18. Berdoa

Pukul empat sore Radit baru sampai di rumah. Setelah memasukkan mobilnya ke dalam garasi, Radit lalu masuk ke dalam rumah. Di dapur risma sedang memasak untuk makan malam.

"Risma, anak- anak di mana...?'' tanya Radit menghampiri Risma di dapur.

"Lagi main ke rumah sebelah..." Risma fokus memotong sayuran.

"Maaf ya Ris, aku telat pulang. Tadi di rumah Anggi baru beres..." ucap Radit.

"Iya..." jawab Risma tanpa sedikit pun menoleh kearah sang suami.

"Anak- anak tadi ngambek nggak karena aku nggak jadi ngajak mereka jalan- jalan...?" tanya Radit.

"Nggak, mereka biasa aja. Kan mereka sudah biasa hidup tanpa kamu mas..." jawab Risma sambil memasukkan sayur ke dalam panci.

Mendengar perkataan Risma, Radit pun terdiam. Dia merasa bersalah pada istri dan anaknya.

"Ibu... Ibu..." Rafa dan Sabila memanggil.

"Ibu ada di dapur..." seru Risma.

Rafa dan Sabila lalu menghampiri Risma di dapur. Ketika mereka melihat Radit ada di dapur bersama dengan Risma, Rafa buang muka, sedangkan Sabila memanyunkan bibirnya.

"Rafa, Sabila..." Radit menghampiri keduanya.

"Maafin ayah ya, tadi ayah nggak sempat ngajak kalian jalan- jalan. Ayah sibuk bantuin tante Anggi beres- beres rumah..." ucap Radit sambil memegang pundak Sabila.

"Ayah bohong...! Ayah nggak menepati janji...! Ayah nggak sayang sama ade...! Sama mas Rafa juga...! Ade benci sama ayah....!" seru Sabila lalu lari dan masuk ke dalam kamar dan membanting pintu.

"Sabila..." Radit mengejar Sabila tapi pintunya kamarnya di kunci dari dalam.

"Sabila sayang buka pintunya..." Radit mengetuk- ngetuk pintu kamar.

"Nggak mau...! Sabila nggak mau sama ayah...! Ayah tukang bohong...!" seru Sabila dari dalam kamar.

"Lain kali kalau tidak bisa menepati, nggak usah berjanji mas. Anak- anak itu kalau dijanjikan sesuatu pasti mereka akan menagih janji itu sampai bisa ditepati. Dan kalau janji itu tidak ditepati mereka akan kecewa..." ucap Risma lalu masuk ke dalam kamar.

Radit lalu menyusul Risma masuk ke dalam kamar. Lalu Radit membuka kancing kemejanya. Dia hendak mandi karena badannya sudah lengket sekali karena pergulatan panasnya dengan Eva beberapa waktu lalu.

"Sebenarnya kamu ngapain aja sih di rumah Anggi sampai pulang sore...?" tanya Risma.

"Namanya juga orang habis hajatan pasti kan banyak yang harus dirapihkan, ya aku bantu- bantu di sana...." sahut Radit.

"Ya tapi nggak harus sampai sore juga kali mas, masa dari tadi malam beres- beres sampai besok dan sampai sore baru selesai. Memangnya apa aja yang kamu kerjakan di sana...? Bongkar panggung...! Atau bongkar tenda...?" tanya Risma.

"Ya gitu lah Ris..." jawab Radit.

Risma tertawa pelan.

"Kalau mau bohong jangan keterlaluan kali mas, kamu pikir aku sebodoh itu. Bongkar panggung sama bongkar tenda itu bukan tugas yang punya hajat.Ada orang khusus dari pihak tenda yang bertugas memasang dan juga membongkar tenda. Jadi kamu nggak usah mengada- ada deh mas...." sahut Risma.

"Apa jangan- jangan kamu habis menemui Nada ya...? Kamu bersenang- senang sama dia sampai kamu lupa kalau kamu punya janji sama anak- anak...?" tanya Risma.

"Nada...Nada terus yang kamu omongin...! Bisa nggak sih kamu nggak usah bawa- bawa Nada dalam masalah kita...! Nada tidak ada sangkut pautnya dalam masalah kita...!Harusnya kamu minta maaf sama Nada karena kamu sudah berbuat kasar sama dia...! Kamu sudah menganiaya dia...!" Radit tiba- tiba marah.

"Untung saja Nada tidak melaporkan kamu ke polisi atas tindakan penganiayaan. Kalau sampai dia tidak terima dengan perbuatan kamu yang seperti preman itu, dan dia melaporkan ke polisi, habis kamu Risma...! Lain kali kalau mau bertindak itu mikir pakai otak...!Jangan berbuat seenaknya...! Bikin malu keluarga besar saja kamu ini..." seru Radit.

"Dengar ya Risma, aku tegaskan sama kamu, aku tidak ada hubungan apapun selain berteman dengan Nada. Jadi kamu nggak usah sok tahu, dan terus mencurigaiku selingkuh dengan Nada. Mengerti kamu Risma...!" seru Radit sambil menatap penuh arah pada Risma.

Risma pun hanya diam tak mampu berkata- kata lagi. Kemudian Radit melempar kemejanya ke keranjang baju kotor. Radit lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu menutup pintu kamar mandi dengan kasar.

Risma hanya diam duduk di tempat tidur. Sepuluh menit kemudian Radit keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang. Kemudian Radit mengambil baju dilemari. Risma memperhatikan gerak- gerik Radit yang tidak jauh darinya . Tiba - tiba mata Risma tertuju pada ke dua lengan Radit yang terdapat beberapa luka seperti bekas cakaran di sana.

"Mas...." ucap Risma.

"Ada apa...?" jawab Radit dengan datar.

Risma lalu bangun dari duduknya kemudian menghampiri Radit.

"Lengan kamu kenapa, kok ada bekas cakaran...?" tanya Risma.

Radi tersentak mendengar pertanyaan dari Risma. Dia lalu membalikkan tubuhnya menghadap Risma sambil berfikir mencari jawaban yang pas.

"Ehm... Oh..ini.. Lenganku tadi gatal mungkin kena ulat, jadi aku garuk- garuk sampai ada bekasnya...." jawab Radit berbohong. Padahal itu adalah ulah Eva ketika mereka melakukan penyatuan. Saking nikmatnya, Eva sampai tidak sadar mencakar lengan Radit.

Risma pun hanya diam sambil menatap Radit beberapa saat. Kemudian Risma keluar dari kamar. Di ruang tv , Rafa sedang duduk di sofa sambil termenung.

Radit merasa lega karena sepertinya Risma percaya dengan jawabannya. Untung saja hanya ada bekas cakaran, tidak ada bekas tanda merah di leher karena Radit melarang Eva memeberikan tanda itu takut Risma melihatnya.

"Mas Rafa...? Kenapa...?" tanya Risma menghampiri Rafa yang sedang duduk termenung di sofa ruang tengah.

Rafa mendongakkan kepalanya menatap sang ibu.

"Ibu...ibu nggak papa...? Kenapa ayah marah sama ibu...? Memangnya ibu salah apa...?" tanya Rafa khawatir dengan sang ibu.

"Ibu nggak papa sayang, ayah nggak marah kok sama ibu. Tadi itu ayah sama ibu cuma berdebat saja. Biasalah namanya juga orang dewasa, pasti suka beda pendapat..." Risma mengusap kepala Rafa dan duduk di sampingnya.

"Mas Rafa mandi dulu ya, sudah sore,.." ucap Risma

"Iya bu..."

****

Malam harinya setelah sholat maghrib Radit bersiap untuk kembali ke kota B.

"Ade, buka pintunya sayang, ayah mau berangkat . Ade keluar dulu , Ayah mau peluk Ade..." Radit mengetuk pintu kamar.

Tapi Sabila tidak mau keluar juga. Radit menghela nafas panjang.

"Sudah lah mas , biarkan saja, mungkin Sabila masih kecewa. Biar nanti aku bicara sama dia..." ucap Risma.

Radit hanya diam tanpa mau menanggapi ucapan Risma. Radit masih kesal pada Risma karena dia terus menuduhnya selingkuh dengan Nada.Radit lalu menghampiri Rafa.

"Rafa, ayah berangkat ya, Rafa baik- baik di rumah, jagain ade ya, yang akur sana Ade jangan berantem..." ucap Radit sambil mengusap kepala Rafa.

"Iya yah, ayah hati- hati di jalan..." ucap Rafa.

"Iya..." Radit mencium kening Rafa. Lalu Rafa mencium punggung tangan sang ayah.

"Mas, nggak makan dulu...? " ucap Risma.

"Aku nggak lapar..." jawab Radit.

"Aku berangkat..." ucap Radit tanpa sedikit pun menoleh pada Risma. Tentu saja Risma merasa sedih dengan sikap Radit.Radit lalu berjalan menuju pintu. Di depan sudah ada ojek on line yang akan membawa Radit ke rumah bu Ratna karena dia akan menjemput Eva.

"Tunggu mas..." ucap Risma. Radit pun menghentikan langkahnya.

"Mas, aku minta maaf kalau mas Radit marah karena aku mencurigai mas Radit punya hubungan sama Nada. Maafkan aku ya mas, mulai sekarang aku tidak akan mencurigai mas Radit lagi. Aku percaya mas Radit bicara jujur , kalau mas Radit tidak selingkuh dengan Nada. Tapi aku minta sama mas Radit, tolong jaga kepercayaanku ya mas. Bukan buat aku, tapi buat anak- anak. Tolong jangan buat anak- anak kecewa..." ucap Risma sambil menahan air mata agar tidak menetes.

Radit menatap Risma beberapa saat. Matanya memancarkan rasa bersalah.

"Iya Ris, aku pergi dulu..." ucap Radit lalu keluar dari rumah.

Risma mengikuti Radit sampai di pintu pagar. Risma lalu mengunci pintu pagar tersebut. Kemudian Risma kembali masuk ke rumah. Risma lalu duduk di ruang tengah. Rafa menghampiri sang ibu dan duduk di sampingnya.

"Ibu, ibu nggak papa...?" tanya Rafa. Rafa masih berumur sembilan tahun, tapi dia begitu perhatian dan perasaannya sangat sensitif. Dia selalu tahu jika sang ibu sedang sedih.

"Ibu nggak papa..." sahut Risma tersenyum pada sang putra.

"Ibu sedih karena sikap ayah kan...?" tanya Rafa.

"Nggak sayang, ibu nggak sedih kok..." jawab Risma sambil mengusap pipi Rafa.

"Ayah sekarang berubah ya bu..." ucap Rafa. Risma menoleh pada Rafa sambil mengerutkan keningnya.

"Ayah berubah...?" tanya Risma.

"Iya, ayah selalu saja sibuk, sampai nggak perduli lagi sama ibu, sama Rafa dan juga sama ade..." jawab Rafa. Risma hanya menghela nafas.

"Bu, kenapa Rafa sama ade seperti anak yatim...?" tanya Rafa.

Risma pun kaget dengan pertanyaan Rafa.

"Apa maksud mas Rafa bicara seperti itu...?" tanya Risma.

"Ayah jarang pulang, jarang punya waktu buat Rafa dan juga Ade. Setiap hari Rafa dan Ade hanya ditemani ibu. Ke mana - mana hanya sama ibu.Diantar jemput sekolah hanya sama ibu.Tidak seperti teman- teman Rafa yang sering diantar jemput sama ayahnya ke sekolah...." ucap Rafa sambil menangis.

"Rafa juga ingin diantar atau dijemput ke sekolah sama ayah, biar teman- teman Rafa tahu kalau Rafa juga punya ayah...." lanjut Rafa.

"Rafa...." Risma memeluk sang putra , lalu dia menangis.

"Dengar sayang, ayah kan kerjanya jauh, di luar kota, nggak seperti teman- teman Rafa yang ayahnya tempat kerjanya masih di kota ini..." ucap Risma sambil mengusap punggung Rafa.

"Kenapa ayah memilih pekerjaan yang jauh dari kita bu...? Kenapa nggak kerja di kota ini saja seperti ayahnya teman- teman Rafa...?" tanya Rafa melepaskan pelukannya.

"Rafa ingin seperti teman- teman Rafa. Setiap hari bisa kumpul sama ayah dan ibu. Rafa nggak suka bu keluarga kita pisah - pisah seperti ini..." Rafa terisak.

"Mas Rafa yang sabar ya, nanti ibu bicara lagi sama ayah supaya ayah pindah kerja di kota ini saja. Tapi kan cari kerja itu nggak gampang. Ayah perlu memikirkannya juga...." sahut Risma.

"Kalau ayah nggak mau pindah kerja , kenapa ayah nggak bawa kita pindah ke kota B saka bu...? Kan kita bisa tinggal bersama di sana..." sahut Rafa.

"Iya, nanti kita bicara sama ayah ya..." ucap Risma. Risma tidak yakin jika Radit mau membawa keluarganya ke kota B, karena dia juga sudah beberapa kali meminta pada Radit, tapi Radit menolaknya.

"Ibu..." ucap Sabila keluar dari kamar.

" Eh Sabila sudah bangun, sini sayang..." ucap Risma.

"Sudah bangun dari tadi..." sahut Sabila sambil duduk di samping sang ibu.

"Kenapa tadi ade keluar pas ayah mau pergi...?" tanya Risma.

"Malas bu, Ade masih kesal sama ayah..." jawab Sabila.

"Nggak boleh gitu dong sayang..."

"Abisnya ayah tukang bohong..."

"Kan ayah sibuk bantuin tante Anggi beres- beres rumah. Bulan depan kalau ayah pulang, kita jalan- jalan ya..." sahut Risma.

Sabila pun hanya memanyunkan bibirnya. Mereka bertiga lalu makan malam bersama. Setelah itu mereka tidur bertiga di kamar Rafa dan Sabila. Tengah malam Risma tiba- tiba terbangun. Jam masih menunjukkan pukul tiga pagi. Risma tiba- tiba teringat dengan Radit.

Iya, benar kata Radit, beberapa bulan belakangan ini Radit memang berubah. Dia jadi gampang marah pada Risma. Ketika di rumah juga Risma beberapa kali melihat Radit berkirim pesan entah dengan siapa sambil senyum- senyum. Bagaimana mungkin Risma tidak curiga pada sang suami. Dalam hati Risma dia yakin kalau ada yang disembunyikan oleh Radit. Tapi apa itu, Risma pun tidak tahu.

Risma memang mencurigai Radit punya hubungan special dengan Nada, tapi setelah kejadian tadi sore saat Radit mengatakan dengan tegas kalau dia tidak ada hubungan dengan Nada, Risma merasa apa yang dikatakan oleh Radit itu adalah sebuah kejujuran. Dia sama sekali tidak melihat adanya kebohongan di mata Radit.

"Apakah selama ini, aku sudah salah sangka sama mas Radit dan Nada...? Tapi kenapa aku selalu gelisah...?" batin Risma.

Karena sudah tiga puluh menit terjaga dan tidak bisa tidur lagi, Risma lalu keluar dari kamar kemudian mengambil wudhu di kamar mandi. Risma lalu melaksanakan shalat tahajud.Setelah selesai sholat Risma berdoa dengan khusyuk.

"Ya Alloh ya Tuhanku... Maafkan aku yang sudah mencurigai suamiku selingkuh dengan wanita lain. Aku tahu ya Alloh, sebagai seorang istri aku harus percaya pada suami yang sedang mencari nafkah luar sana demi keluarga kami. Tapi kenapa hati ini selalu gelisah Ya Alloh...."

"Aku mohon, tunjukkanlah kebenaran Ya Alloh... Jika memang suamiku tidak berbuat aneh- aneh di luar sana, tunjukkan lah padaku kalau suamiku adalah suami yang setia. Yakinkanlah hati ini kalau suamiku bisa menjaga kepercayaan yang aku berikan padanya...."

"Dan tunjukkanlah padaku juga jika suamiku tidak ternyata tidak setia dan dia berbuat curang di belakangku agar aku bisa mengambil keputusan di masa depan...."

"Aku mohon pada Mu Ya Alloh, kabulkan lah doa hambaMu ini. Amin... Ya Robal alamin...."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Asmara

Asmara

hati- hati lho, sama orang yang ngadunya langsung sama Alloh

2025-01-22

0

Salsabiela

Salsabiela

suatu hari bakalan nyesel Radit

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang sebulan sekali
2 2. Bukan menatu idaman
3 3. Kecewa
4 4. Naif
5 5. Aryo
6 6. Curiga
7 7. Dicuekin
8 8. Teman kuliah Radit
9 9. Bertengkar
10 10. Kegundahan hati Risma
11 11. Hajatan
12 12. Hajatan 2
13 13. Di tampar
14 14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15 15. Tinggal bersama
16 16. Bekas Tamparan
17 17. Terbawa suasana
18 18. Berdoa
19 19. Bertemu Nada
20 20. Sok Suci
21 21. Mengetahui kebenaran
22 22. Lari dari Aryo
23 23. Risma sakit
24 24. Dirawat di rumah sakit
25 25. Kekhawatiran Radit
26 26. Lupa dengan janji
27 27. Kado Istimewa
28 28. Hancur
29 29. Pergilah Engkau bersamanya
30 30.Cerita masa lalu
31 31. Kembali ke kota
32 32. Luka terdalam
33 33. Bertahan semampuku
34 34. Fitnah
35 35. Menghapus jejak
36 36. Hinaan
37 37. Selingkuh dibalas selingkuh
38 38. Lepaskan aku mas...
39 39. Tak sudi
40 40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41 41. Mediasi
42 42. Pindah sekolah
43 43. Benci dengan perselingkuhan
44 44. Terbongkar
45 45. Terima kasih mas... di
46 46. Masih ada Cinta
47 47. Apa itu karma...?
48 48. Diantar Taufik
49 49. Kemarahan Radit
50 50. Meminta Maaf
51 51. Masalah Baru
52 52. Serangan Jantung
53 53. Sidang percaraian
54 54. Fakta Baru
55 55. Rumah Sakit
56 56. Perasaan Bersalah Radit
57 57. Duniaku hancur
58 58. Muntah Darah
59 59. Kedatangan pak Wijaya
60 60. Hasil pemeriksaan
61 61. Kangen adek
62 62. Dimanfaatkan
63 63. Ikan bakar
64 64. Turun Ranjang...?
65 65. Perasaannya masih sama
66 66. Sidang putusan hakim
67 67. Jangan tunggu lama- lama
68 68. Benci sama ayah
69 69. Apa saya dipecat...?
70 70. Mulai masuk kantor
71 71. Menjual perhiasan
72 72. Bertemu bu Ratna
73 73. Masih ada ketakutan
74 74. Aku tidak mau menikah denganmu
75 75. Beban berat hidup Radit
76 76. Sel kanker yang menyebar
77 77. Tidak mau disalahkan
78 78. Kemarahan Taufik
79 79. Aku lebih baik mati...!
80 80. Kembali dibuat emosi
81 81. Terima kasih sayang...
82 82. Kasmaran
83 83. Hari Bahagia
84 84. Kesedihan dan penyesalan
85 85. Uang penjulan rumah
86 86. Kesedihan Rafa
87 87. Pendarahan hebat
88 88. Nafas Cinta
89 89. Rejeki setelah menikah
90 90. Semua menyalahkan Risma
91 91. Semua pergi
92 92. Bocah edan nggak eling
93 93. Bawaan bayi
94 94. Menyesal
95 95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96 96. Melahirkan
97 97. Ulat bulu
98 98. Rindu
99 99. Balikan dengan Eva...?
100 100. Syakila
101 101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102 102. Laki- laki lemah
103 103. Kamu harus bangkit
104 104. Memaafkan ayah
105 105. Obrolan penuh Canda tawa
106 105. Adik buat Shakila
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Pulang sebulan sekali
2
2. Bukan menatu idaman
3
3. Kecewa
4
4. Naif
5
5. Aryo
6
6. Curiga
7
7. Dicuekin
8
8. Teman kuliah Radit
9
9. Bertengkar
10
10. Kegundahan hati Risma
11
11. Hajatan
12
12. Hajatan 2
13
13. Di tampar
14
14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15
15. Tinggal bersama
16
16. Bekas Tamparan
17
17. Terbawa suasana
18
18. Berdoa
19
19. Bertemu Nada
20
20. Sok Suci
21
21. Mengetahui kebenaran
22
22. Lari dari Aryo
23
23. Risma sakit
24
24. Dirawat di rumah sakit
25
25. Kekhawatiran Radit
26
26. Lupa dengan janji
27
27. Kado Istimewa
28
28. Hancur
29
29. Pergilah Engkau bersamanya
30
30.Cerita masa lalu
31
31. Kembali ke kota
32
32. Luka terdalam
33
33. Bertahan semampuku
34
34. Fitnah
35
35. Menghapus jejak
36
36. Hinaan
37
37. Selingkuh dibalas selingkuh
38
38. Lepaskan aku mas...
39
39. Tak sudi
40
40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41
41. Mediasi
42
42. Pindah sekolah
43
43. Benci dengan perselingkuhan
44
44. Terbongkar
45
45. Terima kasih mas... di
46
46. Masih ada Cinta
47
47. Apa itu karma...?
48
48. Diantar Taufik
49
49. Kemarahan Radit
50
50. Meminta Maaf
51
51. Masalah Baru
52
52. Serangan Jantung
53
53. Sidang percaraian
54
54. Fakta Baru
55
55. Rumah Sakit
56
56. Perasaan Bersalah Radit
57
57. Duniaku hancur
58
58. Muntah Darah
59
59. Kedatangan pak Wijaya
60
60. Hasil pemeriksaan
61
61. Kangen adek
62
62. Dimanfaatkan
63
63. Ikan bakar
64
64. Turun Ranjang...?
65
65. Perasaannya masih sama
66
66. Sidang putusan hakim
67
67. Jangan tunggu lama- lama
68
68. Benci sama ayah
69
69. Apa saya dipecat...?
70
70. Mulai masuk kantor
71
71. Menjual perhiasan
72
72. Bertemu bu Ratna
73
73. Masih ada ketakutan
74
74. Aku tidak mau menikah denganmu
75
75. Beban berat hidup Radit
76
76. Sel kanker yang menyebar
77
77. Tidak mau disalahkan
78
78. Kemarahan Taufik
79
79. Aku lebih baik mati...!
80
80. Kembali dibuat emosi
81
81. Terima kasih sayang...
82
82. Kasmaran
83
83. Hari Bahagia
84
84. Kesedihan dan penyesalan
85
85. Uang penjulan rumah
86
86. Kesedihan Rafa
87
87. Pendarahan hebat
88
88. Nafas Cinta
89
89. Rejeki setelah menikah
90
90. Semua menyalahkan Risma
91
91. Semua pergi
92
92. Bocah edan nggak eling
93
93. Bawaan bayi
94
94. Menyesal
95
95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96
96. Melahirkan
97
97. Ulat bulu
98
98. Rindu
99
99. Balikan dengan Eva...?
100
100. Syakila
101
101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102
102. Laki- laki lemah
103
103. Kamu harus bangkit
104
104. Memaafkan ayah
105
105. Obrolan penuh Canda tawa
106
105. Adik buat Shakila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!