4. Ditendang dari rumah

Riki sudah semakin terbiasa dengan tubuh barunya. Dari yang awalnya terasa sangat berat hingga tidak bisa bernafas dengan benar, kini dia telah menyesuaikan diri dan bisa bergerak bebas.

Dia mengunci pintu kamarnya agar tidak diganggu. Meski tahu Anton atau Andre memanggilnya, dia tidak mau menyahut.

Riki membenci mereka hingga ke tulang-tulang, menghadapi mereka terasa sangat berat. Apalagi jika harus bertingkah seolah tidak ada yang terjadi.

Hah, itu sangat sulit.

Anton membuatnya menjadi pecundang padahal dia tidak berbuat apapun, Riki juga masih marah dengan pacarnya Anton, si Hanni itu.

Belum lagi Andre.

Jika melihat Andre, Riki ingin sekali langsung menghabisinya. Jadi, dia malas sekali bertemu dengan mereka.

Selama mengurung diri, Riki berusaha mencari berbagai informasi tentang dirinya sendiri.

Yah, tentu saja dia telah meninggal dan dimakamkan.

Apakah aneh jika mendatangi pemakaman dia sendiri?

Apakah jiwa Ricky yang ada di tubuhnya saat dia meninggal?

Berbagai pertanyaan terlintas di benaknya, membuatnya pusing dan akhirnya menyerah untuk berpikir.

Ketika akhirnya Edwin datang mengetuk pintu, Riki buru-buru membuka pintu dan menarik Edwin masuk.

“Ayah, bagaimana permintaan ku?” tanya Riki.

Edwin mendorong Riki agar tangan Riki terlepas dari tubuhnya, “kau harus memohon pada orangnya langsung agar dia mau mengajarimu. Ada seorang guru profesional yang sekarang membuka pelatihan gratis, tapi tidak mudah untuk diajari oleh dia. Meski aku menawarkan uang, dia tidak mau. Nggak tahu lah, kamu temuin dia sendiri aja.”

Riki mengangguk paham, Edwin menemukan seorang guru yang menarik. Itu tidak akan mudah, tapi jauh lebih baik daripada diajari oleh gurunya Anton dan Andre.

“Tunggu dulu ayah, aku ingin mengatakan hal lain.”

Edwin berdecak kesal, “apalagi?” matanya berkeliling pada kamar Ricky, yang sekarang entah mengapa menjadi bersih.

Padahal biasanya pelayan akan mengeluh jika disuruh membersihkan kamar Ricky, dan kamar Ricky tidak pernah bersih.

Mengapa sekarang jadi bersih?

“Aku ingin pergi ke sekolah seperti Anton dan Andre.” ucap Riki.

Edwin pun terdiam, kemudian dia mendesah malas, “kenapa tiba-tiba saja kau minta sekolah? Apakah sekolah di rumah membuatmu bosan? Jika kau sekolah di tempat yang sama dengan Anton dan Andre, lalu orang-orang tahu kamu adalah putraku, aku akan sangat malu. Apa yang akan mereka katakan jika tahu— tidak, apa yang akan pamanmu lakukan jika kau membuat malu keluarga? Dia akan membunuhmu!”

Riki hanya diam untuk beberapa saat. Edwin sangat berlebihan, Edward tidak akan membunuhnya, palingan dia akan menyiksa Riki hingga Riki mati sendiri karena tidak tahan dengan kekejamannya.

“Kalau begitu, buat saja identitas baru, aku tidak masalah jika tidak menjadi bagian keluarga ini.” ucap Riki, dengan wajah datarnya.

Edwin terdiam cukup lama.

Bagaimana bisa putranya berkata seperti itu? Biasanya dia takut saat siapapun mengancam untuk dikeluarkan dari keluarga Anggara. Ricky akan memohon agar tetap menjadi anggota keluarga, karena Ricky ingin dicintai, ingin diperhatikan, ingin diperlakukan sebagai keluarga Anggara.

“Ka-kau serius?” tanya Edwin, setelah melamun untuk tiga menit karena terkejut.

Riki mengangguk yakin, “serius. Kecualikan aku dari keluarga ini, aku tidak masalah. Lagipula, sejak kapan kalian menganggapku keluarga? Aku hanya beban bagi kalian, kan? Aku sangat memalukan. Bagaimana jika mengeluarkan aku juga dari rumah yang seperti neraka ini?” ucap Riki dengan wajah yang datar, dan nada meyakinkan.

Namun, Anton dan Andre yang kembali lagi untuk mengetahui apakah Riki sudah bisa dihajar tau belum mendengar ucapannya barusan. Mereka membuka pintu yang tidak terkunci dengan benar.

“Kau beneran mau pergi dari rumah ini dan nggak jadi bagian dari keluarga ini? Bagus kalau begitu, pergi dari rumah ini segera.” ucap Anton.

“Emang jadi gelandangan lebih cocok bagimu, daripada jadi sampah disini, mending keluar aja dari rumah ini.” sahut Andre semangat.

“Diam anak-anak, ini urusanku dengan putraku sendiri.” ucap Edwin, dia bahkan tidak berani dengan keponakannya.

“Tsk! Kau tidak becus mengurus anakmu, paman! Lihatlah dia seperti karung sampah, jelek, nggak berguna dan malu-maluin keluarga Anggara.” ucap Andre, sambil menunjuk wajah Riki.

Riki masih tetap dengan wajah datarnya, dia sudah lelah dengan perlakuan mereka.

Dia ingin sekali memukul Andre dan Anton, memukul kepala mereka dengan komputer yang ada di kamarnya.

Namun dia menahan emosinya, karena saat itu dia masih lemah dan tidak ada kuasa.

Riki harus membuat dirinya kuat terlebih dahulu, kemudian mengumpulkan bukti-bukti kuat untuk menghancurkan keluarga Anggara.

Apapun itu caranya.

Dia akan lakukan.

Termasuk menahan emosi untuk saat ini.

Alih-alih marah, Riki tersenyum saat itu, membuat yang lain menjadi heran.

“Kenapa kau tersenyum?” tanya Anton, dia mendadak sangat emosi melihat Riki yang tersenyum.

Riki menggeleng pelan, masih dengan senyumannya.

“Tidak, sekarang aku jadi tahu, jika kalian memang tidak menyukaiku dan tidak menganggapku, aku sangat lega, karena dengan begini aku bisa pergi.”

Mendengar itu, Edwin pun akhirnya mendorong Anton dan Andre keluar dari kamar Riki.

“Maaf anak-anak, kalian keluar dulu, aku akan bicara dengan Ricky.”

“Biarkan saja dia pergi!“ Teriak Andre, namun Edwin telah menutup pintu rapat-rapat.

Edwin berbalik pada Riki lalu menamparnya.

”Apa yang kau katakan? Jika mereka mengadu pada ayah mereka, lalu sungguhan mengeluarkan mu dari rumah ini bagaimana?“

Riki tertawa mendengarnya, membuat Edwin sangat heran dengan kelakuan Ricky yang tidak seperti biasanya.

”Anda peduli pada saya? Bukankah lebih baik jika saya tinggal jauh dari kalian? Aku juga tidak berguna disini, aku sudah muak.“

Tidak pernah Edwin mendengar putranya mengatakan perasaannya seperti ini sebelumnya. Biasanya dia hanya diam dan menerima semuanya, atau menangis dan memohon ampun.

Tidak.

Apa Edwin sebenarnya menyayangi putranya?

Edwin yang pengecut hanya bisa diam melihat anaknya diperlakukan tidak adil.

Hanya karena dia tidak memiliki banyak kuasa di rumah itu.

Hanya Edward yang berkuasa.

”Keluarkan aku dari rumah memuakkan ini.“

Edwin kembali menatap putranya, dia tidak memanggil ayah lagi.

”Rik…“

”Jika anda tidak setuju, saya bisa keluar sendiri dari rumah ini dan menjadi gelandangan.“

Mata Edwin membelalak mendengar ucapan Riki, ”tidak… maksudku—“

”EDWIN!“

Terdengar suara Edward datang memanggil Edwin.

”Keluar kalian berdua dari sana, dan biarkan si babi itu keluar dari rumah ini, dia harus tahu terimakasih. Sudah ditampung dengan baik, malah melawan. Lagipula dia akan kambali lagi dan merengek karena tidak tahan hidup susah.“ ucap Edward.

Jika sudah seperti itu, Edwin tidak bisa membantah. Dia membuka pintu kamar Ricky, membiarkan Edward masuk.

Kemudian yang terjadi selanjutnya tentu saja hal-hal yang biasanya terjadi.

Edward datang dalam keadaan emosi, lalu mendengar laporan Andre tentang Ricky yang ingin pergi.

Akhirnya, Ricky pun menjadi samsak Edward.

Sakit.

Tentu saja sakit.

Tapi lebih sakit lagi karena dia belum bisa melawan.

'Aku memang menyedihkan'

Setelah dipukuli hingga pingsan, Edward meminta Edwin untuk segera membuang Ricky .

Mereka meninggalkan Edwin dan Ricky yang pingsan dalam keadaan mengenaskan.

”Putraku, maafkan ayah yang pengecut ini. Kau begini karena aku yang tidak becus.“

Edwin tidak tahu, jika Riki sebenarnya masih sadar, dia mendengar ucapan Edwin.

Terpopuler

Comments

Nawang Wulan

Nawang Wulan

waahhhhhh author ini sangat keren /Determined//Determined/

2025-01-03

1

Tomi Ananda

Tomi Ananda

harus banget ya,,,ini lebih sampah kayak nya,,,

2025-02-05

0

Erwan Ady

Erwan Ady

gue suka cara lu thor🥸🤣

2025-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kemalangan bertubi-tubi
2 2. Tubuh baru
3 3. Sikap yang telah berubah
4 4. Ditendang dari rumah
5 5. Tempat baru
6 6. Ditolong atau ditipu?
7 7. Motor sport
8 8. Balapan motor sport
9 9. Mengalahkan lawan
10 10. Ayah pengecut
11 11. Pria yang malang
12 12. Bocah rajin
13 13. Kejutan menarik
14 14. Orang baru tapi lama
15 15. Ide yang menarik
16 16. Menyamar jadi Kunti
17 17. Manusia-manusia sok suci
18 18. Target selanjutnya
19 19. Pukulan rotan
20 20. Pagi yang indah dan buruk
21 21. Hukuman pertama
22 22. Boxxing champ 1
23 23. Boxxing champ 2
24 24. Boxxing champ 3
25 25. Peluang bisnis
26 26. Bisnis pertama Riki
27 27. Sebuah kepercayaan
28 28. Skill pemimpin
29 29. Bukan urusanmu
30 30. Riki Narendra
31 31. Penghinaan dibalas penghinaan
32 32. Senyuman palsu
33 33. Uang adalah prioritas
34 34. Melindungi pengikut
35 35. Orang aneh
36 36. Jam tangan rolex
37 37. Rahasia
38 38. Pasangan serasi
39 39. Pizza nanas
40 40. Tidak sesuai ekspektasi
41 41. Predator kecil
42 42. Digoda tante-tante
43 43. Ada penguntit?
44 44. 1 vs 30
45 45. Latihan lebih keras
46 46. Mempertahankan pengikut
47 47. Rahasia besar
48 48. Tidak seharusnya tahu
49 49. Kantin sekolah
50 50. Kaivan Harland
51 51. Ingatan tersembunyi
52 52. Menuju villa nenek
53 54. Kau lah ayahku.
54 54. Bukan kebetulan
55 55. Hari yang tenang
56 56. Kesalahan sejak awal
57 57. The penthouse
58 58. Riki dan Guardian
59 59. Meledakkan emosi
60 60. Tidak mudah
61 61. Suara itu...
62 62. Mendapatkan kejujuran
63 63. Rumah lebih nyaman
64 64. Orang lain yang tahu
65 65. Apa yang kau berikan?
66 66. Parasit dan beban
67 67. Adik yang bodoh
68 68. Pengakuan Andre
69 69. Apa yang terjadi?
70 70. Mimpi atau nyata?
71 71. Aku yang berkuasa
72 72. Berbanding terbalik
73 73. Kepala sekolah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Kemalangan bertubi-tubi
2
2. Tubuh baru
3
3. Sikap yang telah berubah
4
4. Ditendang dari rumah
5
5. Tempat baru
6
6. Ditolong atau ditipu?
7
7. Motor sport
8
8. Balapan motor sport
9
9. Mengalahkan lawan
10
10. Ayah pengecut
11
11. Pria yang malang
12
12. Bocah rajin
13
13. Kejutan menarik
14
14. Orang baru tapi lama
15
15. Ide yang menarik
16
16. Menyamar jadi Kunti
17
17. Manusia-manusia sok suci
18
18. Target selanjutnya
19
19. Pukulan rotan
20
20. Pagi yang indah dan buruk
21
21. Hukuman pertama
22
22. Boxxing champ 1
23
23. Boxxing champ 2
24
24. Boxxing champ 3
25
25. Peluang bisnis
26
26. Bisnis pertama Riki
27
27. Sebuah kepercayaan
28
28. Skill pemimpin
29
29. Bukan urusanmu
30
30. Riki Narendra
31
31. Penghinaan dibalas penghinaan
32
32. Senyuman palsu
33
33. Uang adalah prioritas
34
34. Melindungi pengikut
35
35. Orang aneh
36
36. Jam tangan rolex
37
37. Rahasia
38
38. Pasangan serasi
39
39. Pizza nanas
40
40. Tidak sesuai ekspektasi
41
41. Predator kecil
42
42. Digoda tante-tante
43
43. Ada penguntit?
44
44. 1 vs 30
45
45. Latihan lebih keras
46
46. Mempertahankan pengikut
47
47. Rahasia besar
48
48. Tidak seharusnya tahu
49
49. Kantin sekolah
50
50. Kaivan Harland
51
51. Ingatan tersembunyi
52
52. Menuju villa nenek
53
54. Kau lah ayahku.
54
54. Bukan kebetulan
55
55. Hari yang tenang
56
56. Kesalahan sejak awal
57
57. The penthouse
58
58. Riki dan Guardian
59
59. Meledakkan emosi
60
60. Tidak mudah
61
61. Suara itu...
62
62. Mendapatkan kejujuran
63
63. Rumah lebih nyaman
64
64. Orang lain yang tahu
65
65. Apa yang kau berikan?
66
66. Parasit dan beban
67
67. Adik yang bodoh
68
68. Pengakuan Andre
69
69. Apa yang terjadi?
70
70. Mimpi atau nyata?
71
71. Aku yang berkuasa
72
72. Berbanding terbalik
73
73. Kepala sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!