Terjebak Tantangan

Selesai upacara, Alora dan kedua temannya sedang berbincang di sudut koridor toilet. Meski ia tidak secentil Jesi dan juga Aboy, tetap saja yang namanya perempuan tidak jauh-jauh dari yang namanya make up.

Seperti yang dilakukan oleh ketiga gadis remaja ini, setelah upacara selesai, untuk menyempurnakan kembali penampilannya mereka akan langsung menuju ke tempat sepi untuk membenarkan make up yang sudah luntur karena teriknya pagi tadi saat upacara.

Biasanya ketiganya akan cuek saja untuk membenarkan make up di dalam kelas. Tetapi jika hari senin harus lebih waspada karena banyak anak OSIS yang akan ditugaskan.

"Eh parfum lo baru? wangi juga Jes." Karina mengendus ke arah seragam Jesi.

"Cobain deh biar cowok-cowok pada nempel," jawab Jesi menyerahkan botol parfum baru miliknya.

"Lo nggak Ra?" tanya Jesi melihat Alora yang hanya diam dengan mengamati kedua temannya.

"Ara," ulang Jesi karena tidak mendapat jawaban Alora.

"Apa si?" kesalnya.

"Dari kemarin gue perhatiin lo banyak ngelamun anjir," komentar Jesi diangguki setuju Karina.

"Guys," lirih Alora pada akhirnya.

"Kan bener, pasti ada yang lo sembunyiin, buru cerita mumpung masih ada waktu," titah Karina.

"Kemarin gue nggak sengaja denger ibu-ibu komplek ngomongin kak Luna," ujarnya terjeda.

"Ya terus? nggak salah kan secara kaka lo kan cantik, 11 12 lah sama gue." Jesi tersenyum tipis membanggakan dirinya.

Memang di antara mereka Jesi terlihat lebih menarik, bukan tanpa sebab barang-barang yang melekat di tubuh gadis itu merupakan barang mahal semua. Selain dari keluarga orang kaya, Jesi juga paling sering gonta-ganti pacar. Bisa dikatakan Jesi ialah ratu diantara mereka, otaknya juga cukup mesum.

Sementara Karina terlihat manis dengan sikap sedikit pendiam seperti orang bener, meski terkadang suka sedikit loading, tetapi ia juga paling pintar di antara mereka. Dan otak mesumnya tidak jauh berbeda dengan Jesi.

Alora? gadis itu sebenarnya sangat cantik, hanya saja ia tidak sepopuler Jesi temannya karena memang penampilan Alora lebih apa adanya, normal saja seperti anak SMA biasanya. Riasan pada wajahnya juga tidak setebal Jesi yang tidak bisa keluar tanpa menggunakan softlens pada matanya.

"Ke PDan lo Jes." Karina menggelengkan kepalanya mendengar pujian Jesi untuk dirinya sendiri.

"Udah si? gue mau curhat ini." Alora menghela napas panjang saat kedua temannya sudah menatapnya serius.

"Kalian percaya nggak kalau kak Luna kerja nggak bener?" tanya Alora sukses membuat kedua temannya terperangah.

"Maksud lo nggak bener?" Jesi sengaja memancing agar Alora langsung ke intinya saja.

"Jadi, kemarin gue denger ibu-ibu komplek lagi ngomongin kak Luna, katanya anaknya yang kebetulan sekampus sama kak Luna liat kak Luna lagi duduk sama om-om di lobi hotel, gue jadi kepikiran anjir," jelas Alora diangguki oleh Jesi.

"Gue si sempet curiga juga Ra, secara ya kak Luna sekarang cantik banget anjir, mana barang yang dipake kaka lo branded semua," jelas Jesi tanpa berniat menutup-nutupi kecurigaannya selama ini.

"Yah si bege lo kok gitu?" kesal Karina.

"Ya gimana, gue nggak polos kek lo pada ya?" ujar Jesi.

"Ya lo tenang aja si Ra, siapa tahu feeling gue salah kan? dan tuh ibu-ibu komplek lo cuma iri aja karena anaknya nggak bisa secantik kakak lo." Jesi berusaha menenangkan Alora.

Setelah Jesi mengatakan kecurigaannya selama ini, wajah Alora jadi terlihat berbeda.

"Ara!" panggilnya.

"Gue denger anjir," kesalnya.

"Ya udah ayo masuk kelas. Keburu ngomel nanti ibuk bengkak," ajak Jesi mengemasi alat make up miliknya.

Yang dimaksud ibu bengkak ialah guru yang memiliki tubuh cukup gempal, namanya bu Rosa. Jesi sering mendapat hukuman karena terlalu wow penampilannya untuk anak sekolahan.

"Oh, jadi kaka lo jadi pemuas om-om Ra?"

Seketiga Alora dan kedua temannya terkejut melihat adanya ke dua gadis cantik yang muncul secara tiba-tiba.

Elkavira dan Adista. Kedua gadis yang paling populer di sekolah. Selain Jesi mereka juga primadona Sekolah.

"Heh, ngapain ondel-ondel pada di sini?" semprot Jesi melihat keberadaan kedua rivalnya.

Meski Jesi termasuk deretan gadis populer di sekolah. Namun bukan berati ia akrab, justru jika ketiganya bertemu pasti akan ada perselisihan.

"Emm apa ya? dibilang nguping tadinya nggak mau nguping si? tapi berhubung ada gosip menarik. Bukan gosip juga kali ya? bisa juga fakta kan? jadi kita nggak sengaja denger deh," ujar Elkavira dengan senyum liciknya.

"Gue mohon kalau kalian denger, jangan kasih tahu siapa-siapa ya?" pinta Alora berhasil membuat Jesi melongo.

"Ra, apaan si mohon-mohon gitu?"

Jesi tidak terima jika Alora sampai memohon dengan kedua gadis di depannya.

"Tenang Ra, kita nggak bakal ngomong siapa-siapa kok, soalnya udah gue rekam, so...yang ngomong bukan kita. Tapi benda canggih ini," ujar Adista dengan tawanya.

"Ish, dasar licik lo pada, mana HP lo?" Jesi mencoba merebut ponsel milik Adista yang digunakan untuk merekam percakapan mereka tadi.

"Apa si badut jalanan, jangan norak deh." Adista berusaha menyembunyikan ponsel miliknya.

"Lo yang norak, apa-apa rekam, pengen viral lo?" Jesi mulai tersulut emosi.

Pada dasarnya, gadis itu memang tidak akan pernah bisa akur dengan mereka.

"Yang viral bukan gue lagi, tapi kakanya Alora. Siapa tahu Alora ikut kecipratan viral juga kan?" ejek Elkavira tersenyum meremehkan.

"Bangsat lo berdua." Jesi berniat menarik rambut Elkavira. Namun niatnya segera terurungkan mendengar teriakan Alora.

"Stop!" teriaknya.

"Jes, lo nggak perlu cari masalah sama mereka. Gue nggak mau lo dihukum gara-gara gue," ujarnya.

Jesi memutar bola matanya jengah, kalau sudah seperti ini mode baiknya Alora pasti yang muncul.

"Dan gue minta sama kalian, tolong hapus itu. Gue bakal lakuin apa aja asal kalian mau hapus," ujar Alora sontak membuat Elkavira dan Adista tertawa.

Sementara Jesi melongo mendengar ucapan Alora yang terkesan ceroboh dan juga bodoh pastinya.

"Ara, jangan bego deh," peringat Jesi.

Namun melihat Alora yang terdiam akhirnya Jesi menyerah, ia juga kesal karena Alora mendadak pasrah saja.

"Terserah lo deh Ra, gue ke kelas," finalnya.

Karina bingung harus tetap berada di sana apa menghampiri Jesi yang sedang kesal.

"Lo susul gih," titah Alora diangguki Karina.

"Duluan Ra," pamitnya.

Setelah tinggal bertiga saja. Alora kembali menghela napas dengan begitu dalam. Ia tidak mau nama kakaknya jelek dan membuat ayahnya kepikiran atau bisa saja jatuh sakit, selama ini kakanya yang banyak membantunya untuk bisa bersekolah dan bertahan hidup sampai detik ini.

Tidak ada salahnya kan kalau Alora kini berusaha mengambil tindakan agar nama kakanya tetap baik.

Apapun akan dia lakukan selama nama baik kakanya tetap aman. Meski ia tidak menampik jika ia sendiri merasa marah setelah mendengar hal itu. Tetapi jika sampai orang lain tahu itu kesalahannya yang tidak hati-hati menceritakan kepada kedua temannya tadi. Alora akan sangat merasa bersalah.

"Gimana Ra? gue boleh kan bagi-bagi cerita sama yang lain?" ujar Elkavira menyeringai.

"Jangan, gue bakal lakuin apa aja asal kalian hapus rekaman itu," jawab Alora.

"Takut benget lo?" ejek Elkavira dengan seringainya.

"Oke, gue bakal hapus rekaman yang tadi," ujar Adista.

Alora menghela napas lega, sebelum akhirnya kembali dipermainkan oleh dua siswi populer itu.

"Tapi dengan syarat," lanjut Elkavira.

Alora mulai gelisah jika sudah menyangkut persyaratan, keduanya terkenal licik, tidak mungkin syarat yang mereka berikan akan memudahkan Alora.

"Tapi janji kan setelah itu kalian bakal hapus rekamannya?" selidik Alora diangguki keduanya.

"Lo tenang aja, kita nggak akan ingkar," ujar Adista.

"So, apa syaratnya?" tanya Alora sedikit waas-was.

"Gampang banget, lo harus pacaran sama Sean dan wajib banget kirim foto lo sama dia kalau kalian udah jadian," ujar Elkavira sukses membuat Alora melongo.

"Sean? cowok misterius itu?" tanya Alora diangguki keduanya.

"Iya, gampang kan? gue juga bakal kasih gift gede ke lo kalau lo berhasil pacaran sama Sean, gue kasih lo 10 juta deh, lumayan kan sementara waktu kakak lo nggak harus jual tub-"

"Gue setuju," potong Alora sebelum Elkavira melanjutkan ucapannya.

Ia tidak akan rela jika siapapun mengatakan yang tidak-tidak tentang kakanya, sekali pun itu merupakan sebuah kebenaran.

"Bagus, nanti gue share lock ke lo alamat Sean, lo pasti malu kan deketin dia di sekolah? kita permudah," ujar Elkavira, setelahnya gadis itu pergi bersama dengan Adista.

"Bye Alora, jangan lupa share fotonya ke kita." Adista mengedipkan sebelah matanya sebelum kepergiannya.

Alora memejamkan matanya setelah keduanya pergi. Ia sedikit merutuki dirinya yang mudah saja menyanggupi syarat dari Elkavira dan Adista. Tetapi memang pilihannya sangat berat, jika ia tidak menyanggupi tentu saja mereka akan menyebarkan rekaman tentang kakanya.

"Pacaran sama cowok misterius itu?" Alora bergidik ngeri mengingat kejadian tadi pagi.

Hanya berpapasan saja sudah membuatnya takut apa lagi sampai pacaran.

"Tapi gue dapat 10 juta juga kan? lumayan lah gue tabung buat kuliah nanti," ujarnya. Jika bisa, Ia tidak ingin membuat kakaknya terbebani lagi karenanya, dan sampai membuat Aluna kerja tidak benar untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Terpopuler

Comments

Vietha_27

Vietha_27

paling nanti kalau tau Sean ganteng pada melongo semua tuh dua racun😌😌

2025-01-02

2

ArianiDesy

ArianiDesy

Harus nya kamu tanya kakak kamu Alora, daripada harus meladeni pembully...

2025-01-10

1

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Gak papa lah, coba aja siapa tau ntar kamu berubah pikiran pas liat Sean ganteng 😁😁🤭🤭

2025-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Harumnya Si Buruk Rupa
2 Terjebak Tantangan
3 Salah Masuk?
4 Baru Kenal Langsung Nembak
5 Syarat Tidak Masuk Akal
6 Pesan Misterius
7 Mengembalikan Ciuman Itu
8 Pemilik Tubuh Itu
9 Hampir Saja Ketahuan
10 Mulai Penasaran
11 Tawaran Menguntungkan
12 Kiss From The Beast
13 Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14 Gadis-Gadis Licik
15 Tragedi Di Toilet
16 Kesal Tapi Peduli
17 Datang Malam-Malam
18 Permintaan Alora
19 Ciuman Panas
20 Tersebar
21 Tertabrak Es Kutub
22 Anak Baru?
23 Tampan Tapi Bikin Gaduh
24 Kejadian Tidak Terduga
25 Dibuat Ternganga
26 Cowok Physical Touch
27 Ditolak Terang-Terangan
28 Sama-sama Menikmati
29 Tertahan
30 Datang Tiba-Tiba
31 Masih Berusaha
32 Alora Cegil
33 Bertemu Di Toko Buku
34 Malu-Malu Mau
35 Anak Baru
36 Ngajak Bolos?
37 Hampir Kelewatan
38 Siapa Yang Datang?
39 Terngiang-Ngiang
40 Mencari Yang Tidak Ada
41 Tiba-Tiba Datang
42 Tidur Bareng?
43 Karina Si Polos
44 Satu Fakta Terungkap
45 Sean Gila
46 Tiba-Tiba Datang Part 2
47 Hukuman Untuk Alora
48 Pembalasan
49 Siapa Gadis Itu?
50 Percintaan Yang Rumit
51 Rindu Yang Tidak Ada
52 Mengancam Untuk Melindungi
53 Bolpoin Pemikat
54 Sean Pemenangnya
55 Ditolong Lagi
56 Penyusup
57 Baru Bertemu Sudah Berantem
58 Cemburu?
59 Penolong Lagi?
60 Cemburu Part 2
61 Menahan Cemburu
62 Pembuktian Macam Apa?
63 Mimpi Basah?
64 Pikiran Aneh Karina
65 Menikah?
66 Alora Cemburu?
67 Salah Paham
68 Pergi Ke Tempat Malam
69 Siapa Yang Datang?
70 Alora Diculik
71 Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72 Debat Tengah Malam
73 Berkunjung Ke Rumah Sakit
74 Sean Penyelamat Alora
75 Pacaran Di Atap Sekolah
76 Jungkir Balik Kehidupan Alora
77 Nafkah Untuk Alora
78 Alora Melting
79 Levian Suka Siapa?
80 Pacaran Di Perpustakaan
81 Pacaran Di Perpustakaan part2
82 Mulai Sadar
83 Mulai Serius
84 Rindu Belum Berujung
85 Menagih Janji
86 Tidak Sabaran
87 Penjelasan
88 Salah Ambil
89 Dilamar?
90 Sebelum Pergi (END)
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Harumnya Si Buruk Rupa
2
Terjebak Tantangan
3
Salah Masuk?
4
Baru Kenal Langsung Nembak
5
Syarat Tidak Masuk Akal
6
Pesan Misterius
7
Mengembalikan Ciuman Itu
8
Pemilik Tubuh Itu
9
Hampir Saja Ketahuan
10
Mulai Penasaran
11
Tawaran Menguntungkan
12
Kiss From The Beast
13
Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14
Gadis-Gadis Licik
15
Tragedi Di Toilet
16
Kesal Tapi Peduli
17
Datang Malam-Malam
18
Permintaan Alora
19
Ciuman Panas
20
Tersebar
21
Tertabrak Es Kutub
22
Anak Baru?
23
Tampan Tapi Bikin Gaduh
24
Kejadian Tidak Terduga
25
Dibuat Ternganga
26
Cowok Physical Touch
27
Ditolak Terang-Terangan
28
Sama-sama Menikmati
29
Tertahan
30
Datang Tiba-Tiba
31
Masih Berusaha
32
Alora Cegil
33
Bertemu Di Toko Buku
34
Malu-Malu Mau
35
Anak Baru
36
Ngajak Bolos?
37
Hampir Kelewatan
38
Siapa Yang Datang?
39
Terngiang-Ngiang
40
Mencari Yang Tidak Ada
41
Tiba-Tiba Datang
42
Tidur Bareng?
43
Karina Si Polos
44
Satu Fakta Terungkap
45
Sean Gila
46
Tiba-Tiba Datang Part 2
47
Hukuman Untuk Alora
48
Pembalasan
49
Siapa Gadis Itu?
50
Percintaan Yang Rumit
51
Rindu Yang Tidak Ada
52
Mengancam Untuk Melindungi
53
Bolpoin Pemikat
54
Sean Pemenangnya
55
Ditolong Lagi
56
Penyusup
57
Baru Bertemu Sudah Berantem
58
Cemburu?
59
Penolong Lagi?
60
Cemburu Part 2
61
Menahan Cemburu
62
Pembuktian Macam Apa?
63
Mimpi Basah?
64
Pikiran Aneh Karina
65
Menikah?
66
Alora Cemburu?
67
Salah Paham
68
Pergi Ke Tempat Malam
69
Siapa Yang Datang?
70
Alora Diculik
71
Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72
Debat Tengah Malam
73
Berkunjung Ke Rumah Sakit
74
Sean Penyelamat Alora
75
Pacaran Di Atap Sekolah
76
Jungkir Balik Kehidupan Alora
77
Nafkah Untuk Alora
78
Alora Melting
79
Levian Suka Siapa?
80
Pacaran Di Perpustakaan
81
Pacaran Di Perpustakaan part2
82
Mulai Sadar
83
Mulai Serius
84
Rindu Belum Berujung
85
Menagih Janji
86
Tidak Sabaran
87
Penjelasan
88
Salah Ambil
89
Dilamar?
90
Sebelum Pergi (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!