SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?

"Bagaimana jika saya belajar dengan asisten Juan saja, Tuan?" tawar Ansara.

Niatnya dia ingin menjauh dari Adrian, menciptakan jarak nyata diantara atasan dan bawahan tanpa melibatkan tentang pertemanan mereka yang ada di masa lalu.

Tapi sepertinya jika Adrian sampai mengajarinya mengemudi mobil yang ada hubungan mereka malah terlihat semakin dekat.

Tidak, Ansara tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Juan sibuk," jawab Adrian singkat, padat dan jelas.

Namun sudah berhasil membuat Ansara berpikir keras. "Kalau begitu lain kali saja Tuan, menunggu asisten Juan tidak sibuk lagi."

"Kapan?"

Ansara terdiam.

 "Jika kamu terus menunda seperti ini, sampai kapan aku harus jadi supirmu saat kita pergi berdua?" tanya Adrian pula dan membuat Ansara semakin terpojok.

Ansara dipekerjakan di perusahaan ini untuk memudahkan semua pekerjaan Adrian, tapi karena gara-gara tidak bisa mengemudi yang ada Ansara malah memberatkan bosnya tersebut.

"Maaf, Tuan," ucap Ansara penuh perasaan bersalah, mengakui diri bahwa ini adalah salah satu kelemahannya.

Lagipula selama hidup keluarga Ansara memang tidak pernah memiliki mobil, jadi bagaimana bisa Ansara mengemudi kendaraan tersebut.

"Jadi bagaimana, kamu mau belajar siang ini atau tidak?" tanya Adrian.

"Iya, Tuan. Terima kasih sudah berkenan mengajari saya."

"Bagus," jawab Adrian dengan bibir tersenyum kecil.

Merasa sekarang Ansara lebih terlihat menggemaskan daripada saat SMA dulu.

Keluar dari ruangan sang CEO, wajah Ansara lesu sekali. Sampai membuat Jessi menatap sinis, berpikir bahwa Ansara pasti salah-salah saat menunjukkan letak tandatangan sang Tuan.

'Sudah ku duga,' batin Jessi lalu tersenyum miring.

Bagi Jessi dan semua karyawan yang lain, tuan Adrian dikenal sebagai CEO yang dingin, tidak ada toleransi dengan kesalahan, memimpin perusahaan Abraham Kingdom lebih disiplin dibandingkan ayahnya dulu.

'Karena itulah jadi karyawan baru jangan belagu,' batin Jessi lagi.

"Ini Kak, tuan Adrian sudah menandatangani semua dokumennya," ucap Ansara, melaporkan tentang pekerjaan.

"Kenapa wajahmu ditekuk? Apa tuan Adrian menegurmu?"

"Tidak."

"Lalu?"

Ansara terdiam sejenak, tidak mungkin dia mengatakan bahwa nanti akan belajar mengemudi bersama tuan Adrian. Sementara Ansara harus memberi jarak pada sang boss.

"Iya, sebenarnya tuan Adrian memang menegurku," balas Ansara bohong dan membuat Jessi jadi tersenyum semakin lebar.

"Lain kali jika tidak bisa katakan tidak bisa, jangan iya iya saja di hadapan asisten Juan."

"Iya, Kak."

"Ansara, ayo pergi sekarang," ajak Adrian yang menghampiri meja sekretaris.

Ansara dan Jessi sampai terkejut melihat sang CEO tiba-tiba datang.

"Baik, Tuan," jawab Ansara.

"Maaf Tuan, memangnya mau kemana? Bukankah siang ini tidak ada jadwal di luar?" tanya Jessi, reflek bertanya karena dia pun mengetahui semua jadwal sang tuan.

Namun sebelum menjawab pertanyaan itu Adrian lebih dulu menatap Jessi dengan tatapan yang dingin.

"Jessi, ingat batasanmu," ucap Adrian singkat.

Seketika itu juga Jessi langsung menundukkan kepalanya dengan begitu dalam. "Maaf Tuan, maafkan saya," balas Jessi penuh permohonan, dia memang dilarang untuk mengkonfirmasi langsung seperti ini.

Jika ada jadwal yang berubah maka Jessi harus berkoordinasi dulu dengan asisten Juan, bukan langsung mempertanyakannya pada sang Tuan.

Melihat sisi lain Adrian yang mengerikan membuat Ansara takut juga. Mendadak aura Adrian nampak berbeda, bukan si rakus yang menyebalkan, tapi sang CEO yang kejam.

Tanpa ada kata-kata, Ansara langsung keluar dari mejanya. Mengikuti langkah tuan Adrian yang ada di depan.

Jessi merasa tertohok hatinya, di hadapan Ansara dia ditegur sebegininya.

Saat berada di dalam lift, hawa mencekam tadi belum sepenuhnya hilang. Ansara masih merasa takut pada Adrian.

Mereka terus diam sampai akhirnya tiba di basement kantor dan masuk ke dalam mobil.

"Pasang seat belt mu," ucap Adrian.

Karena masih terbawa hawa takut Ansara jadi kesulitan untuk menarik sabuk pengaman tersebut. Sudah dia coba beberapa kali tapi tetap tidak berfungsi.

Adrian jadi menoleh dan menatap heran, padahal mobilnya dalam keadaan baik. Lalu kenapa sabuk pengaman Ansara terlihat seperti rusak.

Ditatap Adrian membuat Ansara makin bingung dan Adrian yang penasaran jadi mengikis jarak untuk ikut menarik seat belt tersebut.

"Berikan padaku," ucap Adrian, bicara disaat jarak sudah dekat. Sampai nafasnya yang hangat dan beraroma mint tercium oleh Ansara.

Jarak sedekat ini membuat Ansara membeku dan mendelik, satu-satunya yang mampu dia lihat adalah urat di leher Adrian yang menggoda.

"Ini tidak rusak, kenapa sulit sekali bagimu untuk menariknya," ucap Adrian. "Selain pertumbuhan mu yang lambat, tenagamu juga sepertinya kurang."

Ansara tak mampu menjawab, hanya mampu menelan ludah dengan kasar.

"Kenapa wajahmu merah?" tanya Adrian lagi.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

wkwkwkwk baru lihat leher berurat saja sudah bikin ansara merah merona mirip kepiting rebuss, coba kalau lihat yang berurat lainnya...pasti langsung menjerittt apaaann tuhhh 🫣🤣🤣

modusss teruss sampai ansara masuk dalam dekapanmu adrian? 😆😆

2025-01-08

30

🌺🌸CantikaLovely🎀💖

🌺🌸CantikaLovely🎀💖

Hahahahaha
emang keq gmna leher berurat itu Ans...sampe merah merona gitu..Kalo bakso urat baru blh merah merona Ans..

Ans kalo sama Jes itu baru bener jaga jarak..so org nya sepertinya mengidap penyakit hati kronis..bahaya tuch jd jauh2 lah sama org keq Jes...
Sdh bener kamu jgn suka curhat sama Jes...

Jd gmna selanjutnya belajar nyetirnya langsung sama tuan bos..langsung bisa kyknya yaa Ans 😀

2025-01-08

7

Kar Genjreng

Kar Genjreng

🤣🤣 pertumbuhan memang kurang pak bos maklum kehidupan nya kurang memadai,,,apalgi tenaganya lemes saking salting dekat teman SMA. nya beda sekarang dan dahulu,,,sakit perut ketawa ko ak banget. Adrian ngerjain Ansara 😂jadi pusing Ans suka ngedumel dewe,,,ayo semangat 45 .Ans tenang yang mengajarkan nyetir Bos nya ,,,itung itung sambil menikmat momen ketika makan bersama di kelas ngebayangin gitu,,,lah ini belajar mobil bagus bukan mobil biasa,,, pokonya mantap deh Adrian pura pura nya ga perduli padahal dalam hati ketawa ngakak,,, OK trim Thor di tunggu terus,,

2025-01-08

3

lihat semua
Episodes
1 SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2 SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3 SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4 SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5 SMY Bab 5 - Seperti Patung
6 SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7 SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8 SYM Bab 8 - Malah Bingung
9 SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10 SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11 SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12 SYM Bab 12 - Tidak Mau
13 SYM Bab 13 - Istri Sah
14 SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15 SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16 SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17 SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18 SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19 SYM Bab 19 - Membeku
20 SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21 SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22 SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23 SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24 SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25 SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26 SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27 SYM Bab 27 - Tertekan
28 SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29 SYM Bab 29 - Keributan
30 SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31 SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32 SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33 SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34 SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35 SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36 SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37 SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38 SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39 SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40 SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41 SYM Bab 41 - Masih Fresh
42 SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43 SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44 SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45 SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46 SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47 SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48 SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49 SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50 SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51 SYM Bab 51 - Ih Cebel
52 SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53 SYM Bab 53 - Malu-malu
54 SYM Bab 54 - Astaga!
55 Promosi Karya Baru
56 SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57 SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58 SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59 SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60 SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61 SYM Bab 60 - Uangnya Pergi
Episodes

Updated 61 Episodes

1
SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2
SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3
SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4
SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5
SMY Bab 5 - Seperti Patung
6
SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7
SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8
SYM Bab 8 - Malah Bingung
9
SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10
SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11
SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12
SYM Bab 12 - Tidak Mau
13
SYM Bab 13 - Istri Sah
14
SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15
SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16
SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17
SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18
SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19
SYM Bab 19 - Membeku
20
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21
SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22
SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23
SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26
SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27
SYM Bab 27 - Tertekan
28
SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29
SYM Bab 29 - Keributan
30
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32
SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33
SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36
SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37
SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38
SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39
SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40
SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41
SYM Bab 41 - Masih Fresh
42
SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43
SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44
SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45
SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46
SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47
SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48
SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49
SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50
SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51
SYM Bab 51 - Ih Cebel
52
SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53
SYM Bab 53 - Malu-malu
54
SYM Bab 54 - Astaga!
55
Promosi Karya Baru
56
SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57
SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58
SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
59
SYM Bab 58 - Cara Untuk Menemukan Jawaban
60
SYM Bab 59 - Aku Akan Menunggumu
61
SYM Bab 60 - Uangnya Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!