14. Pertemuan kembali Radit dan Eva

Flash back satu tahun lalu

Radit sedang sibuk di kantor diruang kerjanya. Sudah dua minggu ini dia harus bekerja sendiri karena sang sekertaris mengundurkan diri ikut sang suami pindah keluar kota. Sudah enam bulan ini Radit naik jabatan yang tadinya manager, berkat kegigihan dan kejujurannya dalam menjalankan pekerjaannya kini dia diangkat sebagai wakil direktur.

Tentu saja dia sangat membutuhkan sekertaris untuk membantunya dalam bekerja.

"Hai Radit... " tiba- tiba Nada membuka pintu ruang kerja Radit.

"Hai..." Radit nampak lelah.

"Duh capek banget kayaknya..." ucap Nada duduk di sofa.

Radit memijat kening, lalu berpindah tempat duduk menuju sofa dan duduk di samping Nada.

"Kenapa sayang...?" Nada mengusap pipi Radit.

"Nggak usah pegang- pegang, nanti cowok kamu marah..." ucap Radit menyingkirkan tangan Nada.

"Hahahaaaa... abisnya aku suka gemes deh sama kamu..." ucap Nada.

"Gemes kenapa...?" tanya Radit.

"Ya gemes aja, kamu ini tampan, imut, pokoknya gemesin deh, pengin deh uwel- uwel kamu..." Nada menyikut lengan Radit.

"Ah.. Apaan sih..." sahut Radit.

"Tapi sayangnya kamu bukan tipe aku...." ucap Nada.

"Iya aku tahu tipe kamu itu om- om yang banyak duitnya kan...?" sahut Radit.

"Tahu aja deh kamu, ih gemes deh..." Nada mencubit pipi Radit.

"Udah deh, kamu jangan gangguin aku terus, udah sana urusi cowok kamu. Nanti dia cariin kamu ke sini bisa gawat, nanti dikiranya kamu selingkuh sama aku..." ucap Radit. Nada pun tertawa.

"Nggak lah, aku nggak bakal selingkuh, belum ada cowok yang bisa menggantikan om Burhan di hati aku. Dia itu pacar yang bikin aku puas..." sahut Nada.

" Pacaran terus, ingat Nada dia suami orang..." tanya Radit.

"Memangnya kenapa kalau dia suami orang, yang penting suka sama suka kan..." sahut Nada.

"Jadi kamu sama dia nggak ada rencana mau nikah...? Mau terus menjalani hubungan nggak jelas seperti ini...? , mau sampai kapan...?" tanya Radit.

"Ngapain nikah kalau hubungan yang aku jalani sekarang bikin aku bahagia. Kamu aja yang udah nikah sepuluh tahun nggak bahagia kan..." jawab Nada.

"Kamu tuh aneh Dit, bilangnya kamu nggak cinta sama Risma, eh, tapi bisa punya anak juga, dua lagi..." lanjut Nada.Radit menghela nafas.

"Aku penasaran deh, kok bisa sih kamu melakukan hubungan suami istri sama Risma sedangkan kamu nggak punya sedikitpun rasa cinta untuknya. Lalu ketika kamu lagi berhubungan badan sama Risma, perempuan mana yang kamu bayangkan...?" tanya Nada.

Radit hanya melirik saja pada nada, tanpa mau menjawab pertanyaannya.

"Jangan- jangan kamu membayangkan wajah aku ya..." ucap Nada.

"Ngaco kamu..." sahut Radit. Nada tertawa.

"Eh Radit, memangnya sampai sekarang kamu masih inget terus sama mantan kamu itu...? Kamu masih cinta sama dia...?" tanya Nada.

"Nggak tahu..."

"Secantik apa sih mantan kamu itu ,sampai- sampai kamu sudah menikah selama sepuluh tahun tapi kamu masih inget sama dia terus...? Cantikan mana sama aku...? " tanya Nada.

"Ah kamu ini banyak nanya. Udah sana keluar, aku lagi pusing nih, sudah dua minggu pihak HRD mencari sekertaris buat aku tapi belum nemu juga..." sahut Radit.

"Udah ada kok, tadi aku ketemu sama pak Ilham, katanya sudah ada tiga kandidat, tinggal kamu mau pilih yang mana..." ucap Nada.

"Oya, kok aku belum dikabari....?" tanya Radit.

"Nanti kali, tunggu aja..." sahut Nada.

"Udah ah, aku pergi dulu ya...." ucap Nada lalu pergi dari ruang kerja Radit.

Tak lama setelah Nada pergi ,pak Ilham datang ke ruangan Radit memberitahu jika ada tiga calon sekertaris yang terpilih yang dipersiapkan untuk Radit. Hanya tinggal Radit saja yang memutuskan siapa yang dia pilih.

"Bagaimana pak Radit, pak Radit mau ketemu mereka sekarang...?" tanya pak Ilham.

"Baiklah, panggil mereka satu persatu..." jawab Radit.

"Baik pak..." jawab pak Ilham.

Satu persatu para calon sekertaris di panggil untuk menghadap Radit. Radit mewawancarai mereka dan akan dipilih salah satu dari ketiga calon tersebut.Setelah dua calon dipanggil, calon yang terakhir pun masuk ke ruangan Radit.

"Tok..tok..."

"Masuk..." ucap Radit tanpa melihat ke arah calon sekertaris yang terakhir karena Radit sedang sibuk membuka surat lamaran para calon sekertaris.

"Duduk..." ucap Radit.

Perempuan itu pun duduk di kursi depan Radit.

"Sebutkan nama kamu siapa...?" tanya Radit melihat wajah perempuan yang ada di depannya.

"Eva...?" Radit tidak menyangka kalau salah satu calon sekertarisnya adalah Eva. Perempuan cantik yang tidak lain adalah mantan kekasihnya dulu. Iya, dulu Radit pernah pacaran dengan Eva ketika dia masih duduk di bangku SMA. Sementara Radit sudah bekerja di sebuah perusahaan.

Radit begitu mencintai Eva, karena kecantikan Eva yang begitu sempurna di mata Radit, dan juga sikap lemah lembut Eva. Radit begitu tergila- gila pada Eva. Tapi sayang saat itu Radit dijodohkan oleh kedua orang tuanya, yaitu dengan Risma.

Baik orang tua Radit maupun orang tua Eva sama- sama tidak menyetujui hubungan Radit dan Eva karena saat itu Radit sudah berumur dua puluh delapan tahun sedangkan Eva baru enam belas tahun , masih kelas satu SMA.

Cinta mereka pun harus kandas karena perbedaan usia. Padahal Radit mau saja kalaupun harus menunggu Eva sampai Eva lulus kuliah. Tapi orang tua Eva tetap tidak setuju, karena mereka masih saudara. Walapun hanya saudara jauh. Jadi kakek Radit adalah sepupu kakek Eva.

Begitu pun dengan orang tua Radit, mereka menginginkan Radit segera menikah karena sudah cukup umur. Akhirnya dengan sangat terpaksa Radit menerima perjodohan dengan Risma. Tapi di hati Radit tak ada sedikitpun rasa cinta untuk Risma. Sedangkan Risma begitu mencintai Radit. Di hati dan pikiran Radit hanya ada satu nama, yaitu Eva hingga saat ini. Eva pun sama, dia masih mencintai Radit , hingga dia mencari tahu tentang di mana Radit bekerja.

"Mas Radit...."Eva tidak menyangka kalau calon bosnya adalah Radit, laki- laki yang masih dia cintai. Eva memang tahu kalau Radit bekerja perusahaan ini, tapi dia tidak menyangka kalau Radit adalah wakil direktur yang sedang mencari sekertaris.

"Ka...kamu... Kenapa bisa melamar kerja di sini...?" tanya Radit.

"A...aku juga nggak tahu mas, kalau mas Radit ternyata kerja di sini...'' jawab Eva sambil menunduk malu dan canggung.

Eva tidak menyangka kalau mantan kekasihnya yang terpaut usia jauh darinya ternyata masih ganteng, bahkan sekarang lebih terlihat tampan dan dewasa, membuat hati Eva berdebar- debar.

"Sebelum kerja di sini, kamu kerja di mana...?" tanya Radit.

"Aku kerja di perusahaan di kota K...." jawab Eva memberanikan diri menatap Radit.

Radit mengangguk sambil tersenyum menatap wajah Eva. Eva begitu cantik. Bertambah cantik malah. Lebih dewasa dan lebih anggun. Dia juga masih menggunakan hijab sama seperti dulu. Wajahnya benar- benar membuat Radit terpesona. Wajah yang selalu ada di hati dan pikiran Radit selama ini. Radit tidak menyangka wajah Eva yang mirip boneka barbie , yang selama bertahun- tahun hanya hadir dalam mimpi, kini ada di hadapannya.

Tanpa , banyak berpikir lagi, Radit langsung menerima Eva menjadi sekertarisnya. Eva pun begitu bahagia bisa diterima bekerja di perusahaan yang sama dengan Radit. Apalagi dia menjadi sekertaris Radit. Setiap hari dia bisa bertemu dengan Radit. Ya, walapun Eva tahu kalau Radit sudah punya istri dan anak, tapi setidaknya rasa Rindu yang selama ini dia pendam dapat terobati karena bisa melihat Radit setiap hari.

Ternyata Radit tidak salah pilih Eva menjadi sekertarisnya. Eva begitu cekatan, dia tidak hanya cantik tapi dia juga pintar. Dia bisa bekerja dengan baik membantu tugas Radit di kantor. Radit pun merasa puas dengan kinerja Eva.

Semakin hari hubungan mereka semakin dekat sebagai atasan dan bawahan. Walapun di hati masing- masing masih menyimpan rasa cinta yang sama - sama besar, tapi mereka masih bisa menahan diri untuk tidak berbuat lebih. Ada jarak yang harus mereka jaga. Radit dan Eva sadar akan hal itu. Walapun mereka tidak dapat mengingkari jika mereka sama - sama tersiksa harus menahan rasa cinta yang begitu menggebu.

Selama ini Radit tinggal di sebuah rumah yang merupakan fasilitas kantor. Selain rumah , Radit juga mendapat mobil dinas. Sebenarnya Radit bisa saja memboyong istri dan anaknya ke sini dan tinggal di rumah dinasnya. Tapi Radit tidak punya keniatan seperti itu, walapun Risma sudah pernah memintanya. Radit beralasan biaya hidup di kota B sangat mahal. Selain itu Radit sudah punya rumah sendiri, jadi sayang jika rumah itu tidak ditempati oleh anak dan istrinya. Radit pun memilih LDR dengan istri dan anaknya dan pulang satu bulan sekali.

Sementara itu Eva tinggal di sebuah kost an. Tiap hari Eva pergi ke kantor yang jaraknya sekitar empat kilo meter dari kost an menggunakan sepeda motor.

Suatu malam, tepatnya malam minggu, Radit mengendarai mobilnya. Dia baru pulang dari rumah temannya yang baru saja mengadakan syukuran rumah baru. Pukul sebelas malam Radit pulang ke rumah dinas. Di luar hujan deras dan suasana jalan pun begitu sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang melintas di jalanan . Tapi di tengah jalan tiba- tiba Radit melihat seorang perempuan di trotoar yang sedang diganggu oleh beberapa pria.

Radit memelankan laju mobilnya sambil melihat ke arah dua orang yang sedang mengganggu seorang perempuan. Mata Radit pun membulat sempurna ketika dia tahu jika perempuan itu adalah Eva.

"Eva..." Radit langsung menginjak rem. Mobil Radit berhenti, tanpa menunggu lama, Radit langsung keluar dari mobil tanpa menghiraukan hujan yang begitu lebat. Radit ingin menolong Eva.

"Hei lepaskan dia...!" seru Radit.

Dua laki- laki yang sedang menarik- narik tangan Eva pun kaget dan menoleh ke arah Radit. Kedua laki- laki itu langsung lari terbirit- birit. Radit menghampiri Eva.

"Eva...ngapain kamu di sini malam- malam...?" tanya Radit.

Eva yang sedang ketakutan pun menoleh ke arah Radit.

"Mas Radit..." Eva kaget ternyata orang yang ada di depannya adalah Radit.

"Mas...hik..hik..." Eva memeluk Radit dengan erat. Radit pun membalas pekukan Eva.

"Aku takut mas...hik..hik... Orang- orang itu hampir melecehkanku...hik..hik..." Eva menangis.

"Tenang Eva, tenang, orang- orang itu sudah pergi, kamu aman... Kamu jangan takut lagi ya, ada aku di sini...." Radit melepaskan pelukannya.

"Kamu dari mana...? Kenapa ada di sini...?" tanya Radit sambil menangkup kedua pipi Eva.

"A..aku...."

"Kita masuk ke mobil dulu ya, hujannya sangat lebat..." ucap Radit. Eva pun mengangguk. Radit lalu membopong Eva masuk ke dalam mobil.

Setelah mereka berdua di dalam mobil, Radit segera menjalankan mobilnya menuju rumah dinas Radit. Sepuluh menit kemudian mereka sampai di rumah dinas Radit.

Radit dan Eva pun masuk ke dalam rumah. Kemudian Radit memberikan handuk kering pada Eva supaya mengeringkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Baju Eva basah kuyup begitu juga dengan Radit. Radit menunggu Eva di luar kamar mandi. Karena kamar mandi di rumah dinas Radit hanya ada satu jadi mereka harus bergantian.

Tak lama kemudian Eva keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang dililitkan di tubuhnya.Begitu mereka bertemu di depan kamar mandi, mata Radit tak berkedip melihat tubuh Eva yang hanya berbalut handuk dan rambut panjang yang basah terurai .Sedangkan Eva menggigil kedinginan, mungkin dia sudah lama kehujanan dan diganggu oleh orang- orang tadi.

"Ehm... Eva..." ucap Radit sambil menelan saliva.

"Masuklah ke kamarku ada di sebelah sana..." Radit menunjuk kamarnya.

"Kamu ambil saja bajuku di lemari , kamu pakai saja supaya kamu nggak kedinginan..." ucap Radit. Eva pun mengangguk lalu segera pergi ke kamar Radit. Sedangkan Radit masuk ke kamar mandi

Setelah dari kamar mandi, Radit masuk ke dalam kamar menyusul Eva hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang.

"Eva, kok kamu belum pakai baju...?" tanya Radit melihat Eva hanya duduk di kursi samping tempat tidur.

"Le...lemarinya di kunci mas..." jawab Eva dengan tubuh bergetar karena kedinginan.

"Oh my God...maaf aku lupa, kuncinya ada di laci..." Radit menuju meja rias di samping tempat tidur lalu membuka laci untuk mengambil kunci.Setelah mendapatkan kunci, radit pun membalikkan badannya hendak menuju lemari baju.

"Mas...." Eva tiba- tiba memeluk Radit dengan begitu erat. Radit pun tersentak.

"Aku nggak tahan mas...aku kedinginan, tolong peluk aku mas biar tubuhku hangat...." ucap Eva dengan suara bergetar.

"I..iya Eva, kamu tahan ya..." Radit pun membalas pelukan Eva. Radit memeluk Eva agar tubuh Eva tidak kedinginan lagi.

Dua menit kemudian Radit melepaskan pelukannya.

"Jangan lepaskan pelukannya mas, aku masih kedinginan..." ucap Eva semakin mempererat pelukannya.

"Lepaskan dulu Eva, kita ke tempat tidur saja, tubuh kamu harus diselimuti..." ucap Radit

Radit lalu membopong tubuh Eva dan membawa ke tempat tidur, lalu membaringkannya di sana. Radit lalu menyelimuti tubuh Eva menggunakan selimut. Radit hendak bangun dari tempat tidur namun Eva mencegahnya.

"Mas Radit, tolong jangan pergi mas, aku masih kedinginan, tolong peluk aku lagi mas..." ucap Eva terus menggigil.

Radit menatap wajah Eva yang pucat dan bibir membiru karena kedinginan, tangannya pun gemetar. Radit tidak tega melihat kondisi Eva seperti itu, bisa- bisa Eva bisa mengalami hipotermia. Tanpa pikir lama lagi Radit masuk ke dalam selimut bersama Eva lalu memeluk tubuh Eva dengan erat.

Jantung Radit berdebar dengan kencang saat seluruh tubuhnya menempel dengan tubuh Eva. Kedekatan mereka begitu intim hanya terhalang handuk saja yang mungkin saja sudah hampir lepas dari tubuh masing- masing.

Radit dengan sekuat tenaga menahan hasrat yang tiba- tiba bergejolak. Bagaimana tidak, dia berada dalam satu tempat tidur dan satu selimut dengan Eva dalam keadaan sama tidak memakai pakaian selain hanya handuk yang melilit tubuh mereka.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Asmara

Asmara

mereka berzina , abis itu trus nikah, tanpa sepengetahuan Risma.. /Angry/

2025-01-19

0

Uthie

Uthie

Berarti si Eva nya yg kecentilan dan kegatelan duluan itu 😡😡😡

2025-01-19

0

Salsabiela

Salsabiela

Dih 😡😡

2025-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang sebulan sekali
2 2. Bukan menatu idaman
3 3. Kecewa
4 4. Naif
5 5. Aryo
6 6. Curiga
7 7. Dicuekin
8 8. Teman kuliah Radit
9 9. Bertengkar
10 10. Kegundahan hati Risma
11 11. Hajatan
12 12. Hajatan 2
13 13. Di tampar
14 14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15 15. Tinggal bersama
16 16. Bekas Tamparan
17 17. Terbawa suasana
18 18. Berdoa
19 19. Bertemu Nada
20 20. Sok Suci
21 21. Mengetahui kebenaran
22 22. Lari dari Aryo
23 23. Risma sakit
24 24. Dirawat di rumah sakit
25 25. Kekhawatiran Radit
26 26. Lupa dengan janji
27 27. Kado Istimewa
28 28. Hancur
29 29. Pergilah Engkau bersamanya
30 30.Cerita masa lalu
31 31. Kembali ke kota
32 32. Luka terdalam
33 33. Bertahan semampuku
34 34. Fitnah
35 35. Menghapus jejak
36 36. Hinaan
37 37. Selingkuh dibalas selingkuh
38 38. Lepaskan aku mas...
39 39. Tak sudi
40 40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41 41. Mediasi
42 42. Pindah sekolah
43 43. Benci dengan perselingkuhan
44 44. Terbongkar
45 45. Terima kasih mas... di
46 46. Masih ada Cinta
47 47. Apa itu karma...?
48 48. Diantar Taufik
49 49. Kemarahan Radit
50 50. Meminta Maaf
51 51. Masalah Baru
52 52. Serangan Jantung
53 53. Sidang percaraian
54 54. Fakta Baru
55 55. Rumah Sakit
56 56. Perasaan Bersalah Radit
57 57. Duniaku hancur
58 58. Muntah Darah
59 59. Kedatangan pak Wijaya
60 60. Hasil pemeriksaan
61 61. Kangen adek
62 62. Dimanfaatkan
63 63. Ikan bakar
64 64. Turun Ranjang...?
65 65. Perasaannya masih sama
66 66. Sidang putusan hakim
67 67. Jangan tunggu lama- lama
68 68. Benci sama ayah
69 69. Apa saya dipecat...?
70 70. Mulai masuk kantor
71 71. Menjual perhiasan
72 72. Bertemu bu Ratna
73 73. Masih ada ketakutan
74 74. Aku tidak mau menikah denganmu
75 75. Beban berat hidup Radit
76 76. Sel kanker yang menyebar
77 77. Tidak mau disalahkan
78 78. Kemarahan Taufik
79 79. Aku lebih baik mati...!
80 80. Kembali dibuat emosi
81 81. Terima kasih sayang...
82 82. Kasmaran
83 83. Hari Bahagia
84 84. Kesedihan dan penyesalan
85 85. Uang penjulan rumah
86 86. Kesedihan Rafa
87 87. Pendarahan hebat
88 88. Nafas Cinta
89 89. Rejeki setelah menikah
90 90. Semua menyalahkan Risma
91 91. Semua pergi
92 92. Bocah edan nggak eling
93 93. Bawaan bayi
94 94. Menyesal
95 95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96 96. Melahirkan
97 97. Ulat bulu
98 98. Rindu
99 99. Balikan dengan Eva...?
100 100. Syakila
101 101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102 102. Laki- laki lemah
103 103. Kamu harus bangkit
104 104. Memaafkan ayah
105 105. Obrolan penuh Canda tawa
106 105. Adik buat Shakila
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Pulang sebulan sekali
2
2. Bukan menatu idaman
3
3. Kecewa
4
4. Naif
5
5. Aryo
6
6. Curiga
7
7. Dicuekin
8
8. Teman kuliah Radit
9
9. Bertengkar
10
10. Kegundahan hati Risma
11
11. Hajatan
12
12. Hajatan 2
13
13. Di tampar
14
14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15
15. Tinggal bersama
16
16. Bekas Tamparan
17
17. Terbawa suasana
18
18. Berdoa
19
19. Bertemu Nada
20
20. Sok Suci
21
21. Mengetahui kebenaran
22
22. Lari dari Aryo
23
23. Risma sakit
24
24. Dirawat di rumah sakit
25
25. Kekhawatiran Radit
26
26. Lupa dengan janji
27
27. Kado Istimewa
28
28. Hancur
29
29. Pergilah Engkau bersamanya
30
30.Cerita masa lalu
31
31. Kembali ke kota
32
32. Luka terdalam
33
33. Bertahan semampuku
34
34. Fitnah
35
35. Menghapus jejak
36
36. Hinaan
37
37. Selingkuh dibalas selingkuh
38
38. Lepaskan aku mas...
39
39. Tak sudi
40
40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41
41. Mediasi
42
42. Pindah sekolah
43
43. Benci dengan perselingkuhan
44
44. Terbongkar
45
45. Terima kasih mas... di
46
46. Masih ada Cinta
47
47. Apa itu karma...?
48
48. Diantar Taufik
49
49. Kemarahan Radit
50
50. Meminta Maaf
51
51. Masalah Baru
52
52. Serangan Jantung
53
53. Sidang percaraian
54
54. Fakta Baru
55
55. Rumah Sakit
56
56. Perasaan Bersalah Radit
57
57. Duniaku hancur
58
58. Muntah Darah
59
59. Kedatangan pak Wijaya
60
60. Hasil pemeriksaan
61
61. Kangen adek
62
62. Dimanfaatkan
63
63. Ikan bakar
64
64. Turun Ranjang...?
65
65. Perasaannya masih sama
66
66. Sidang putusan hakim
67
67. Jangan tunggu lama- lama
68
68. Benci sama ayah
69
69. Apa saya dipecat...?
70
70. Mulai masuk kantor
71
71. Menjual perhiasan
72
72. Bertemu bu Ratna
73
73. Masih ada ketakutan
74
74. Aku tidak mau menikah denganmu
75
75. Beban berat hidup Radit
76
76. Sel kanker yang menyebar
77
77. Tidak mau disalahkan
78
78. Kemarahan Taufik
79
79. Aku lebih baik mati...!
80
80. Kembali dibuat emosi
81
81. Terima kasih sayang...
82
82. Kasmaran
83
83. Hari Bahagia
84
84. Kesedihan dan penyesalan
85
85. Uang penjulan rumah
86
86. Kesedihan Rafa
87
87. Pendarahan hebat
88
88. Nafas Cinta
89
89. Rejeki setelah menikah
90
90. Semua menyalahkan Risma
91
91. Semua pergi
92
92. Bocah edan nggak eling
93
93. Bawaan bayi
94
94. Menyesal
95
95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96
96. Melahirkan
97
97. Ulat bulu
98
98. Rindu
99
99. Balikan dengan Eva...?
100
100. Syakila
101
101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102
102. Laki- laki lemah
103
103. Kamu harus bangkit
104
104. Memaafkan ayah
105
105. Obrolan penuh Canda tawa
106
105. Adik buat Shakila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!