18. Target selanjutnya

“Babi! Ngapain disini, hah?” teriak Andre.

“Berhenti merekam! Hapus semuanya!“ Sahut Anton.

Riki sedikit menoleh dari layar ponselnya, ”merekam? Kata siapa aku cuma ngrekam vidio?“

Mereka pun terlihat heran dengan ucapan Riki. Yang paling kuat dari mereka Gidion, maju dan meraih kerah seragam Riki, hendak memukulnya.

”Berhenti nggak!“

Mereka pikir, Riki bisa mereka kalahkan hanya dengan Gidion, tapi mereka salah.

Dengan mudah dia menampik tangan Gidion yang kuat itu, lalu menghindar, dengan masih memegangi ponselnya.

”Ricky! Cepat kepung dia!“ teriak Anton.

Vian dan Gidion pun cepat bergerak, tapi ucapan Riki selanjutnya membuat mereka membeku.

”Aku lagi live nih, kalian bisa terusin aja yang tadi, penonton udah banyak— wah! Baru aja jadi dua juta. Tiba-tiba ada paus! Keren banget.“

Ocehan Riki tentu saja membuat mereka ketakutan.

Mereka semua adalah putra dari orang-orang yang memiliki pangkat. Punya nama besar di masyarakat.

Seperti Anton dan Andre yang ayahnya baru saja menang menjadi walikota. Gidion anak pejabat eselon. Lalu Vian dan Alvin yang merupakan anak pengusaha dengan ibu mereka yang merupakan selebriti terkenal.

Riki memberi isyarat pada si korban, Sean, yang ikutan bengong, karena tidak percaya jika dari tadi Riki siaran langsung itu, untuk segera pergi dari sana.

Sean pun segera bangkit dan berlari kecil, agar tidak ketahuan. Setelah agak jauh, baru dia berlari kencang.

Kemanapun asalkan tidak didekat mereka.

Sebenarnya sudah dua hari ini Sean menjadi mainan mereka, dia sudah ketakutan akan ada hal lain yang mereka lakukan hari ini. Takut lebih parah dari kemarin.

Untungnya ada Riki.

”Aku matiin deh, udah nggak seru soalnya.“ Riki menurunkan ponselnya.

”Apa sepupu kalian emang semenyebalkan ini?“ tanya Vian.

Andre mengangkat bahunya, ”entah, dulu dia gendut kayak babi, cuma bisa nangis kalo dipukulin.“ kata Andre.

”Jika kau tidak ingin vidiomu yang dulu ku sebarkan, lebih baik kau tidak menggangu kami lagi.“ ucap Anton, yang membuat Riki menyemburkan tawanya.

Hal itu membuat yang lain entah mengapa merasa tidak nyaman. Seolah Riki memiliki sesuatu yang aneh.

Seperti aura menakutkan yang bisa melakukan apapun — ah, tidak mungkin, kan?

Dia hanya sepupu Anton dan Andre yang iri karena Anton dan Andre memiliki segalanya.

Itu sih menurut mereka.

”Sebarkan vidio yang mana? Saat kalian mengganggu ku? Ayo sebarkan! Biar orang-orang tahu bagaimana kalian memperlakukan sepupu kalian selama ini. Ingatlah ayah kalian itu walikota, pejabat… bahkan ada anak publik figur disini. Warga negara kita itu suka drama, mereka akan memakan umpan dariku dengan baik. Kalian mungkin masih bisa lepas dari sangsi hukum, tapi masih ada sangsi sosial untuk kalian. Yah, aku nggak mau menghakimi kalian, teruslah bully orang lain, biar karma menumpuk terus. Semangat ya kalian berbuat hina seperti itu!“

Riki pun melenggang pergi, hendak mencari Sean. Karena Sean dulu adalah satu-satunya teman Riki di sekolah. Sean adalah anak baru, masuk saat akhir kelas dua SMA.

Yah, memang tidak lama berteman dengan Riki, karena Riki keburu dibunuh.

Sialan memang.

Main bunuh orang kayak bunuh kecoa aja.

Sementara itu, anak-anak sok keren itu masih menatap kepergian Riki seperti orang bodoh.

”Tunggu dulu, dia tadi beneran live nggak sih?“ tanya Alvin.

Anton pun segera memeriksa hal itu di ponselnya sendiri.

Hampir saja dia membanting ponsel mahalnya ke rerumputan, saat melihat ternyata ucapan Riki bukan hanya isapan jempol.

Dia memang melakukan siaran langsung, bahkan dari awal saat mereka baru sampai di taman samping sekolah.

Seolah dia sudah tahu akan ada tontonan menarik disana.

”Bangsat!“ Anton mengumpat, ingin memukul seseorang, tapi samsaknya sudah kabur duluan gara-gara Riki.

”Harus klarifikasi apa lagi ini, bang?“ tanya Andre.

”Nggak tahu! Kita hubungi papa aja, siapa tahu dia takut kalo papa yang ngancem dia.“ ucap Anton.

”Terus aku gimana? Kalo orang-orang tahu aku sering bully anak orang, nanti ketahuan kalo papa ku korupsi!“ Sahut Gidion.

”Tenang aja dulu, kita bilang kalo kita cuma latihan drama, mau bikin konten pembullyan.“ usul Vian.

”Kamu yakin orang-orang bakal percaya? Biasanya sekali ada yang speak up, yang lain ikutan speak up.“ ucap Alvin.

”Tenang aja, media bisa dibayar. Ricky nggak pinter-pinter amat kok, masalah ini bisa diredam dengan uang.“ sahut Anton, lalu dia melanjutkan.

”Kalian nggak perlu panik, tetap tenang seolah nggak ada apa-apa. Lagian guru-guru di sekolah ini pasti berpihak pada kita, nggak mungkin belain Ricky.“

Benar, selagi ada uang, mereka masih bisa menyelesaikan semua masalah.

Sementara itu, disisi lain, Riki berhasil mengejar Sean.

Riki hafal kemana bocah itu menyendiri, pasti di perpustakaan.

Sekolah mereka memiliki perpustakaan yang besar, dan dilantai dua ada warnetnya. Anak-anak lebih suka ke lantai dua.

Sedangkan lantai satu yang penuh dengan buku-buku itu tidak dilirik sama sekali.

Karena itu, anak-anak yang dibully sering sekali bersembunyi di perpustakaan lantai satu.

Anton dan teman-temannya membully siswa lain dengan bergiliran. Mereka hanya akan berhenti jika mereka bosan.

Sebelum Sean adalah Riki, siswa yang dapat sekolah karena beasiswa.

Bukan beasiswa anak pintar, tapi beasiswa karena miskin. Diberi walikota sebelum Edward. Riki dan Rena.

Tentu saja Riki dan Rena mudah ditindas karena merekalah yang paling miskin di sekolahan elit itu.

Tapi, Riki tidak pernah mengira akan separah itu.

Riki bahkan tidak menyangka jika korban setelah dia meninggal adalah Sean.

Karena Sean bukanlah anak orang miskin seperti Riki.

Sean adalah putra pemilik bisnis skincare yang cukup terkenal. Selain skincare, ada pula bisnis makeup.

Sean Argawijaya adalah putra bungsu, dia selalu disayangi dan dimanja oleh keluarganya.

Meski begitu, dia lah satu-satunya yang merangkul Riki saat mengetahui Riki sedang ditargetkan oleh kelompok Anton.

Dia berani meski anak baru di sekolah.

Tapi ujung-ujungnya dia yang menjadi target selanjutnya.

Sebenarnya, Riki terkejut tapi juga tidak terkejut.

Begitulah pokoknya.

”Hei.“

Sean mendongak, menatap Riki yang berjongkok di depannya.

Dengan kaki panjang itu, kelihatannya Riki sulit untuk berjongkok, jadi dia mengganti posisinya dengan duduk di sebelah Sean.

”Kenapa kamu kemari? Jangan temenan sama aku, nanti kamu ditargetkan mereka kayak aku.“ ucap Sean.

”Apa kamu tahu siapa aku?“ tanya Riki.

Sean mengangguk, ”aku tahu kamu sepupunya Anton dan Andre, aku juga cukup aktif di toktok, membuat konten memanggang kue. Aku suka buat kue, pastry, pie... apa iya hanya dengan itu aku di cap banci?“

Riki tertawa mendengarnya, membuat Sean terlihat kesal.

”Ngapa ketawa sih! Lagi serius nih!“

”Haha— ah, maaf deh. Harusnya kamu tahu kalo mereka cuma mau bikin-bikin alasan biar kamu ngrasa tertekan, mereka mau hancurin mental kamu, dengan gitu, kamu bisa nurut sama mereka. Lagian, kamu ngrasa banci nggak?“

Sean menggeleng pelan, ”aku suka cewek kok.“

”Ya udah, jangan dengerin, kalo kamu kelihatan takut, mereka malah seneng nyiksa kamu. Apa kemarin kamu juga dibully mereka?“ Tanya Riki.

Sean tidak menjawab, hanya menundukkan kepalanya.

”Jadi bukan hari ini, tapi kemarin yang pertama, ya?“

Sean menghela nafas berat, ”kemarin, pulang sekolah. Kelihatannya ketua mereka itu, si Anton, lagi emosi banget. Tiba-tiba aja aku diculik dari kantin sama Vian dan Alvin. Mereka bilang, ada yang mau ketemu sama aku. Aku dibawa ke ruang OSIS. Ke tempat sepi, lalu seragamku dilepas, terus—“

”Tunggu! Kamu…“

Sean tidak melanjutkan ucapannya, dia melepas tiga kancing seragam atasnya.

Menunjukkan sesuatu di dadanya yang seharusnya bersih dan mulus itu.

”Itu…“

”Dibakar dengan puntung rokok.“

Riki melihat luka-luka yang baru kering itu dengan tatapan ngeri.

”Sakit?“ tanya Riki.

”Pake nanya lagi.“

Terpopuler

Comments

allowble_ranger

allowble_ranger

sudah kuduga

2025-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kemalangan bertubi-tubi
2 2. Tubuh baru
3 3. Sikap yang telah berubah
4 4. Ditendang dari rumah
5 5. Tempat baru
6 6. Ditolong atau ditipu?
7 7. Motor sport
8 8. Balapan motor sport
9 9. Mengalahkan lawan
10 10. Ayah pengecut
11 11. Pria yang malang
12 12. Bocah rajin
13 13. Kejutan menarik
14 14. Orang baru tapi lama
15 15. Ide yang menarik
16 16. Menyamar jadi Kunti
17 17. Manusia-manusia sok suci
18 18. Target selanjutnya
19 19. Pukulan rotan
20 20. Pagi yang indah dan buruk
21 21. Hukuman pertama
22 22. Boxxing champ 1
23 23. Boxxing champ 2
24 24. Boxxing champ 3
25 25. Peluang bisnis
26 26. Bisnis pertama Riki
27 27. Sebuah kepercayaan
28 28. Skill pemimpin
29 29. Bukan urusanmu
30 30. Riki Narendra
31 31. Penghinaan dibalas penghinaan
32 32. Senyuman palsu
33 33. Uang adalah prioritas
34 34. Melindungi pengikut
35 35. Orang aneh
36 36. Jam tangan rolex
37 37. Rahasia
38 38. Pasangan serasi
39 39. Pizza nanas
40 40. Tidak sesuai ekspektasi
41 41. Predator kecil
42 42. Digoda tante-tante
43 43. Ada penguntit?
44 44. 1 vs 30
45 45. Latihan lebih keras
46 46. Mempertahankan pengikut
47 47. Rahasia besar
48 48. Tidak seharusnya tahu
49 49. Kantin sekolah
50 50. Kaivan Harland
51 51. Ingatan tersembunyi
52 52. Menuju villa nenek
53 54. Kau lah ayahku.
54 54. Bukan kebetulan
55 55. Hari yang tenang
56 56. Kesalahan sejak awal
57 57. The penthouse
58 58. Riki dan Guardian
59 59. Meledakkan emosi
60 60. Tidak mudah
61 61. Suara itu...
62 62. Mendapatkan kejujuran
63 63. Rumah lebih nyaman
64 64. Orang lain yang tahu
65 65. Apa yang kau berikan?
66 66. Parasit dan beban
67 67. Adik yang bodoh
68 68. Pengakuan Andre
69 69. Apa yang terjadi?
70 70. Mimpi atau nyata?
71 71. Aku yang berkuasa
72 72. Berbanding terbalik
73 73. Kepala sekolah
74 74. Kamu dipihakku, kan?
75 75. Si pengecut yang sok kuat
76 76. Tamu
77 77. Drama baru
78 78. Penolakan
79 79. Diculik
80 80. Terlalu baik
81 81. Tidak terduga
82 82. Trust issues
83 83. Kekacauan
84 84. Satu masalah selesai
85 85. Merindukan Rena
86 86. Level 1
87 87. Lelaki brengsek
88 88. Stress dan frustasi
89 89. Sudah muak
90 90. Menyadari kesalahan
91 91. Menuai yang ditabur
92 92. Masalah Kaivan
93 93. Popcorn mintchoco
94 94. Menjadi rumit
95 95. Demam mendadak
96 96. Street food
Episodes

Updated 96 Episodes

1
1. Kemalangan bertubi-tubi
2
2. Tubuh baru
3
3. Sikap yang telah berubah
4
4. Ditendang dari rumah
5
5. Tempat baru
6
6. Ditolong atau ditipu?
7
7. Motor sport
8
8. Balapan motor sport
9
9. Mengalahkan lawan
10
10. Ayah pengecut
11
11. Pria yang malang
12
12. Bocah rajin
13
13. Kejutan menarik
14
14. Orang baru tapi lama
15
15. Ide yang menarik
16
16. Menyamar jadi Kunti
17
17. Manusia-manusia sok suci
18
18. Target selanjutnya
19
19. Pukulan rotan
20
20. Pagi yang indah dan buruk
21
21. Hukuman pertama
22
22. Boxxing champ 1
23
23. Boxxing champ 2
24
24. Boxxing champ 3
25
25. Peluang bisnis
26
26. Bisnis pertama Riki
27
27. Sebuah kepercayaan
28
28. Skill pemimpin
29
29. Bukan urusanmu
30
30. Riki Narendra
31
31. Penghinaan dibalas penghinaan
32
32. Senyuman palsu
33
33. Uang adalah prioritas
34
34. Melindungi pengikut
35
35. Orang aneh
36
36. Jam tangan rolex
37
37. Rahasia
38
38. Pasangan serasi
39
39. Pizza nanas
40
40. Tidak sesuai ekspektasi
41
41. Predator kecil
42
42. Digoda tante-tante
43
43. Ada penguntit?
44
44. 1 vs 30
45
45. Latihan lebih keras
46
46. Mempertahankan pengikut
47
47. Rahasia besar
48
48. Tidak seharusnya tahu
49
49. Kantin sekolah
50
50. Kaivan Harland
51
51. Ingatan tersembunyi
52
52. Menuju villa nenek
53
54. Kau lah ayahku.
54
54. Bukan kebetulan
55
55. Hari yang tenang
56
56. Kesalahan sejak awal
57
57. The penthouse
58
58. Riki dan Guardian
59
59. Meledakkan emosi
60
60. Tidak mudah
61
61. Suara itu...
62
62. Mendapatkan kejujuran
63
63. Rumah lebih nyaman
64
64. Orang lain yang tahu
65
65. Apa yang kau berikan?
66
66. Parasit dan beban
67
67. Adik yang bodoh
68
68. Pengakuan Andre
69
69. Apa yang terjadi?
70
70. Mimpi atau nyata?
71
71. Aku yang berkuasa
72
72. Berbanding terbalik
73
73. Kepala sekolah
74
74. Kamu dipihakku, kan?
75
75. Si pengecut yang sok kuat
76
76. Tamu
77
77. Drama baru
78
78. Penolakan
79
79. Diculik
80
80. Terlalu baik
81
81. Tidak terduga
82
82. Trust issues
83
83. Kekacauan
84
84. Satu masalah selesai
85
85. Merindukan Rena
86
86. Level 1
87
87. Lelaki brengsek
88
88. Stress dan frustasi
89
89. Sudah muak
90
90. Menyadari kesalahan
91
91. Menuai yang ditabur
92
92. Masalah Kaivan
93
93. Popcorn mintchoco
94
94. Menjadi rumit
95
95. Demam mendadak
96
96. Street food

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!