Salah Masuk?

Setelah pulang sekolah. Alora mulai mencari alamat yang sudah Elkavira dan Adista kirimkan. Tadi ketika pulang Jesi masih dalam keadaan marah dengannya, Alora sudah mencoba untuk memperbaiki, namun agaknya Jesi keras kepala.

Dan Alora berniat menuntaskan urusannya terlebih dahulu, sebelum akhirnya nanti berniat membujuk Jesi lagi agar tidak marah dengannya.

Di tengah perjalanan, Alora mengumpat kesal karena bensin di motornya ternyata habis. Namanya juga cewek, ia tidak akan sedetail cowok untuk urusan kendaraan, bahkan motor matic yang ia beri nama si pinky itu pernah menginap di bengkel karena Alora tidak rajin menyervisnya.

"Ini alasan gue pengen punya duit sendiri, pengen ganti motor juga anjir," dumelnya turun dari motor, ia mulai mendorong motor maticnya untuk mencari pom bensin terdekat.

Beruntung sekitar 15 menit ia mendorong motor miliknya. Alora menemukan yang dibutuhkan untuk motornya, membuatnya semakin semangat untuk kembali melajukan motor buntutnya itu.

"Berangkat," ujarnya melajukan kembali motornya setelah bensin terisi penuh.

Beruntung ia selalu membawa dompet kecil miliknya kemana-mana, jika tidak mungkin ia harus merelakan betis kakinya bengkak untuk mendorong motor sampai ke rumahnya. Dan menunda niatnya untuk mencari alamat rumah Sean.

Ngomong-ngomong tentang itu Alora jadi teringat jika ia sudah hampir sampai, pagar tinggi berwarna hitam kini terlihat di depannya. Ia mengambil ponsel untuk melihat alamat yang tadi dikirimkan oleh Elkavira.

"Bener ini kok," gumamnya.

"Tapi mana rumahnya? gue liat pohon-pohon gede doang anjir," umpatnya kesal.

Tidak lama datanglah seorang satpam yang mungkin saja sedang bertugas di rumah tersebut. Satpam itu menghampiri Alora dan menanyakan tujuan gadis itu.

"Ada yang bisa dibantu nona?" tanya beliau membuka sedikit pagar besar di depannya.

Sebelum menjawab, Alora sempat melirik ke arah depan, ia melihat bangunan megah yang berdiri kokoh di depan sana, cukup jauh memang jaraknya dengan tempatnya berdiri.

"Ehem."

Deheman dari satpam tersebut berhasil membuat Alora terkejut dan mengingat tujuannya datang.

"Maaf pak, bener ini rumahnya Sean?" tanyanya tidak yakin.

"Iya benar, silahkan masuk saja," ujar satpam tersebut berhasil membuat Alora bengong.

Namun segera mungkin ia membawa motor miliknya masuk ke halaman rumah yang dipenuhi pohon rimbun juga rumput luas.

"Serius ini rumahnya? dosa nggak sih kalau gue nggak percaya?" ujarnya melewati halaman rumah yang sangat luas.

Alora bingung mencari pintu rumah tersebut, karena rumah dengan cat putih itu memang tidak terlihat seperti rumah, tetapi bangunan megah yang sering Alora jumpai di tempat-tempat wisata.

"Ini rumah apa gedung DPR si?" gumamnya lagi masih dengan keterkejutannya.

Setelah cukup lama kebingungan mencari pintu rumah tersebut, akhirnya Alora berhasil menemukannya, itu pintu yang tadi sudah ia lewati.

Setelah menghela napas cukup panjang, Alora memencet bel yang terdapat pada pintu besar dan berukir itu. Jika dilihat-lihat tidak terlihat seperti pintu, namun sudahlah tujuan Alora ke situ bukan untuk mengamati pintu di depannya. Tetapi untuk bertemu dengan Sean.

Ngomong-ngomong tentang itu, hati Alora mendadak berdebar, ia gugup akan bertemu dengan cowok yang paling misterius di sekolah, bahkan cowok dengan kulit aneh karena penyakitnya.

Detik berikutnya Alora sudah mengambil antiseptik yang sengaja ia beli tadi ketika berada di minimarket sebelah pom bensin. Tidak hanya membeli minuman untuk motornya, tujuannya jelas agar ia tidak tertular dengan penyakit Sean.

Cukup lama Alora menunggu sampai akhirnya pintu terbuka. Sosok wanita cantik dan tinggi yang muncul di depan Alora. Gadis itu tersenyum dengan paksa. Sejujurnya ia sedikit terkejut dan masih gugup melihat wanita di depannya.

"Maaf, ini benar rumahnya Sean?" tanya Alora sebelum wanita tersebut berucap.

Wanita itu mengangguk, pertanda membenarkan. "Iya, temen aden ya?" tanyanya membuat Alora terbengong sebentar, sebelum akhirnya mengangguk dengan kikuk.

Teman? yang benar saja. Bahkan Alora hanya tahu isu-isu yang beredar saja. Ia sendiri tidak cukup populer seperti Sean, bedanya kepopuleran Sean karena penampilannya yang begitu misterius. Sementara Alora siswi SMA pada umumnya. Alora sangat cantik tapi ia tidak sepopuler itu.

"Silahkan masuk," wanita tersebut mempersilahkan Alora untuk masuk ke dalam.

"Sebentar saya panggilkan aden dulu, nona bisa duduk dulu untuk menunggu," lanjutnya lagi dan Alora hanya mengangguk untuk menjawabnya.

"Wanita secantik itu bekerja di sini?" batinnya.

Cukup lama Alora menunggu, bahkan wanita yang tadi berkata ingin memanggil Sean pun tidak kunjung kembali. Alora mulai gelisah, ia khawatir jika rumah yang kini ia kunjungi bukanlah rumah orang yang dicarinya.

"Gue semakin nggak yakin kalau ini bener rumahnya," batinnya ragu.

Kaki mungilnya mulai berjinjit berniat untuk pergi, entah bermaksud apa Alora sampai sedikit mengangkat bagian belakang pada kakinya, jelas saja langkah ia tidak akan terdengar sekalipun ia berlari kencang atau loncat-loncat, lantai yang ia pijak itu lantai marmer terbaik di negaranya. Alora hanya akan terlihat bodoh jika melakukan hal demikian.

"Fix, gue salah rumah, anjir emang mereka berdua," umpatnya untuk kedua gadis populer di sekolahnya.

Alora melangkah semakin memantabkan niatnya untuk pergi saja. Sia-sia ia sudah membuang waktunya dan menunggu sesuatu yang tidak pasti.

"Nyari gue?"

Suara itu terdengar dan langsung membuat Alora menghentikan langkahnya. Gadis itu masih tetap pada posisinya tanpa berbalik badan atau menoleh. Ada perasaan gugup ketika suara tadi masuk di indera pendengarnya.

Suara yang belum pernah Alora dengar selama ini, meski terbilang sudah satu tahun sejak kepindahan Sean ke sekolahnya, tetapi baik Alora atau pun teman-teman di sekolahnya belum ada yang mendengar suara Sean sejak kedatangan cowok itu. Sangat jarang cowok misterius itu bersuara.

Ini pertama kalinya Alora mendengarnya, tetapi tunggu! suara itu terdengar sangat merdu dan mampu menggetarkan jiwa Alora. Lihatlah gadis itu kini sampai merasa sedikit terbuai hanya karena sebuah suara.

"Mampus, gue beneran salah alamat kalau gini, kenapa bukan anaknya ayah ojak aja si yang ke sini?" ujarnya dalam hati.

Alora terus merutuki dirinya yang sudah salah rumah untuk mencari Sean, meski belum menoleh dengan siapa kini ia berbicara, namun Alora sudah sangat yakin jika itu bukan suara dari seorang Sean. Suara yang baru didengar olehnya sangatlah seksi, khas suara laki-laki dengan kepribadian yang sangat menarik, berbanding terbalik dengan Sean dan segala isu tentangnya.

"So-sorry gue salah orang," ujarnya langsung lari untuk keluar.

Niatnya jelas agar ia tidak perlu bertatap muka dengan orang tersebut, dan akan membuatnya semakin malu. Namun agaknya nasib baik sedang tidak berpihak kepadanya, setengah mati Alora menahan kesal dan malu karena tidak kunjung menemukan pintu keluar. Seingat Alora itu jalan yang sudah ia lewati sebelum berada di ruang tamu, ia sangat yakin jika tadi hanya melewati sebuah lorong cukup luas sebelum masuk ke ruang tamu dengan sofa di dekatnya. Namun kenapa tiba-tiba pintunya tidak ia temukan.

"Sial, ini kenapa jadi kaya labirin gini sih?" gerutunya dalam hati.

"Nyari apa?"

Terpopuler

Comments

ArianiDesy

ArianiDesy

"Nyari pintu"... barusan di sini kok udah nggak ada pasti pindah ya!!!!...
klu lagi panik,pintu depan mata pun nggak kelihatan 🤭🤭🤭🤭🤭

2025-01-10

1

Vietha_27

Vietha_27

Alora : "nyari pintu.
ada dimana sihh.
kq pindah gini"🤣🤣🤣

Sean : " -_-"

2025-01-03

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Nyari pintu lah Sean...., pakek nanya ge 😂😂😂😂

2025-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Harumnya Si Buruk Rupa
2 Terjebak Tantangan
3 Salah Masuk?
4 Baru Kenal Langsung Nembak
5 Syarat Tidak Masuk Akal
6 Pesan Misterius
7 Mengembalikan Ciuman Itu
8 Pemilik Tubuh Itu
9 Hampir Saja Ketahuan
10 Mulai Penasaran
11 Tawaran Menguntungkan
12 Kiss From The Beast
13 Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14 Gadis-Gadis Licik
15 Tragedi Di Toilet
16 Kesal Tapi Peduli
17 Datang Malam-Malam
18 Permintaan Alora
19 Ciuman Panas
20 Tersebar
21 Tertabrak Es Kutub
22 Anak Baru?
23 Tampan Tapi Bikin Gaduh
24 Kejadian Tidak Terduga
25 Dibuat Ternganga
26 Cowok Physical Touch
27 Ditolak Terang-Terangan
28 Sama-sama Menikmati
29 Tertahan
30 Datang Tiba-Tiba
31 Masih Berusaha
32 Alora Cegil
33 Bertemu Di Toko Buku
34 Malu-Malu Mau
35 Anak Baru
36 Ngajak Bolos?
37 Hampir Kelewatan
38 Siapa Yang Datang?
39 Terngiang-Ngiang
40 Mencari Yang Tidak Ada
41 Tiba-Tiba Datang
42 Tidur Bareng?
43 Karina Si Polos
44 Satu Fakta Terungkap
45 Sean Gila
46 Tiba-Tiba Datang Part 2
47 Hukuman Untuk Alora
48 Pembalasan
49 Siapa Gadis Itu?
50 Percintaan Yang Rumit
51 Rindu Yang Tidak Ada
52 Mengancam Untuk Melindungi
53 Bolpoin Pemikat
54 Sean Pemenangnya
55 Ditolong Lagi
56 Penyusup
57 Baru Bertemu Sudah Berantem
58 Cemburu?
59 Penolong Lagi?
60 Cemburu Part 2
61 Menahan Cemburu
62 Pembuktian Macam Apa?
63 Mimpi Basah?
64 Pikiran Aneh Karina
65 Menikah?
66 Alora Cemburu?
67 Salah Paham
68 Pergi Ke Tempat Malam
69 Siapa Yang Datang?
70 Alora Diculik
71 Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72 Debat Tengah Malam
73 Berkunjung Ke Rumah Sakit
74 Sean Penyelamat Alora
75 Pacaran Di Atap Sekolah
76 Jungkir Balik Kehidupan Alora
77 Nafkah Untuk Alora
78 Alora Melting
79 Levian Suka Siapa?
80 Pacaran Di Perpustakaan
81 Pacaran Di Perpustakaan part2
82 Mulai Sadar
83 Mulai Serius
84 Rindu Belum Berujung
85 Menagih Janji
86 Tidak Sabaran
87 Penjelasan
88 Salah Ambil
89 Dilamar?
90 Sebelum Pergi (END)
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Harumnya Si Buruk Rupa
2
Terjebak Tantangan
3
Salah Masuk?
4
Baru Kenal Langsung Nembak
5
Syarat Tidak Masuk Akal
6
Pesan Misterius
7
Mengembalikan Ciuman Itu
8
Pemilik Tubuh Itu
9
Hampir Saja Ketahuan
10
Mulai Penasaran
11
Tawaran Menguntungkan
12
Kiss From The Beast
13
Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14
Gadis-Gadis Licik
15
Tragedi Di Toilet
16
Kesal Tapi Peduli
17
Datang Malam-Malam
18
Permintaan Alora
19
Ciuman Panas
20
Tersebar
21
Tertabrak Es Kutub
22
Anak Baru?
23
Tampan Tapi Bikin Gaduh
24
Kejadian Tidak Terduga
25
Dibuat Ternganga
26
Cowok Physical Touch
27
Ditolak Terang-Terangan
28
Sama-sama Menikmati
29
Tertahan
30
Datang Tiba-Tiba
31
Masih Berusaha
32
Alora Cegil
33
Bertemu Di Toko Buku
34
Malu-Malu Mau
35
Anak Baru
36
Ngajak Bolos?
37
Hampir Kelewatan
38
Siapa Yang Datang?
39
Terngiang-Ngiang
40
Mencari Yang Tidak Ada
41
Tiba-Tiba Datang
42
Tidur Bareng?
43
Karina Si Polos
44
Satu Fakta Terungkap
45
Sean Gila
46
Tiba-Tiba Datang Part 2
47
Hukuman Untuk Alora
48
Pembalasan
49
Siapa Gadis Itu?
50
Percintaan Yang Rumit
51
Rindu Yang Tidak Ada
52
Mengancam Untuk Melindungi
53
Bolpoin Pemikat
54
Sean Pemenangnya
55
Ditolong Lagi
56
Penyusup
57
Baru Bertemu Sudah Berantem
58
Cemburu?
59
Penolong Lagi?
60
Cemburu Part 2
61
Menahan Cemburu
62
Pembuktian Macam Apa?
63
Mimpi Basah?
64
Pikiran Aneh Karina
65
Menikah?
66
Alora Cemburu?
67
Salah Paham
68
Pergi Ke Tempat Malam
69
Siapa Yang Datang?
70
Alora Diculik
71
Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72
Debat Tengah Malam
73
Berkunjung Ke Rumah Sakit
74
Sean Penyelamat Alora
75
Pacaran Di Atap Sekolah
76
Jungkir Balik Kehidupan Alora
77
Nafkah Untuk Alora
78
Alora Melting
79
Levian Suka Siapa?
80
Pacaran Di Perpustakaan
81
Pacaran Di Perpustakaan part2
82
Mulai Sadar
83
Mulai Serius
84
Rindu Belum Berujung
85
Menagih Janji
86
Tidak Sabaran
87
Penjelasan
88
Salah Ambil
89
Dilamar?
90
Sebelum Pergi (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!