SYM Bab 6 - Tarik Tanganku

"Astaga, aku lelah sekali," ucap Ansara setelah duduk di ruang tamu apartemen tersebut.

Pikirannya masih berkecamuk untuk menebak-nebak tentang hidup Adrian. Sementara kedua matanya menatap sekeliling apartemen ini.

"Sangat mewah," ucapnya tanpa sadar. Dulu saat SMA Ansara pernah bermimpi, membayangkan jika dia hidup di tempat seperti ini, menjadi wanita karir dan memiliki banyak teman. Hidup menikmati kota metropolitan.

Tapi mimpi di usia remaja itu seperti tak akan pernah terwujud jika mengingat hidupnya yang kemarin, namun siapa sangka tiba-tiba kini semuanya jadi nyata.

Lewat Adrian, Ansara merasakan semua hal yang tak mungkin.

"Aduh! kakiku pegal sekali," rengek Ansara saat merasakan sakit mendera kedua kakinya, lalu melepas heels yang dia pakai dan memijat-mijat kakinya sendiri.

Hari ini Ansara terlalu banyak jalan cepat.

Tak lama setelah mengeluh Ansara mengambil ponselnya di dalam tas, kembali membuka surat kontrak yang telah dia tanda tangani bersama asisten Juan kemarin.

Ansara ingin memastikan sekali lagi apakah benar tugas membangunkan Adrian termasuk salah satu tanggung jawabnya.

Kemarin Ansara memang tidak terlalu membaca detail surat kontrak ini, sudah terlanjur kegirangan ketika mendengar akan mendapatkan gaji 10 juta tiap bulannya.

"Mengurus segala keperluan tuan Adrian, baik urusan pribadi ataupun kantor. Astaga ..." ucap Ansara lalu menghela nafas dengan kasar dan makin mendelik saat melihat kontrak ini akan berlangsung selama 10 tahun.

"Lama sekali," ucapnya, terus saja bicara sendirian. Di apartemen yang sepi ini hanya terdengar suaranya.

Jika sudah seperti ini Ansara benar-benar tak bisa menolak apapun perintah tuan Adrian.

Ansara juga tahu kenapa besok pagi Adrian ingin dibangunkan lebih Awal, sebab jam 6 pagi Adrian memiliki janji untuk bermain golf bersama salah satu koleganya. Waktu yang terbaik untuk mulai bermain adalah pagi hari.

Selesai membaca dengan teliti surat kontrak tersebut, Ansara kembali menghela nafasnya dengan kasar. Ternyata gaji besar yang dia terima sepadan dengan pekerjaannya.

"10 tahun lama sekali," ucap Ansara sekali lagi.

Memang ada sedikit perasaan menyesal, namun saat melihat apartemen yang saat ini dia tinggali Ansara dengan cepat pula berubah pikiran, dia tidak jadi menyesal.

"Jalani saja, bekerja dengan profesional dan menabung. Yang penting aku bisa membahagiakan ibu," ucap Ansara penuh keyakinan.

Malam ini Ansara tidur nyenyak sekali, entah karena kelelahan atau ranjang yang begitu nyaman.

Karena Adrian meminta dibangunkan jam 5 pagi maka Ansara bangun jam 4 pagi. Pagi-pagi buta begitu Ansara segera mandi dan bersiap untuk bekerja.

Jadi saat datang ke unit apartemen sang Tuan penampilannya sudah rapi. Bahkan terlihat cantik karena kini Ansara menggunakan salah satu baju yang kemarin dia beli.

Semalam Ansara juga sudah mempersiapkan diri andai di apartemen sang Tuan dia akan bertemu dengan istri dan anak tuan Adrian.

Ansara tak akan canggung ataupun merasa bersalah, karena apa yang dia lakukan sekarang murni hanya karena pekerjaan.

Ansara juga sadar diri, bahwa rasa cintanya selama ini tak pernah mendapatkan balasan. Terlebih jika mengingat bagaimana hidup Adrian saat ini mereka memang tak pantas bersama.

Harusnya Ansara malu jika masih memiliki perasaan itu.

Klik! Pintu unit apartemen 1002 terbuka saat Ansara menempelkan kartu aksesnya.

"Permisi," ucap Ansara bicara sendiri lalu membuka pintu. Senyap adalah hal yang dia rasakan pertama kali ketika memasuki unit apartemen tersebut.

Meskipun berada di gedung yang sama, di lantai yang sama namun interior apartemen milik tuan Adrian dan Ansara ternyata berbeda.

Milik Ansara banyak bunga dan perabotan khas wanita, sementara di tepat Adrian sangat maskulin.

"Permisi," ucap Ansara lagi, takutnya ada istri tuan Adrian di sini. Namun semakin masuk ke dalam Ansara tidak melihat siapapun, hingga kakinya berhenti di depan pintu kamar utama unit apartemen ini.

Setelah mengumpulkan banyak keberanian akhirnya Ansara membuka pintu kamar tersebut, takut-takut dia lihat ke arah ranjang mengira bahwa Adrian tidak tidur sendirian.

Namun ternyata dugaannya selalu salah, ternyata di ranjang king size itu hanya ada Adrian seorang diri. Tidur tanpa mengunakan baju .

Deg!

'Astaga! dasar menyebalkan! Bagaimana bisa dia tidur tidak memakai baju setelah meminta ku untuk membangunkannya! Dasar cabbul!!' kesal Ansara di dalam hati.

Jantungnya berdegup tidak karuan. Jika otak masih bisa diajak negosiasi untuk melupakan semua rasa, maka hati adalah satu-satunya yang tak mampu Ansara kendalikan.

Sesukanya ingin sesak atau berdebar.

Diantara gugup dan kesal Ansara akhirnya mendekati ranjang Adrian, "Tuan, ini sudah jam 5 pagi. Ayo bangun," ucap Ansara, langsung bicara dengan suara yang cukup tinggi. Tak ada nada lembut yang dia lontarkan.

Adrian menggeliat, membuat Ansara makian gelagapan sendiri. Bagaimana tidak, Ansara selalu saja terpesona tiap kali melihat wajah Adrian yang tampan.

Apalagi saat sedang tidur begini, rasanya ketampanan Adrian jadi bertambah berkali-kali lipat. Wajahnya begitu teduh dan enak dipandang.

"Tuan!! Ayo bangun!!" ucap Ansara lagi, jadi membentak. Karena selain ingin membangunkan Adrian, Ansara juga ingin mengusir semua rasa yang mengusik hati.

Tak boleh lemah dan harus terus menepikan semua rasa suka ini.

Secara perlahan Adrian membuka kedua matanya, hingga lagi-lagi berakhir membuat keduanya saling tatap.

Ansara mendadak beku, suaranya yang tadi tinggi kini telah menghilang dan diganti sepi. Kamar masih diterangi lampu temaram.

"I-ini sudah jam 5 pagi Tuan, mari bangun," ucap Ansara.

"Tarik tanganku."

'Astaga, kekanak-kanakan sekali!" gerutu Ansara di dalam hati.

Namun saat Adrian mengulurkan salah satu tangannya, Ansara tak mungkin menolak. Jadi dia terima uluran tangan itu dan menarik Adrian dengan kuat.

Tapi bukannya mengangkat tubuh Adrian, Ansara justru jatuh di pelukan sang tuan.

Tepat di dadda Adrian yang polos.

Brug!

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

wkwkwk banyak kali modus kamu adrian? 😂 bilang saja mau meyukk ansara, pakai acara minta di bangunin mana harus narik tangan segala....ansara kan kecil mungil macam botol yakult, malah di suruh angkat galon..yang ada bukan ketarik malah ketiban galon 🤦‍♀️🤣🤣

Dasar adrian..kalau suka bilang suka dong? pakai acara jahilin ans terus wkwkw

2025-01-07

28

Agnezz

Agnezz

halah Adrian modus , pake jam weker aja kan bisa bangun jam 5 pagi. pake minta Ansara bangunin.😂😂😂

2025-01-07

3

Aluna 『ᴷᴍ』

Aluna 『ᴷᴍ』

Ya ampun nikmat mana lagi yang kau dustakan,, musibah membawa berkah😍🤣🤣

2025-01-07

17

lihat semua
Episodes
1 SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2 SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3 SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4 SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5 SMY Bab 5 - Seperti Patung
6 SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7 SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8 SYM Bab 8 - Malah Bingung
9 SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10 SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11 SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12 SYM Bab 12 - Tidak Mau
13 SYM Bab 13 - Istri Sah
14 SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15 SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16 SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17 SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18 SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19 SYM Bab 19 - Membeku
20 SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21 SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22 SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23 SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24 SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25 SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26 SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27 SYM Bab 27 - Tertekan
28 SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29 SYM Bab 29 - Keributan
30 SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31 SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32 SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33 SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34 SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35 SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36 SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37 SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38 SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39 SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40 SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41 SYM Bab 41 - Masih Fresh
42 SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43 SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44 SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45 SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46 SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47 SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48 SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49 SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50 SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51 SYM Bab 51 - Ih Cebel
52 SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53 SYM Bab 53 - Malu-malu
54 SYM Bab 54 - Astaga!
55 Promosi Karya Baru
56 SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57 SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58 SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59 SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60 SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61 SYM Bab 60 - Uangnya Pergi
Episodes

Updated 61 Episodes

1
SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2
SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3
SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4
SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5
SMY Bab 5 - Seperti Patung
6
SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7
SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8
SYM Bab 8 - Malah Bingung
9
SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10
SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11
SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12
SYM Bab 12 - Tidak Mau
13
SYM Bab 13 - Istri Sah
14
SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15
SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16
SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17
SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18
SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19
SYM Bab 19 - Membeku
20
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21
SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22
SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23
SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26
SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27
SYM Bab 27 - Tertekan
28
SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29
SYM Bab 29 - Keributan
30
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32
SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33
SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36
SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37
SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38
SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39
SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40
SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41
SYM Bab 41 - Masih Fresh
42
SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43
SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44
SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45
SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46
SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47
SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48
SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49
SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50
SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51
SYM Bab 51 - Ih Cebel
52
SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53
SYM Bab 53 - Malu-malu
54
SYM Bab 54 - Astaga!
55
Promosi Karya Baru
56
SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57
SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58
SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59
SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60
SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61
SYM Bab 60 - Uangnya Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!