19. Bertemu Nada

Satu minggu kemudian tepatnya di hari minggu Risma mengajak Rafa dan Sabila main ke mall bersama Ririn sahabat Risma. Ririn juga membawa dua anaknya yang kebetulan anak Ririn teman sekolah Rafa dan juga Sabila.

Anak- anak begitu gembira di bawa ke play ground. Mereka mencoba berbagai mainan yang disediakan di sana. Sedangkan Risma dan Ririn memilih untuk duduk di cafe di depan tempat permainan anak, sambil ngobrol dan minum kopi serta ngemil. Risma dan Ririn memilih cafe di depan tempat permainan anak supaya mereka bisa sambil memantau anak- anak yang sedang bermain. Karena kalau mereka menunggu di dalam akan bosan, sedangkan waktu bermain anak- anak hingga satu jam lebih.

"Hah, kamu berani banget melabrak si Nada , tapi bagus sih, biar kapok dia nggak kegatelan sama suami orang..." ucap Ririn begitu Risma bercerita tentang dia yang melabrak Nada saat sunatan anak Anggi.

"Tapi aku nyesel Rin..." sahut Risma.

"Lha kok nyesel, harusnya kamu puas dong Ris..."

"Iya sih, tapi setelah aku berfikir lagi, kayaknya mas Radit sama Nada nggak ada hubungan khusus selain hanya berteman deh...."

"Lah kok kamu jadi ragu begitu, bukannya kamu lihat sendiri suamimu sama si Nada deket banget. Kamu bilang Nada suka pegang- pegang mas Radit..." sahut Risma sambil menyeruput kopi.

"Iya sih , tapi waktu aku tanya sama mas radit ada hubungan apa dengan Nada, mas Radit menjawab dengan jujur kalau dia nggak ada hubungan apa- apa sama Nada. Aku bisa melihat di matanya kalau dia nggak bohong Rin..." jawab Risma.

"Jadi menurutmu selama ini kamu sudah salah paham...?" tanya Ririn.

"Nggak tahu..." jawab Risma.

"Gimana sih kamu ini..."

"Rin, aku percaya waktu mas Radit mengatakan dia tidak ada hubungan dengan Nada, tapi nggak tahu kenapa hati aku gelisah, aku merasa mas Radit sedang menyembunyikan sesuatu dari ku Rin..."

"Jadi maksud kamu, mas Radit tidak selingkuh dengan Nada, tapi dia selingkuh dengan orang lain...? Begitu...?" tanya Ririn.

"Oh ya ampun , nggak tahu lah Rin, kepalaku pusing..." Risma memijit keningnya.

"Ah, masalah kamu tuh masih belum menemui titik terang, jadi kita hanya bisa menduga- duga saja...." ucap Ririn.

"Ayolah Ris, kamu selidiki suami kamu dengan benar. Biar kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan suamimu...." lanjut Ririn.

"Aku juga maunya begitu, tapi bagaimana cara menyelidikinya. Suamiku aja jauh. ..''

"Oya, kan kamu bilang ada saudara suamimu yang kerja di perusahaan yang sama, namanya siapa itu...?" tanya Ririn.

"Eva..."

"Iya Eva, kamu masih komunikasi sama dia kan...?"

"Masih...''

"Trus, dia kasih info apa tentang Radit dan Nada...?" Tanya Ririn.

"Ya paling, kaya gitu aja sih..."

"Kaya gitu gimana ...?"

"Nggak ada yang mencurigakan..."

Tiba- tiba ponsel Risma bunyi. Menandakan pesan masuk. Risma bisa melihat sekilas jika pesan itu datang dari Aryo suaminya Anggi. Lagi- lagi Risma mengabaikan pesan itu tanpa mau membukanya.

"Pesan dari siapa itu...? Kok nggak dibaca...?" tanya Ririn.

"Dari orang gila..."

"Orang gila siapa...?" tanya Ririn.

"Rin, kamu tahu nggak , mas Aryo suaminya Anggi...?'' tanya Risma.

"Iya, kenapa...?"

"Dia itu suka telpon aku, tapi nggak aku angkat. Dia juga setiap hari kirim pesan. Aku nggak balas juga..."

"Kenapa...?" tanya Ririn.

"Dia genit Rin, aku takut deh..."

"Emang dia pernah ngomong apa aja sama kamu...?"

"Macam- macam Rin, dia pernah bilang I love you, trus ngajak aku selingkuh, dia juga pernah ngomong pengin gigit aku . Gimana aku nggak takut coba..." jawan Risma.

"Hah...? Gila..."

"Makanya aku nggak mau balas pesan dari dia apa lagi terima telponnya..."

"Kamu harus hati- hati Ris, apa lagi kan suamimu nggak ada di rumah. Takutnya dia nekad ngapa- ngapain kamu, trus nanti kalau Anggi tahu bisa gawat..." ucap Ririn.

"Ih kamu jangan nakut- nakuti aku dong Rin..."

"Ya makanya kamu harus hati- hati sama dia. Kalau dia datang ke rumahmu jangan dibukain pintu, bisa bahaya...." sahut Ririn.

Risma menghela nafas panjang. Lalu Risma melihat ke arah deretan toko- toko di samping tempat permainan anak. Di sana berjejer toko- toko yang menjual berbagai keperluan wanita.

"Rin, lihat deh toko pakaian dalam di depan sana..." ucap Risma. Ririn pun menoleh kearah toko yang ditunjuk oleh Risma.

"Kenapa...?"

"Kamu pernah nggak beli pakaian dalam di toko itu...?" tanya Risma.

"Ngapain beli pakaian dalam di situ, harganya mahal. BH aja paling murah harganya seratus lima puluh ribu. Sayang ah beli dalaman mahal- mahal kaya gitu ,yang harga empat puluh ribuan aja udah bagus kok, nyaman dipakai..." jawab Ririn.

"Tapi tokonya rame ya, lihat tuh banyak yang datang...." ucap Risma.

"Itu mah orang- orang kaya kali..." sahut Ririn.

"Eh itu...." ucap Risma sambil menunjuk seseorang yang sedang keluar dari toko pakaian dalam.

"Apa sih Ris...?" tanya Ririn.

"Itu kayak Nada deh..." Risma memperhatikan perempuan yang mirip dengan Nada yang sedang berjalan dengan seoarang laki- laki berumur sekitar lima puluh tahunan.

"Nada...? Yang mana Ris...?" Ririn melihat ke arah toko dalaman tersebut.

"Itu yang baru keluar dari toko pakaian dalam. Yang jalan sama om- om itu..." jawab Risma.

"Hah..? Jalan sama om- om...? Maksudmu cewek yang rambutnya panjang pakai baju warna hitam itu...?" tanya Ririn.

"Iya benar itu Nada, aku nggak salah lihat..." ucap Risma.

"Rin, aku mau nyamperin Nada ya, kamu tunggu di sini, aku nitip anak- anak sebentar ya, tong ya Rin..." Risma lalu mengejar Nada.

"Nada...! Nada tunggu Nada...!" seru Risma mengejar Nada yang sedang berjalan bergandengan dengan laki- laki separuh baya.

Nada dan laki- laki itu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang.

"Risma..." ucap Nada.

"Iya ini aku..." jawab Risma.

"Siapa dia sayang...?" tanya laki- laki yang bersama dengan Nada.

"Dia Istrinya Radit, sayang..." jawab Nada sambil bergelayut di tangan laki- laki tersebut.

"Serius dia istrinya Radit, sayang...? Kok penampilannya kampungan banget sih...?" tanya laki- laki itu.

Nada pun tertawa terbahak- bahak. Risma yang ditertawakan pun hanya diam menunduk.

"Apa Radit nafsu melihat penampilan istrinya seperti itu...?" tanya laki- laki yang bernama Burhan itu.

"Menurutmu...?" jawab Nada Burhan.

"Pantes saja Radit memilih selingkuh, istrinya model begitu, mata saya saja pedih melihat penampilannya..." ucap Burhan.

"Ssshhhttt... Sayang..." Nada menempelkan telunjuknya di hidung.

"Maaf sayang, saya keceplosan..." ucap Burhan.

"Apa...? Ja..jadi benar kalau mas Radit selingkuh...?" tanya Risma kaget mendengar ucapan Burhan.

"Ya wajar dong, kalau suamimu selingkuh. Laki- laki mana tahan sih, lihat istrinya penampilannya kampungan kayak gini. Apa lagi Radit itu ganteng..." jawab Nada sambil mencibir penampilan Risma.

"Kamu sama Radit itu ibarat langit dan bumi. Bedanya itu jauh banget, kalau orang yang nggak tahu nih ya, misalnya kamu jalan sama Radit sama anak- anak kamu, orang bakal mengira kamu ini baby sisternya anak- anak Radit, bukan istrinya...." sambung Nada.

"Siapa selingkuhannya mas Radit...?" tanya Risma tidak memperdulikan ejekan Nada. Risma hanya ingin segera tahu siapa selingkuhan suaminya itu kalau memang benar dia berselingkuh.

"Sayang, jadi dia nggak tahu kalau suaminya punya wanita lain...?" tanya Burhan pada Nada.

"Orang bodoh kaya dia itu nggak tahu apa- apa sayang. Kemarin dia malah menuduhku selingkuh dengan Radit. Gila nggak tuh..." sahut Nada.

"Hei, jadi kamu menuduh sayangku ini selingkuhan suamimu...? Hah..? " Burhan kesal pada Risma sambil memeluk Nada.

"Hei dengar ya Risma. Aku sama suamimu itu hanya berteman saja nggak lebih dari itu. Walaupun Radit tampan tapi bukan tipe aku. Tipe aku itu Laki- laki seperti ini. Yang badannya kekar, hot dan pastinya bisa memuaskan aku dia atas ranjang. Iya nggak sayang...?' ucap Nada sambil meraba dada Burhan.

"Iya dong sayang..." jawab Burhan sambil mengecup bibir Nada.

Risma yang melihatnya pun menjadi risi. Bisa- bisa ya mereka bermesraan di tempat umum. Risma pun yakin jika dua orang yang ada di depannya itu bukan pasangan suami istri yang sah, melainkan hanya pasangan kekasih yang suka berbuat zina.

"Aku minta maaf karena sudah salah paham sama kamu Nada. Aku juga minta maaf atas sikapku kemarin waktu di hajatan Anggi..." ucap Risma sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada. Nada pun hanya melirik sekilas saja pada Risma lalu membuang muka.Nada masih kesal atas sikap Risma waktu itu.

"Nada, apa benar mas Radit selingkuh di belakang aku..? Kalau memang benar dia punya selingkuhan, tolong kasih tahu aku, siapa selingkuhannya itu..." sambung Risma.

Nada tersenyum sinis pada Risma.

"Aku nggak mau ngasih tahu siapa selingkuhan Radit. Kamu cari tahu saja sendiri. Kalau kamu nggak bodoh, harusnya kamu tahu siapa selingkuhan suamimu itu...." jawab Nada.

"Ayo sayang kita pergi dari sini..." ucap Nada pada Burhan.

"Iya sayang..." jawab Burhan.

Nada dan Burhan lalu pergi dari hadapan Risma.

"Nada.. Nada tunggu Nada....tolong kasih tahu aku siapa selingkuhan mas Radit..." Risma mengejar Nada.

"Jangan ikuti aku...! Aku nggak mau mencampuri urusan kamu. Kalau kamu mau tahu ya harus cari tahu sendiri...!" seru Nada sambil menunjuk muka Risma.

Lalu Nada dan Burhan benar- benar pergi sebelum Risma mendapatkan jawaban siapa perempuan yang menjadi selingkuhan Radit. Risma pun hanya bisa bersedih lalu kembali ke cafe di mana tadi dia dan Ririn nongkrong.

"Risma... Bagaimana...? Apa yang Nada katakan sama kamu...?" tanya Ririn begitu Risma telah kembali dan duduk di depannya.

"Ternyata dugaan ku benar Rin, kalau Nada itu tidak selingkuh dengan mas Radit. Dan laki- laki yang bersamanya tadi , dia lah pacarnya Nada....'' jawab Risma.

"Kok pacarnya sudah tua sih, apa jangan- jangan pacarnya Nada , suami orang...?" tanya Ririn.

"Aku nggak tahu kalau soal itu..."

"Trus, berarti kita salah menduga tentang suamimu dong Ris...?" tanya Ririn.

"Nggak Rin, tadi pacarnya Nada keceplosan dia bilang mas Radit punya wanita simpanan. Tapi mereka nggak mau ngasih tahu siapa selingkuhannya mas Radit. Mereka malah menghina aku Rin..." kali ini air mata Risma turun setelah tadi di hadapan Nada dan Burhan dia bisa menahanya.

"Menghina gimana...?"

"Iya, aku dibilang bodoh, kampungan, pokonya banyak deh..." sahut Risma.

"Keterlaluan sekali sih mereka itu..." ucap Ririn mengusap pundak sahabatnya.

"Tapi memang benar kok yang mereka omongin itu. Aku ini nggak cantik, bodoh, nggak menarik. Beda dengan mas Radit yang tampan. Aku nggak pantas jadi istrinya, aku lebih pantas jadi baby sisternya anak- anak mas Radit...." sahut Risma.

"Lagian bukan hanya Nada dan pacarnya saja kok yang bilang seperti itu sama aku. Keluarga mas Radit juga pernah ngomong kayak gitu. Aku dibilang jelek, buluk, kulitnya kusam, mukanya banyak jerawatnya, banyak noda hitam. Mungkin itu juga yang membuat mas Radit tidak tertarik padaku dan memilih untuk selingkuh di belakangku Rin..." ucap Risma.

"Aku jelak banget ya Rin...? Penampilan aku kampungan banget ya...?" tanya Risma menatap lekat pada sang sahabat.

"Ya Alloh Ris, ya nggak lah, kalau untuk orang- orang seperti kita sih kelas menengah ke bawah penampilan kita yang seperti ini biasa saja. Tiap hari penampilanku juga sama sepertimu. Pakai kulot, kemeja, celana panjang, menurutku biasa saja, orang- orang di sekitar juga penampilanya sama seperti kita..." jawab Ririn.

"Mereka aja yang belagu, sok kaya, mentang- mentang bisa beli pakaian mahal, bermerek, mukanya perawatan dari ujung kepala sampai ujung kaki.Ya pantas saja penampilan mereka kinclong....'"

"Kalau ibu rumah tangga kayak kita mah nggak terlalu menomorsatukan penampilan. Yang penting kita bisa makan, anak- anak bisa sekolah, bisa memenuhi kebutuhan sehari- hari itu udah cukup...."

"Dasarnya suamimu aja yang nggak bersyukur punya istri kayak kamu Ris..."

"Kamu nggak jelek kok, wajah kamu itu manis Ris. Kamu hanya perlu perawatan dikit aja tuh buat menghilangkan flek bekas jerawat di wajah kamu..."

"Kamu mau pake skin care...? Ntar aku tunjukin deh skin care yang bagus , dijamin deh nanti muka kamu bakal glowing. Nanti suamimu jadi makin lengket sama kamu, dan ngak bakal melirik cewek lain..."

"Ah kamu bisa saja Rin... Tapi kan mas Radit beneran punya selingkuhan Rin, pasti dia bakalan milih selingkuhannya itu dari pada aku..." sahut Risma.

"Halah selingkuhan itu kan hanya persinggahan saja Ris, aku yakin hatinya mas Radit cuma buat kamu kok, apalagi kan kalian sudah ada anak..." ucap Ririn.

"Tapi aku nggak bisa terima Rin, aku nggak rela suamiku itu membagi cinta sama perempuan lain. Suamiku cuma milik aku Rin..." sahut Risma.

"Tentu saja Ris, perempuan mana sih yang rela diselingkuhi. Tapi kamu harus berusaha sekuat tenaga untuk merebut hati suamimu lagi dari selingkuhannya itu. Aku yakin kamu bisa kok Ris..." ucap Ririn.

"Kira- kira siapa ya selingkuhan mas Radit...?" tanya Risma.

"Kalau kamu mau tahu, kamu harus pergi ke kita B. Kamu selidiki sendiri suamimu diam- diam di sana. Kamu tahu kan tempat tinggal suamimu atau tempat kerja suamimu di kota B...?" tanya Risma.

"Nggak Rin , aku nggak tahu...."

"Kok nggak tahu sih...? Memangnya kamu nggak pernah di ajak ke sana...?" tanya Ririn. Risma pun menggelengkan kepalanya.

"Ya ampun Risma. Jadi kamu nggak tahu apa - apa tentang suamimu itu...?" tanya Ririn. Lagi- lagi Risma menggelengkan kepala.

"Jangan- jangan kamu juga nggak tahu gaji suamimu berapa...?" tanya Ririn.

"Aku nggak tahu Rin, aku cuma dikirimi uang tujuh juta setiap bulan sama mas Radit ....'' jawab Risma.

"Hah...?"

"Memangnya suamimu di sana kerja apa..? Jabatannya sebagai apa...?" tanya Ririn.

"Aku nggak tahu persis Rin, aku cuma tahu kalau mas Radit kerja di kantor. Itu aja.." jawab Risma.

"Ya Alloh Tuhannnn...." Ririn memijit kepalanya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Ga salah orang bilang Risma bodoh kamu terlalu percaya sama si Radit terlalu cinta sehingga otak si Risma ga jalan masa ga curiga pulang sebulan sekali tapi Radit tdk pernah menyentuh kamu Risma dari situ saja seharusnya kamu sdh curiga sama si Radit tukang selingkuh itu aku aja baca episode ini hatiku jd yg deg degan, thor cepatlah kebohongan Radit segera terbongkar kasihan Risma buat Risma cantik agar si Radit menyesal menceraikan Risma dan buat si Radit jd bucin mungkin

2025-01-22

0

Salsabiela

Salsabiela

cinta emng bikin orang bodoh

2025-01-23

0

Asmara

Asmara

Ya Alloh tolong.... Risma- Risma.... 😀

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang sebulan sekali
2 2. Bukan menatu idaman
3 3. Kecewa
4 4. Naif
5 5. Aryo
6 6. Curiga
7 7. Dicuekin
8 8. Teman kuliah Radit
9 9. Bertengkar
10 10. Kegundahan hati Risma
11 11. Hajatan
12 12. Hajatan 2
13 13. Di tampar
14 14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15 15. Tinggal bersama
16 16. Bekas Tamparan
17 17. Terbawa suasana
18 18. Berdoa
19 19. Bertemu Nada
20 20. Sok Suci
21 21. Mengetahui kebenaran
22 22. Lari dari Aryo
23 23. Risma sakit
24 24. Dirawat di rumah sakit
25 25. Kekhawatiran Radit
26 26. Lupa dengan janji
27 27. Kado Istimewa
28 28. Hancur
29 29. Pergilah Engkau bersamanya
30 30.Cerita masa lalu
31 31. Kembali ke kota
32 32. Luka terdalam
33 33. Bertahan semampuku
34 34. Fitnah
35 35. Menghapus jejak
36 36. Hinaan
37 37. Selingkuh dibalas selingkuh
38 38. Lepaskan aku mas...
39 39. Tak sudi
40 40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41 41. Mediasi
42 42. Pindah sekolah
43 43. Benci dengan perselingkuhan
44 44. Terbongkar
45 45. Terima kasih mas... di
46 46. Masih ada Cinta
47 47. Apa itu karma...?
48 48. Diantar Taufik
49 49. Kemarahan Radit
50 50. Meminta Maaf
51 51. Masalah Baru
52 52. Serangan Jantung
53 53. Sidang percaraian
54 54. Fakta Baru
55 55. Rumah Sakit
56 56. Perasaan Bersalah Radit
57 57. Duniaku hancur
58 58. Muntah Darah
59 59. Kedatangan pak Wijaya
60 60. Hasil pemeriksaan
61 61. Kangen adek
62 62. Dimanfaatkan
63 63. Ikan bakar
64 64. Turun Ranjang...?
65 65. Perasaannya masih sama
66 66. Sidang putusan hakim
67 67. Jangan tunggu lama- lama
68 68. Benci sama ayah
69 69. Apa saya dipecat...?
70 70. Mulai masuk kantor
71 71. Menjual perhiasan
72 72. Bertemu bu Ratna
73 73. Masih ada ketakutan
74 74. Aku tidak mau menikah denganmu
75 75. Beban berat hidup Radit
76 76. Sel kanker yang menyebar
77 77. Tidak mau disalahkan
78 78. Kemarahan Taufik
79 79. Aku lebih baik mati...!
80 80. Kembali dibuat emosi
81 81. Terima kasih sayang...
82 82. Kasmaran
83 83. Hari Bahagia
84 84. Kesedihan dan penyesalan
85 85. Uang penjulan rumah
86 86. Kesedihan Rafa
87 87. Pendarahan hebat
88 88. Nafas Cinta
89 89. Rejeki setelah menikah
90 90. Semua menyalahkan Risma
91 91. Semua pergi
92 92. Bocah edan nggak eling
93 93. Bawaan bayi
94 94. Menyesal
95 95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96 96. Melahirkan
97 97. Ulat bulu
98 98. Rindu
99 99. Balikan dengan Eva...?
100 100. Syakila
101 101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102 102. Laki- laki lemah
103 103. Kamu harus bangkit
104 104. Memaafkan ayah
105 105. Obrolan penuh Canda tawa
106 105. Adik buat Shakila
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Pulang sebulan sekali
2
2. Bukan menatu idaman
3
3. Kecewa
4
4. Naif
5
5. Aryo
6
6. Curiga
7
7. Dicuekin
8
8. Teman kuliah Radit
9
9. Bertengkar
10
10. Kegundahan hati Risma
11
11. Hajatan
12
12. Hajatan 2
13
13. Di tampar
14
14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15
15. Tinggal bersama
16
16. Bekas Tamparan
17
17. Terbawa suasana
18
18. Berdoa
19
19. Bertemu Nada
20
20. Sok Suci
21
21. Mengetahui kebenaran
22
22. Lari dari Aryo
23
23. Risma sakit
24
24. Dirawat di rumah sakit
25
25. Kekhawatiran Radit
26
26. Lupa dengan janji
27
27. Kado Istimewa
28
28. Hancur
29
29. Pergilah Engkau bersamanya
30
30.Cerita masa lalu
31
31. Kembali ke kota
32
32. Luka terdalam
33
33. Bertahan semampuku
34
34. Fitnah
35
35. Menghapus jejak
36
36. Hinaan
37
37. Selingkuh dibalas selingkuh
38
38. Lepaskan aku mas...
39
39. Tak sudi
40
40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41
41. Mediasi
42
42. Pindah sekolah
43
43. Benci dengan perselingkuhan
44
44. Terbongkar
45
45. Terima kasih mas... di
46
46. Masih ada Cinta
47
47. Apa itu karma...?
48
48. Diantar Taufik
49
49. Kemarahan Radit
50
50. Meminta Maaf
51
51. Masalah Baru
52
52. Serangan Jantung
53
53. Sidang percaraian
54
54. Fakta Baru
55
55. Rumah Sakit
56
56. Perasaan Bersalah Radit
57
57. Duniaku hancur
58
58. Muntah Darah
59
59. Kedatangan pak Wijaya
60
60. Hasil pemeriksaan
61
61. Kangen adek
62
62. Dimanfaatkan
63
63. Ikan bakar
64
64. Turun Ranjang...?
65
65. Perasaannya masih sama
66
66. Sidang putusan hakim
67
67. Jangan tunggu lama- lama
68
68. Benci sama ayah
69
69. Apa saya dipecat...?
70
70. Mulai masuk kantor
71
71. Menjual perhiasan
72
72. Bertemu bu Ratna
73
73. Masih ada ketakutan
74
74. Aku tidak mau menikah denganmu
75
75. Beban berat hidup Radit
76
76. Sel kanker yang menyebar
77
77. Tidak mau disalahkan
78
78. Kemarahan Taufik
79
79. Aku lebih baik mati...!
80
80. Kembali dibuat emosi
81
81. Terima kasih sayang...
82
82. Kasmaran
83
83. Hari Bahagia
84
84. Kesedihan dan penyesalan
85
85. Uang penjulan rumah
86
86. Kesedihan Rafa
87
87. Pendarahan hebat
88
88. Nafas Cinta
89
89. Rejeki setelah menikah
90
90. Semua menyalahkan Risma
91
91. Semua pergi
92
92. Bocah edan nggak eling
93
93. Bawaan bayi
94
94. Menyesal
95
95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96
96. Melahirkan
97
97. Ulat bulu
98
98. Rindu
99
99. Balikan dengan Eva...?
100
100. Syakila
101
101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102
102. Laki- laki lemah
103
103. Kamu harus bangkit
104
104. Memaafkan ayah
105
105. Obrolan penuh Canda tawa
106
105. Adik buat Shakila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!