Gadis-Gadis Licik

Matanya menatap pantulan dirinya di depan cermin, ia memajukan wajahnya dan mengamati bagian bibirnya. Masih sedikit bengkak di benda kenyal berwarna merah alami itu.

Alora memajukan bibirnya, ia kesal mengingat perlakuan sean kemarin, namun detik berikutnya sudut bibirnya malah tertarik ke atas, menampilkan senyum lebar sampai memperlihatkan deretan giginya yang rapih.

"Apa sih gue? Udah kaya jalang haus belaian dan gila uang aja," gerutunya sendiri.

Bisa-bisanya Alora merasa kesal dan senang dalam waktu bersamaan. Ya meskipun ia kesal dengan Sean yang selalu saja memintanya berciuman, bahkan kemarin sore di rumah cowok itu bukan hanya sekedar ciuman biasa saja, tetapi lumatan yang sangat panas dan penuh gairah.

Sialan, Alora jadi kepikiran kejadian yang kemarin lagi. Ia menghela napas dan menggeleng cepat.

"Nggak bisa. Gue nggak bisa kaya gini terus," membuang napasnya cukup panjang. Alora kembali melihat bagian bibirnya yang masih merah dan sedikit membengkak, bahkan ada bekas gigitan Sean di sana.

"Udah Ra, akhiri semua ini," ujarnya penuh tekad.

Setelahnya ia mengambil tas miliknya bergegas untuk berangkat ke sekolah.

Kalian tahu? Kemarin Sean benar-benar melakukannya lagi. Mencium Alora penuh nafsu dan tuntutan agar gadis itu membalasnya. Tidak hanya sebuah ciuman saja, namun juga lumatan yang membuat Alora kini terbayang-bayang.

Salahkan Sean yang sudah melakukan tindakan tidak terpuji itu pada gadis yang minim akan pengalaman, Sean merupakan pelaku utama untuk Alora, dan Sean juga yang sudah membuat Alora merasakan getaran aneh pada dirinya ketika bibir mereka bersentuhan, terlebih Sean membayar mahal untuk itu. Bagaimana Alora tidak langsung tertarik mendapat hal memabukan dan imbalan besar. Selama masih dalam batas wajar, tidak akan menjadi masalah bagi Alora. Toh, Sean juga yang sudah mengambil ciuman pertamanya.

"Sudah mau berangkat Ra?" tanya ayahnya yang sudah berada di meja makan.

Meski ibunya sudah tidak ada. Namun sarapan bersama sudah menjadi hal wajib di keluarganya. Mengingat jika siang atau pun malam, meja makan itu tidak akan berpenghuni seperti ketika pagi hari.

"Iya yah," balas Alora singkat.

Mood nya sedang naik turun, kadang senang, kadang kesal dan terkadang seperti orang tidak tahu arah.

"Motor kamu masuk bengkel lagi?" tanya Aluna yang tiba-tiba datang dengan nampan berisi roti bakar.

"Enggak, gue tinggal di sekolah," jelas Alora mendapat anggukan kepala dari Aluna.

Mereka pikir Alora pulang bersama dengan Jesi, karena biasanya Alora akan meninggalkan motornya ketika pulang bersama teman-temannya. Makanya baik Aluna atau pun ayahnya sudah tidak bertanya lagi.

Sean pun mengantar Alora sampai di depan pagar rumahnya, namun keadaan di rumahnya sepi kemarin sore, ayahnya belum pulang dan Aluna mungkin sudah keluar untuk bekerja. Itu sebabnya tidak ada yang tahu kemana gadis itu pergi kemarin.

"Bareng ayah aja berangkatnya," tawar ayahnya dibalas anggukan kepala Alora dengan senyum merekah. "Siap kapten," balasnya semangat.

"Da..hati-hati yah." Alora melambaikan tangannya saat mobil milik ayahnya kembali berjalan meninggalkan dirinya di depan gerbang sekolah.

"Sorry deh yah harus boong," gumamnya pelan

Alora membalikan tubuhnya. Ia berjengit kaget saat melihat keberadaan Elkavira dan juga Adista di depannya.

Kedatangan mereka sangat mengejutkan Alora, gadis itu sampai tergugu seakan baru saja melihat mahluk tak kasat mata.

"Ada yang udah jadian nih," goda Adista membuat Alora merotasikan bola matanya.

"Makan-makannya dong," goda Adista lagi.

Sementara Elkavira masih menatap Alora dengan senyum penuh arti.

"Sesuai janji kalian, mana HP lo, biar gue yang hapus," ujar Alora tidak ingin berbasa-basi.

"Eits.. Sante dong, buru-buru amat, gue kan cuma mau kasih selamat buat lo yang udah berhasil pacaran sama si buruk rupa," ujar Adista tentu saja dengan maksud mengejek.

Alora mengangguk dengan senyum. Apa kata Adista tadi si buruk rupa? Aishh.. Jika Adista disandingkan dengan Sean tanpa masker di wajahnya tentu saja yang buruk rupa Adista. Sean terlampau sempurna untuk dikatakan buruk rupa. Mendadak mulut Alora gatal untuk membalas dan membela Sean yang terus dijuluki buruk rupa.

"Oke thanks, tapi yang lo bilang buruk rupa itu pacar gue sekarang," balas Alora tidak terima.

Tawa Adista terdengar. Begitu juga dengan Elkavira yang ikut tertawa, meski Elkavira terlihat lebih tenang dari pada Adista yang sedari tadi sangat gencar mengejeknya.

"Jadi lo beneran ngakuin si buruk rupa pacar lo? Wah.. Wah... Ternyata dijaman sekarang masih ada ya cinta tulus seperti lo. Btw gue jadi pengen mual." Adista kembali mengejek Alora yang membuat gadis itu sudah tidak sabar lagi rasanya.

Tidak lagi ada ketakutan dalam dirinya menghadapi dua mahluk cantik nan licik di depannya ini. Terlebih ia sudah mengirim foto sesuai keinginan mereka sebagai bukti.

"Bacot, buruan mana HP lo, gue mau hapus sendiri."

Tawa Elkavira dan Adista terdengar. Elkavira dengan sengaja memainkan ponsel Adista di depan Alora. Sengaja sekali memang ingin membuat Alora bertambah kesal.

"Siniin HPnya." Alora berusaha merebut benda pipih dari tangan Elkavira. Namun dengan cepat Elkavira menjauhkan.

"Nggak, gue masih belum percaya kalau kalian pacaran, bisa aja kan lo cuma minta foto bareng buat dikirim ke gue," tuduh Elkavira.

Alora memejamkan matanya. Terlalu bertele-tele dan pasti sengaja diperpanjang oleh mereka. Alora sendiri cukup tahu jika dua gadis di depannya ini penuh dengan kelicikan, ia harus waspada dan jangan sampai gegabah yang bisa saja membuat mereka tanpa ampun menyebar rekaman itu. Alora tidak mau hal itu sampai terjadi.

"Fine, kalian mau bukti apa lagi?" final Alora tidak ingin berkelit.

Elkavira melirik Adista sekilas. Lalu wajahnya sengaja dicondongkan ke arah Alora.

"Cium Sean di depan kita," bisik Elkavira dengan seringai di bibirnya.

Alora membatu, ia menatap Elkavira tidak percaya. Benar kata Jesi, harusnya ia tidak mengiyakan permintaan mereka begitu saja. Dua gadis di depannya ini seperti iblis. Mereka tidak akan melepas mainannya sebelum benar-benar puas menyiksa tanpa disentuh, seperti halnya Alora saat ini.

Tapi apa Alora merasa disiksa jika harus mencium Sean di depan mereka? Bahkan Alora dan Sean sudah melakukan lebih dari sekedar sebuah ciuman semata, tetapi lumatan yang sangat memabukan dan Alora juga menikmatinya. Ah, Alora mencoba mengenyahkan pikiran kotornya tentang kelakuannya bersama Sean. Alora benar-benar sudah tidak waras.

"Gimana?" tanya Elkavira menyadarkan lamunan nakal Alora.

"Gue mau, tapi gue juga punya permintaan," ujar Alora tidak ingin sampai dibodohi lagi oleh mereka seperti sekarang ini.

"Lo-" tunjuk Adista ingin protes, namun Elkavira segera menurunkan tangan Adista yang sudah menunjuk Alora di depan wajah gadis itu. "Katakan."

"HP lo jaminannya, gue yang pegang HP lo pas gue cium dia."

Terpopuler

Comments

Vietha_27

Vietha_27

Alora mah doyan kl cm disuruh cium Sean mah.
mau berkali kali jg okay😂😂😂

tantangan yg menyenangkan kl kata Alora😁😁

2025-01-11

2

mamafahnan

mamafahnan

Alora nggak bakalan nolak lah...tapi setelah ini kamu harus tegas Alora biar kamu nggak ditindas terus..

2025-01-11

0

༄ 👑💗 яυκмαиα ρтħš αям༄ 👑💗

༄ 👑💗 яυκмαиα ρтħš αям༄ 👑💗

ini mah bukan tantangan tp kenikmatan buat Alora 🤣

2025-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 Harumnya Si Buruk Rupa
2 Terjebak Tantangan
3 Salah Masuk?
4 Baru Kenal Langsung Nembak
5 Syarat Tidak Masuk Akal
6 Pesan Misterius
7 Mengembalikan Ciuman Itu
8 Pemilik Tubuh Itu
9 Hampir Saja Ketahuan
10 Mulai Penasaran
11 Tawaran Menguntungkan
12 Kiss From The Beast
13 Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14 Gadis-Gadis Licik
15 Tragedi Di Toilet
16 Kesal Tapi Peduli
17 Datang Malam-Malam
18 Permintaan Alora
19 Ciuman Panas
20 Tersebar
21 Tertabrak Es Kutub
22 Anak Baru?
23 Tampan Tapi Bikin Gaduh
24 Kejadian Tidak Terduga
25 Dibuat Ternganga
26 Cowok Physical Touch
27 Ditolak Terang-Terangan
28 Sama-sama Menikmati
29 Tertahan
30 Datang Tiba-Tiba
31 Masih Berusaha
32 Alora Cegil
33 Bertemu Di Toko Buku
34 Malu-Malu Mau
35 Anak Baru
36 Ngajak Bolos?
37 Hampir Kelewatan
38 Siapa Yang Datang?
39 Terngiang-Ngiang
40 Mencari Yang Tidak Ada
41 Tiba-Tiba Datang
42 Tidur Bareng?
43 Karina Si Polos
44 Satu Fakta Terungkap
45 Sean Gila
46 Tiba-Tiba Datang Part 2
47 Hukuman Untuk Alora
48 Pembalasan
49 Siapa Gadis Itu?
50 Percintaan Yang Rumit
51 Rindu Yang Tidak Ada
52 Mengancam Untuk Melindungi
53 Bolpoin Pemikat
54 Sean Pemenangnya
55 Ditolong Lagi
56 Penyusup
57 Baru Bertemu Sudah Berantem
58 Cemburu?
59 Penolong Lagi?
60 Cemburu Part 2
61 Menahan Cemburu
62 Pembuktian Macam Apa?
63 Mimpi Basah?
64 Pikiran Aneh Karina
65 Menikah?
66 Alora Cemburu?
67 Salah Paham
68 Pergi Ke Tempat Malam
69 Siapa Yang Datang?
70 Alora Diculik
71 Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72 Debat Tengah Malam
73 Berkunjung Ke Rumah Sakit
74 Sean Penyelamat Alora
75 Pacaran Di Atap Sekolah
76 Jungkir Balik Kehidupan Alora
77 Nafkah Untuk Alora
78 Alora Melting
79 Levian Suka Siapa?
80 Pacaran Di Perpustakaan
81 Pacaran Di Perpustakaan part2
82 Mulai Sadar
83 Mulai Serius
84 Rindu Belum Berujung
85 Menagih Janji
86 Tidak Sabaran
87 Penjelasan
88 Salah Ambil
89 Dilamar?
90 Sebelum Pergi (END)
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Harumnya Si Buruk Rupa
2
Terjebak Tantangan
3
Salah Masuk?
4
Baru Kenal Langsung Nembak
5
Syarat Tidak Masuk Akal
6
Pesan Misterius
7
Mengembalikan Ciuman Itu
8
Pemilik Tubuh Itu
9
Hampir Saja Ketahuan
10
Mulai Penasaran
11
Tawaran Menguntungkan
12
Kiss From The Beast
13
Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14
Gadis-Gadis Licik
15
Tragedi Di Toilet
16
Kesal Tapi Peduli
17
Datang Malam-Malam
18
Permintaan Alora
19
Ciuman Panas
20
Tersebar
21
Tertabrak Es Kutub
22
Anak Baru?
23
Tampan Tapi Bikin Gaduh
24
Kejadian Tidak Terduga
25
Dibuat Ternganga
26
Cowok Physical Touch
27
Ditolak Terang-Terangan
28
Sama-sama Menikmati
29
Tertahan
30
Datang Tiba-Tiba
31
Masih Berusaha
32
Alora Cegil
33
Bertemu Di Toko Buku
34
Malu-Malu Mau
35
Anak Baru
36
Ngajak Bolos?
37
Hampir Kelewatan
38
Siapa Yang Datang?
39
Terngiang-Ngiang
40
Mencari Yang Tidak Ada
41
Tiba-Tiba Datang
42
Tidur Bareng?
43
Karina Si Polos
44
Satu Fakta Terungkap
45
Sean Gila
46
Tiba-Tiba Datang Part 2
47
Hukuman Untuk Alora
48
Pembalasan
49
Siapa Gadis Itu?
50
Percintaan Yang Rumit
51
Rindu Yang Tidak Ada
52
Mengancam Untuk Melindungi
53
Bolpoin Pemikat
54
Sean Pemenangnya
55
Ditolong Lagi
56
Penyusup
57
Baru Bertemu Sudah Berantem
58
Cemburu?
59
Penolong Lagi?
60
Cemburu Part 2
61
Menahan Cemburu
62
Pembuktian Macam Apa?
63
Mimpi Basah?
64
Pikiran Aneh Karina
65
Menikah?
66
Alora Cemburu?
67
Salah Paham
68
Pergi Ke Tempat Malam
69
Siapa Yang Datang?
70
Alora Diculik
71
Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72
Debat Tengah Malam
73
Berkunjung Ke Rumah Sakit
74
Sean Penyelamat Alora
75
Pacaran Di Atap Sekolah
76
Jungkir Balik Kehidupan Alora
77
Nafkah Untuk Alora
78
Alora Melting
79
Levian Suka Siapa?
80
Pacaran Di Perpustakaan
81
Pacaran Di Perpustakaan part2
82
Mulai Sadar
83
Mulai Serius
84
Rindu Belum Berujung
85
Menagih Janji
86
Tidak Sabaran
87
Penjelasan
88
Salah Ambil
89
Dilamar?
90
Sebelum Pergi (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!