Baru Kenal Langsung Nembak

Meski logikanya menolak untuk menoleh, tetapi tubuhnya berkhianat, lihatlah sekarang! kepala Alora sudah mulai menoleh ke arah dimana suara itu tadi terdengar. Dan pada akhirnya ia dapat melihat sosok tinggi di depannya.

Aura misterius kembali ia rasakan seperti tadi pagi saat ia tanpa sengaja bertemu dengan seorang Sean di sekolah. Bedanya kini cowok itu tidak menutupi bagian kepalanya hingga rambutnya terlihat. Ia hanya mengenakan masker yang seakan tanpa jarak dengan wajah buruknya.

Alora kembali yakin jika ia tidak salah rumah, bau harum yang sama seperti tadi pagi kembali menguar seiring dengan langkah cowok di depannya yang mendekat, itu harum khas seorang Sean yang penuh dengan kemisteriusannya yang Alora tahu sekarang.

"Lo cari apa?"

Lagi, suara seksi kembali Alora dengar, sebenarnya mendengar suara itu membuat Alora bimbang, ia sangat yakin jika tidak mungkin seorang Sean yang mempunyai suara karismatik tersebut, meski tubuh Sean tergolong seperti laki-laki idaman, tegap dan tinggi tetap saja kulit cowok itu penuh dengan luka atau bahkan nanah karena penyakit yang dideritanya. Namun agaknya Alora lupa jika cowok yang katanya mempunyai penyakit langka pada kulitnya itu memiliki aroma maskulin yang bahkan sempat membuat Alora terbuai karenanya.

"Temen," jawabnya singkat.

Sudut bibir Sean tertarik ke atas mendengar ucapan gadis di depannya. Teman? sejak kapan mereka berteman.

Sean sudah tahu kedatangan gadis di depannya itu untuk mencarinya. Pelayan yang bekerja di rumahnya tadi sudah memberitahunya. Juga sudah ada beberapa gadis atau pun teman sekolahnya yang pernah datang ke rumahnya, tujuan mereka jelas Sean ketahui, apa lagi jika bukan sebuah tantangan atau taruhan.

Banyak siswa-siswa di sekolahnya yang sengaja menjadikannya sebuah taruhan untuk sekedar bersenang-senang atau untuk mendapatkan uang, namun dari sekian gadis yang pernah datang ke rumahnya, gadis sekarang lah yang paling menarik perhatian Sean. Tidak ada kata-kata kasar atau hinaan yang keluar dari mulut gadis itu seperti kebanyakan gadis yang mendatanginya dan bertemu Sean dengan masker di wajahnya.

Justru wajah gadis di depannya ini terlihat kebingungan dan sedikit terlihat ketakutan.

Tawa kecil Sean terdengar yang membuat Alora mengernyit kebingungan. Ada yang salah dengan kata-katanya tadi? tapi apa? Alora tidak merasa demikian.

"Oke teman," ujar Sean seraya mengulurkan tangannya.

Alora terdiam. Ia menatap manik mata hitam bak elang tangguh di dalamnya. Mata yang indah dengan alis tebal di atasnya, jangan lupakan bulu mata panjang dan lentik.

Apa-apaan? Alora malah terbuai dengan mata indah milik si cowok misterius itu. Jujur saja ini untuk pertama kalinya Alora melihat dengan jelas bagian wajah Sean dari mata sampai ke atas. Bahkan tidak terlihat buruk rupa seperti julukannya.

Dan, tunggu...

Alora melupakan sesuatu, tangan si misterius masih terulur di depannya. Ia bingung untuk menjabat atau membiarkannya saja dan beralasan salah rumah untuk pergi. Namun melihat tatapan mata di depannya lagi-lagi membuat Alora harus mempertimbangkan keinginannya itu.

"Oke gue tahu, lo boleh pergi," ujar Sean melihat tidak ada pergerakan dari Alora.

Tangan yang tadi masih terulur akhirnya turun, memangnya ada gadis yang mau berjabat tangan dengan cowok buruk rupa sepertinya? jawabannya tentu saja tidak. Tapi itu sebelum tangan Sean ditarik paksa oleh gadis di depannya untuk berjabat tangan.

See, sekarang ada seorang gadis yang tidak memandangnya jijik seperti kebanyakan gadis lainnya. Juga tidak mengoloknya dengan kata-kata kasar hanya dengan bertemu dengannya.

"Teman, gue Alora. Sean," ujarnya mencoba untuk tersenyum. Meski terlihat agak kaku memang.

Setelah berperang dengan pikirannya tadi, akhirnya Alora memilih untuk membalas uluran tangan Sean. Ingatkan Alora agar berita mengenai kakanya tersimpan rapih.

Berurusan dengan primadona sekolahnya memang tidak mudah. Biarlah Alora melakukannya demi kakaknya. Namun meski begitu Alora tetap harus berhati-hati. Jangan sampai ia terjebak dengan kelicikan kedua rival salah satu sahabatnya itu.

Sudah sekitar 10 menit berlalu. Tidak ada obrolan diantara mereka. Alora yang bingung untuk mengatakan maksud dan tujuannya datang ke rumah Sean, tidak mungkin bukan dia mengatakan yang sebenarnya?

Sementara Sean sengaja menunggu gadis di depannya itu mengatakan yang sebenarnya. Dan membiarkan meski keheningan tercipta cukup lama di antara mereka.

"Gue boleh minum nggak?" pertanyaan Alora sukses membuat sudut bibir Sean tertarik ke atas dibalik masker di wajahnya.

"Minum aja, ngga ada racunnya dan nggak akan bikin lo sakit kulit," balasan Sean cukup menohok Alora.

Padahal kan Alora tidak mengatakan apa-apa tentang penyakit kulit yang diderita cowok di depannya itu. Jadi Alora merasa tidak bersalah sama sekali dalam hal itu. Meski sedikit tersindir tadi.

"Gue nggak ngomong apa-apa ya? gue minum ya?" ujarnya meraih gelas yang sudah berisi minuman di depannya.

Bukan hanya meminum dengan jaim seperti para gadis biasanya. Tetapi Alora meneguknya hingga tandas, berhadapan dengan cowok misterius seperti Sean memang cukup menyulitkannya juga membuat tenggorokannya terasa kering.

Lihat saja tidak ada pergerakan apa-apa dari Sean selain menjawab perkataannya atau sesekali menatap ke arahnya.

"Emm... ini rumah lo?"

"Bukan," balas Sean secepatnya membuat Alora mengangguk setuju.

Memang tidak mungkin jika rumah sebesar itu milik cowok yang bahkan sering mendapat olokan di sekolahnya. Jika Sean kaya seperti pemilik rumah besar itu. sudah pasti penyakit kulitnya sudah diobati entah dengan cara apapun. Uang mereka pastinya sangat banyak sama seperti rumah megah dan besar ini.

"Orang tua gue yang punya," lanjut Sean seketika membuat Alora tercengang.

Ini Alora yang bodoh atau Sean yang sengaja mempermainkan gadis di depannya. Jelas-jelas wanita tadi memanggil Sean dengan sebutan 'aden' sudah pasti Sean merupakan majikan dari rumah ini. Alora melupakan bagian itu, terlalu gugup dan bingung untuk memulai sampai membuat otaknya tidak bekerja dengan semestinya.

"Ehem." Alora terbatuk kecil untuk menenangkan dirinya agar tidak begitu gugup.

"So?" tanya singkat Sean menatap Alora.

Ditatap demikian oleh Sean membuat ketenangan Alora yang mulai dirasakan seketika redup kembali, berganti menjadi kegugupan yang entah kenapa membuat Alora terlihat tidak seperti biasanya.

'Ingat Alora, lo harus lakuin demi kakak dan berlangsungnya hidup lo, lumayan banget kan 10 jeti' monolog Alora dalam hatinya. Tujuannya jelas untuk menyemangati dirinya.

Mau tidak mau Alora memang harus mengatakannya.

"Apa yang harus lo lakuin dari taruhan itu?" pertanyaan tiba-tiba Sean membuat Alora kembali tercengang.

Alora belum mengatakan apa-apa, tapi kenapa Sean bisa mengatakan itu? Seakan bisa menebaknya, setengah dari pertanyaan Sean memang benar. Tapi ini bukan taruhan seperti pada umumnya.

Alora memejamkan matanya sejenak. Kepalang tanggung ia harus mengatakan ini segera mungkin dan semua akan segera beres.

"Lo mau nggak jadi pacar gue?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir Alora. Memang itu kan yang harus Alora lakukan.

Diam tidak ada pergerakan dari Sean dan tanda-tanda cowok di depannya itu akan menjawab. Alora buru-buru menjelaskannya.

"Nggak lama kok, cuma sekitar 2 mingguan dan gue bisa foto sama lo buat dibikin bukti," lanjut Alora membuat salah satu alis Sean menukik.

"Dan dari 2 minggu itu gue dapat apa?" pertanyaan tidak terduga dari Sean seketika membuat tubuh Alora menegang.

Terpopuler

Comments

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Moga aja dua racun tu mau ngehapus rekaman suara Alora. Jangan sampai mereka manfaatin Lora

2025-01-10

0

YL89

YL89

ikut alurnya dl,,g bs ketebak soalnya 😁😁

2025-01-03

1

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Nah..... jawab tu Na....., gak ada yg gratis ya Sean 😁😁😁

2025-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Harumnya Si Buruk Rupa
2 Terjebak Tantangan
3 Salah Masuk?
4 Baru Kenal Langsung Nembak
5 Syarat Tidak Masuk Akal
6 Pesan Misterius
7 Mengembalikan Ciuman Itu
8 Pemilik Tubuh Itu
9 Hampir Saja Ketahuan
10 Mulai Penasaran
11 Tawaran Menguntungkan
12 Kiss From The Beast
13 Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14 Gadis-Gadis Licik
15 Tragedi Di Toilet
16 Kesal Tapi Peduli
17 Datang Malam-Malam
18 Permintaan Alora
19 Ciuman Panas
20 Tersebar
21 Tertabrak Es Kutub
22 Anak Baru?
23 Tampan Tapi Bikin Gaduh
24 Kejadian Tidak Terduga
25 Dibuat Ternganga
26 Cowok Physical Touch
27 Ditolak Terang-Terangan
28 Sama-sama Menikmati
29 Tertahan
30 Datang Tiba-Tiba
31 Masih Berusaha
32 Alora Cegil
33 Bertemu Di Toko Buku
34 Malu-Malu Mau
35 Anak Baru
36 Ngajak Bolos?
37 Hampir Kelewatan
38 Siapa Yang Datang?
39 Terngiang-Ngiang
40 Mencari Yang Tidak Ada
41 Tiba-Tiba Datang
42 Tidur Bareng?
43 Karina Si Polos
44 Satu Fakta Terungkap
45 Sean Gila
46 Tiba-Tiba Datang Part 2
47 Hukuman Untuk Alora
48 Pembalasan
49 Siapa Gadis Itu?
50 Percintaan Yang Rumit
51 Rindu Yang Tidak Ada
52 Mengancam Untuk Melindungi
53 Bolpoin Pemikat
54 Sean Pemenangnya
55 Ditolong Lagi
56 Penyusup
57 Baru Bertemu Sudah Berantem
58 Cemburu?
59 Penolong Lagi?
60 Cemburu Part 2
61 Menahan Cemburu
62 Pembuktian Macam Apa?
63 Mimpi Basah?
64 Pikiran Aneh Karina
65 Menikah?
66 Alora Cemburu?
67 Salah Paham
68 Pergi Ke Tempat Malam
69 Siapa Yang Datang?
70 Alora Diculik
71 Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72 Debat Tengah Malam
73 Berkunjung Ke Rumah Sakit
74 Sean Penyelamat Alora
75 Pacaran Di Atap Sekolah
76 Jungkir Balik Kehidupan Alora
77 Nafkah Untuk Alora
78 Alora Melting
79 Levian Suka Siapa?
80 Pacaran Di Perpustakaan
81 Pacaran Di Perpustakaan part2
82 Mulai Sadar
83 Mulai Serius
84 Rindu Belum Berujung
85 Menagih Janji
86 Tidak Sabaran
87 Penjelasan
88 Salah Ambil
89 Dilamar?
90 Sebelum Pergi (END)
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Harumnya Si Buruk Rupa
2
Terjebak Tantangan
3
Salah Masuk?
4
Baru Kenal Langsung Nembak
5
Syarat Tidak Masuk Akal
6
Pesan Misterius
7
Mengembalikan Ciuman Itu
8
Pemilik Tubuh Itu
9
Hampir Saja Ketahuan
10
Mulai Penasaran
11
Tawaran Menguntungkan
12
Kiss From The Beast
13
Wajah Si Buruk Rupa (Terungkap)
14
Gadis-Gadis Licik
15
Tragedi Di Toilet
16
Kesal Tapi Peduli
17
Datang Malam-Malam
18
Permintaan Alora
19
Ciuman Panas
20
Tersebar
21
Tertabrak Es Kutub
22
Anak Baru?
23
Tampan Tapi Bikin Gaduh
24
Kejadian Tidak Terduga
25
Dibuat Ternganga
26
Cowok Physical Touch
27
Ditolak Terang-Terangan
28
Sama-sama Menikmati
29
Tertahan
30
Datang Tiba-Tiba
31
Masih Berusaha
32
Alora Cegil
33
Bertemu Di Toko Buku
34
Malu-Malu Mau
35
Anak Baru
36
Ngajak Bolos?
37
Hampir Kelewatan
38
Siapa Yang Datang?
39
Terngiang-Ngiang
40
Mencari Yang Tidak Ada
41
Tiba-Tiba Datang
42
Tidur Bareng?
43
Karina Si Polos
44
Satu Fakta Terungkap
45
Sean Gila
46
Tiba-Tiba Datang Part 2
47
Hukuman Untuk Alora
48
Pembalasan
49
Siapa Gadis Itu?
50
Percintaan Yang Rumit
51
Rindu Yang Tidak Ada
52
Mengancam Untuk Melindungi
53
Bolpoin Pemikat
54
Sean Pemenangnya
55
Ditolong Lagi
56
Penyusup
57
Baru Bertemu Sudah Berantem
58
Cemburu?
59
Penolong Lagi?
60
Cemburu Part 2
61
Menahan Cemburu
62
Pembuktian Macam Apa?
63
Mimpi Basah?
64
Pikiran Aneh Karina
65
Menikah?
66
Alora Cemburu?
67
Salah Paham
68
Pergi Ke Tempat Malam
69
Siapa Yang Datang?
70
Alora Diculik
71
Di Sini Panas, Di Sana Cemas
72
Debat Tengah Malam
73
Berkunjung Ke Rumah Sakit
74
Sean Penyelamat Alora
75
Pacaran Di Atap Sekolah
76
Jungkir Balik Kehidupan Alora
77
Nafkah Untuk Alora
78
Alora Melting
79
Levian Suka Siapa?
80
Pacaran Di Perpustakaan
81
Pacaran Di Perpustakaan part2
82
Mulai Sadar
83
Mulai Serius
84
Rindu Belum Berujung
85
Menagih Janji
86
Tidak Sabaran
87
Penjelasan
88
Salah Ambil
89
Dilamar?
90
Sebelum Pergi (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!