Syarat Tidak Masuk Akal

Alora berguling-guling di kamarnya. Ia merasa bodoh dan gegabah sudah mengiyakan permintaan tidak masuk akal dari Sean sebagai syarat hubungan palsu mereka. Lebih tepatnya hubungan karena sebuah tantangan dari teman sekolahnya. Namun Alora melakukannya demi menutupi berita tidak baik tentang kakaknya.

"Akhh... Najis-najis, bibir gue udah ngga suci lagi."

Tubuhnya bangkit dan terduduk di ranjang kamar miliknya. Bayangan dimana ia menyium pipi cowok misterius itu kembali berputar di otaknya. Kepalanya menggeleng untuk mengenyahkan pikiran itu. Alora ingin muntah sekarang.

Hoek

Ia berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan sesuatu di perutnya. Namun tidak seperti rasa mualnya sekarang, lihat saja tidak ada yang keluar dari dalam perutnya kecuali suara orang ingin muntah yang malah terlihat sangat lebay.

"Bisa-bisanya gue nyosor duluan. Kenapa lo bego si Ra?" monolog Alora setelah kembali ke ranjang kamarnya.

Bibirnya ia sentuh dan seketika ia mengusapnya dengan kasar. Alay banget memang, padahal Alora hanya mencium pipi namun itu merupakan kali pertamnya bibirnya bersentuhan dengan kulit laki-laki selain ayahnya.

"Nggak, gue nggak rela ciuman pertama gue ini jatuh ke si buruk rupa. Harusnya cowok ganteng yang mirip Hardin Scott anjir."

Alora terus saja mengatakan penyesalannya yang telah mencium pipi cowok misterius dan buruk rupa di sekolahnya. Padahal ia hanya mencium pipi dan itu saja sangatlah sebentar, tidak ada hitungan detik karena setelah menempel bibirnya pada pipi kulit cowok itu ia langsung menjauhkannya. 2 detik itu juga terlalu lama untuk adegan sekilas tadi.

"Ayo mikir Ra, ini gimana kalau sudah begini?" tangannya menunjuk-nunjuk keningnya.

"Kiamat udah hidup gue." Alora meluruhkan bahunya. Ia menatap kosong ke depan seakan tidak ada masa depan yang cerah di sana.

Kesan pertama berciuman langsung untuk cowok yang diisukan punya penyakit kulit dengan julukan si buruk rupa. Itu sudah membuat Alora kehilangan semangatnya.

...****************...

Petikan gitar dari salah satu sahabatnya tidak membuat tidur Sean terusik. Ralat, Sean tidak benar-benar tidur, ia hanya memejamkan matanya dengan tubuh berbaring.

Zico, Dansel, Levian dan Kemal kini sedang berada di rumah Nanggala Sean. Jika sebentar saja Alora tadi masih di sana. Mungkin ia akan bertemu dengan cowok-cowok populer di sekolahnya.

Beruntung ke empat cowok itu datang setelah motor buntut Alora pergi meninggalkan rumah besar itu dengan segudang kekesalannya karena kejadian ciuman sebagai syarat itu.

"Diem deh kepala gue pusing denger nada nggak jelas lo," kritik Dansel menatap Kemal kesal.

Namun yang ditatap seolah acuh, justru ia semakin memetik senar dengan nada tidak beraturan, membuat Sean yang sedari tadi memejamkan mata akhirnya terbuka. Ia melirik Kemal yang sekarang sedang meringis dan menaruh benda yang sering mereka mainkan jika sedang berkumpul.

"Kalem bro," ringisnya melihat tatapan tidak bersahabat Sean.

Namun tidak ada sahutan dari empunya. Kemal merasa aman saja sekarang.

"Gue putus anjir sama si cantik," adu Zico dengan wajah memelas.

"Si cantik yang mana? Perasaan menurut lo cewek semuanya cantik deh, mata lo kan mata buaya bangsat," ledek Dansel.

"Termasuk bu Rosa, kalau menurut Zico pasti bohay banget," tambah Kemal membuat keduanya tertawa.

"Diem, gue bener-bener galau ini, si Cantika tiba-tiba ngajak putus cuma karena gue komentar foto temannya," jelas Zico.

"Cantika anak kelas IPS sebelas?" tanya Kemal diangguki Zico.

"Busett jadi itu hasil tangan lo Zic?" spontan kemal membayangkan bagaimana gadis yang bernama Cantika itu memiliki tubuh tidak terlalu tinggi, tapi pada bagian dada gadis itu memang cukup menonjol.

"Lu kira siapa yang bisa bikin mahakarya seindah itu? 3 bulan lalu sebelum sama gue tuh masih jadi anakan gunung," komentar Zico meledakan tawa mereka.

Kecuali Sean yang masih merenungi kejadian tadi. Untuk yang pertama kalinya ada siswi dari sekolahnya datang dan tidak menghina atau pun mengurungkan niatnya. Bahkan syarat yang sengaja Sean ajukan pun gadis itu setujui dengan mudah, meski Sean tahu, setelah melakukannya, terlihat wajah gelisah dari gadis itu.

"Alora," gumam Sean.

"Se, lo kenapa sih dari tadi ngelamun terus?" Dansel melirik Sean yang tidak tertarik dengan obrolan mereka.

Padahal biasanya Sean akan ikut tertawa meski tidak berkomentar banyak, kali ini cowok itu sedikit beda.

Jika Levian, tidak usah ditanya, cowok itu sibuk dengan dunianya sendiri. Kericuhan yang sahabat-sahabatnya buat seakan tidak berati bagi mahluk seperti Levian. Tangan Levian lincah menggeser mouse di depannya.

"Pasti makin dikekang ini bocah, jangan bilang lo disuruh pakai topeng monyet Se," tebak Kemal langsung mengundang tawa Zico dan Dansel, bahkan Levian yang sedari tadi diam saja ikut menyunggingkan senyumnya mendengar celotehan Kemal.

"Gue ngebayangin kalau si Sean sekolah pakai topeng bentuk monyet, apa nggak tambah geger satu sekolah? Si buruk rupa berubah jadi monyet," ujar Dansel dengan tawanya.

Zico dan Kemal pun sudah tertawa kencang, berbeda dengan Levian yang tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya.

"Gue cabut." Sean beranjak dari sofa.

"Lah, mau kemana? Ini rumah elu bambang?" Kemal menatap Sean dengan bingung.

"Filenya nanti langsung aku kirim ke lo aja," ujar Levian dibalas anggukan kepala oleh Sean. Setelahnya cowok itu benar-benar pergi meninggalkan teman-temannya di rumahnya sendiri.

Pagi harinya Alora sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Namun langkahnya agak bimbang untuk keluar. Ia tidak siap bertemu dengan Sean di sekolah. Semoga saja tidak asa pertemuan itu, biasanya juga Alora jarang bertemu.

"Lo kenapa sih Ra? Sakit?" pertanyaan dari Aluna seketika membuat Alora menoleh.

Hanya gelengan kepala yang Alora lakukan sebagai bentuk jawaban, setelahnya gadis itu mengendarai motornya dan berangkat tanpa rasa bimbang lagi. Aneh memang, Alora merasa kesal atau mungkin bentuk kecewa terhadap kakaknya jika berita itu sampai benar, namun ia tidak ingin melihat Aluna dalam masalah, bagaimanapun mereka saudara.

"Ara kenapa sih sensian banget," komentar Aluna melihat motor Alora yang semakin menjauh dari pekarangan rumahnya.

Sesampainya di sekolah, Alora langsung memarkirkan motornya. Ia ingin segera sampai di kelas agar tidak bertemu dengan 2 gadis yang sudah membuatnya dalam kesulitan. Alora sengaja menghindari Elkavira dan Adista.

"Semoga aja mereka nggak-"

"Alora."

Suara Adista seketika mengejutkan Alora. Ia menoleh dan mendapati kedua siswi yang sangat dihindarinya itu sudah berdiri di belakangnya.

"Gimana? Sudah sampai tahap apa? Kenalan atau tukeran nomer HP?" tanya Adista tersenyum seakan tidak merasa bersalah sama sekali.

'Apa katanya? Tukeran nomor HP? Gue udah lebih dari itu anjir'

Aleta mendumel dalam hatinya. Ia kesal dengan syarat yang diberikan kedua primadona sekolahnya. Bukan hanya dari mereka saja, tetapi dari si buruk rupa Alora juga langsung mendapat syarat yang sangat tidak menguntungkan untuknya.

"Bisa nggak ganti aja syaratnya? Apapun itu gue bakal lakuin," ujar Alora merasa sudah tidak sanggup lagi.

"Oke kalau itu mau lo," jawab Elkavira seketika membuat Alora merasa sedikit lega.

Berbeda dengan Adista yang sudah menunjukan wajah tidak setuju, namun segera mungkin ditepis dengan ucapan Elkavira setelahnya.

"Gantinya, lo harus nembak Levian di depan anak-anak," seringai terlihat jelas dari bibir Elkavira.

"Lo gila," kesal Alora dibalas acuh Elkavira.

Nggak mungkin Alora mengatakan cinta pada cowok yang terkenal pendiam dan cuek di sekolahnya itu. Levian sama terkenalnya dengan Zico, Dansel, dan Kemal. Cowok yang memiliki keahlian di bidang tehnik komputer itu memang tergolong sangat susah didekati, belum ada berita yang mengatakan jika Levian dekat dengan seorang gadis manapun di sekolahnya.

"Ya kalau nggak mau lanjutin aja, palingan nanti juga lo terbiasa sama penyakit kulit si buruk rupa," ujar Adista disertai tawa mengejek.

"Terserah," kesal Alora pergi dari sana.

Sementara Elkavira dan Adista tertawa melihat wajah frustasi Alora.

"Jadi lanjut dong Ra? Inget rahasia kakak lo ada di kita!" Adista berteriak kencang, namun tidak ada lagi sahutan dari Alora yang memilih untuk pergi.

Terpopuler

Comments

Syiffa Fadhilah

Syiffa Fadhilah

jadi penasaran sama wajahnya sean,,teman2nya aja cowok populer semua pasti sean ketua nya cuma di privat mungkin

2025-01-04

2

Vietha_27

Vietha_27

semua yg populer kumpul sm Sean.
gmn reaksi para gadis gadis d sekolah nanti ya😌😌

kepikiran ga kl Sean lbh ganteng dr mereka semua 🙃🙃

2025-01-04

1

mamafahnan

mamafahnan

kalau Alora tahu Sean itu nggak buruk rupa dia pasti nggak akan menyesal udah nyium Sean duluan..

2025-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Harumnya Si Buruk Rupa
2 Terjebak Tantangan
3 Salah Masuk?
4 Baru Kenal Langsung Nembak
5 Syarat Tidak Masuk Akal
6 Pesan Misterius
7 Mengembalikan Ciuman Itu
8 Pemilik Tubuh Itu
9 Hampir Saja Ketahuan
10 Mulai Penasaran
11 Tawaran Menguntungkan
12 Kiss From The Beast
13 Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14 Gadis-Gadis Licik
15 Tragedi Di Toilet
16 Kesal Tapi Peduli
17 Datang Malam-Malam
18 Permintaan Alora
19 Ciuman Panas
20 Tersebar
21 Tertabrak Es Kutub
22 Anak Baru?
23 Tampan Tapi Bikin Gaduh
24 Kejadian Tidak Terduga
25 Dibuat Ternganga
26 Cowok Physical Touch
27 Ditolak Terang-Terangan
28 Sama-sama Menikmati
29 Tertahan
30 Datang Tiba-Tiba
31 Masih Berusaha
32 Alora Cegil
33 Bertemu Di Toko Buku
34 Malu-Malu Mau
35 Anak Baru
36 Ngajak Bolos?
37 Hampir Kelewatan
38 Siapa Yang Datang?
39 Terngiang-Ngiang
40 Mencari Yang Tidak Ada
41 Tiba-Tiba Datang
42 Tidur Bareng?
43 Karina Si Polos
44 Satu Fakta Terungkap
45 Sean Gila
46 Tiba-Tiba Datang Part 2
47 Hukuman Untuk Alora
48 Pembalasan
49 Siapa Gadis Itu?
50 Percintaan Yang Rumit
51 Rindu Yang Tidak Ada
52 Mengancam Untuk Melindungi
53 Bolpoin Pemikat
54 Sean Pemenangnya
55 Ditolong Lagi
56 Penyusup
57 Baru Bertemu Sudah Berantem
58 Cemburu?
59 Penolong Lagi?
60 Cemburu Part 2
61 Menahan Cemburu
62 Pembuktian Macam Apa?
63 Mimpi Basah?
64 Pikiran Aneh Karina
65 Menikah?
66 Alora Cemburu?
67 Salah Paham
68 Pergi Ke Tempat Malam
69 Siapa Yang Datang?
70 Alora Diculik
71 Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72 Debat Tengah Malam
73 Berkunjung Ke Rumah Sakit
74 Sean Penyelamat Alora
75 Pacaran Di Atap Sekolah
76 Jungkir Balik Kehidupan Alora
77 Nafkah Untuk Alora
78 Alora Melting
79 Levian Suka Siapa?
80 Pacaran Di Perpustakaan
81 Pacaran Di Perpustakaan part2
82 Mulai Sadar
83 Mulai Serius
84 Rindu Belum Berujung
85 Menagih Janji
86 Tidak Sabaran
87 Penjelasan
88 Salah Ambil
89 Dilamar?
90 Sebelum Pergi (END)
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Harumnya Si Buruk Rupa
2
Terjebak Tantangan
3
Salah Masuk?
4
Baru Kenal Langsung Nembak
5
Syarat Tidak Masuk Akal
6
Pesan Misterius
7
Mengembalikan Ciuman Itu
8
Pemilik Tubuh Itu
9
Hampir Saja Ketahuan
10
Mulai Penasaran
11
Tawaran Menguntungkan
12
Kiss From The Beast
13
Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14
Gadis-Gadis Licik
15
Tragedi Di Toilet
16
Kesal Tapi Peduli
17
Datang Malam-Malam
18
Permintaan Alora
19
Ciuman Panas
20
Tersebar
21
Tertabrak Es Kutub
22
Anak Baru?
23
Tampan Tapi Bikin Gaduh
24
Kejadian Tidak Terduga
25
Dibuat Ternganga
26
Cowok Physical Touch
27
Ditolak Terang-Terangan
28
Sama-sama Menikmati
29
Tertahan
30
Datang Tiba-Tiba
31
Masih Berusaha
32
Alora Cegil
33
Bertemu Di Toko Buku
34
Malu-Malu Mau
35
Anak Baru
36
Ngajak Bolos?
37
Hampir Kelewatan
38
Siapa Yang Datang?
39
Terngiang-Ngiang
40
Mencari Yang Tidak Ada
41
Tiba-Tiba Datang
42
Tidur Bareng?
43
Karina Si Polos
44
Satu Fakta Terungkap
45
Sean Gila
46
Tiba-Tiba Datang Part 2
47
Hukuman Untuk Alora
48
Pembalasan
49
Siapa Gadis Itu?
50
Percintaan Yang Rumit
51
Rindu Yang Tidak Ada
52
Mengancam Untuk Melindungi
53
Bolpoin Pemikat
54
Sean Pemenangnya
55
Ditolong Lagi
56
Penyusup
57
Baru Bertemu Sudah Berantem
58
Cemburu?
59
Penolong Lagi?
60
Cemburu Part 2
61
Menahan Cemburu
62
Pembuktian Macam Apa?
63
Mimpi Basah?
64
Pikiran Aneh Karina
65
Menikah?
66
Alora Cemburu?
67
Salah Paham
68
Pergi Ke Tempat Malam
69
Siapa Yang Datang?
70
Alora Diculik
71
Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72
Debat Tengah Malam
73
Berkunjung Ke Rumah Sakit
74
Sean Penyelamat Alora
75
Pacaran Di Atap Sekolah
76
Jungkir Balik Kehidupan Alora
77
Nafkah Untuk Alora
78
Alora Melting
79
Levian Suka Siapa?
80
Pacaran Di Perpustakaan
81
Pacaran Di Perpustakaan part2
82
Mulai Sadar
83
Mulai Serius
84
Rindu Belum Berujung
85
Menagih Janji
86
Tidak Sabaran
87
Penjelasan
88
Salah Ambil
89
Dilamar?
90
Sebelum Pergi (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!