ini tidak akan sepi.

"Tidak ada apa-apa May," jawab Ansara dengan kesal, juga langsung mengambil kartu nama milik Adrian di atas meja.

Adrian Abraham, CEO Abraham Kingdom.

Deg! Membaca kartu nama itu Ansara kembali dibuat tercengang. "Pe-perusahaan Abraham Kingdom," ucap Ansara dengan gagap.

"Kenapa dengan perusahaan Abraham Kingdom?" tanya Mayang makin bingung, kata Ansara tidak ada apa-apa yang terjadi, tapi kini dilihatnya jelas Ansara yang nampak syok dengan mata mendelik.

Seolah Ansara baru saja mendapatkan kabar buruk.

"Ti-tidak ada apa-apa, nanti saja kita bahas. Se-sekarang aku bereskan meja dulu," jawab Ansara yang bicara makin gelagapan.

Mayang tak mampu bertanya lagi, diapun segera kembali melanjutkan pekerjaan yang masih banyak.

Sepanjang bekerja Ansara jadi terus memikirkan tentang Adrian, di saat dia belum jadi apa-apa ternyata kini Adrian telah jadi seorang CEO di usia muda.

Perusahaan raksasa itu ternyata adalah milik keluarga Adrian. Nama Abraham yang tersemat di nama Adrian seperti sudah menjelaskan semuanya.

Betapa kasta mereka kini telah sangat jauh berbeda.

Ansara jadi terkenang kisah masa lalu, dulu Adrian hidup bersama ibu dan ayah angkatnya. Kehidupan Adrian begitu sulit karena yang menanggung semua beban keluarga adalah ibunya, sementara sang ayah angkat adalah pria yang tak bertanggung jawab.

Di ujung pendidikan SMA mereka mendadak seorang pria asing sering muncul di dalam hidup Adrian, bahkan saat kelulusan pria itu pun datang. Seseorang yang mengaku sebagai ayah kandung Adrian.

Dan ternyata ayah kandung Adrian bukanlah orang sembarangan.

Siapa yang tak mengetahui tentang perusahaan Abraham Kingdom, siapapun pasti ingin bekerja di perusahaan besar tersebut.

Namun satu hal yang Ansara sesalkan, benarkah semua kekayaan itu membuat Adrian jadi berubah?

Jadi manusia paling sombong yang pernah Ansara tahu. Sebab dipertemuan pertama mereka setelah sekian lama, ternyata Adrian pun merendahkannya.

"Katakan sekarang, ada apa dengan perusahaan Abraham Kingdom?" tanya Mayang, saat ini cafe sudah tutup. Mereka sedang bersiap-siap untuk pulang.

Ansara tak langsung menjawab, pikirannya juga kalut. Dia sangat ingin menerima tawaran Adrian, tapi di sisi lain Ansara juga merasa terluka dengan tawaran tersebut.

"Jawab Ans," tuntut Mayang, sebab mereka tak memiliki banyak waktu untuk bicara. Sebentar lagi pulang ke rumah masing-masing.

Besok pun saat bertemu sudah kembali di hadapkan dengan pekerjaan.

"Salah satu temanku ada yang bekerja di sana," jawab Ansara lirih.

"Pria terakhir yang kamu temui tadi? Temanmu yang paling tampan?"

Ansara mengangguk.

"Lalu?" tanya Mayang makin menuntut.

"Katanya, hidup miskin tidak enak kan? Karena itu jadilah sekretarisku."

"Apa? Dia bicara seperti itu? padahal wajahnya terlihat benar, tapi bisa-bisanya bicara sekasar itu!"

Ansara mengangguk lagi, "Dia CEO Abraham Kingdom," ucapnya seraya menyerahkan sebuah kartu nama berwarna hitam pada Mayang.

"Apa?! Dia CEOnya?!" tanya Mayang dengan tercengang, makin mendelik saat melihat kartu nama tersebut. Sebab dari nama yang tertera di sana seperti menjelaskan bahwa perusahaan besar itu pun milik teman Ansara ini.

"Astaga, ja-Jadi perusahaan itu milik keluarganya? Dan dia jadi CEO? Astaga, kalau begitu wajar saja dia sombong," kata Mayang.

Dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Abraham sangat wajar jika orang-orang di dalamnya memiliki sikap sombong, sebab harta mereka memang tak akan habis sampai 20 keturunan.

Lain dengan mereka yang hanya jadi pelayan di sebuah cafe.

"Jadi bagaimana Ans? Kamu terima tawarannya atau tidak?" tanya Mayang setelah cukup tenang dari semua rasa terkejutnya.

Ansara menghela nafas kasar, "Entahlah, sepertinya tidak," jawab Ansara lesu. Selain benci dengan sikap sombong Adrian sekarang, Ansara juga mulai ingin melupakan pria tersebut.

Pria yang pernah dia cintai dengan begitu dalam, namun ternyata kini telah memiliki seorang anak.

Hati Ansara berkecamuk.

"Bodoh! Ini perusahaan Abraham Kingdom Ans! Abraham Kingdom! Kapan lagi kamu bisa masuk ke perusahaan besar itu! disana gajimu bisa jadi 3 kali lipat dari bekerja di sini! Apalagi jadi sekretaris!" kata Mayang menggebu-gebu.

"Tapi May, tawarannya seperti merendahkanku. Selain miskin, tapi pendidikan ku juga hanya sebatas lulusan SMA, memangnya layak jadi sekretaris? Dan lihat tubuh ku? tidak proporsional, mana cocok jadi sekretaris. Aku yakin Adrian hanya menghinaku."

"Ans, abaikan tentang hinaannya. Dia itu CEO dan juga pemilik perusahaannya, aku yakin dia bisa menerima siapapun yang bekerja di sana dengan sesuka hati, termasuk kamu," kata Mayang.

Namun pembicaraan mereka memang tak bisa berlangsung lama, sebab malam jadi semakin larut.

Sekitar jam 10 lewat 20 menit Ansara masih berada di jalanan mengemudi motor matic miliknya. Malam ini gerimis turun menambah hawa dingin yang menerpa gadis cantik tersebut.

Ansara lupa membawa mantel, jadi dia hanya menggunakan jaket untuk jadi penghangat dan pelindung tubuh.

Tiba di rumah Ansara langsung di sambut oleh sang ibu.

"Akhirnya kamu pulang juga Ans, hari ini gajian kan? Ibu minta uang untuk membayar listrik."

"Iya Bu," jawab Ansara dengan patuh, selama ini Ansara memang selalu memberikan setengah gajinya untuk sang ibu.

3 hari setelah kelulusan SMA ayah Ansara meninggal dunia dan karena itulah hidupnya jadi jungkir balik begini. Semua cita-cita runtuh dan harus hidup dengan bekerja keras.

Kakak-kakak Ansara telah menikah dan lebih memilih untuk pergi meninggalkannya dan sang ibu berdua.

Ansara sudah bertekad bahwa dia akan terus menjaga sang ibu.

"Terima kasih Nak, sekarang istirahat lah."

"Iya Bu, ibu juga harus segera tidur," jawab Ansara.

Masuk ke dalam kamarnya Ansara mulai melepas jaket yang sedikit lembab. Duduk di tepi ranjang dan melihat kartu nama milik Adrian yang di bawa pulang.

Bertanya-tanya di dalam hati benarkah ini satu-satunya jalan untuk merubah hidupnya dan sang ibu.

Benarkah dengan jalan ini Ansara akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik?

Benarkah Adrian bersungguh-sungguh menawarkan pekerjaan itu?

Ansara tidur dengan banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Berterbangan tak mampu dia singkirkan.

Saat pagi menjelang semua kegelisahan Ansara buyar, pada akhirnya Ansara benar-benar memutuskan untuk mendatangi perusahaan Abraham Kingdom.

"Abaikan saja Adrian, aku hanya perlu bekerja secara profesional," ucap Ansara, dengan keyakinan dan harapan tinggi dia akhirnya memasuki perusahaan besar tersebut.

Lengkap dengan pakaian hitam putih yang dia kenakan, khas orang-orang sedang mencari pekerjaan.

Ansara juga menggunakan heelsnya yang paling tinggi, demi mendompleng tinggi badan yang hanya 150 cm.

"Permisi Kak, saya Ansara. Saya datang ke sini atas undangan pak Adrian," ucap Ansara pada bagian resepsionis, dia juga menyerahkan kartu nama milik Adrian yang dia punya.

"Boleh lihat kartu identitasnya?"

"Ini."

"Baiklah, mari saya antar. Tuan Adrian memang sudah menunggu Anda."

Deg! Ansara jadi gugup, di sini Adrian dipanggil dengan sebutan Tuan. Sepanjang perjalanan hendak menemui Adrian, Ansara dibuat terkagum-kagum dengan seisi perusahaan ini.

Perusahaan yang nampak mewah dengan orang-orang yang terlihat berkelas di dalamnya.

"Silahkan masuk Nona, ini adalah ruangan tuan Adrian."

"Terima kasih," jawab Ansara.

Dan di sinilah kini Ansara berdiri, di depan meja kerja Adrian Abraham yang duduk di kursi CEO.

Pertemuan kedua setelah 6 tahun berlalu akhirnya terjadi juga. Tanpa Ansara sadari, Adrian tersenyum kecil sekali. Adrian sempat berpikir bahwa Ansara tidak akan datang.

"Selamat pagi Tuan, saya datang untuk menagih janji Anda," ucap Ansara.

Sebuah kalimat yang membuat Adrian makin merasa lucu, apalagi ketika mendengar Ansara memanggilnya Tuan. Agar tidak tersenyum lebar, Adrian sampai mengigit bibir bawahnya kuat.

"Mulai besok kamu sudah bisa bekerja di sini, tapi bukan jadi sekretaris biasa, melainkan sekretaris pribadi ku," ucap Adrian.

Terpopuler

Comments

🌺🌸CantikaLovely🎀💖

🌺🌸CantikaLovely🎀💖

Ahhh masak see Adrian jadi sombong,ga mungkinlah mengingat masa lalu Adrian,pahit manis kehidupan Adrian yg dia lewati...aku rasa ga bakalan Adrian sombong...

Maybe cuma trik aj biar Ansara mau bekerja di perusahaan Adrian...kalo ga bgtu mungkin Ansara tdk mau menerima tawaran Adrian...

Apapun itu cerita msh panjang belum ketebak..apa mksdnya Adrian berkata2 seperti itu kpd Ansara...

Berharap Adrian tetap sosok seperti dulu..rendah hati tdk sombong..meskipun nasib nya sdg berubah...

tq for Novel baru ini Kk Lunox
semangat Upload yaa...

2025-01-05

9

🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀

🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀

Katanya Duit bisa merubah karakter seseorang,, tpi mungkin Adrian ingin terlihat cool dan berwibawa jadi cara bersikapnya seperti itu.

2025-01-05

7

Cici Sri Yuniawati

Cici Sri Yuniawati

tak apalah Ans... karena apa yg dikatakan Adrian itu emang benar meskipun kedengarannya sangat menyakitkan 🤭 karena hidup miskin itu memang tak enak😩apalagi Adrian pernah mengalami nya sendiri... drama romantis komedi dimulai wkwkwk semangat Ans 🔥🔥🔥

2025-01-05

6

lihat semua
Episodes
1 SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2 SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3 SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4 SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5 SMY Bab 5 - Seperti Patung
6 SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7 SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8 SYM Bab 8 - Malah Bingung
9 SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10 SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11 SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12 SYM Bab 12 - Tidak Mau
13 SYM Bab 13 - Istri Sah
14 SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15 SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16 SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17 SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18 SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19 SYM Bab 19 - Membeku
20 SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21 SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22 SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23 SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24 SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25 SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26 SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27 SYM Bab 27 - Tertekan
28 SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29 SYM Bab 29 - Keributan
30 SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31 SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32 SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33 SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34 SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35 SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36 SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37 SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38 SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39 SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40 SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41 SYM Bab 41 - Masih Fresh
42 SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43 SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44 SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45 SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46 SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47 SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48 SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49 SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50 SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51 SYM Bab 51 - Ih Cebel
52 SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53 SYM Bab 53 - Malu-malu
54 SYM Bab 54 - Astaga!
55 Promosi Karya Baru
56 SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57 SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58 SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59 SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60 SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61 SYM Bab 60 - Uangnya Pergi
Episodes

Updated 61 Episodes

1
SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2
SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3
SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4
SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5
SMY Bab 5 - Seperti Patung
6
SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7
SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8
SYM Bab 8 - Malah Bingung
9
SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10
SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11
SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12
SYM Bab 12 - Tidak Mau
13
SYM Bab 13 - Istri Sah
14
SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15
SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16
SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17
SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18
SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19
SYM Bab 19 - Membeku
20
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21
SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22
SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23
SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26
SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27
SYM Bab 27 - Tertekan
28
SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29
SYM Bab 29 - Keributan
30
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32
SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33
SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36
SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37
SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38
SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39
SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40
SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41
SYM Bab 41 - Masih Fresh
42
SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43
SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44
SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45
SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46
SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47
SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48
SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49
SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50
SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51
SYM Bab 51 - Ih Cebel
52
SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53
SYM Bab 53 - Malu-malu
54
SYM Bab 54 - Astaga!
55
Promosi Karya Baru
56
SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57
SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58
SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59
SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60
SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61
SYM Bab 60 - Uangnya Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!