5. Aryo

"Abah sudah janji sama almarhum bapa kamu untuk menjagamu dan membuat kamu bahagia. Tapi nyatanya kamu masih sering dibuat sedih oleh sikap Umi. Maafkan abah ya Risma...." ucap pak Salim.

"Bah... Abah tidak perlu minta maaf sama Risma, Abah nggak punya salah apa- apa kok. Malah Risma bersyukur dan berterima kasih sekali punya mertua seperti Abah yang sudah baik sekali sama Risma. Abah sudah menganggap Risma seperti anak Abah sendiri..." sahut Risma sambil tersenyum.

"Kalau masalah sikap Umi, Risma ngertiin kok Bah, lagi pula Umi bersikap seperti itu juga karena salah Risma. Sebagai menantu Risma masih jauh dari kata sempurna. Risma masih banyak kekurangan. Jadi wajar saja jika Umi sering menegur Risma..." sambung Risma.

"Risma janji Bah, Risma akan belanjar jadi istri, ibu ,serta menantu yang lebih baik lagi..." ucap Risma.

"Abah bangga sama kamu nak..." pak Salim sambil mengusap kepala Risma.

"Silahkan Bah dicobain kue nya..." ucap Risma.

"Kami bikin sendiri nak...?"

"Hehehe beli Bah...."

Pak Salim pun tertawa.

...****************...

Tiga minggu kemudian saatnya Radit kembali pulang menemui istri dan anaknya. Seperti biasa, Radit selalu membawa oleh- oleh khas kota B. Risma dan anak- anak pun bahagia menyambut Radit pulang. Risma sudah menyiapkan makanan special untuk Radit yaitu opor ayam kampung kesukaan Radit dan beberapa makanan lainnya.

Mereka pun makan malam bersama dengan lahap. Setelah makan malam, mereka berbincang santai di ruang tengah sambil menonton acara tv. Pukul sepuluh malam anak- anak pun sudah mulai mengantuk.

"Ayah, ade ngantuk..." ucap Sabila lalu duduk di pangkuan sang ayah.

Iya, Sabila itu memang dekat dan manja sekali dengan ayahnya. Makanya setiap kali sang ayah pulang dari luar kota dia selalu saja nempel dengannya.

"Ya udah kita bobo yuk...." sahut Radit.

"Gosok gigi dulu sayang...." ucap Risma.

"Tapi ngantuukkkk...." rengek Sabila.

"Ayo ayah anterin..." Radit menggendong Sabila ke kamar mandi untuk gosok gigi dan buang air kecil.

Sedangkan Rafa , diusianya yang ke sembilan tahun dia begitu mandiri. Dia tidak manja sama sekali. Setelah menggosok gigi, mereka pun masuk ke kamar. Iya, mereka berempat tidur di kamar anak- anak. Kasur mereka di satukan sehingga muat untuk berempat. Rafa dan Sabila berada di tengah sedangkan Risma dan Radit berada di pinggir.

Lima belas menit kemudian anak- anak sudah tidur pulas. Risma pun sudah mulai tertidur, tiba- tiba Radit membangunkannya.

"Risma..." ucap Radit setengah berbisik sambil menggoyang- goyangkan tangan Risma.

Risma lalu membuka matanya.

"Ada apa mas...?" tanya Risma.

"Kita pindah yuk..." ucap Rangga.

"Pindah...?" tanya Risma tidak mengerti maksud Radit.

"Pindah ke kamar kita..." jawab Radit.

"Iya mas..." jawab Risma.

Risma lalu bangun, kemudian dia dan Radit pindah ke kamarnya. Sampai di dalam kamar Risma lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur, dan menutup matanya kembali untuk tidur. Tiba- tiba Radit memeluknya. Risma membuka matanya, dia heran karena tidak seperti biasanya Radit tidur sambil memeluknya. Bukan kah selama ini Radit tidak pernah memeluk Risma saat tidur.

Risma kembali memejamkan matanya. Tapi tiba- tiba, Radit memposisikan dirinya di atas Risma.

"Ris, mas pengin..." ucap Radit.

Lagi- lagi Risma dibuat heran. Selama sepuluh tahun menikah dengan Radit, dia jarang sekali meminta lebih duku untuk melakukan hubungan suami istri. Apa lagi setelah kepindahan Radit ke kota B. Selama ini Risma duluan yang selalu meminta haknya pada Radit.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Radit, Risma tersenyum lalu mengangguk, menandakan dia bersedia untuk memberikan apa yang Radit inginkan . Mereka pun melakukan hubungan suami penuh gairah. Risma terus mengembangkan senyumannya ketika selesai melakukan kegiatan suami istri beberapa saat lalu. Iya, Risma begitu bahagia karena setelah penantian yang cukup lama, akhirnya mereka melakukan kegiatan suami istri. Dan yang lebih membuat Risma senang adalah kali ini Radit memintanya lebih dulu. Ah, Risma benar- benar merasa bahagia karena merasa diinginkan oleh suaminya.

Setelah dari kamar mandi membersihkan area sensitifnya, Risma lalu kembali ke tempat tidur. Terlihat Radit berbaring terlentang sambil memejamkan matanya sudah memakai pakaian lengkap. Risma lalu berbaring di samping Radit lalu memiringkan tubuhnya sambil memeluk Radit.

"Mas..." ucap Risma.

"Hem...'' jawab Radit.

Risma memainkan jarinya di dada Radit.

"Aku mau tidur Ris...." Radit menyingkirkan tangan Risma dari dada bidangnya, lalu dia memiringkan tubuhnya membelakangi Risma.

Risma pun menghela nafas panjang melihat sikap Radit. Baru saja beberapa saat lalu mereka melakukan penyatuan penuh gairah, tapi kini Radit sudah berubah menjadi dingin lagi. Tapi ya itulah Radit, Risma pun sudah tidak kaget lagi.Akhirnya Risma pun tertidur.

****

Malam berikutnya Radit kembali mengajak Risma untuk melakukan hubungan suami istri lagi. Ya tentu saja Risma begitu senang mendengar ajakan Radit. Dia melakukannya dengan senang hati. Semua keraguan dan kecurigaannya terhadap Radit pun sirna seketika. Risma percaya seratus persen Radit hanyalah miliknya seorang.

Risma percaya bahwa ucapan Aryo hanya omong kosong saja. Omongan tidak berdasar. Dan Risma percaya bahwa Aryo hanya sengaja memanas- manasi Risma saja.

****

Keesokan harinya Radit pamit untuk pergi ke rumah Abah. Sebenarnya Risma dan anak- anak ingin ikut, tapi entah alasan apa, Radit melarangnya. Radit bilang dia hanya sebentar saja di rumah Abah. Risma dan anak- anak pun menuruti apa kata Radit. Mereka tinggal di rumah.

Seperti biasa di hari minggu sore Radit pun kembali ke kota B menggunakan kereta. Sehabis maghrib Radit perpamitan pada istri dan anaknya.

Iya, setelah kepergian Radit, Risma kembali tinggal bersama anak- anaknya saja. Kembali hidup menjadi ibu sekaligus ayah buat mereka. Kembali melakukan apapun sendiri, tidur sendiri, capek sendiri.

Beberapa hari kemudian ketika mengantar Rafa dan Sabila, tak sengaja Risma bertemu dengan Aryo di halaman sekolah. Aryo juga baru saja mengantar Adam yang kebetulan satu sekolah dengan Rafa. Iya ,mereka sama- sama kelas empat, hanya beda ruang kelas saja. Rafa di kelas empat A sedangkan Adam kelas empat B .Sedangkan Bayu anak sulung Aryo sudah duduk di bangku SMP kelas satu.

"Risma..." panggil Aryo. Risma pun menoleh.

"Mas Aryo..."

"Apa kabar...?" tanya Aryo dengan senyuman mengembang di bibirnya.

"Baik. Mas Aryo abis anterin Adam...?" tanya Risma.

"Iya. Kamu abis ini mau ke mana...?" tanya Aryo.

"Mau pulang..."

"Eh, jangan pulang dulu, mau ngapain sih, di rumah juga nggak ada teman. Gimana kalau kita pergi ke suatu tempat, kita duduk- duduk dulu sambil sarapan. Di sana ada kedai yang sudah buka , tempatnya enak, makanannya juga enak. Kebetulan saya belum sarapan..." ucap Aryo.

"Maaf mas, aku nggak bisa, mau pulang aja, banyak kerjaan di rumah..." sahut Risma.

"Kerjaan apa sih, paling juga nyuci ngepel. Itu gampang, nanti saja ngerjainnya...." ucap Aryo.

"Saya ada kabar tentang suamimu..." lanjut Aryo.

"Kabar soal apa...?" tanya Risma.

"Ya soal suami kamu yang punya perempuan lain..." jawab Aryo sambil memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celananya.

Risma menatap wajah Aryo.

"Hahahaaa.... Kamu penasaran kan, ayo makanya kita pergi dulu nongkrong- nongkrong di mana kek cari tempat yang enak buat ngobrol..." ucap Aryo.

"Aku nggak mau mas, lagian aku tahu itu cuma akal- akalan mas Aryo aja biar bisa pergi sama aku kan..." sahut Risma.

"Akal- akalan apa, saya memang beneran tahu kok berita tentang suami kamu yang sudah menikah lagi di kota B..." ucap Aryo.

"Mas... Mas Aryo jangan ngomong sembarangan tentang mas Radit ya, mas Radit itu nggak kayak gitu orangnya..." Risma kerasa kesal.

Aryo pun tertawa.

"Risma...Risma... Percaya banget kamu sama Radit. Apa secinta itu kamu sama dia...? Hem...?" tanya Aryo.

"Iya, jelas aku lebih percaya sama suamiku sendiri lah dari pada sama mas Aryo. Apa yang harus aku percayai dari mas Aryo, omongan mas Aryo itu cuma sekedar omong kosong. Nggak ada buktinya..." jawab Risma.

"Ya, untuk saat ini saya memang belum punya bukti. Tapi saya yakin tidak lama lagi saya akan mendapatkan bukti kalau suami kamu itu telah berselingkuh..." ucap Aryo.

"Silahkan cari saja bukti itu kalau memang ada..." Risma tersenyum sinis pada Aryo.

"Oke... Dan seperti ya g pernah saya katakan sama kamu, kalau saya sudah mendapatkan bukti perselingkuhan suamimu, maka kamu harus bersedia menjadi selingkuhanku...." ucao Aryo.

"Nggak jelas kamu mas. Gila kamu..." Risma begitu kesal mendengar omongan Aryo.

"Hahahaaa... Risma..Risma... Ternyata kamu kalau lagi marah manis juga. Saya jadi gemes deh, pengin gigit kamu..." Aryo mengedipkan satu matanya.

"Astagfirullohalazim...." ucap Risma lalu mengambil motornya di parkiran sekolah.

Risma segera pergi dari kawasan sekolah dan pulang ke rumahnya. Aryo pun hanya melihat kepergian Risma sambil tersenyum.

"Risma...Risma... Dasar perempuan lugu. Tapi saya suka dengan keluguan kamu Risma...." ucap Aryo dalam hati.

*****

Sementara itu Risma yang baru sampai di rumahnya langsung masuk ke dalam kamar. Perasaannya menjadi tidak tenang dan merasa gelisah dengan apa yang dia dengar dari Aryo . Sebenarnya dia tidak ingin percaya dengan semua omongan adik iparnya itu. Tapi entah kenapa Risma tidak melihat kebohongan di mata Aryo ketika dia mengatakan kalau Radit punya simpanan. Yang Risma lihat di mata mata Aryo adalah suatu kejujuran.

"Enggak...nggak mungkin... Mas Radit tidak mungkin mengkhianati aku. Dia suami yang baik, suami yang sayang pada kedua anaknya. Dia tidak mungkin berbuat macam- macam di belakangku. Pasti mas Aryo berbohong...." ucap Risma dalam hati.

Iya, Risma begitu yakin kalau Aryo itu bohong. Risma tahu selama ini Aryo selalu mendekatinya dan bersikap tidak wajar padanya. Risma merasa kalau Aryo itu menyukai dirinya. Tapi Risma selalu menepis akan hal itu dan mencoba bersikap biasa saja pada Aryo.

Tapi semakin ke sini kenapa sikap Aryo semakin berlebihan. Dan sekarang dia malah mengatakan jika Radit punya selingkuhan. Apakah itu akal- akalan Aryo supaya dia bisa mendekati Risma. Berbagai pertanyaan pun selalu berkecamuk di hati Risma.

Risma lalu mengambil ponselnya. Dia lalu mencari nomor Radit kemudian menelponnya. Pada dering ke dua Radit pun mengangkat panggilan darinya.

"Halo Assalamualaikum Risma...? Ada apa...?" tanya Radit di sebrang sana.

"Ehm... Nggak...nggak ada papa kok mas, aku cuma mau tahu kabar kamu saja, apa kamu baik- baik saja di sana...?" tanya Risma.

"Ya aku baik- baik saja. Bukannya kamu tadi malam juga sudah menelponku dan tahu kalau kabarku baik- baik saja..." jawab Radit.

"Iya sih mas, tapi aku kangen sama kamu mas..." ucap Risma. Terdengar oleh Risma Radit menghela nafas panjang.

"Kamu ini...kirain mau ngomong hal penting, ternyata cuma ngomong kayak gitu...." sahut Radit.

"Ris, aku lagi di kantor, lagi kerja, sudah dulu telponnya ya. Nanti saja lagi telponnya..." ucap Radit.

"Tunggu mas Radit..."

"Ada apa.." tanya Radit.

"Mas Radit nggak akan ninggalin aku kan mas..?" tanya Risma.

"Kamu ini ngomong apa sih Risma....?" Radit balik bertanya.

"Ya, kita kan sudah lama hidup terpisah seperti ini. Kita hanya bertemu satu bulan sekali. Itu pun hanya dua hari. Mas nggak akan macam- macam kan di sana...?" tanya Risma.

"Kamu ini ngomong apa sih Ris...? Maksud kamu, kamu lagi mencurigaiku...? Kamu tidak percaya padaku...? " tanya Radit.

"Bu...bukan mas, a...aku hanya... Hanya takut saja, kalau di sana kamu akan digodain sama cewek lain..." jawab Risma.

"Kamu jangan ngaco Ris..." sahut Radit.

"Aku lagi kerja, sebentar lagi mau rapat. Aku tutup dulu telponnya. Dan kamu nggak usah berpikir macam- macam tentang suamimu sendiri Ris..." ucap Radit.

"I... Iya mas, aku minta maaf ya...." jawab Risma. Sambungan telpon pun diakhiri.

Risma menghela nafas. Lalu dia meletakkan ponselnya di atas nakas.

"Ya Alloh apa aku salah bicara seperti itu pada suamiku sendiri...? Tapi aku hanya takut, Ya Alloh, aku takut kehilangan suamiku yang paling aku cintai. Aku tidak mau kehilangan dia, aku tidak mau berbagi cinta dengan perempuan lain. Aku hanya ingin suamiku menjadi milikku seutuhnya..." ucap Risma dalam hati.

"Tring..." ponsel Risma berbunyi menandakan ada pesan masuk.

' Halo sayang, apa kamu sudah sampai rumah...? Ini nomor saya, Aryo. Ris, lain kali kamu mau ya saya ajak jalan ke mana kek, cari tempat yang nyaman buat ngobrol.Saya hanya ingin ngobrol saja kok sama kamu. Nggak akan macam- macam, percayalah padaku. Saya tahu, kamu sedang kesepian sekarang. Kamu lagi butuh teman curhat, saya siap kok buat jadi tempat curhat kamu...'

Begitulah isi pesan dari Aryo. Risma pun hanya membacanya saja tidak berniat untuk membalasnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Godaan itu 😌

2025-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang sebulan sekali
2 2. Bukan menatu idaman
3 3. Kecewa
4 4. Naif
5 5. Aryo
6 6. Curiga
7 7. Dicuekin
8 8. Teman kuliah Radit
9 9. Bertengkar
10 10. Kegundahan hati Risma
11 11. Hajatan
12 12. Hajatan 2
13 13. Di tampar
14 14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15 15. Tinggal bersama
16 16. Bekas Tamparan
17 17. Terbawa suasana
18 18. Berdoa
19 19. Bertemu Nada
20 20. Sok Suci
21 21. Mengetahui kebenaran
22 22. Lari dari Aryo
23 23. Risma sakit
24 24. Dirawat di rumah sakit
25 25. Kekhawatiran Radit
26 26. Lupa dengan janji
27 27. Kado Istimewa
28 28. Hancur
29 29. Pergilah Engkau bersamanya
30 30.Cerita masa lalu
31 31. Kembali ke kota
32 32. Luka terdalam
33 33. Bertahan semampuku
34 34. Fitnah
35 35. Menghapus jejak
36 36. Hinaan
37 37. Selingkuh dibalas selingkuh
38 38. Lepaskan aku mas...
39 39. Tak sudi
40 40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41 41. Mediasi
42 42. Pindah sekolah
43 43. Benci dengan perselingkuhan
44 44. Terbongkar
45 45. Terima kasih mas... di
46 46. Masih ada Cinta
47 47. Apa itu karma...?
48 48. Diantar Taufik
49 49. Kemarahan Radit
50 50. Meminta Maaf
51 51. Masalah Baru
52 52. Serangan Jantung
53 53. Sidang percaraian
54 54. Fakta Baru
55 55. Rumah Sakit
56 56. Perasaan Bersalah Radit
57 57. Duniaku hancur
58 58. Muntah Darah
59 59. Kedatangan pak Wijaya
60 60. Hasil pemeriksaan
61 61. Kangen adek
62 62. Dimanfaatkan
63 63. Ikan bakar
64 64. Turun Ranjang...?
65 65. Perasaannya masih sama
66 66. Sidang putusan hakim
67 67. Jangan tunggu lama- lama
68 68. Benci sama ayah
69 69. Apa saya dipecat...?
70 70. Mulai masuk kantor
71 71. Menjual perhiasan
72 72. Bertemu bu Ratna
73 73. Masih ada ketakutan
74 74. Aku tidak mau menikah denganmu
75 75. Beban berat hidup Radit
76 76. Sel kanker yang menyebar
77 77. Tidak mau disalahkan
78 78. Kemarahan Taufik
79 79. Aku lebih baik mati...!
80 80. Kembali dibuat emosi
81 81. Terima kasih sayang...
82 82. Kasmaran
83 83. Hari Bahagia
84 84. Kesedihan dan penyesalan
85 85. Uang penjulan rumah
86 86. Kesedihan Rafa
87 87. Pendarahan hebat
88 88. Nafas Cinta
89 89. Rejeki setelah menikah
90 90. Semua menyalahkan Risma
91 91. Semua pergi
92 92. Bocah edan nggak eling
93 93. Bawaan bayi
94 94. Menyesal
95 95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96 96. Melahirkan
97 97. Ulat bulu
98 98. Rindu
99 99. Balikan dengan Eva...?
100 100. Syakila
101 101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102 102. Laki- laki lemah
103 103. Kamu harus bangkit
104 104. Memaafkan ayah
105 105. Obrolan penuh Canda tawa
106 105. Adik buat Shakila
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Pulang sebulan sekali
2
2. Bukan menatu idaman
3
3. Kecewa
4
4. Naif
5
5. Aryo
6
6. Curiga
7
7. Dicuekin
8
8. Teman kuliah Radit
9
9. Bertengkar
10
10. Kegundahan hati Risma
11
11. Hajatan
12
12. Hajatan 2
13
13. Di tampar
14
14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15
15. Tinggal bersama
16
16. Bekas Tamparan
17
17. Terbawa suasana
18
18. Berdoa
19
19. Bertemu Nada
20
20. Sok Suci
21
21. Mengetahui kebenaran
22
22. Lari dari Aryo
23
23. Risma sakit
24
24. Dirawat di rumah sakit
25
25. Kekhawatiran Radit
26
26. Lupa dengan janji
27
27. Kado Istimewa
28
28. Hancur
29
29. Pergilah Engkau bersamanya
30
30.Cerita masa lalu
31
31. Kembali ke kota
32
32. Luka terdalam
33
33. Bertahan semampuku
34
34. Fitnah
35
35. Menghapus jejak
36
36. Hinaan
37
37. Selingkuh dibalas selingkuh
38
38. Lepaskan aku mas...
39
39. Tak sudi
40
40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41
41. Mediasi
42
42. Pindah sekolah
43
43. Benci dengan perselingkuhan
44
44. Terbongkar
45
45. Terima kasih mas... di
46
46. Masih ada Cinta
47
47. Apa itu karma...?
48
48. Diantar Taufik
49
49. Kemarahan Radit
50
50. Meminta Maaf
51
51. Masalah Baru
52
52. Serangan Jantung
53
53. Sidang percaraian
54
54. Fakta Baru
55
55. Rumah Sakit
56
56. Perasaan Bersalah Radit
57
57. Duniaku hancur
58
58. Muntah Darah
59
59. Kedatangan pak Wijaya
60
60. Hasil pemeriksaan
61
61. Kangen adek
62
62. Dimanfaatkan
63
63. Ikan bakar
64
64. Turun Ranjang...?
65
65. Perasaannya masih sama
66
66. Sidang putusan hakim
67
67. Jangan tunggu lama- lama
68
68. Benci sama ayah
69
69. Apa saya dipecat...?
70
70. Mulai masuk kantor
71
71. Menjual perhiasan
72
72. Bertemu bu Ratna
73
73. Masih ada ketakutan
74
74. Aku tidak mau menikah denganmu
75
75. Beban berat hidup Radit
76
76. Sel kanker yang menyebar
77
77. Tidak mau disalahkan
78
78. Kemarahan Taufik
79
79. Aku lebih baik mati...!
80
80. Kembali dibuat emosi
81
81. Terima kasih sayang...
82
82. Kasmaran
83
83. Hari Bahagia
84
84. Kesedihan dan penyesalan
85
85. Uang penjulan rumah
86
86. Kesedihan Rafa
87
87. Pendarahan hebat
88
88. Nafas Cinta
89
89. Rejeki setelah menikah
90
90. Semua menyalahkan Risma
91
91. Semua pergi
92
92. Bocah edan nggak eling
93
93. Bawaan bayi
94
94. Menyesal
95
95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96
96. Melahirkan
97
97. Ulat bulu
98
98. Rindu
99
99. Balikan dengan Eva...?
100
100. Syakila
101
101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102
102. Laki- laki lemah
103
103. Kamu harus bangkit
104
104. Memaafkan ayah
105
105. Obrolan penuh Canda tawa
106
105. Adik buat Shakila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!