15. Tinggal bersama

MASIH FLASH BACK

Radit dan Eva saling berpelukan di dalam selimut. Perlahan - lahan tubuh Eva yang tadinya sedingin es, kini kembali normal. Ternyata tubuh Radit yang menempel pada tubuh Eva berhasil menetralkan suhu tubuhnya.

"Eva... Kau baik- baik saja...?" tanya Radit masih memeluk Eva. Suara Radit terdengar berat karena sejak tadi dia terus menahan hasrat. Benda miliknya di bawah sana yang hanya tertutup handuk terasa berdenyut- denyut sejak tadi. Dalam diam Eva pun merasakan benda milik Radit mengeras tepat berhadapan dengan miliknya yang juga hanya tertutup handuk.

Dada Eva berdebar- debar bukan karena merasa kedinginan lagi, tapi karena merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Ada suatu keinginan yang menggebu dalam dirinya tapi entah apa.

"I..iya mas, a..aku baik- baik saja..." jawab Eva sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah Radit. Beberapa saat mereka saling menatap satu sama lain. Perlahan Radit mendekatkan wajahnya ke wajah Eva. Eva dibuat semakin berdebar- debar dibuatnya. Semakin dekat, bibir mereka pun saling menempel. Perlahan Radit m*lumat bibir Eva dengan lembut, Eva menerima semua itu dengan senang hati dan tak canggung lagi untuk membalas l*mat*n- l*mat*n yang diberikan oleh Radit.

Beberapa menit mereka b*rci*man panas, Radit pun sudah tidak kuat lagi untuk tidak melakukan hal yang lebih dari sekedar c*um*n. Tepatnya bukan hanya Radit yang menginginkan hal itu, tapi Eva juga.

"Eva... A..aku... Aku menginginkanmu Va..." ucap Radit dengan suara berat sambil terus menatap mata Eva.

"Mas Radit..." dada Eva naik turun merasakan gelora yang amat besar dalam dirinya.

"Apa kau mengijinkannya Eva... ? A..aku sudah tidak dapat menahannya lagi Va...?" tanya Radit.

"I...iya mas Radit, lakukanlah... Eva juga menginginkannya..." jawab Eva.

"Apa kau yakin Eva...?" tanya Radit menyakinkan Eva. Radit takut Eva akan menyesal.

Tanpa bicara lagi Eva langsung menyingkirkan handuk yang sejak tadi melilit tubuhnya, dia juga tak ragu lagi menyingkirkan handuk yang melilit di pinggang Radit hingga tak ada lagi kain yang menghalangi di antara mereka berdua. Setelah mendapatkan lampu hijau dari Eva, Radit pun tak ingin berlama-lama lagi. Dia melempar selimut yang sejak tadi menutup tubuh keduanya, hingga tak ada lagi satu pun kain penghalang yang akan mengganggu aktifitas yang akan mereka berdua lakukan.

Dan, iya, mereka melakukan penyatuan di luar ikatan pernikahan. Penyatuan yang seharusnya Radit lakukan hanya dengan istri sahnya yaitu Risma, kini dia lakukan juga bersama Eva. Mantan kekasih yang selama ini dia rindukan , dan masih dia cintai hingga detik ini. Baru kali ini Radit merasakan bercinta yang begitu menggairahkan. Walapun dia harus melakukannya pelan- pelan karena ini yang pertama kali buat Eva. Dia juga harus beberapa kali berhenti karena Eva menjerit kesakitan, karena kesuciannya yang terkoyak . Kesucian yang seharusnya dia serahkan pada laki- laki yang sudah halal untuknya ,tapi dia rela menyerahkannya pada Radit cinta pertamanya yang sudah berstatus suami orang.

****

Sejak kejadian malam itu, hubungan Eva dan Radit semakin dekat. Bahkan Radit rela memboyong Eva untuk tinggal di rumah dinasnya. Mereka sudah tidak canggung lagi untuk melakukan hubungan suami istri. Kapan pun mereka mau mereka berdua akan melakukannya. Setiap hari Radit dan Eva pulang dan pergi ke kantor selalu bersama- sama. Lama kelamaan hubungan mereka pun tercium oleh Nada.

Sebagai sahabat Radit, Nada pun merasa senang akhirnya Radit bisa bertemu kembali dengan cinta lamanya. Tapi sikap Nada pada Radit tidak pernah berubah. Walaupun Nada juga sudah mempunyai pacar tapi dia tetap bersikap manja pada Radit dan tak jarang kedekatan mereka membuat Eva cemburu.

Sementara itu perasaan Radit terhadap Risma semakin hambar dan semakin mati rasa. Radit hanya berhubungan dengan Risma jika Risma sendiri yang meminta. Itu pun terpaksa dia lakukan hanya untuk menggugurkan kewajibannya sebagi seorang suami terhadap istri.

Tapi ketika sedang malakukan hubungan suami istri bersama Risma, Radit sama sekali tidak bergairah. Kadang dia membayangkan wajah Eva agar dia lebih bersemangat. Dan Radit pun tidak ingin berlama - lama melakukannya bersama Risma. Dia lebih suka melakukannya bersama Eva yang jelas- jelas hanya akan mendapatkan dosa , dibanding melakukan bersama Risma yang sudah pasti akan dapat pahala.

"Babby..." ucap Eva yang masih berbaring dibalik selimut bersama dengan Radit. Iya, mereka baru saja menyelesaikan pergulatan panas di atas ranjang.

"Kenapa Babby...?" tanya Radit mengecup kening Eva.

"Kapan kamu akan menikahi aku...? Aku nggak mau terus- terusan seperti ini tanpa ada status yang jelas. Hubungan kita sudah dua bulan berjalan, aku takut hamil Babby..." ucap Eva.

"Sabar ya Babby, aku akan usahakan secepatnya menikahimu...." jawab Radit.

"Beneran...?"

"Tentu saja Babby..." jawab Radit lalu mengecup bibir Eva.

"Kamu yang sabar ya. Aku akan membicarakan dengan Abah dan Umi..." ucap Radit.

"Kalau mereka tidak merestui bagaimana...?" tanya Eva khawatir.

"Aku akan berusaha meyakinkan mereka..." Radit memeluk Eva.

"Lalu bagaimana dengan mbak Risma...?" tanya Eva.

"Ya, dia tetap menjadi istriku. Tapi kamu tetap prioritas utamaku Babby..." jawab Radit. Eva pun mengangguk setuju.

****

Satu minggu kemudian Radit pulang ke rumah orang tuanya yaitu bu Ratna dan pak Salim dengan membawa Eva. Bu Ratna dan pak Salim pun kaget dengan kedatangan Eva. Iya mereka tentu masih ingat jika Eva adalah perempuan yang dulu pernah dicintai oleh Radit.

"Apa...? Kalian ingin menikah...?" pak Salim terkejut.

"Iya Bah..." jawab Radit sambil menggenggam tangan Eva yang duduk di sampingnya.

"Apa kamu lupa Dit, kamu sudah punya istri dan juga anak. Kalau kamu menikahi Eva, lalu bagaimana dengan nasib Risma dan anak- anaknya...?" tanya pak Salim.

"Risma akan tetap menjadi istriku Bah..." jawab Radit.

"Jadi kamu mau poligami...?" tanya pak Salim.

"Iya Bah..."

"Apa kamu sanggup Radit, poligami itu berat nak, apa kamu mampu bersikap adil pada kedua istrimu...?" tanya bu Ratna.

"Iya Mi..."

"Tidak bisa, Abah tidak akan mengijinkan kalian menikah, kamu tidak akan sanggup menjalani pernikahan poligami Radit. Abah yakin kamu tidak akan mampu. Berbuat adil itu susah Dit. Kamu jangan mengambil resiko besar itu. Bisa- bisa nanti kamu hanya akan menyakiti kedua istrimu...." sahut pak Salim.

Bu Ratna melirik pada sang suami.

"Tapi Bah, Radit ingin tetap menikahi Eva..." sahut Radit dengan penuh keyakinan. Sementara itu Eva hanya diam menundukkan kepalanya.

"Kenapa kamu keras kepala sekali Radit, apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan istri dan anakmu...?" tanya Pak Salim.

Lagi - lagi bu Ratna melirik ke arah sang suami dengan raut muka kesal.

"Kalau Risma mengijinkanmu menikah lagi, ya silahkan saja kamu menikahi Eva..." lanjut pak Salim.

"Radit akan memberitahu Risma, Bah, tapi bukan sekarang, nanti Radit akan cari waktu yang tepat untuk memberitahu Risma..." sahut Radit.

"Tidak bisa, kamu harus meminta ijin dulu pada Risma..." ucap pak Salim.

"Tapi Ba, Risma tidak akan mengijinkan kalau Radit minta ijin mau menikah lagi..." sahut Radit.

"Kalau kamu tahu Risma tidak akan menginjinkanmu, ya kamu tidak usah menikah lagi..." jawab Pak Salim.

"Tapi Radit harus menikahi Eva sekarang juga Bah..." sahut Radit.

"Siapa yang mengharuskan kamu menikahi Eva...? Apa perempuan itu yang ngemis- ngemis supaya dinikahi sama kamu...!" Pak Salim sedikit emosi.

"Apa dia tidak tahu, kalau kamu punya istri dan anak. Memangnya tidak ada lagi laki- laki lain di dunia ini sehingga dia memintamu untuk menikahi dia...?" sambung pak Salim.

"Bah, dari dulu Radit mencintai Eva, sampai sekarang pun Radit masih mencintai Eva, Bah. Cinta kami berdua masih sama- sama besar..." sahut Radit.

"Lalu bagaimana dengan perasaan istri kamu Dit, apa kamu tidak memikirkan bagaimana nanti hancurnya perasaan Risma kalau sampai dia tahu kamu menikahi Eva...?" tanya Pak Salim.

Radit mengusap wajahnya dengan kasar.

"Pokoknya Radit akan tetap menikahi Eva ,Bah...." Radit tetap dengan teguh dengan pendiriannya ingin menikahi Eva.

"Tapi Abah tetap tidak akan pernah memberi restu..." sahut pak Salim.

"Tidak apa- apa Bah, walapun Abah tidak memberi restu , Radit akan tetap menikahi Eva...."

"Radit...! Kamu sudah berani sama Abah...!" Pak Salim marah.

"Maaf Bah, bukannya Radit mau melawan Abah, tapi Radit harus menikahi Eva, karena Eva hamil Bah..." ucap Radit sambil menundukkan kepala.

"Apa...?" pak Salim kaget dengan pengakuan Radit. Begitu juga dengan bu Ratna dia begitu kaget dengan apa yang dikatakan oleh anak sulungnya.

"Ya Alloh Radit... Apa benar yang kamu katakan nak..?" tanya bu Ratna.

"Iya Mi, usia kandungannya sudah enam minggu..." jawab Radit sambil mengeratkan genggaman tangannya.

"Jadi selama ini kalian telah berzina...!" seru pak Salim.

"Maaf Bah..." Radit menunduk.

"Sebenarnya kami sudah lama tinggal bersama di kota B..." ucap Radit.

"Radit...! Siapa yang mengajari kamu untuk berbuat hina seperti itu...! Keterlaluan kamu Radit...!" seru pak Salim dengan dada naik turun karena emosi.

Pak Salim mendekati Radit, lalu menarik krah baju Radit. Radit pun bangkit dari duduknya.

"Keluarga kita tidak ada yang melakukan perbuatan zina seperti itu, tapi kenapa kamu melakukannya Radit...! Abah tidak pernah memberi contoh buruk sama kalian semua...! Abah selalu mengajarkan kebaikan dan menanamkan ilmu agama kepada kalian semua. Tapi kenapa kamu malah seperti ini Radit...! Abah malu...!" pak Salim begitu kecewa

"Bah, sabar Bah, sabar...." ucap bu Ratna menenangkan sang suami.

"Sabar kata Umi...? Abah harus sabar melihat Radit berbuat zina sampai menghamili anak orang...! Apa Umi lupa, itu perbuatan dosa Mi...! Apa Umi sanggup mempertanggung jawabkan perbuatan anak kita nanti di akhirat, di hadapan Alloh...?" kali ini pak Salim marah dengan sang istri.

"Hoek..." Eva tiba- tiba merasa mual.

"Babby... Kamu nggak papa...?" Radit khawatir.

"Aku mual , mau muntah..." sahut Eva memegangi perut dan menutup mulutnya.

"Ayo kita ke kamar mandi..." Radit menuntun Eva menuju ke kamar mandi di dekat dapur.

Pak Salim lalu masuk ke dalam kamar. Bu Ratna mengikuti pak Salim masuk ke dalam rumah.

"Sudah lah Bah, nikahkan saja mereka. Abah lihat sendiri kan Eva sudah hamil anak Radit, kalau mereka tidak segera dinikahkan , perut Eva akan semakin membesar Bah. Kita juga yang malu kalau sampai orang- orang tahu anak kita menghamili anak orang tapi kita sebagai orang tua tidak mau bertanggung jawab..." ucap bu Ratna.

"Tapi bagaimana dengan Risma Mi...?" tanya Pak Salim.

"Risma... Risma terus yang abah pikirkan. Umi tidak pernah dipikirkan perasaannya sama Abah. Apa abah lupa ,kalau abah juga pernah poligami tanpa sepengetahuan Umi...! Abah sudah menyakiti hati Umi..! ." bu Ratna kesal.

"Sudah, Mi, jangan ungkit- ungkit lagi soal masalah itu, semua sudah berlalu , sekarang istri abah cuma Umi seorang..." sahut Pak Salim.

"Iya karena istri muda Abah sudah mati, kalau istri muda Abah nggak mati juga pasti juga abah masih poligami...." sahut bu Ratna.

"Radit selingkuh dari Risma juga pasti mengikuti jejak abahnya. Buah kan jatuh nggak jauh dari pohonnya kan..." sambung bu Ratna.

Pak Salim menunduk mendengar ucapan sang istri.

"Kenapa abah diam saja...?" tanya bu Ratna.

"Makanya abah tidak ingin Radit seperti abah. Poligami itu berat pertanggung jawabannya Mi..." sahut pak Salim.

"Ini semua terjadi juga karena Abah yang menjodohkan Radit dengan Risma. Abah kan tahu Radit tidak pernah mencintai Risma, tapi Abah sama teman abah malah menikahkan mereka. Lihat lah , Radit tidak bahagia hidup dengan Risma dan sekarang dia memilih kembali sama cinta sejatinya..." ucap bu Ratna.

"Cinta sejati- cinta sejati apa...? Radit sudah punya istri dan dua anak, harusnya dia fokus saja mengurus keluarga kecilnya. Bukannya malah menghadirkan perempuan lain dalam rumah tangganya..." sahut pak Salim.

"Abah sendiri kenapa dulu menikah lagi ketika sudah punya Umi dan juga Radit...?" tanya bu Ratna.

"Mi, masalah abah beda sama Radit. Sudahlah, tidak usah ungkit- ungkit masalah abah yang sudah selesai. Yang harus kita pikirkan itu Radit..." ucap pak Salim.

"Ya sudah nikahkan saja mereka..." jawab Bu Ratna.

Setelah perdebatan yang cukup mengiras energi , akhirnya pak Salim mengalah. Dia akhirnya merestui hubungan Radit dan Eva walaupun dengan terpaksa, karena pak Salim tidak tega terhadap Risma. Apalagi sebelum ayah Risma meninggal, dia pernah berpesan pada pak Salim agar menyayangi Risma seperti anak sendiri.

Tiga hari kemudian pernikahan Radit dan Eva pun dilaksanakan di rumah orang tua Eva. Iya, mereka menikah siri. Orang tua Eva awalnya sama seperti orang tua Radit, mereka marah dengan Eva yang telah berzina dengan Radit hingga hamil. Tapi mau bagaimana lagi ,Eva dan Radit tetap ingin menikah. Lagi pula jika Radit tidak menikahi Eva pasti akan membuat malu keluarga karena Eva sudah hamil.

Pernikahan pun diadakan meriah di rumah orang tua Eva. Karena Eva anak sulung, tentunya orang tua Eva mengadakan hajatan besar. Pak Salim , bu Ratna , Anggi, dan Akbar pun datang ke rumah orang tua Eva untuk menyaksikan pernikahan Radit. Iya , mereka berempat saja yang hadir. Aryo saja suami Anggi tidak diberi tahu kalau Radit menikah lagi. Karena menurut bu Ratna ,Aryo mulutnya ember, jadi Anggi dilarang memberitahu Aryo karena bisa- bisa dia memberitahu Risma serta keluarga besar pak Salim. Tentunya pak Salim dan bu Ratna tidak menginginkan hal itu karena mereka pasti akan malu.

Satu bulan setelah menikah, Eva mengalami keguguran karena kandungannya lemah. Ditambah lagi dia kecapekan karena bekerja.

FLASH BACK SELESAI

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Semoga Risma kelak dapat ambil keputusan tegas dan berani... serta bisa sukses dan bahagia bersama siapapun dan dimana pun dia 👍😡😡

Asli... orang2 gak punya hati macam mereka enaknya di bikin hancur 😤😤

greget 😖

2025-01-20

2

Hera

Hera

laki maunya nafsu aja yg didepankan, pengen pites aja tuh si Radit, nyesel entar baru deh jungkir balik mohon" nya

2025-01-20

1

Asmara

Asmara

laki" ky gitu mah tinggalin aja, cerai aja Risma, kamu nggak pernah dihargai, keluarga mertuanya jg pd eror semua

2025-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang sebulan sekali
2 2. Bukan menatu idaman
3 3. Kecewa
4 4. Naif
5 5. Aryo
6 6. Curiga
7 7. Dicuekin
8 8. Teman kuliah Radit
9 9. Bertengkar
10 10. Kegundahan hati Risma
11 11. Hajatan
12 12. Hajatan 2
13 13. Di tampar
14 14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15 15. Tinggal bersama
16 16. Bekas Tamparan
17 17. Terbawa suasana
18 18. Berdoa
19 19. Bertemu Nada
20 20. Sok Suci
21 21. Mengetahui kebenaran
22 22. Lari dari Aryo
23 23. Risma sakit
24 24. Dirawat di rumah sakit
25 25. Kekhawatiran Radit
26 26. Lupa dengan janji
27 27. Kado Istimewa
28 28. Hancur
29 29. Pergilah Engkau bersamanya
30 30.Cerita masa lalu
31 31. Kembali ke kota
32 32. Luka terdalam
33 33. Bertahan semampuku
34 34. Fitnah
35 35. Menghapus jejak
36 36. Hinaan
37 37. Selingkuh dibalas selingkuh
38 38. Lepaskan aku mas...
39 39. Tak sudi
40 40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41 41. Mediasi
42 42. Pindah sekolah
43 43. Benci dengan perselingkuhan
44 44. Terbongkar
45 45. Terima kasih mas... di
46 46. Masih ada Cinta
47 47. Apa itu karma...?
48 48. Diantar Taufik
49 49. Kemarahan Radit
50 50. Meminta Maaf
51 51. Masalah Baru
52 52. Serangan Jantung
53 53. Sidang percaraian
54 54. Fakta Baru
55 55. Rumah Sakit
56 56. Perasaan Bersalah Radit
57 57. Duniaku hancur
58 58. Muntah Darah
59 59. Kedatangan pak Wijaya
60 60. Hasil pemeriksaan
61 61. Kangen adek
62 62. Dimanfaatkan
63 63. Ikan bakar
64 64. Turun Ranjang...?
65 65. Perasaannya masih sama
66 66. Sidang putusan hakim
67 67. Jangan tunggu lama- lama
68 68. Benci sama ayah
69 69. Apa saya dipecat...?
70 70. Mulai masuk kantor
71 71. Menjual perhiasan
72 72. Bertemu bu Ratna
73 73. Masih ada ketakutan
74 74. Aku tidak mau menikah denganmu
75 75. Beban berat hidup Radit
76 76. Sel kanker yang menyebar
77 77. Tidak mau disalahkan
78 78. Kemarahan Taufik
79 79. Aku lebih baik mati...!
80 80. Kembali dibuat emosi
81 81. Terima kasih sayang...
82 82. Kasmaran
83 83. Hari Bahagia
84 84. Kesedihan dan penyesalan
85 85. Uang penjulan rumah
86 86. Kesedihan Rafa
87 87. Pendarahan hebat
88 88. Nafas Cinta
89 89. Rejeki setelah menikah
90 90. Semua menyalahkan Risma
91 91. Semua pergi
92 92. Bocah edan nggak eling
93 93. Bawaan bayi
94 94. Menyesal
95 95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96 96. Melahirkan
97 97. Ulat bulu
98 98. Rindu
99 99. Balikan dengan Eva...?
100 100. Syakila
101 101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102 102. Laki- laki lemah
103 103. Kamu harus bangkit
104 104. Memaafkan ayah
105 105. Obrolan penuh Canda tawa
106 105. Adik buat Shakila
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Pulang sebulan sekali
2
2. Bukan menatu idaman
3
3. Kecewa
4
4. Naif
5
5. Aryo
6
6. Curiga
7
7. Dicuekin
8
8. Teman kuliah Radit
9
9. Bertengkar
10
10. Kegundahan hati Risma
11
11. Hajatan
12
12. Hajatan 2
13
13. Di tampar
14
14. Pertemuan kembali Radit dan Eva
15
15. Tinggal bersama
16
16. Bekas Tamparan
17
17. Terbawa suasana
18
18. Berdoa
19
19. Bertemu Nada
20
20. Sok Suci
21
21. Mengetahui kebenaran
22
22. Lari dari Aryo
23
23. Risma sakit
24
24. Dirawat di rumah sakit
25
25. Kekhawatiran Radit
26
26. Lupa dengan janji
27
27. Kado Istimewa
28
28. Hancur
29
29. Pergilah Engkau bersamanya
30
30.Cerita masa lalu
31
31. Kembali ke kota
32
32. Luka terdalam
33
33. Bertahan semampuku
34
34. Fitnah
35
35. Menghapus jejak
36
36. Hinaan
37
37. Selingkuh dibalas selingkuh
38
38. Lepaskan aku mas...
39
39. Tak sudi
40
40. Perkelahian antara Risma dan Anggi
41
41. Mediasi
42
42. Pindah sekolah
43
43. Benci dengan perselingkuhan
44
44. Terbongkar
45
45. Terima kasih mas... di
46
46. Masih ada Cinta
47
47. Apa itu karma...?
48
48. Diantar Taufik
49
49. Kemarahan Radit
50
50. Meminta Maaf
51
51. Masalah Baru
52
52. Serangan Jantung
53
53. Sidang percaraian
54
54. Fakta Baru
55
55. Rumah Sakit
56
56. Perasaan Bersalah Radit
57
57. Duniaku hancur
58
58. Muntah Darah
59
59. Kedatangan pak Wijaya
60
60. Hasil pemeriksaan
61
61. Kangen adek
62
62. Dimanfaatkan
63
63. Ikan bakar
64
64. Turun Ranjang...?
65
65. Perasaannya masih sama
66
66. Sidang putusan hakim
67
67. Jangan tunggu lama- lama
68
68. Benci sama ayah
69
69. Apa saya dipecat...?
70
70. Mulai masuk kantor
71
71. Menjual perhiasan
72
72. Bertemu bu Ratna
73
73. Masih ada ketakutan
74
74. Aku tidak mau menikah denganmu
75
75. Beban berat hidup Radit
76
76. Sel kanker yang menyebar
77
77. Tidak mau disalahkan
78
78. Kemarahan Taufik
79
79. Aku lebih baik mati...!
80
80. Kembali dibuat emosi
81
81. Terima kasih sayang...
82
82. Kasmaran
83
83. Hari Bahagia
84
84. Kesedihan dan penyesalan
85
85. Uang penjulan rumah
86
86. Kesedihan Rafa
87
87. Pendarahan hebat
88
88. Nafas Cinta
89
89. Rejeki setelah menikah
90
90. Semua menyalahkan Risma
91
91. Semua pergi
92
92. Bocah edan nggak eling
93
93. Bawaan bayi
94
94. Menyesal
95
95. Kini bari terasa dirimu begitu berharga
96
96. Melahirkan
97
97. Ulat bulu
98
98. Rindu
99
99. Balikan dengan Eva...?
100
100. Syakila
101
101. Kedatangan yang tidak diinginkan
102
102. Laki- laki lemah
103
103. Kamu harus bangkit
104
104. Memaafkan ayah
105
105. Obrolan penuh Canda tawa
106
105. Adik buat Shakila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!