Datang Malam-Malam

Sekitar pukul 7 malam, Alora dan teman-temannya sedang berada di salah satu tempat makan yang berada di mall, tadi mereka sudah menonton bioskop, sesuai janjinya, Jesi yang mentraktir dengan syarat mereka menonton film bergenre horor, tentu aja Karina langsung menolak mentah, tetapi gadis itu tidak menang dalam perdebatan dengan Jesi. Katanya sih tadi itung-itung menghibur Jesi yang baru saja putus dengan James.

"Ayang Aboy, lo tadi nggak liat gimana kak Zico ngejar Jesi kan?" ujar Karina menyeruput minuman di depannya.

"Bentar-bentar. Ceritain pelan-pelan, gue ketinggalan moment penting nih kayaknya," balas haikal antusias.

Karina langsung menceritakan bagaimana tadi Zico mencoba mendekati Jesi. Bahkan Karina dengan terang-terangan menyebut Jesi bodoh karen menolak ajakan Zico begitu saja. Alih-alih pulang bersama Zico malah berakhir dengan mereka di mall sekarang.

Namun Jesi malas menanggapi, ia juga tidak ingin berurusan dengan Cantika, siswi yang katanya pacar Zico, menurut Jesi, Cantika jelas bukan lawannya. Gadis itu tidak sepopuler dirinya.

"Ara lagi, malah ngumpet di mobil, bego banget sumpah nggak liat kak Zico sama temen-temennya dari deket," cerocos Karina membuat Alora memutar bola matanya.

Alora hampir sama seperti Jesi, malas menanggapi atau membahas tentang siswa-siswa populer di sekolahnya.

Jarinya lincah menekan tombol power pada benda pipih yang baru saja ia ambil dari tas. Sengaja memang Alora matikan tadi. "Enak aja bego, mereka bukan tipe gue makanya gue malas, tipe gue kan yang kaya-"

Drrttt

Drrttt

Drrrtt

Belum sempat selesai berucap, ponsel Alora yang baru saja menyalakan ponselnya lagi mendapat pesan dari Sean. Ada sekitar 3 pesan yang Sean kirimkan padanya.

'Yang kaya gini Na maksud gue'

Tentu saja Alora mengatakannya di dalam hati. Ia membuka pesan yang Sean kirimkan, seketika matanya langsung melotot melihat bukti transfer uang senilai 10 juta.

"Hah? perasaan yang kemarin udah dikirim deh," ujar Alora bingung juga terkejut.

"Apanya yang dikirim ay?" tanya Haikal menatap tingkah Alora.

Alora membalas dengan gelengan kepala. Setelahnya ia pamit sebentar untuk menghubungi Sean, Alora harus memastikan bukti transferan tersebut.

"Nggak diangkat lagi," ujarnya sedikit gelisah.

Tidak ingin menyerah, Alora kembali menghubungi Sean, namun tetap saja panggilan itu tidak mendapat jawaban. Jemari lentiknya kini mengetik pesan untuk cowok itu. Ia menanyakan perihal uang yang dikirim Sean ke rekeningnya.

"Alora!" teriak Karina membuat Alora menoleh. Gadis itu kembali ke meja dimana teman-temannya sedang menunggu.

"Ada masalah?" tanya Haikal hanya dibalas anggukan kepala oleh Alora.

"Terus gimana? Ini mau pulang atau-"

"Gue balik dulu deh.. Sorry banget sebelumnya, tapi ini genting, ini ya guys." Alora menyerahkan lembaran uang berwarna merah. Sekitar 3 ratus ribu rupiah.

"Kembalian buat gue ya Ra?" teriak Karina mendapat anggukan kepala Alora.

"Sorry nih sekali lagi," ujarnya merasa tidak enak hati.

Terlebih Jesi sedari tadi hanya diam tanpa menyahut perkataannya sedikit pun.

"Jes, gue balik dulu ya. Sorry."

"Hati-hati lo," balas Jesi tanpa melirik ke arah Alora.

Meski begitu Alora tersenyum senang. Jesi memang kalau lagi ngambek susah untuk dibujuk. Alora harus segera menyelesaikan tantangannya dari kedua rival Jesi agar gadi itu tidak ngambek lagi.

"Btw, gue seneng lo putus sama James, di brengsek."

Setelah mengatakan itu Alora benar-benar pergi menyisakan Karina dan Haikal yang terperangah mendengar ucapan Alora baru saja.

Dan Jesi? Gadis itu terlihat biasa saja, tidak ada raut kekesalan apa lagi marah setelah mendengar apa yang dikatakan Alora.

Alora menaiki taksi untuk menuju ke rumah Sean, sekarang sudah pukul setengah 8 lebih, satu kata untuk gadis itu nekat.

Jika ingin menanyakan itu harusnya Alora tidak perlu repot-repot sampai ke rumah Sean malam ini. Masih ada hari esok untuk ia bertanya. Tetapi Alora tidak mau Sean menganggapnya gadis yang matre, meskipun kenyataannya memang begitu, tetapi Alora tidak mau mendapatkan uang tanpa suatu kesepakatan.

Alora akan menerima uang yang Sean tawarkan jika mereka bekerja sama atau memiliki kesepakatan entah dalam hal apapun itu.

Tidak terasa taksi yang ia tumpangi sampai di depan gerbang tinggi dan hitam. Alora menghela napas menyadari untuk kesekian kalinya ia kembali datang ke rumah itu. Rumah megah yang ternyata milik orang tua si buruk rupa.

Buruk rupa? Bukankah wajah asli Sean jauh dari julukannya selama ini.

"Non Alora?" tampak satpam yang bertugas sedikit terkejut melihat kedatangan Alora di malam seperti ini. Apa lagi gadis itu masih mengenakan seragam sekolahnya hang hanya ditutupi cardigan berwarna hitam.

Alora meringis, ia sebenarnya tidak enak sekali datang malam-malam seperti ini, entah kenapa otaknya pun mendadak tidak bisa diajak bekerja sama. Alora dengan bodohnya langsung menuju ke rumah Sean setelah menghubungi cowok itu dan tidak ada jawaban, seakan tidak ada hari esok saja.

"Maaf ya pak, ganggu malam-malam," ujar Alora sebelum menuju ke arah pintu.

Alora mulai menekan bel rumah Sean yang cukup membuatnya kesusahan. Menurutnya bel di rumah itu terlalu tinggi, atau memang ia yang bertubuh pendek.

Setelah dua kali menekan bel tersebut. Pintu terbuka dan menampilkan sosok yang membuat Alora menegang seketika. Alora terdiam di tempatnya dengan perasaan gugup setengah mati.

Bukan Nila yang membukakan pintu, tetapi seseorang yang cukup Alora ketahui keberadaannya meski ia tidak begitu peduli tentangnya.

Terpopuler

Comments

mamafahnan

mamafahnan

siapa itu yg bukain pintu..jangan2 temannya Sean lagi...apakah Zico..

2025-01-14

1

Vietha_27

Vietha_27

siapa yang buka ya?
Kemal, Zico atau siapa?🤣🤣🤣

2025-01-14

1

༄ 👑💗 яυκмαиα ρтħš αям༄ 👑💗

༄ 👑💗 яυκмαиα ρтħš αям༄ 👑💗

bukan Sean sih, klo Sean paling udah di tubruk sama Alora tuh 🤣

2025-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Harumnya Si Buruk Rupa
2 Terjebak Tantangan
3 Salah Masuk?
4 Baru Kenal Langsung Nembak
5 Syarat Tidak Masuk Akal
6 Pesan Misterius
7 Mengembalikan Ciuman Itu
8 Pemilik Tubuh Itu
9 Hampir Saja Ketahuan
10 Mulai Penasaran
11 Tawaran Menguntungkan
12 Kiss From The Beast
13 Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14 Gadis-Gadis Licik
15 Tragedi Di Toilet
16 Kesal Tapi Peduli
17 Datang Malam-Malam
18 Permintaan Alora
19 Ciuman Panas
20 Tersebar
21 Tertabrak Es Kutub
22 Anak Baru?
23 Tampan Tapi Bikin Gaduh
24 Kejadian Tidak Terduga
25 Dibuat Ternganga
26 Cowok Physical Touch
27 Ditolak Terang-Terangan
28 Sama-sama Menikmati
29 Tertahan
30 Datang Tiba-Tiba
31 Masih Berusaha
32 Alora Cegil
33 Bertemu Di Toko Buku
34 Malu-Malu Mau
35 Anak Baru
36 Ngajak Bolos?
37 Hampir Kelewatan
38 Siapa Yang Datang?
39 Terngiang-Ngiang
40 Mencari Yang Tidak Ada
41 Tiba-Tiba Datang
42 Tidur Bareng?
43 Karina Si Polos
44 Satu Fakta Terungkap
45 Sean Gila
46 Tiba-Tiba Datang Part 2
47 Hukuman Untuk Alora
48 Pembalasan
49 Siapa Gadis Itu?
50 Percintaan Yang Rumit
51 Rindu Yang Tidak Ada
52 Mengancam Untuk Melindungi
53 Bolpoin Pemikat
54 Sean Pemenangnya
55 Ditolong Lagi
56 Penyusup
57 Baru Bertemu Sudah Berantem
58 Cemburu?
59 Penolong Lagi?
60 Cemburu Part 2
61 Menahan Cemburu
62 Pembuktian Macam Apa?
63 Mimpi Basah?
64 Pikiran Aneh Karina
65 Menikah?
66 Alora Cemburu?
67 Salah Paham
68 Pergi Ke Tempat Malam
69 Siapa Yang Datang?
70 Alora Diculik
71 Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72 Debat Tengah Malam
73 Berkunjung Ke Rumah Sakit
74 Sean Penyelamat Alora
75 Pacaran Di Atap Sekolah
76 Jungkir Balik Kehidupan Alora
77 Nafkah Untuk Alora
78 Alora Melting
79 Levian Suka Siapa?
80 Pacaran Di Perpustakaan
81 Pacaran Di Perpustakaan part2
82 Mulai Sadar
83 Mulai Serius
84 Rindu Belum Berujung
85 Menagih Janji
86 Tidak Sabaran
87 Penjelasan
88 Salah Ambil
89 Dilamar?
90 Sebelum Pergi (END)
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Harumnya Si Buruk Rupa
2
Terjebak Tantangan
3
Salah Masuk?
4
Baru Kenal Langsung Nembak
5
Syarat Tidak Masuk Akal
6
Pesan Misterius
7
Mengembalikan Ciuman Itu
8
Pemilik Tubuh Itu
9
Hampir Saja Ketahuan
10
Mulai Penasaran
11
Tawaran Menguntungkan
12
Kiss From The Beast
13
Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14
Gadis-Gadis Licik
15
Tragedi Di Toilet
16
Kesal Tapi Peduli
17
Datang Malam-Malam
18
Permintaan Alora
19
Ciuman Panas
20
Tersebar
21
Tertabrak Es Kutub
22
Anak Baru?
23
Tampan Tapi Bikin Gaduh
24
Kejadian Tidak Terduga
25
Dibuat Ternganga
26
Cowok Physical Touch
27
Ditolak Terang-Terangan
28
Sama-sama Menikmati
29
Tertahan
30
Datang Tiba-Tiba
31
Masih Berusaha
32
Alora Cegil
33
Bertemu Di Toko Buku
34
Malu-Malu Mau
35
Anak Baru
36
Ngajak Bolos?
37
Hampir Kelewatan
38
Siapa Yang Datang?
39
Terngiang-Ngiang
40
Mencari Yang Tidak Ada
41
Tiba-Tiba Datang
42
Tidur Bareng?
43
Karina Si Polos
44
Satu Fakta Terungkap
45
Sean Gila
46
Tiba-Tiba Datang Part 2
47
Hukuman Untuk Alora
48
Pembalasan
49
Siapa Gadis Itu?
50
Percintaan Yang Rumit
51
Rindu Yang Tidak Ada
52
Mengancam Untuk Melindungi
53
Bolpoin Pemikat
54
Sean Pemenangnya
55
Ditolong Lagi
56
Penyusup
57
Baru Bertemu Sudah Berantem
58
Cemburu?
59
Penolong Lagi?
60
Cemburu Part 2
61
Menahan Cemburu
62
Pembuktian Macam Apa?
63
Mimpi Basah?
64
Pikiran Aneh Karina
65
Menikah?
66
Alora Cemburu?
67
Salah Paham
68
Pergi Ke Tempat Malam
69
Siapa Yang Datang?
70
Alora Diculik
71
Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72
Debat Tengah Malam
73
Berkunjung Ke Rumah Sakit
74
Sean Penyelamat Alora
75
Pacaran Di Atap Sekolah
76
Jungkir Balik Kehidupan Alora
77
Nafkah Untuk Alora
78
Alora Melting
79
Levian Suka Siapa?
80
Pacaran Di Perpustakaan
81
Pacaran Di Perpustakaan part2
82
Mulai Sadar
83
Mulai Serius
84
Rindu Belum Berujung
85
Menagih Janji
86
Tidak Sabaran
87
Penjelasan
88
Salah Ambil
89
Dilamar?
90
Sebelum Pergi (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!