7. Dicuekin

Keesokan harinya Risma bangun pagi seperti biasa untuk menyiapkan sarapan. Tadi malam dia kurang tidur karena terus kepikiran dengan perkataan Ririn, sehingga kepalanya sedikit pusing.

Pukul tujuh pagi mereka sarapan bersama. Radit masih saja cuek pada Risma. Selama sarapan tak sekali pun Radit menoleh pada Risma. Dia hanya berbicara pada anak- anak saja, seolah Risma tidak terlihat olehnya.

"Ibu, ibu kenapa, kok muka ibu pucat, apa ibu sakit...?" tanya Rafa yang sejak tadi memperhatikan sang ibu. Mungkin Rafa heran melihat sang ibu yang biasanya banyak bicara sekarang jadi pendiam.

"Ah nggak kok, ibu nggak papa..." jawab Risma sambil tersenyum pada Rafa. Sebenarnya dia merasa sedih, Rafa yang masih kecil saja lebih perhatian dari pada suaminya sendiri.

Radit lalu menoleh ke arah Risma.

"Kenapa Ris, kamu lagi nggak enak badan...?" tanya Radit.

"Nggak kok mas, aku baik- baik aja..." jawab Risma lalu melanjutkan makannya.

Anak- anak pun melanjutkan makan sambil ngobrol dengan Radit. Risma diam sambil memperhatikan wajah Radit yang ganteng yang selama pernikahan begitu dia cintai. Tiba- tiba Risma teringat oleh apa yang dikatakan oleh Ririn lewat pesan.

' ada dua kemungkinan ,pertama suamimu tidak mencintaimu, dan yang kedua suami mempunyai wanita lain'

"Apa benar apa yang dikatakan oleh Ririn...? Kalau selama ini kamu tidak pernah mencintaiku mas...apakah sikap cuek dan dingin kamu itu karena kamu tidak pernah punya perasaan apapun terhadap aku mas...?" batin Riska sambil menatap Radit dari samping.

Tiba- tiba Risma merasa sedih dan ingin sekali menangis. Dia lalu membawa piring yang masih berisi makanan ke dapur.Risma meletakkan piringnya begitu saja di tempat cuci piring karena dia sudah tidak berselera untuk makan. Risma lalu masuk ke kamar mandi di dekat dapur. Di dalam sana Risma menyalakan kran supaya menyamarkan suara tangisnya agar tidak terdengar dari luar kamar mandi.

"Kalau apa yang dikatakan oleh Ririn itu benar, berarti selama ini aku hanya mencintai mas Radit sendirian...? Selama ini aku hanya bertepuk sebelah tangan....? Hik...hik...." Risma terus menangis.

"Tok..tok... Ibu... Ibu lagi ngapain...?" terdengar Rafa mengetuk pintu kamar mandi.

Risma segera menghapus air matanya kemudian mencuci muka.

" Perut ibu mules nak, ibu lagi buang air..." jawab Risma.

Risma terus mencuci mukanya agar tidak terlihat seperti orang yang habis menangis. Kemudian Risma mengeringkan wajahnya dengan handuk. Risma lalu keluar dari kamar mandi.

"Ris, aku sama anak- anak mau ke rumah Umi..." ucap Radit.

"Aku ikut ya mas..." sahut Risma.

Radit menatap wajah Risma beberapa saat.

"Tumben kamu mau ikut, biasanya nggak mau..." ucap Radit.

Risma menghela nafas panjang.

"Ya, aku udah lama nggak main ke rumah Umi..." sahut Risma.

"Ya udah, kamu siap- siap aja..." ucap Radit.

Risma pun mengganti baju, setelah itu mereka pergi ke rumah orang tua Radit menggunakan mobil. Lima belas menit kemudian mobil mereka sudah sampai di halaman rumah bu Ratna.Rafa dan Sabila segera turun dari mobil menghampiri sang nenek yang sedang menyiram tanaman dengan seorang perempuan cantik , masih muda memakai hijab warna coklat.

"Mas, itu siapa yang sedang bersama Umi...?" tanya Risma.

Radit melihat ke arah bu Ratna lewat jendela mobil.

"Oh, itu anaknya saudara jauh Umi, namanya Eva...." jawab Radit.

"Kok aku baru lihat dia sih...?" tanya Risma.

"Kan orang tuanya tinggal di kampung, jarang main ke sini. Lagian kamu ini memang nggak tahu tentang saudaranya Umi dan Abah kan. Kamu kan jarang main ke rumah Umi, nggak dekat juga sama Umi jarang ngobrol. Kamu kalau ketemu sama Umi cuma berdebat terus nggak pernah akur..." jawab Radit.

"Kok kamu ngomong kayak gitu sih mas, aku kan nanya sama kamu baik- baik. Kenapa malah jawabannya ke mana- mana..." Risma jadi kesal.

Radit menghela nafas panjang.

"Ya udah kita turun aja..." Radit membuka pintu mobil tidak ingin berdebat dengan Risma.

Walapun kesal Risma mengikuti Radit menghampiri bu Ratna sambil menenteng kantong plastik berisi buah sebagai oleh- oleh buat mertua.

"Assalamualaikum Umi...." ucap Risma dan Radit.

"Waalaikumsalam..." sahut Umi dan Eva.

"Oya , Eva kenalin nih, istrinya mas Radit namanya Risma, kamu belum pernah ketemu kan..." ucap bu Ratna pada Eva.

"Halo mbak Risma..." Eva tersenyum sambil mengulurkan tangan mengajak salaman.

Risma pun berjabat tangan dengan Eva.

"Hai Eva...." ucap Risma.

"Mas..." Eva menyalami Radit dan mencium punggung tangannya.

"Ayo kita masuk..." ucap bu Ratna.

Mereka pun masuk ke dalam rumah. Sedangkan Rafa dan Sabila sudah masuk lebih dulu ingin menemui Akbar untuk main PS. Pak Salim sedang duduk santai di ruang tengah menikmati kopi sambil baca koran.

Risma dan Radit menyalami pak Salim.

"Abah ini, masih setia aja baca koran. Padahal kan sekarang jaman sosial media. Abah bisa melihat berbagai berita di sana, jadi nggak usah repot- repot tiap hari beli koran..." ucap Radit.

"Tau tuh Abah, nggak kekinian banget jadi orang. Ketinggalan jaman..." sahut Akbar yang sedang bermain PS bersama Rafa dan Sabila.

"Kalau semua orang baca berita lewat sosial media, kasihan dong tukang koran jadi nggak laku. Makanya Abah tiap hari beli koran supaya dagangan mereka tetap laku...." ucap pak Salim.

Mendengar jawaban pak Salim, Radit hanya tersenyum saja.

"Mas Radit mau kopi, nanti Eva bikinin..." tanya Eva.

"Boleh..." jawab Radit sambil tersenyum pada Eva.

"Mbak Risma mau kopi juga atau teh...?" tanya Eva.

"Nggak , nggak usah nanti aku ambil sendiri saja kalau haus..." jawab Risma.

"Oh, ya udah...." Eva lalu pergi ke dapur membuatkan kopi untuk Radit.

"Mi, ini ada buah buat Umi..." ucap Risma memberikan kantong plastik berwarna putih kepada ibu mertuanya.

"Taruh saja di meja ..." sahut bu Ratna sambil fokus merajut.

Risma menghela nafas panjang melihat sikap sang ibu mertua yang sepertinya tidak menyukai kedatangannya.

"Mas Radit, ini kopinya Eva taruh di meja ya..." ucap Eva sambil meletakkan secangkir kopi di atas meja.

"Iya, makasih Eva..." sahut Radit yang sedang asik melihat adik dan anak- anaknya main PS.

Tak lama kemudian Anggi adik perempuan Radit datang bersama Aryo sang suami, dan kedua anaknya yaitu Bayu dan Adam.

"Assalamualaikum..." ucap Anggi dan Aryo.

"Waalaikumsalam...."

"Hei ada Eva...ya ampun...." Anggi langsung cipika cipiki dengan Eva.

"Kapan datang...?" tanya Anggi.

"Kemarin mbak..." jawab Eva.

"Kok nggak ngabari kalau kamu ke sini ,aku kan kangen sama kamu, udah lama kan kita nggak ngobrol...." ucap Anggi.

"Maaf ya mbak, Eva lupa nggak ngabari mbak Anggi...." sahut Eva.

"Ya udah nggak papa, nanti kita jalan- jalan yuk, kita makan baso sambil ngobrol..." ucap Anggi.

"Wah asik tuh, Umi ikut dong..." sahut bu Ratna.

"Umi , ikutan aja deh..." ucap Anggi.

"Biarin lah..." sahut Umi.

"Iya nanti Umi ikut..." jawab Eva.

Anggi dan Eva pun lalu ngobrol berdua. Sedangkan Umi masih fokus merajut. Radit lalu pindah duduk di sofa bersama Abah dan juga Aryo. Sedangkan Risma hanya diam sendiri seperti tidak ada yang memperdulikannya.

"Risma, kamu buatkan Aryo kopi tuh. Sekalian tuh buah yang tadi kamu bawa kamu cuci dan masukkan ke dalam wadah, trus bawa ke sini buat makan bareng- bareng ..." ucap Bu Ratna.

"Iya Mi..." jawab Risma lalu mengambil buah yang tadi dia bawa membawanya ke dapur.

"Ini kopinya mas Aryo..." ucap Risma.

"Makasih Risma..." ucap Aryo sambil tersenyum manis pada Risma dan mengedipkan satu matanya.

Risma pun kaget dengan apa yang dilakukan oleh Aryo. Untung saja Radit dan pak Salim tidak melihat semua itu. Risma lalu kembali ke dapur mengambil buah yang sudah dicuci ada jeruk dan juga apel.

"Bude Risma , Adam minta jeruknya dong..." ucap Adam anak bungsu Aryo.

"Iya ini sayang ambil..." sahut Risma.

Adam pun mengambil buah jeruk lalu mengupas dan memakannya.

"Bude, kok jeruknya asem sih.... ih nggak enak... Adam nggak doyan..." Adam melempar jeruk itu ke lantai.

"Masa sih asem, kata abang penjualnya tadi manis...." sahut Risma mengambil jeruk yang dilempar oleh Adam.

"Ya jelas asem lah, tampilannya aja kayak begitu. Kalau jeruk yang manis itu warnanya nggak kuning cerah begitu. Warnanya kuning agak oren...." sahut bu Ratna.

Risma pun hanya diam karena merasa malu sudah membeli jeruk yang salah.

"Adam sayang, kalau Adam mau buah ambil saja di kulkas, di sana ada anggur hijau yang manis, tante Eva yang bawa kemarin. Sana ambil sayang di kulkas ya..." ucap Bu Ratna.

"Iya nek..." adam lalu lari menuju kulkas mengambil anggur.

"Mas Bayu, mas Rafa, Sabila, mau anggur nggak , ini manis banget lho..." Adam membawa satu kotak Anggur hijau.

"Mau...mau...." Bayu, Rafa dan Sabil menghampiri Adam dan mengambil anggur.

"Iya manis..." ucap Sabila.

Setelah puas makan anggur , anak - anak pun kembali main PS. Sedangkan om Akbar pergi keluar karena dijemput oleh temannya main.

"Sabila , Rafa gantian mainnya dong...." ucap Bayu.

"Iya nih nggak mau gantian..." sahut Adam lalu mengambil stik PS dari tangan Sabila. Dan Adam mengambil dari Rafa.

Rafa hanya diam saja stik PS nya diambil bayu. Sedangkan Sabila merengek pada sang ibu.

"Ibuuuuu, stik PS nya diambil sama mas Adam...." rengek Sabila.

"Udah nggak papa kan kamu sudah lama mainnya..." ucap Risma.

"Tapi ade masih mau main...."

"Udah sih ah, nggak boleh lama - lama main PS...." ucap Risma.

"Kenapa sayang...? " Eva mendekati Sabila.

"Tante, Ade mau main PS...." jawab Sabila.

"Oh mau main PS, gantian dulu ya sayang, nanti abis mas Bayu sama mas Adam selesai main, Sabila main lagi..." ucap Eva dengan lembut.

"Main game di komputer om Akbar saja di kamar..." sahut bu Ratna.

"Sabila mau, main game di komputer om Akbar...?" tanya Eva. Sabila mengangguk.

"Ya udah, kita ke kamar om Adam ya..." ucap Eva menuntun Sabila ke kamar Akbar.

"Tunggu Eva..." ucap Risma. Eva dan Sabila pun berhenti

"Nggak usah, Sabila udah lama kok main game nya , udah cukup..." lanjut Risma sambil menarik tangan Sabila.

"Ibuuu.... Ade mau main game ...." Sabila menangis.

"Risma, biarin aja kenapa sih, namanya juga anak kecil, sekali- kali main game kan nggak papa. Kasihan dia, kamu ini apa- apa dilarang...." ucap bu Ratna.

"Tapi Mi, kalau Sabila kelamaan Main game nanti jadi keterusan pengin main terus. Nanti jadi malas belajarnya..." sahut Risma.

" Ya ampun Risma, dia kan nggak tiap hari main ke sini, ya nggak papa lah mumpung lagi di sini dipuas- puasin mainnya. Nanti di rumah juga nggak main lagi...." ucap bu Ratna.

"Ini kenapa sih Ribut- ribut...?" tanya Radit menghampiri bu Ratna dan Risma.

"Tuh si Risma, Sabila pengin main game saja nggak boleh. Heran Umi sama si Risma itu, anak kecil kok apa- apa dilarang. Biarin aja kenapa sih, jaman sekarang anak- anak memang sukanya main game...." jawab bu Ratna.

"Ya udah sana main tapi jangan lama- lama ya..." ucap Radit sambil mengusap kepala Sabila yang dibalut kerudung.

"Mas..." ucap Risma.

"Sudah lah, biarin Sabila main..." ucap Radit.

"Ayo, Sabila main game sama tante Eva ya..." ucap Eva.

"Iya tante..." jawab Sabila lalu masuk ke kamar Akbar. Risma lalu menatap wajah Radit dengan kesal. Sedangkan Radit hanya cuek saja kemudian kembali duduk bersama Pak Salim dan Aryo.

"Ngapain si Ris, hal sepele kayak gitu aja diributin, lebay banget...." ucap Anggi.

"Tau tuh..." sahut bu Ratna.

Bi Ratna dan Anggi lalu meninggalkan Risma ke ruang makan kemudian duduk di kursi meja makan dan ngobrol di sana. Sedangkan Risma dicuekin dia duduk di karpet di belakang Bayu dan Adam yang sedang main PS. Rafa lalu mendekati sang ibu.

"Ibu nggak papa...?" tanya Rafa berbisik pada Risma. Risma menoleh pada sang anak sulung. Risma tersenyum sambil menggelengkan kepalanya menandakan bahwa dia baik- baik saja.

Tiba- tiba ponsel Risma berbunyi menandakan pesan masuk.Risma lalu mengambil ponselnya di dalam tas selempangnya dan membuka pesan masuk.

"Sayang, kamu baik- baik aja kan..? Yang sabar ya 😘"

Iya, itu adalah pesan dari Aryo. Setelah membaca pesan tersebut Risma pun langsung menghapusnya. Dia merasa geli mendapat pesan itu dari adik iparnya itu.

"Bu, kita pulang aja yuk..." ucap Rafa.

"Iya..." jawab Risma.

Risma lalu bangun dari duduknya kemudian menghampiri Radit yang sedang berbincang dengan pak Salim dan Aryo.

"Mas, kita pulang yuk..." ucap Risma.

Radit menolah pada Risma, tanpa menjawab pertanyaannya.

"lho kok pulang sih nak, nanti saja pulangnya abis makan siang. Umi tadi udah masak banyak lho buat makan siang...." ucap Pak Salim sambil tersenyum hangat pada Risma.

"Ngapain sih kamu buru- buru ingin pulang...? Suami kamu masih ngobrol kok diajak pulang. Tadi ngapain ikut kalau mau buru- buru pulang..." sahut bu Ratna yang sudah ada di belakang Risma.

"Tapi Rafa minta pulang Mi...." ucap Risma.

"Halah kamu ini, orang kamu sendiri yang mau pulang kok...." sahut bu Ratna.

"Umiiii...." ucap Pak Salim.

Bu Ratna hanya melirik ke arah pak Salim, merasa kesal kalau sang suami selalu saja membela Risma.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Asmara

Asmara

males banget kl punya mertua model si Ratna

2025-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang sebulan sekali
2 2. Bukan menatu idaman
3 3. Kecewa
4 4. Naif
5 5. Aryo
6 6. Curiga
7 7. Dicuekin
8 8. Teman kuliah Radit
9 9. Bertengkar
10 10. Kegundahan hati Risma
11 11. Hajatan
12 12. Hajatan 2
13 13. Di tampar
14 14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15 15. Tinggal bersama
16 16. Bekas Tamparan
17 17. Terbawa suasana
18 18. Berdoa
19 19. Bertemu Nada
20 20. Sok Suci
21 21. Mengetahui kebenaran
22 22. Lari dari Aryo
23 23. Risma sakit
24 24. Dirawat di rumah sakit
25 25. Kekhawatiran Radit
26 26. Lupa dengan janji
27 27. Kado Istimewa
28 28. Hancur
29 29. Pergilah Engkau bersamanya
30 30.Cerita masa lalu
31 31. Kembali ke kota
32 32. Luka terdalam
33 33. Bertahan semampuku
34 34. Fitnah
35 35. Menghapus jejak
36 36. Hinaan
37 37. Selingkuh dibalas selingkuh
38 38. Lepaskan aku mas...
39 39. Tak sudi
40 40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41 41. Mediasi
42 42. Pindah sekolah
43 43. Benci dengan perselingkuhan
44 44. Terbongkar
45 45. Terima kasih mas... di
46 46. Masih ada Cinta
47 47. Apa itu karma...?
48 48. Diantar Taufik
49 49. Kemarahan Radit
50 50. Meminta Maaf
51 51. Masalah Baru
52 52. Serangan Jantung
53 53. Sidang percaraian
54 54. Fakta Baru
55 55. Rumah Sakit
56 56. Perasaan Bersalah Radit
57 57. Duniaku hancur
58 58. Muntah Darah
59 59. Kedatangan pak Wijaya
60 60. Hasil pemeriksaan
61 61. Kangen adek
62 62. Dimanfaatkan
63 63. Ikan bakar
64 64. Turun Ranjang...?
65 65. Perasaannya masih sama
66 66. Sidang putusan hakim
67 67. Jangan tunggu lama- lama
68 68. Benci sama ayah
69 69. Apa saya dipecat...?
70 70. Mulai masuk kantor
71 71. Menjual perhiasan
72 72. Bertemu bu Ratna
73 73. Masih ada ketakutan
74 74. Aku tidak mau menikah denganmu
75 75. Beban berat hidup Radit
76 76. Sel kanker yang menyebar
77 77. Tidak mau disalahkan
78 78. Kemarahan Taufik
79 79. Aku lebih baik mati...!
80 80. Kembali dibuat emosi
81 81. Terima kasih sayang...
82 82. Kasmaran
83 83. Hari Bahagia
84 84. Kesedihan dan penyesalan
85 85. Uang penjulan rumah
86 86. Kesedihan Rafa
87 87. Pendarahan hebat
88 88. Nafas Cinta
89 89. Rejeki setelah menikah
90 90. Semua menyalahkan Risma
91 91. Semua pergi
92 92. Bocah edan nggak eling
93 93. Bawaan bayi
94 94. Menyesal
95 95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96 96. Melahirkan
97 97. Ulat bulu
98 98. Rindu
99 99. Balikan dengan Eva...?
100 100. Syakila
101 101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102 102. Laki- laki lemah
103 103. Kamu harus bangkit
104 104. Memaafkan ayah
105 105. Obrolan penuh Canda tawa
106 105. Adik buat Shakila
107 Bab pengumuman
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Pulang sebulan sekali
2
2. Bukan menatu idaman
3
3. Kecewa
4
4. Naif
5
5. Aryo
6
6. Curiga
7
7. Dicuekin
8
8. Teman kuliah Radit
9
9. Bertengkar
10
10. Kegundahan hati Risma
11
11. Hajatan
12
12. Hajatan 2
13
13. Di tampar
14
14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15
15. Tinggal bersama
16
16. Bekas Tamparan
17
17. Terbawa suasana
18
18. Berdoa
19
19. Bertemu Nada
20
20. Sok Suci
21
21. Mengetahui kebenaran
22
22. Lari dari Aryo
23
23. Risma sakit
24
24. Dirawat di rumah sakit
25
25. Kekhawatiran Radit
26
26. Lupa dengan janji
27
27. Kado Istimewa
28
28. Hancur
29
29. Pergilah Engkau bersamanya
30
30.Cerita masa lalu
31
31. Kembali ke kota
32
32. Luka terdalam
33
33. Bertahan semampuku
34
34. Fitnah
35
35. Menghapus jejak
36
36. Hinaan
37
37. Selingkuh dibalas selingkuh
38
38. Lepaskan aku mas...
39
39. Tak sudi
40
40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41
41. Mediasi
42
42. Pindah sekolah
43
43. Benci dengan perselingkuhan
44
44. Terbongkar
45
45. Terima kasih mas... di
46
46. Masih ada Cinta
47
47. Apa itu karma...?
48
48. Diantar Taufik
49
49. Kemarahan Radit
50
50. Meminta Maaf
51
51. Masalah Baru
52
52. Serangan Jantung
53
53. Sidang percaraian
54
54. Fakta Baru
55
55. Rumah Sakit
56
56. Perasaan Bersalah Radit
57
57. Duniaku hancur
58
58. Muntah Darah
59
59. Kedatangan pak Wijaya
60
60. Hasil pemeriksaan
61
61. Kangen adek
62
62. Dimanfaatkan
63
63. Ikan bakar
64
64. Turun Ranjang...?
65
65. Perasaannya masih sama
66
66. Sidang putusan hakim
67
67. Jangan tunggu lama- lama
68
68. Benci sama ayah
69
69. Apa saya dipecat...?
70
70. Mulai masuk kantor
71
71. Menjual perhiasan
72
72. Bertemu bu Ratna
73
73. Masih ada ketakutan
74
74. Aku tidak mau menikah denganmu
75
75. Beban berat hidup Radit
76
76. Sel kanker yang menyebar
77
77. Tidak mau disalahkan
78
78. Kemarahan Taufik
79
79. Aku lebih baik mati...!
80
80. Kembali dibuat emosi
81
81. Terima kasih sayang...
82
82. Kasmaran
83
83. Hari Bahagia
84
84. Kesedihan dan penyesalan
85
85. Uang penjulan rumah
86
86. Kesedihan Rafa
87
87. Pendarahan hebat
88
88. Nafas Cinta
89
89. Rejeki setelah menikah
90
90. Semua menyalahkan Risma
91
91. Semua pergi
92
92. Bocah edan nggak eling
93
93. Bawaan bayi
94
94. Menyesal
95
95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96
96. Melahirkan
97
97. Ulat bulu
98
98. Rindu
99
99. Balikan dengan Eva...?
100
100. Syakila
101
101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102
102. Laki- laki lemah
103
103. Kamu harus bangkit
104
104. Memaafkan ayah
105
105. Obrolan penuh Canda tawa
106
105. Adik buat Shakila
107
Bab pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!