Permintaan Alora

Sekitar setengah menit Alora terdiam di tempatnya. Bukan hanya Alora saja, tetapi juga seseorang yang membukakan pintu untuknya. Cowok dengan kaca mata yang tidak membuat wajah tampan itu berkurang sedikit pun. Alora sedikit gugup, ia menelan ludahnya susah.

Tanpa mengatakan apapun, si pelaku pergi begitu saja. Karena pintu dibiarkan terbuka otomatis Alora mengikutinya.

"Duduk, biar gue panggilin Sean," ujarnya.

Alora hanya mengangguk sebagai bentuk jawaban, sekitar bibirnya terasa kebas untuk sekedar mengatakan 'iya'. Bahkan untuk menarik sudut bibirnya pun susah untuk Alora lakukan sekarang.

'Jangan bilang Sean itu temenan sama mereka?'

 Ujarnya dalam hati. Alora melihat ke sekitaran ruangan. Rumah Sean selalu tampak sepi.

'Pantes aja kemarin mereka ke sini, dan..'

Alora seketika menutup mulutnya tidak percaya. Ia baru menyadari jika selama ini Zico dan teman-temannya tidak pernah mengolok Sean apa lagi sampai membully, ternyata ini semua jawabannya.

Tidak lama Sean datang dengan kaos putih polos juga celana pendek selutut. Sangat terlihat santai, rambut cowok itu masih setengah basah, handuk kecil di tangannya berulang kali ia lakukan untuk mengeringkan rambutnya.

Sean terdiam sesaan menatap Alora yang sedang memperhatikan kegiatannya. Cowok itu duduk di depan Alora masih dengan kegiatannya seperti tadi. Mengeringkan rambut setengah basahnya. Tidak lama setelahnya ia menghentikan kegiatannya, menatap Alora yang masih diam dengan mata tidak lepas darinya.

Sadar jika ia sedari tadi terus menatap Sean, Alora mengerjap beberapa kali. Ia malu melirik wajah Sean di depannya dengan pandangan tidak lepas darinya.

Kan benar, Zico tidak ada apa-apanya dibanding dengan wajah Sean tanpa maskernya, namun entah kenapa Sean malah menutupinya seakan tidak ingin wajah tampannya itu diketahui teman-temannya di sekolah. Alora juga tidak tahu alasan Sean melakukannya.

"Ehem." Alora berdehem untuk menetralkan kegugupannya.

Alih-alih membahas tujuannya datang, Alora malah bertanya yang tidak seharusnya, mau bagaimana lagi. Ia cukup penasaran dengan hubungan Sean dan cowok-cowok populer di Sekolahnya.

"Itu tadi kak Levian, dia temen kamu?" tanya Alora tidak langsung mendapat jawaban dari Sean.

Yang membuka pintu tadi Levian, ia sedang berada di rumah Sean tanpa yang lainnya. Hanya Levian.

"Hmm," balas Sean terlampau sederhana.

Hal itu membangkitkan rasa kesal pada diri Alora. Sudah dibelakan datang ke rumah Sean malam hari. Malah jawaban Sean tidak memuaskannya.

"Ck, langsung aja deh, gue mau tanya, sebenarnya maksud lo apa transfer uang lagi ke gue? Kita kan nggak adak kesempatan apa-apa selain ciuman di depan-"

Ucapan Alora terhenti saat tiba-tiba Levian datang. Mendengar apa yang Alora katakan jelas membuat langkah Levian terhenti. Ia melirik Alora dan Sean secara bergantian. Namun wajahnya tetap saja datar. Seakan tidak begitu penting untuknya.

Memang tidak penting, tetapi ada sedikit rasa penasaran dalam diri Levian dalam wajah datarnya itu.

Sementara Alora kelabakan, rasanya ia ingin menjelaskan, tetapi menjelaskan untuk apa juga. Yang mendengar Levian, bukan pacar Alora atau pun Sean.

"Gue balik," ujar Levian berlalu.

Sean hanya mengangguk tanpa menjawab. Alora melihat interaksi keduanya yang jauh dari hubungan seorang teman. Malah terlihat musuh dalam diam.

"Kak Levian, tadi salah denger kok," ujar Alora entah dengan maksud apa. Yang jelas ia merasa tidak seharusnya Levian dengar.

"Ck," decak Sean sedikit terusik dengan panggilan 'kak' untuk Levian dari Alora. Sementara Alora sendiri hanya memanggil dengan sebutan nama, tanpa embel-embel 'kak'

Ingatkan Alora jika Sean juga kakak kelasnya. Sama seperti Levian yang ia panggil kak.P

Levian sempat menghentikan langkahnya. Tidak ada jawaban apapun dari cowok itu, sebelum akhirnya benar-benar pergi tidak terlihat lagi.

Setelah Levian pergi, Sean menatap Alora yang terlihat gelisah, dilihat dari tingkah Alora yang terus menggigit bibir bagian bawahnya. Itu sedikit mengusik Sean.

"Jangan digigit," ujar Sean setelah sedari tadi belum berucap apa-apa selain suara 'hmm dan decakan'

Alora mengernyit, ia malah menatap Sean dengan bingung, namun belum juga membebaskan bibir bawahnya dari tindakannya itu.

"Udah gue bilang jangan digigit Alora Priskadina."

Seketika Alora menegakan tubuhnya mendengar nama panjangnya disebutkan oleh Sean. Tidak menyangka saja jika Sean akan tahu nama lengkapnya.

"Ck, lo masih pakai seragam," ujar Sean sukses membuat Alora tersadar.

Pantas saja Sean tahu nama lengkapnya. Ia masih mengenakan seragam sekolah dengan name tag di seragamnya jelas membuat cowok yang sempat membuatnya terkejut itu tahu namanya. Namun Alora tidak menyadari jika cardigan hitam yang dikenakan olehnya menutupi sebagian name tag nya.

"Gue tadi langsung ke sini tahu, belum sempet ganti baju. Lagian kenapa sih lo pakai transfer uang segala, emang gue cewek apaan?"

Cih, kata-kata Alora seakan untuk membela diri, terus selama ini apa? Dengan Alora mengiyakan tawaran Sean karena uang yang didapatnya lebih besar dari Elkavira saja itu sudah bisa membuat orang menilai tentangnya, termasuk Sean.

"Mana gue telepon nggak diangkat lagi, terpaksa gue ke sini."

Terpaksa, kata-kata itu sepertinya terlalu berlebihan Alora ucapkan, tadi ia pergi ke rumah Sean tanpa pikir panjang setelah menerima pesan yang dikirimkan oleh Sean. Di dalam pesan tidak ada satu pun kata yang menyuruh Alora datang ke rumahnya. Bahkan Sean tidak mengungkit janji mereka tadi pagi.

"Cuma karena itu lo ke sini?" tanyanya diangguki Alora.

Terdengar helaan napas dari Sean, cowok itu menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, menatap Alora yang malah salah tingkah dengan tindakan Sean, terlihat sangat santai dan membuat ia jadi kebingungan sendiri untuk melakukan apa.

'Bisa nggak sih biasa aja?' dumelnya dalam hati.

Sean bersikap biasa saja, tetapi sudah mampu membuat Alora salah tingkah.

"Gu-gue ke sini, mau tanya soal transferan lo tadi, lo pasti salah kirim kan? Gue balikin tapi besok nggak sekarang," ujar Alora tidak mendapat respon dari Sean.

Alora berdecak kesal. Ia mendesah dan bangkit dari duduknya, berniat untuk pergi saja dari pada menghadapi Sean yang membuat degupan jantungnya terus tidak aman.

"Lo mau ngomong apa?"

Alora menoleh. Ia mendesah kesal mendengar pertanyaan Sean baru saja.

'Kenapa tidak dari tadi sih tanya' masih dalam hatinya Alora terus mendumel kesal.

"Gue mau minta tolong sama lo." Alora membalikan tubuhnya. Ia menatap Sean dengan penuh harap.

"Agak nggak masuk akal sih, tapi mungkin setelah ini semua akan selesai," jelas Alora setengah gugup.

"Lo mau kan tolongi gue?" lanjutnya lagi.

Mau bagaimanapun Alora harus berani mengatakannya. Lagian mencium Sean ternyata tidak seburuk perkiraannya. Bisa dikatakan Alora cukup beruntung karena yang mengambil ciumannya ialah Sean, si buruk rupa yang ternyata memiliki wajah rupawan, mungkin jika seorang Zico saja Alora tidak akan menerimanya. Tetapi ini Sean, pemilik wajah tampan yang disembunyikan.

"Katakan."

Satu kata yang berhasil membuat Alora kembali gugup setengah mati untuk mengatakannya.

Terpopuler

Comments

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

wah Alora mau bilang ke Sean nih

2025-01-14

1

Liswati Angelina

Liswati Angelina

habis ini tuh bibir gak akan bisa lepas dari bibir sean

2025-01-14

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Sean emang penuh misteri n kayaknya peka banget ya ma Ara.

2025-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Harumnya Si Buruk Rupa
2 Terjebak Tantangan
3 Salah Masuk?
4 Baru Kenal Langsung Nembak
5 Syarat Tidak Masuk Akal
6 Pesan Misterius
7 Mengembalikan Ciuman Itu
8 Pemilik Tubuh Itu
9 Hampir Saja Ketahuan
10 Mulai Penasaran
11 Tawaran Menguntungkan
12 Kiss From The Beast
13 Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14 Gadis-Gadis Licik
15 Tragedi Di Toilet
16 Kesal Tapi Peduli
17 Datang Malam-Malam
18 Permintaan Alora
19 Ciuman Panas
20 Tersebar
21 Tertabrak Es Kutub
22 Anak Baru?
23 Tampan Tapi Bikin Gaduh
24 Kejadian Tidak Terduga
25 Dibuat Ternganga
26 Cowok Physical Touch
27 Ditolak Terang-Terangan
28 Sama-sama Menikmati
29 Tertahan
30 Datang Tiba-Tiba
31 Masih Berusaha
32 Alora Cegil
33 Bertemu Di Toko Buku
34 Malu-Malu Mau
35 Anak Baru
36 Ngajak Bolos?
37 Hampir Kelewatan
38 Siapa Yang Datang?
39 Terngiang-Ngiang
40 Mencari Yang Tidak Ada
41 Tiba-Tiba Datang
42 Tidur Bareng?
43 Karina Si Polos
44 Satu Fakta Terungkap
45 Sean Gila
46 Tiba-Tiba Datang Part 2
47 Hukuman Untuk Alora
48 Pembalasan
49 Siapa Gadis Itu?
50 Percintaan Yang Rumit
51 Rindu Yang Tidak Ada
52 Mengancam Untuk Melindungi
53 Bolpoin Pemikat
54 Sean Pemenangnya
55 Ditolong Lagi
56 Penyusup
57 Baru Bertemu Sudah Berantem
58 Cemburu?
59 Penolong Lagi?
60 Cemburu Part 2
61 Menahan Cemburu
62 Pembuktian Macam Apa?
63 Mimpi Basah?
64 Pikiran Aneh Karina
65 Menikah?
66 Alora Cemburu?
67 Salah Paham
68 Pergi Ke Tempat Malam
69 Siapa Yang Datang?
70 Alora Diculik
71 Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72 Debat Tengah Malam
73 Berkunjung Ke Rumah Sakit
74 Sean Penyelamat Alora
75 Pacaran Di Atap Sekolah
76 Jungkir Balik Kehidupan Alora
77 Nafkah Untuk Alora
78 Alora Melting
79 Levian Suka Siapa?
80 Pacaran Di Perpustakaan
81 Pacaran Di Perpustakaan part2
82 Mulai Sadar
83 Mulai Serius
84 Rindu Belum Berujung
85 Menagih Janji
86 Tidak Sabaran
87 Penjelasan
88 Salah Ambil
89 Dilamar?
90 Sebelum Pergi (END)
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Harumnya Si Buruk Rupa
2
Terjebak Tantangan
3
Salah Masuk?
4
Baru Kenal Langsung Nembak
5
Syarat Tidak Masuk Akal
6
Pesan Misterius
7
Mengembalikan Ciuman Itu
8
Pemilik Tubuh Itu
9
Hampir Saja Ketahuan
10
Mulai Penasaran
11
Tawaran Menguntungkan
12
Kiss From The Beast
13
Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14
Gadis-Gadis Licik
15
Tragedi Di Toilet
16
Kesal Tapi Peduli
17
Datang Malam-Malam
18
Permintaan Alora
19
Ciuman Panas
20
Tersebar
21
Tertabrak Es Kutub
22
Anak Baru?
23
Tampan Tapi Bikin Gaduh
24
Kejadian Tidak Terduga
25
Dibuat Ternganga
26
Cowok Physical Touch
27
Ditolak Terang-Terangan
28
Sama-sama Menikmati
29
Tertahan
30
Datang Tiba-Tiba
31
Masih Berusaha
32
Alora Cegil
33
Bertemu Di Toko Buku
34
Malu-Malu Mau
35
Anak Baru
36
Ngajak Bolos?
37
Hampir Kelewatan
38
Siapa Yang Datang?
39
Terngiang-Ngiang
40
Mencari Yang Tidak Ada
41
Tiba-Tiba Datang
42
Tidur Bareng?
43
Karina Si Polos
44
Satu Fakta Terungkap
45
Sean Gila
46
Tiba-Tiba Datang Part 2
47
Hukuman Untuk Alora
48
Pembalasan
49
Siapa Gadis Itu?
50
Percintaan Yang Rumit
51
Rindu Yang Tidak Ada
52
Mengancam Untuk Melindungi
53
Bolpoin Pemikat
54
Sean Pemenangnya
55
Ditolong Lagi
56
Penyusup
57
Baru Bertemu Sudah Berantem
58
Cemburu?
59
Penolong Lagi?
60
Cemburu Part 2
61
Menahan Cemburu
62
Pembuktian Macam Apa?
63
Mimpi Basah?
64
Pikiran Aneh Karina
65
Menikah?
66
Alora Cemburu?
67
Salah Paham
68
Pergi Ke Tempat Malam
69
Siapa Yang Datang?
70
Alora Diculik
71
Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72
Debat Tengah Malam
73
Berkunjung Ke Rumah Sakit
74
Sean Penyelamat Alora
75
Pacaran Di Atap Sekolah
76
Jungkir Balik Kehidupan Alora
77
Nafkah Untuk Alora
78
Alora Melting
79
Levian Suka Siapa?
80
Pacaran Di Perpustakaan
81
Pacaran Di Perpustakaan part2
82
Mulai Sadar
83
Mulai Serius
84
Rindu Belum Berujung
85
Menagih Janji
86
Tidak Sabaran
87
Penjelasan
88
Salah Ambil
89
Dilamar?
90
Sebelum Pergi (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!