Tersebar

Keesokan harinya. Alora sudah bersiap dengan seragam sekolah. Ia mengemasi buku dan peralatan tulisnya ke dalam tas. Lalu melirik ponselnya yang sedari tadi tidak berhenti bergetar. Terdengar decakan darinya sebelum mengangkat sambungan telepon dari Karina.

'Hallo Na'

'Ara itu maksudnya apaan di akun gosip sekolah?'

'Apa sih Na? Ngomong yang bener, gue bentar lagi berangkat ni'

'Lo sama Sean yang cium lo'

"Ara... Buruan Ra ayah udah nungguin!" teriak Aluna membuat Alora tidak begitu mendengar dengan jelas ucapan Karina.

"Na ngomongnya di Sekolah aja ya? bye."

Setelahnya panggilan terputus menyisakan Karina yang berdecak sebal di parkiran Sekolah.

Alora duduk di meja makan. Ia menikmati sarapannya dengan sesekali melirik Aluna yang mondar-mandir mengambil minuman untuknya dan ayahnya.

"Duduk sih mondar-mandir terus," ujar Alora membuat Aluna menatap ke arahnya.

"Gue tadi kesiangan, jadi nggak sempet nyiapin apa-apa, sorry," balas Aluna masih dengan kegiatannya.

Alora hanya mengangguk saja. Sejak ibunya meninggal Aluna memang seakan menggantikan sosok ibu untuknya. Selain baju-baju yang Aluna sendiri siapkan untuknya, segala kebutuhannya hampir semua Aluna yang mengerjakan, bahkan perihal uang saku pun Aluna yang memberikan untuknya. Entah kenapa Alora merasa bersalah sempat merasa malu mempunyai kakak seperti Aluna. Padahal jika diteliti Aluna sudah menjadi sosok yang sangat berguna untuknya. Semua juga Aluna lakukan pasti demi dirinya dan kehidupan mereka.

"Nggak papa sayang, ini juga enak," balas ayah mereka memakan roti tawar yang hanya diberi selai kacang.

"Gue berangkat," pamit Alora meneguk susu di depannya.

"Hati-hati Ra," ujar Aluna diangguki Alora. "Thanks."

"Yah, aku berangkat dulu," pamit Alora diangguki oleh ayahnya.

"Motor kamu kemarin sudah dibawa pulang ya?" tanya beliau mendapat anggukan kepala dari Alora.

Setelah itu Alora langsung menjalankan motornya menuju ke sekolah.

"Perasaan gue kok nggak enak ya?" ujarnya.

Alora rasa sudah tidak akan ada suatu masalah lagi, rekaman tentang kakaknya sudah ia hapus kemarin. Benar-benar Alora yang menghapusnya sendiri, Elkavira juga sudah mengirimkan uang sesuai dengan janjinya kemarin sore. Jangan lupakan ponsel milik kedua gadis itu juga Alora bawa ketika sedang berciuman dengan Sean kemarin. Ah.. Mengingat itu seketika membuat Alora tersenyum tanpa sadar. Lalu apa yang membuatnya merasa demikian? Seakan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

"Tenang Ra, mungkin lo cuma gugup," ujarnya menenangkan diri sendiri.

Sesampainya di parkiran. Alora melepas helm miliknya, menaruh di atas motor lalu sedikit merapihkan rambutnya. Ia membalikan badan dan melihat beberapa murid yang berada di sana menatapnya dengan pandangan jijik. Entah lah atau mungkin hanya perasaan Alora saja. Gadis itu segera berlalu menuju ke kelasnya.

Ternyata perasaan yang tadi di parkiran itu benar adanya. Sepanjang perjalanan menuju ke kelas banyak siswa yang melihatnya dengan tatapan berbeda, tidak seperti biasanya, juga beberapa siswi samar-samar sedang membicarakannya.

Alora mengernyitkan dahi, ia mengambil kaca kecil di sakunya dan menatap penampilan dirinya yang terlihat tidak aneh dan tidak seharusnya menjadi pusat perhatian seperti sekarang.

Alora sangat tidak suka banyak yang mengetahui tentangnya, bahkan meski ia teman dari salah satu primadona Sekolah. Aloa cukup jarang muncul sehingga tidak sepopuler itu. Tetapi lihat saja sekarang, tiba-tiba banyak siswa yang seakan tahu keberadaannya di Sekolah.

"Gimana ya rasanya dicium si buruk rupa."

"Pasti badas lah, buktinya tuh cewek menikmati banget."

"Iuhhh ternyata seleranya cowok yang punya penyakit kulit."

"Lumayan sih wajahnya, tapi bego."

Alora terusik dengan beberapa obrolan dari siswi yang tidak sengaja ia dengar. Jadi ini tentang ciuman? Apa? Tunggu...

Alora segera mempercepat langkahnya menuju kelas. Ia merasa terganggu dengan situasi sekarang ini. Sampai di kelas ia sudah ditunggu oleh ketiga temannya. Haikal pun sudah berada di bangkunya.

"Ara, gue kira lo nggak akan masuk," ujar Karina menatap Alora khawatir.

"Kenapa juga gue nggak masuk? Gue nggak lagi sakit tuh," balas Alora pura-pura cuek seakan tidak mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Lo serius nggak papa kan? Gue tadi coba hubungi lo lagi tapi nggak diangkat."

"Gue lagi di jalan Na," balasnya diangguki oleh Karina mengerti.

Tidak lama bel berbunyi, Haikal pamit menuju ke kelasnya. Sementara Karina duduk di bangkunya, begitu juga dengan Alora yang kini duduk bersama dengan Jesi. Sedari tadi kedatangannya Jesi masih saja diam.

"Lo masih marah sama gue?" lirih Alora.

"Lo masih nanya Ra? Lo sendiri aja nggak jelasin apa maksud gosip lo itu sekarang?" tanya balik Jesi seketika membuat Alora mendesah.

"Gue juga nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi Jes," ungkap Alora masih bingung.

Ia memang belum tahu secara pasti gosip tentangnya itu.

"Nih lihat, biar lo ngerti sekarang." Jesi menunjukan ponsel miliknya. Menampilkan beberapa foto tentangnya.

Bukan foto biasa, tetapi foto ketika dirinya dan Sean sedang berciuman kemarin. Mendadak Alora merasa gelisah. Ia tidak menyangka jika Elkavira dan Adista akan menggunakan cara itu untuk membuatnya tetap terlihat kalah di mata mereka.

"Gue harus ngomong sama mereka." Alora beranjak dari duduknya.

"Nggak perlu, sekarang keadaanya lagi chaos, lo nggak usah naif dengan percaya gitu aja sama mereka Ra, gue udah bilang mereka itu licik, lo masih aja bego."

Alora tidak membalas, ia tidak juga mengelak karena semua itu murni kesalahan Alora sendiri yang tidak hati-hati. Elkavira dan Adista pasti punya cara lain untuk menjebaknya. Kepalang tanggung Alora berurusan dengan mereka sekarang, kini Alora akan menghadapi apapun itu.

Sementara di atas Sekolah. Sean terus mendapat pertanyaan dari teman-temannya. Kemal dan Zico yang dari tadi sangat brisik. Dansel sesekali ikut berkomentar dengan pikiran menerka-nerka. Lain halnya dengan Levian yang diam mendengar ocehan mereka semua. Tangannya sibuk memainkan game di ponselnya.

"Lo kok bisa Se kenal si cantik Alora?" Kemal masih tidak habis pikir.

"Tuh cewek jarang banget muncul di kantin atau di tempat-tempat yang banyak manusianya padahal" lanjut Kemal masih tidak mengerti bagaimana caranya Sean dan Alora saling kenal sampai bertindak yang membuat mereka tercengang.

"Lebih ajaib lagi, tuh cewek nggak jijik ciuman sama Sean, gue rasa tuh cewek udah kegeser otaknya," komentar Zico diangguki oleh Kemal setuju.

"Kecuali tuh cewek udah liat wajah asli Sean," ujar Dansel berhasil membuat Kemal dan Zico tergelak.

Mereka menatap Sean yang masih memasang wajah datar, seakan berita tentangnya dan Alora tidak mengusiknya.

"Se, lo sama neng Ara udah sedekat itu?" tanya Kemal dengan nada pasrah.

"Gue harus beresin kericuhan ini," ujar Sean berlalu pergi. Menyisakan tanda tanya besar untuk teman-temannya.

"Bangke malah pergi, gue penasaran njing-" Zico mengumpat sikap Sean yang terlampau tenang. Sementara satu Sekolah heboh karena beritanya.

Terpopuler

Comments

Vietha_27

Vietha_27

dasar medusa .
liciknya ga ketulungan.

padahal perjanjian cm pacaran aja, trs foto brg, skrg ciuman.

eeh malah disebarin😤😤😤

kq aku esmosi sih ka Riri😡

2025-01-15

1

ArianiDesy

ArianiDesy

Sean,hajar aja tu duo nenek sihir 😤😤😤

2025-01-15

1

mamafahnan

mamafahnan

apa yg akan dilakukan Sean yah...pasti dia ajan menyelamatkan Alora dari situasi ini...

2025-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Harumnya Si Buruk Rupa
2 Terjebak Tantangan
3 Salah Masuk?
4 Baru Kenal Langsung Nembak
5 Syarat Tidak Masuk Akal
6 Pesan Misterius
7 Mengembalikan Ciuman Itu
8 Pemilik Tubuh Itu
9 Hampir Saja Ketahuan
10 Mulai Penasaran
11 Tawaran Menguntungkan
12 Kiss From The Beast
13 Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14 Gadis-Gadis Licik
15 Tragedi Di Toilet
16 Kesal Tapi Peduli
17 Datang Malam-Malam
18 Permintaan Alora
19 Ciuman Panas
20 Tersebar
21 Tertabrak Es Kutub
22 Anak Baru?
23 Tampan Tapi Bikin Gaduh
24 Kejadian Tidak Terduga
25 Dibuat Ternganga
26 Cowok Physical Touch
27 Ditolak Terang-Terangan
28 Sama-sama Menikmati
29 Tertahan
30 Datang Tiba-Tiba
31 Masih Berusaha
32 Alora Cegil
33 Bertemu Di Toko Buku
34 Malu-Malu Mau
35 Anak Baru
36 Ngajak Bolos?
37 Hampir Kelewatan
38 Siapa Yang Datang?
39 Terngiang-Ngiang
40 Mencari Yang Tidak Ada
41 Tiba-Tiba Datang
42 Tidur Bareng?
43 Karina Si Polos
44 Satu Fakta Terungkap
45 Sean Gila
46 Tiba-Tiba Datang Part 2
47 Hukuman Untuk Alora
48 Pembalasan
49 Siapa Gadis Itu?
50 Percintaan Yang Rumit
51 Rindu Yang Tidak Ada
52 Mengancam Untuk Melindungi
53 Bolpoin Pemikat
54 Sean Pemenangnya
55 Ditolong Lagi
56 Penyusup
57 Baru Bertemu Sudah Berantem
58 Cemburu?
59 Penolong Lagi?
60 Cemburu Part 2
61 Menahan Cemburu
62 Pembuktian Macam Apa?
63 Mimpi Basah?
64 Pikiran Aneh Karina
65 Menikah?
66 Alora Cemburu?
67 Salah Paham
68 Pergi Ke Tempat Malam
69 Siapa Yang Datang?
70 Alora Diculik
71 Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72 Debat Tengah Malam
73 Berkunjung Ke Rumah Sakit
74 Sean Penyelamat Alora
75 Pacaran Di Atap Sekolah
76 Jungkir Balik Kehidupan Alora
77 Nafkah Untuk Alora
78 Alora Melting
79 Levian Suka Siapa?
80 Pacaran Di Perpustakaan
81 Pacaran Di Perpustakaan part2
82 Mulai Sadar
83 Mulai Serius
84 Rindu Belum Berujung
85 Menagih Janji
86 Tidak Sabaran
87 Penjelasan
88 Salah Ambil
89 Dilamar?
90 Sebelum Pergi (END)
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Harumnya Si Buruk Rupa
2
Terjebak Tantangan
3
Salah Masuk?
4
Baru Kenal Langsung Nembak
5
Syarat Tidak Masuk Akal
6
Pesan Misterius
7
Mengembalikan Ciuman Itu
8
Pemilik Tubuh Itu
9
Hampir Saja Ketahuan
10
Mulai Penasaran
11
Tawaran Menguntungkan
12
Kiss From The Beast
13
Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14
Gadis-Gadis Licik
15
Tragedi Di Toilet
16
Kesal Tapi Peduli
17
Datang Malam-Malam
18
Permintaan Alora
19
Ciuman Panas
20
Tersebar
21
Tertabrak Es Kutub
22
Anak Baru?
23
Tampan Tapi Bikin Gaduh
24
Kejadian Tidak Terduga
25
Dibuat Ternganga
26
Cowok Physical Touch
27
Ditolak Terang-Terangan
28
Sama-sama Menikmati
29
Tertahan
30
Datang Tiba-Tiba
31
Masih Berusaha
32
Alora Cegil
33
Bertemu Di Toko Buku
34
Malu-Malu Mau
35
Anak Baru
36
Ngajak Bolos?
37
Hampir Kelewatan
38
Siapa Yang Datang?
39
Terngiang-Ngiang
40
Mencari Yang Tidak Ada
41
Tiba-Tiba Datang
42
Tidur Bareng?
43
Karina Si Polos
44
Satu Fakta Terungkap
45
Sean Gila
46
Tiba-Tiba Datang Part 2
47
Hukuman Untuk Alora
48
Pembalasan
49
Siapa Gadis Itu?
50
Percintaan Yang Rumit
51
Rindu Yang Tidak Ada
52
Mengancam Untuk Melindungi
53
Bolpoin Pemikat
54
Sean Pemenangnya
55
Ditolong Lagi
56
Penyusup
57
Baru Bertemu Sudah Berantem
58
Cemburu?
59
Penolong Lagi?
60
Cemburu Part 2
61
Menahan Cemburu
62
Pembuktian Macam Apa?
63
Mimpi Basah?
64
Pikiran Aneh Karina
65
Menikah?
66
Alora Cemburu?
67
Salah Paham
68
Pergi Ke Tempat Malam
69
Siapa Yang Datang?
70
Alora Diculik
71
Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72
Debat Tengah Malam
73
Berkunjung Ke Rumah Sakit
74
Sean Penyelamat Alora
75
Pacaran Di Atap Sekolah
76
Jungkir Balik Kehidupan Alora
77
Nafkah Untuk Alora
78
Alora Melting
79
Levian Suka Siapa?
80
Pacaran Di Perpustakaan
81
Pacaran Di Perpustakaan part2
82
Mulai Sadar
83
Mulai Serius
84
Rindu Belum Berujung
85
Menagih Janji
86
Tidak Sabaran
87
Penjelasan
88
Salah Ambil
89
Dilamar?
90
Sebelum Pergi (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!